Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal
dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki derajat paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang
paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya
adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini pendidikan adalah proses
atau perbuatan mendidik. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan
adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya
sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Jadi karena manusia diciptakan
oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran maka manusia
membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi
memuaskan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Pendidikan?
3. Apa peranan manusia dalam dunia Pendidikan?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui dan memahami arti dari Hakikat Manusia.
2. Mengetahui dan Memahami arti dari Hakikat Pendidikan.
3. Mengetahui dan memahami peranan Pendidikan dalam kehidupan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Manusia


Hakikat manusia adalah pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia
dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam
rangka survive manusia mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya
sehingga manusia melakukan berbagai cara. Dimana memiliki peran ataupun
fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Sesungguhnya hakikat
manusia adalah mahluk yang bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia
diberi naluri.
Naluri adalah semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk
memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki
dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada
stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya.
Naluri ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul
naluri kejahatan. Namun pada hakikatnya atas tindakan kebaikan maupun
kejahatan manusia memiliki tanggung jawab.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut ;
1. Individu yang mmiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intlektual. Yang mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. 
2. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati.

2.1.2 Hakikat Manusia dari Dimensi pendidikan


1. Pengembangan manusia sebagai makhluk individu
Setiap individu dikaruniai potensi yang berbeda dengan individu lain.
Dikatakn oleh Langeveld, bahwa setiap anak itu unik, artinya setiap individu
memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, semangat, dan daya tahan yang berbeda.
Langeveld juga mengatakan bahwa tiap individu mempunyai dorongan untuk
mandiri, meskipun di sisi lain pada diri anak terdapat rasa tidak berdaya sehingga
ia memerlukan bimbingan dari orang lain. Untuk dapat menolong dirinya sendiri,
anak (individu) perlu mendapatkan pengalaman di dalam pengembangan konsep,
prinsip, inisiatif, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilannya.
2. Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sejak lahir dikaruniai potensi sosialis, artinya setiap individu
mempunyai kemungkinan untuk bergaul, yang di dalamnya ada kesediaan untuk
memberi dan menerima. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya
seorang diri. Kehadiran manusia lain dihadapannya bukan saja penting untuk
mencapai tujuan hidupnya, tetapi juga merupakan saran untuk pertumbuhan dan
perkembangan kepribadiannya. Melalui pendidikan dapat dikembangkan antara
aspek individual dan aspek sosial manusia, artinya individulitas manusia dapat
dikembangkan dengan belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang
dikagumi dari orang lain untuk dimiliknya, serta menolak sifat-sifat yang
dikagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta menolak sifat-sifat yang tidak
dicocokinya. Dikatakan oleh Imanuel Kant (filosof Jerman) bahwa manusia hanya
menjadi manusia jika berada di antara manusia.
3. Pengembangan manusia sebagai makhluk susila
Manusia dapat menetapkan tingkah laku mana yang baik dan bersifat
susila serta tingkah laku mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila. Melalui
pendidikan diusahakan agar individu menjadi dua pendukung norma kaidah dan
nilai – nilai susila yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan menjadi milik
pribadi yang tercermin dalam tingkah laku sehari – hari. Penghayatan dan
perwujudan norma, nilai, dan kaidah – kaidah sosial adalah sangat penting dalam
rangka menciptakan ketertiban dan stabilitas kehidupan masyarakat.
4. Pengembangan manusia sebagai makhluk beragama/religius
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang beragama. Beragama
merupakan kebutuhan manusia karena manussia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Untuk itu, ia dituntut untuk menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan sebaik-baiknya melalui
pendidikan. Dalam hal ini orang tualah yang paling cocok sebagai pendidik
karena pendidikan agama adalah persoalan afektif dan kata hati. Oleh karena itu
harus dimulai sedini mungkin. Pemerintah dengan berlandaskan pada UU
Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) memasukkan pendidikan agama di
sekolah- sekolah merupakan pengkajian aghama yang telah ditingkatkan pada
pengembangannya.

2.1.3 Wujud dan Sifat Manusia


1. Kemampuan Menyadari Diri, Kemampuan Mengeksplorasi potensi
yang ada, dan mengembangkannya kearah kesempurnaan dan
menyadarinya sebagai kekuatan.
2. Kemampuan Bereksistensi, Manusia bersifat aktif dan manusia
dapat menjadi manejer terhadap lingkungannya.
3. Pemilikan Kata Hati, Kemampuan membuat keputusan tentang
baik/benar dengan yang buruk/salah bagi manusia,- Cara
meningkatkan : melatih akal/kecerdasan dan kepekaan emosi
4. Moral (etika), Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan.
Bermoral sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan
sebaliknya. Etiket hanya sekedar kemampuan bersikap/mengenai
sopan santun.
5. Kemampuan Bertanggung Jawab, Suatu perbuatan harus sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia.
6. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan), Kebebasan yang
terikat(bertanggung jawab) Tugas pendidikan membuat pesreta didik
merasa merdeka dalam menjalankan tuntutan kodrat manusia.
7. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Hak, Dapat
ditempuh dengan pendidikan disiplin:
a. Disiplin Rasional -> dilanggar -> rasa Salah
b. Disiplin Afektif -> dilanggar -> rasa Gelisah
c. Disiplin Sosial -> dilanggar -> rasa Malu
d. Disiplin Agama -> dilanggar -> rasa Berdosa
8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan, Kesanggupan menghayati
kebahagiaan berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-norma, dan
Takdir.

