Anda di halaman 1dari 39

Pengantar

Pendidikan
Dr. Anas Arfandi, M.Pd.
Manusia dan Pendidikan
❖ Pendidikan telah muncul sejak adanya manusia.
❖ Manusia adalah makhluk Tuhan yang penuh
dengan potensi untuk terus berkembang,
merealisasikan diri, menyempurnakan wujudnya
sebagai Manusia
❖ Dalam menyempurnakan
diri, manusia dipengaruhi
unsur-unsur yang datang
dari luar dirinya serta yang
datang dari dalam individu
itu sendiri (daya eksogin
dan endogin).
Manusia dan Pendidikan
❖ Dari sekian banyak pengaruh dari luar
manusia, Pendidikan merupakan pengaruh
yang disengaja dan menguntungkan

❖ Hanya manusialah
yang memerlukan
pendidikan
sedangkan selain
manusia tidak
memerlukan
pendidikan.
Manusia dan Kebutuhan Akan
Pendidikan

 Pentingnya hakikat anak sebagai manusia


anak didik yang dapat dibentuk menurut
kehendak

 Hakikat anak sebagai manusia


pada hakikatnya seorang manusia tidak akan
tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
Kebutuhan Manusia Akan
Pendidikan

 Pendidikan membantu mengembangkan


potensi-potensi kearah yang baik
 Pendidikan tidak hanya penyampaian
pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan
 Pendidikan menjadikan manusia untuk
memanusiakan manusia.
Pandangan Teori Evolusi
 Charles Robert Darwin (1809-1882)
Manusia bersama makhluk manapun adalah
suatu produk dari suatu proses perkembangan
evolusioner
 Moore (1970)
semua makhluk hidup, hidup berbeda-beda
semua makhluk hidup cenderung bertambah
banyak
 Bornowski (1973)
manusia menghasilkan turunan-turunan yang
identik
Persamaan Manusia dengan
Hewan

 Mempunyai tujuan untuk melanjutkan


kehidupan
 Suatu kesatuan yang saling menguatkan
dengan berbagai bagiannya
 Ketergantungan dari organisme lain pada
lingkungan
 Mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berubah
Perbedaan Manusia dengan
Hewan
Persamaan itu umumnya terletak pada
pertumbuhan biologis saja, yaitu yang
berhubungan dengan perkembangan
jasmaniah. Sedangkan pada manusia
haruslah diperhitungkan pula
perkembangan hidup psikisnya.
Manusia merupakan makhluk yang lebih
tinggi derajatnya daripada binatang.
Hewan, makhluk alam yang tidak
berkebudayaan.
Manusia tidak saja termasuk makhluk alam,
tetapi juga termasuk makhluk kebudayaan.
Manusia adalah makhluk yang berbudi,
berpikir dan manusia adalah anggota dari
persekutuan masyarakat
Dressur kegiatan melatih binatang untuk
menjadikanya jinak ataupun bisa bersahabat
dengan manusia.
4 Dimensi-dimensi Kemanusiaan

1. Manusia sebagai individu


setiap orang bertanggung jawab atas dirinya,
atas pikiran, perasaan, pilihan, perilakunya

2. Manusia sebagai makhluk sosial


untuk hidup dalam artian yang benar-benar
manusiawi, setiap orang harus hidup
bersama-sama orang lain
4 Dimensi-dimensi Kemanusiaan

3. Manusia sebagai makhluk susila


Manusia membuat perbedaan antara baik
dan jahat, betul dan salah, pantas dan tak
pantas.
4. Manusia sebagai makhluk beragama
menjalankan kehidupan yang religius
Konsekuensi Pendidikan Terhadap
Manusia

• Pendidikan akan
Manusia menyelaraskan
sebagai pemenuhan kebutuhan
makhluk yang menyangkut
raga dan jasmaniah maupun
jiwa rohaniah secara selaras
dan seimbang.
Konsekuensi Pendidikan Terhadap
Manusia