2.2 Hakikat Pendidikan


Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Semenjak
masih di dalam kandungan hingga dewasa, pendidikan terus berlangsung selama
manusia itu hidup. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Pendidikan
dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar oleh manusia. Pendidikan sendiri
digunakan sebagai alat untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (UU No. 23 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Secara umum, pendidikan dilakukan semenjak manusia diciptakan.
Pendidikan ini merupakan pendidikan yang bersifat umum pada masyarakat.
Pendidikan pada secara umum didasarkan pada insting seorang manusia.
Mendidik secara insting didikuti oleh mendidik yang bersumber dari pikiran dan
pengalaman manusia. Manusia mampu menciptakan cara-cara dalam mendidik
karena perkembangan pikirannya. Semakin maju perkembangan pikiran, semakin
pula variasi orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Pendidikan mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan
perkembangan manusia. Pendidikan bermaksud membuat manusia meningkatkan
hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Pendidikan erat kaitannya
dengan membudayakan manusia. Membudayakan manusia sendiri merupakan
proses atau upaya meningkatkan hidup dan kehidupan manusia atau kelompok.
Secara sederhana adalah cara hidup yang dikembangkan oleh masyarakat.
Insting, pendidikan, dan kebudayaan saling berkatian. Insting dibawa
oleh manusia sejak lahir. Pendidikan dan kebudayaan didapat melalui proses
pembelajaran yang didasarkan pada insting itu sendiri. Pendidikan dan budaya
berjalan bersama untuk saling memajukan. Makin tinggi kebudayaan, makin
tinggi pula pendidikan dan cara mendidiknya. Pendidikan merupakan aspek dari
kehidupa manusia dan ada dalam kebudayaan akan tetapi, kebudayaan hanya bisa
dibentuk melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan diperlukan untuk
membudayakan atau memanusiakan manusia.

2.2.1 Teori umum pendidikan


John Dewey mengatakan bahwa pendidikan itu adalah the general theory
of education sekaligus philosophy is the general theory of education. Ungkapan
berikut menandakan bahwa pendidikan didasarkan pada filsafat yang berkaitan
dengan pendidikan (Rohman, 2011: 6). Teori yang diungkapkan oleh John Dewey
hanya menjelaskan prinsip-prinsip secara umum seperti metode khusus dalam
pembelajaran yang lebih dikenal sebagai proses belajar mengajar. Proses belajar
mengajar menitik beratkan agar materi pembelajaran mudah diamati, dihayati, dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan dibantu oleh alat peraga atau
media pembelajaran. Proses belajar mengajar tidak pernah terlepas dari seni atau
kiat mendidik, karena konsep-konsep pendidikan tidak selalu sesuai dengan
kondisi yang terjadi di lapangan. Pendidikan sering mencari beberapa strategi atau
pendekatan untuk mencapai tujuannya. Strategi atau pendekatan diciptakan oleh
para pendidik berdasarkan pengetahuan, logika, dan pengalamannya. Strategi atau
pendekatan ini dilandaskan pada sebuah realitas yang berkaitan dengan metafisika
pendidikan.

2.2.2 Pendidikan sebagai suatu ilmu


Pendidikan dikatakan sebagai suatu ilmu jika memenui persyaratannya
sebagai ilmu itu sendiri (Pidarta, 2009: 6), yaitu:
a. Memiliki objek
Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal.
Objek materi berkaitan dengan peserta didik dan warga belajarnya. Objek
formal merupakan gejala yang tampak, dirasakan, dihayati, dan diekpresikan
dalam kehidupan manusia.

b. Mempunyai metode penyelidikan


Secara umum, pendidikan dikatakan sebagai suatu ilmu jika pendidikan itu
mempunyai metode penyelidikan yang mencakup ruang lingkup, masalah,
tujuan, hipotesis, tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian,
instrumen pengambilan data tentang variabel yang diteliti, dan analisis data
berserta simpulannya.
c. Sistematis
Adanya keterkaitan antara pokok-pokok yang terdapat pada pendidikan.
Pokok-pokok itu berbicara mengenai pendidikan sebagai ilmu secara global,
bahan dan proses dalam pendidikan, faktor-faktor yang menjunjang proses
pendidikan, pendidik, penyelenggaraan pendidikan, dan alat-alat yang
digunakan untuk mengembangkan pendidikan itu sendiri. Pokok-pokok
pendidikan dibahas secara sistematis tanpa mengurangi atau memindahkan
urutan.
d. Mempunyai tujuan
Pendidikan untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani
secara optimal agar mampu meningkatkan hidup dan kehidupan diri,
keluarga, dan masyarakat di sekitarnya, Tujuan pendidikan juga
memperhatikan aspek ontologis (apa), epistimologis (bagaimana), dan
aksiologis (untuk apa) agar pendidikan dapat berjalan secara selaras.

2.2.3 Peranan manusia terhadap dunia Pendidikan

1. Memperoleh kehidupan yang stabil dan terarah


Dalam proses pendidikan terdapat didalamnya pembelajaran atau biasa
kita sebut dengan sekolah. Setelah lulus sekolah kita mendapatkan ijazah
sebagai tanda bukti kita telah lulus dan selesai menjalani dunia
pendidikan atau dunia persekolahan, setelah itu kita mulai mencari
pekerjaan dan bekerja di perusahaan yang sesuai dengan pendidikan yang
kita jalani selama ini. Sehingga membuat kita memiliki tujuan yang lurus
dan terarahkan serta stabil dalam pelaksanaanya, dan hal tersebut lah
yang menjadikan dunia pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan
manusia agar memperoleh kehidupan yang stabil dan terarah.

2. Potensi lapangan kerja yang bagus


Kebanyakan perusahaan di era seperti saat ini membutuhkan para pekerja
yang memiliki pendidikan dengan standarisasi minimal sekolah
menengah atas atau sekolah menengah atas maupun sekolah khusus
lainnya dengan kualifikasi setara. Maka dari itu dengan adanya
pendidikan maka potensi kita menerima pekerjaan yang bagus akan
terbuka sangat lebar.

3. Memperbaiki pola kepribadian diri


Di dalam dunia pendidikan sendiri terdapat proses di mana proses
tersebut dapat mengubah dan mengarahkan pola pikir kepribadian diri
manusia menuju ke jalan yang lebih baik, atau bisa kami sebut dengan
pendidikan karakter. Dalam dunia pendidikan sendiri pendidikan karakter
memiliki peran yang sangat krusial untuk membentuk karakter siswa agar
memiliki karakter yang kuat dan baik tentunya agar nantinya siswa
tersebut dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi di
dunianya. Seperti bagaimana cara berbicara dengan orang lain dengan
baik dan benar serta bagaimana dalam menentukan sikap bila terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.

4. Meningkatkan kepercayaan diri


Dalam dunia pendidikan sendiri terdapat proses pembelajaran yang
didalamnya terdapat proses peningkatan kepercayaan diri manusia baik
itu kepercayaan diri dalam berbicara, kepercayaan diri dalam
mengemukakan pendapat, kepercayaan diri dalam menyanggah
keputusan yang tidak sesuai dengan dirinya dan lain sebagainya. Maka
dari itu dengan adanya dunia pendidikan sudah tentu akan meningkatkan
kepercayaan diri manusia.

5. Mampu membedakan kebenaran dan kesalahan


Di dalam pendidikan juga terdapat proses analisis baik dan buruknya
sesuatu. Selain dari itu dalam dunia pendidikan sendiri kita diajarkan
untuk melakukan hal yang benar dan meluruskan hal yang memang
salah. Maka dari itu dengan adanya dunia pendidikan manusia mampu
membedakan kebenaran dan kesalahan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Hakikat manusia adalah pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia
dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam
rangka survive manusia mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya
sehingga manusia melakukan berbagai cara. Dimana memiliki peran ataupun
fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.
Hakikat pendidikan berbicara tentang proses pendidikan yang tidak
pernah terpisah dari kehidupan manusia. Pendidikan adalah khas milik dan alat
manusia. Pendidikan dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar oleh
manusia. Pendidikan sendiri digunakan sebagai alat untuk bertahan hidup dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Jjang news, (2015). Apa itu Pengertian Hakikat Manusia. [Online]. Tersedia:
http://jjangnews.blogspot.co.id/2015/03/apa-itu-pengertian-hakikat-
manusia.html.

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan


Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Rohman, Arif. 2011. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:


LaksBang Mediatama Yogyakarta

Santi, (2012). Hakikat Manusia. [Online]. Tersedia:


http://santisaridewi.blogspot.co.id/2012/02/hakikat-manusia.html.
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wawasan Pendidikan, (2013). Artikel Tentang Sifat dan Wujud Hakekat Manusia.
[Online]. Tersedia: http://www.wawasanpendidikan.com/2013/05/artikel-
pendidikan-tentang-sifat-dan-wujud-hakekat-manusia.html.

Anda mungkin juga menyukai