•Pendidikan memberikan
Manusia pengarahan agar manusia
sebagai memenuhi kebutuhan
individunya tanpa mengabaikan
makhluk kebutuhan orang lain. Sebaliknya
individu kebutuhan kelompok dipenuhi
dan sosial tanpa menelantarkan dirinya
sendiri.
Konsekuensi Pendidikan Terhadap
Manusia

•Pendidikan akan
Ditinjau dari menyadarkan kepada
monodualisme manusia bahwa yang
direncanakan ataupun
pribadi berdiri
yang dicitakan tidak
sendiri dan sepenuhnya berkat usaha
makhluk manusia itu sendiri tetapi
ciptaan Tuhan Tuhanlah yang
menentukannya.
Pengembangan
Dimensi Hakekat Manusia
❑ Dimensi Hakikat Manusia, Yaitu:
1. Manusia Sebagai Makhluk Yang Berdimensi Raga
Dan Berdimensi Jiwa. Jiwa Terdiri Dari Tiga Hal, Yaitu
Cipta, Rasa, Dan Karsa.
2. Manusia Sebagai Makhluk Yang Berdimensi Individu
Dan Berdimensi Sosial.
3. Manusia Sebagai Makhluk Yang Berdimensi Pribadi
Dan Makhluk Tuhan.
❑ Mengembangkan Dimensi Manusia Secara Utuh
Dilakukan Dengan Jalan Memberikan Perlakukan
Terhadap Semua Dimensi Manusia Secara Merata Dan
Proporsional.
Pembawaan
Pembawaan ialah semua kesanggupan yang
dapat diwujudkan.
Pembawaan terkandung dalam sel-benih (kiem-
cell), keseluruhan kemungkinan yang ditentukan
oleh keturunan.
Hubungan Antara Pembawaan dan Lingkungan,
Keturunan, dan Bakat

1. PEMBAWAAN DAN LINGKUNGAN


A. Aliran Nativism (Kemampuan Individu)
B. Aliran Empirisme (Pengalaman Individu)
C. Aliran Konvergensi (Pembawaan Dan
Lingkungan)
2. PEMBAWAAN DAN KETURUNAN
Pembawaan Ialah seluruh kemungkinan yang
terkandung dalam sel benih yang akan
berkembang mencapai perwujudannya.
Keturunan adalah Sifat-sifat yang ada pada
seseorang yang diwariskan, (jadi ada
persamaannya dengan orang yang
mewariskannya) dengan melalui sel-sel
kelamin dari generasi yang satu kepada
generasi yang lain yang berikutnya
Beberapa Macam Pembawaan
dan Pengaruh Keturunan

Pembawaan Pembawaan
jenis ras

Pembawaan Pembawaan
jenis kelamin perseorangan
3. Lingkungan (environment)
Lingkungan (environment) ialah meliputi semua
kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau proses
kehidupan kita kecuali gen-gen.

1. Individu bertentangan
Menurut Woodworth, dengan lingkungannya,
cara-cara individu itu 2. Individu menggunakan lingkun
berhubungan dengan gannya,
lingkungannya dapat 3. Individu berpartisipasi dengan
dibedakan menjadi 4 lingkungannya,
macam: 4. Individu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Pengertian
George F. Kneller,
(Foundations of Education)

Arti luas: suatu tindakan atau


pengalaman yang mempunyai
pengaruh yang berhubungan dengan
pertumbuhan & perkembangan pikiran,
watak atau kemampuan fisik individu

Arti hasil: apa yang kita peroleh melalui


belajar; pengetahuan, nilai-nilai dan
ketrampilan-ketrampilan
John Dewey (Democracy & Education):
Rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman
yang menambah makna pengalaman, dan
yang menambah kemampuan untuk
mengarahkan pengalaman selanjutnya.

Frederick Mayer (Foundations of Education):


Suatu proses yang menuntun pencerahan
umat manusia.
John S Brubacher (Modern Philosophies of
Education):

Proses dalam mana potensi-potensi,


kemampuan, kapasitas manusia yang
mudah dipengaruhi oleh kebiasaan,
disempurnakan dengan kebiasaan yang
baik, dengan alat yang disusun dan
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Carter V Good (Dictionary of Education):
Keseluruhan proses dimana seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap &
bentuk tingkahlaku lain yang bernilai positif
dalam masyarakat dimana dia hidup
Proses sosial dimana orang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih & terkontrol,
sehingga memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial &
individual yang optimal.
Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya.
Ki Hadjar Dewantara merumuskan
pengelolaan situasi pendidikan
dengan asas pengendalian
kependidikan
Ki Hadjar Dewantara
1. Ing ngarso sung tuladha:
jika didepan menjadi teladan
2. Ing Madya Mangun Karsa:
jika ditengah-tengah
membangkitkan hasrat untuk
belajar
3. Tut Wuri Handayani
jika dibelakang memberi dorongan
Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memilki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa & negara
27

Undang-undang Sistem Pendidikan


Nasional No. 20 tahun 2003

Pendikan Nasional adalah pendidikan


yang berdasarkan Pancasila dan UUD
RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
Tujuan pendidikan
nasional
UUD 1945 (Pasca Amandemen)
Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia”
Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Nasional
Undang-Undang No. 20, Tahun 2003.
Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Pilar pendidikan menurut
UNESCO
UNESCO (United Nations, Educational,
Scientific and Cultural Organization)
mencanangkan empat pilar pendidikan baik
untuk masa sekarang maupun masa depan,
yakni:
(1) learning to Know,
(2) learning to do,
(3) learning to be,
(4) learning to live together.
Pilar pendidikan di
Indonesia
Lima Pilar Pendidikan Indonesia, yakni:
(1) Learning to Know,
(2) Learning to do,
(3) Learning to be,
(4) Learning to live together,
(5) Learning to believed in God
1. LEARNING TO KNOW
(BELAJAR UNTUK TAHU)

Belajar yang pada dasarnya berorientasi


kepada produk atau hasil belajar, akan
tetapi harus juga berorientasi kepada
proses belajar. Secara implisit, learning to
know bermakna belajar sepanjang
hayat (long life education).
2. LEARNING TO DO
(BELAJAR UNTUK MENERAPKAN)

Melakukan sesuatu dalam situasi konkrit yang


tidak hanya terbatas pada penguasaan
keterampilan yang mekanitis melainkan juga
terampil dalam berkomunikasi, bekerjasama
dengan orang lain, mengelola dan mengatasi
suatu konflik.
3. LEARNING TO BE
(BELAJAR UNTUK
MENGEMBANGKAN DIRI )

Belajar guna membentuk manusia yang


menjadi dirinya sendiri sebagai individu
dengan kepribadian yang memiliki tanggung
jawab sebagai manusia
4. LEARNING TO LIVE TOGETHER
(BELAJAR UNTUK HIDUP BERSAMA)
Belajar sebagai upaya agar peserta
didik dapat hidup bersama dengan
sesamanya secara damai.
Esa

5. LEARNING TO BELIEVE IN GOD


Belajar untuk beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa
Proses pendidikan
• Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas
segenap komponen pendidikan oleh pendidik
terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
• Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua
segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya, pengelolaan proses pendidikan
meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro.
• Adapun tujuan utama pengelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan
pengalaman belajar yang optimal.
Proses pendidikan
• Proses adalah urutan pelaksanaan atau
kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, yang mungkin menggunakan
waktu, ruang, keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
• Standar Proses Pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu bentuk teknis yang
merupakan acuan atau kriteria yang
dibuat secara terencana atau didesain
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Proses pendidikan
Komponen dalam Standar Proses :
1. Perencanaan Proses Pembelajaran
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Syarat-syarat terlaksananya suatu proses


pembelajaran:
1) Rombongan belajar;
2) Beban kerja minimal guru;
3) Buku teks pelajaran;
4) Pengelolaan kelas;
5) Pelaksanaan Pembelajaran; \
6) Penilaian Hasil Pembelajaran
Unsur-unsur Pendidikan

1. Peserta didik
2. Pendidik/Guru /Tutor
3. Interaksi edukatif
4. Tujuan pendidikan
5. Materi pendidikan
6. Alat/media dan metode
7. Lingkungan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai