Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam

kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dia dirawat, dilatih, dijaga, dan

dididik oleh orang tua, keluarga dan masyarakatnya menuju tingkat

kematangan, sampai kemudian terbentuk potensi kemandirian dalam

mengelola kelangsungan hidupnya.

Karena manusia pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan,

manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang

manusiawi. Di dalam keonteks pendidikan, manusia adalah makhluk

yang selalu mencoba memerankan diri sebagai subjek dan objek.

Sebagai subjek, selalu berusaha mendidik dirinya (sebagai objek)

untuk perbaikan perilakunya.

Jelaslah bahwa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia, baik pendidikan yang berlangsung secara

alami oleh orang tua atau masyarakat terlebih pendidikan tersistem

yang diselenggarakan oleh sekolah. Jadi kesimpulannya adalah

manusia memiliki beberapa potensi yang ada pada dirinya, yaitu

potensi intelektual, rasa. karsa, karya dan religi yang bisa dan akan

ditumbuh dan kembangkan melalui proses pendidikan yang baik dan

terarah.

Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan

pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai

kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta

1
menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan

kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan

melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati

dan dianalisis secara murni. Dalam makalah ini akan dibahas

mengenai hubungan manusia dengan pendidikan itu sendiri

Hampir semua orang dikenali pendidikan dan melaksanakan

pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, dan

manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga

akan mendidik anak-anaknya. Begitupula di sekolah dan perguruan

tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh dosen dan para guru.

Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Tidak ada mahluk lain

yang membutuhkan pendidikan.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sestematik-sistemik

selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah

landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan

dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar

utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu

bangsa tertentu. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu

akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan

wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan

asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang

yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program

pendidikan yang tepat wawasan. Sehingga akan memberikan

perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek

konseptual maupun operasional tentang landasan dan asas

2
pendidikan tersebut selalu diarahkan pula pada upaya dan

permasalahan penerapannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai


berikut:

1. Apa hakikat manusia ?

2. Apa aspek-aspek dan dimensi manusia ?

3. Apa hakikat, tujuan,proses dan unsur-unsur dari pendidikan ?

5. Apa hubungan antara manusia dan pendidikan ?

6. Apa kaitan antara manusia, pendidikan dan kebudayaan ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hakikat dari pendidikan.

2. Untuk mengetahui aspek-aspek dan dimensi manusia.

3. Untuk mengetahui hakikat dan unsur-unsur pendidikan .

5. Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan pendidikan.

6. Untuk mengetahui kaitan antara manusia, pendidikan dan


kebudayaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia

Ada berbagai pendapat tentang manusia, tergantung pada

sudut pandang masing-masing orang. Beberapa diantaranya telah

memandang manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir,

makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang mampu berbahasa,

dan makhluk yang mampu membuat perangkat peralatan untuk

4
memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensinya dalam

kehidupan.

Manusia adalah makhluk bertanya yang selalu ingin tahu

tentang berbagai hal.Tidak hanya ingin mengetahui tentang segala

sesuatu yang ada di luar dirinya, manusia juga berusaha mencari tahu

tentang siapa dirinya sendiri.

Dalam kehidupannya yang nyata, manusia mempunyai banyak

sekali perbedaan, baik tampilan fisik, strata sosial, kebiasaan maupun

pengetahuannya. Tetapi, dibalik perbedaan itu terdapat satu hal yang

menunjukkan kesamaan di antara semua manusia, yaitu semua

manusia adalah manusia. Berbagai kesamaan yang menjadi

karakteristik esensial dari setiap manusia itulah yang kemudian

disebut hakikat manusia. Mengungkapkan bahwa hakikat manusia

adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipiil membedakan

manusia dengan hewan. Wujud hakikat manusia (yang tidak dimiliki

oleh hewan) menurut paham eksistensialisme adalah sebagai berikut.

a. Kemampuan menyadari diri

b. Kemampuan bereksistensi

c. Pemilikan kata hati

d. Moral

e. Kemampuan bertanggung jawab

f. Rasa kebebasan (kemerdekaan)

g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak

h. Kemampuan menghayati kebahagiaan.

Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia

yang di dalamnya terkandung harkat dan martabat manusia dari awal

5
penciptaannya di muka bumi sampai perjalanannya kembali ke

hadapan Sang Maha.

Manusia adalah makhluk Allah yang sangat mulia, karena ia

telah dilengkapi sejak awal penciptaannya dengan akal pikiran,

sehingga atas dasar ini pula, ia sanggup memikul amanah Tuhan

sebagai Di samping itu, manusia dilengkapi dengan

fitrah yang selalu cenderung kepada kebenaran. Artinya bahwa

manusia adalah makhluk yang senantiasa cenderung untuk

mengetahui siapa Tuhannya, di samping juga terdapat kecenderungan

untuk beragama

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

hakikat manusia adalah segala sesutu yang mendasar dari manusia

yaitusebagai makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia dan paling

sempurna di alam dunia serta memiliki ciri-ciri karakteristik yang

membedakannya dengan makhluk lain di alam dunia. Manusia adalah

makhluk yang mampu berpikir, makhluk yang memiliki akal budi,

makhluk yang mampu berbahasa, dan makhluk yang mampu

membuat perangkat peralatan untuk memenuhi kebutuhan dan

mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan.

B. Aspek-Aspek Dan Dimensi Manusia

Menurut Wahyudin (2008: 1.6) ada beberapa aspek hakikat

manusia antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia

sebagai makhluk Tuhan), struktur metafisiknya (contoh: manusia

sebagai kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi

manusia di dunia (contoh: manusia sebagai makhluk individual,

6
sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai

makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).

1. Manusia sebagai makhluk Tuhan

Manusia adalah subjek kesadaran dan penyadaran diri. Oleh

karena itu manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia

mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada diluar

dirinya (objek). Terdapat dua pandangan filsafat yang berbeda tentang

asal-usul alam semesta dan manusia,

yaitu dan . Menurut , alam

semesta dan manusia ada dengan sendirinya tanpa ada yang

menciptakan, alam semesta dan manusia berkembang dari alam itu

sendiri sebagai hasil evolusi. Sebaliknya menyatakan

bahwa adanya alam semesta dan manusia ini adalah hasil ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Manusia sebagai kesatuan badan-roh

Berkenaan dengan struktur metafisiknya manusia adalah

kesatuan badani-rohani yang tak dapat dibagi, serta memiliki

perbedaan dan subjektivitas, karena itu manusia disebut makhluk

individual. Terdapat empat paham atas permasalahan manusia

sebagai kesatuan badan-roh, yaitu materialisme, idealisme, dualisme,

dan paham yang menyatakan bahwa manusia adalah kesatuan

badan-ruh.

Menurut paham yang esensial dari manusia

adalah , bukan jiwa atau rohnya. Sedangkan

paham mengungkapkan bahwa yang esensial dari manusia

adalah rohnya atau jiwanya, bukan badannya. Sementara itu

7
paham mengemukakan bahwa manusia terdiri dari dua

substansi yaitu badan dan jiwa, namun tidak terdapat hubungan saling

mempengaruhi antara keduanya.Paham keempat menyatakan bahwa

manusia adalah kesatuan dari hal yang bersifat badani dan rohani

yang pada hakikatnyaberbeda dengan tumbuhan, hewan maupun

material. Dari penegasan ini, jelaslah bahwa manusia itu

adalah .

3. Manusia sebagai makhluk individu

Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan

perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau

sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam

kesadaran manusia. Sebagai individu, setiap manusia menpunyai

perbedaan yang unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama

persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.

4. Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia adalah makhluk yang harus hidup bermasyarakat

untuk kelangsungan hidupnya, baik yang menyangkut pengembangan

pikiran, perasaan dan tindakannya serta agar dapat mengembangkan

sifat-sifat kemanusiaan dalam lingkungan manusia.

5. Manusia sebagai makhluk berbudaya

Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan

kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan

hakikatnya meliputi perbuatan manusia itu sendiri.

6. Manusia sebagai makhluk susila

8
Manusia merasa bahwa didalam jiwanya ada suatu kekuatan

yang memperingatkan perbuatan buruk dan usaha mencegah dari

perbuatan itu. Manusia pada umumnya mengetahui ada baik dan ada

buruk. Pengetahuan bahwa ada baik dan ada buruk itu disebabkan

kesadaran kesusilaan.

7. Manusia sebagai makhluk beragama

Aspek keagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial

eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau

keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap

dan perilaku

C. Hakikat Dan Unsur-Unsur Pendidikan

1. Haikat Pendidikan

Pendidikan adalah (upaya memanusiakan manusia),

yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta didik)

agar mampu hidup sesuai martabat kemanusiaannya. Pendidikan

bersifat personalisasi atau individualisasi, yaitu bertujuan agar

manusia menjadi pribadi atau individu yang mantap.

Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan adalah

segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala

lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi

hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam

arti sempit pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran

yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah

terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar

9
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh

terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Dan

dalam arti luas terbatas pendidikan adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan, yang berlangsung di sekolah

dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta

didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan

hidup secara tepat di masa yang akan datang Adapun

batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya, yaitu

sebagai kegiatan pewarisan budaya dari generasi yang

satu ke generasi yang lainnya. Ada tiga bentuk

transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan

misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan

lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata cara

pesta perkawinan, dan yang tidak cocok diganti misalnya

pendidikan seks yang dahulu dianggap tabu diganti dengan

pendidikan seks melalui pendidikan formal.

b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, yaitu

sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik

terarah kepada terbukanya kepribadian peserta didik.

Sistematis disebabkan karena proses pendidikan

berlangsung melalui tahap-tahap bersinambungan

(prosedural) dan sistemik disebabkan karena berlangsung

dalam semua situasi, di semua lingkungan yang saling

mengisi baik lingkungan rumah, sekolah maupun

masyarakat.

10
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara,

yaitu sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk

menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang

baik sesuai dengan tuntutan bangsa masing-masing. Bagi

bangsa kita hal ini bertujuan agar peserta didik tahu hak

dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini sesuai

denganUUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan

bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya di

dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung

hukum dan pemerintahan itu dengan tak ada kecualinya.

d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja, yaitu sebagai

suatu kegiatan membimbing peserta didik sehingga

memiliki bekal dasar berupa pembentukan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan untuk siap bekerja.Hal ini

sejalan dengan UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 yang

menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

D. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang

baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu

tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu memberikan arah kepada

segenap pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan.

Pendidikan formal (pada sistem persekolahan) pada umumnya

memiliki empat jenjang tujuan, yaitu:

11
1. pendidikan nasional Indonesia ialah manusia

Pancasila.

2. yaitu tujuan yang menjadi tugas dari

lembaga pendidikan tertentu

3. yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata

pelajaran.

4. yaitu tujuan pokokbahasan dan

subpokok bahasan dalam mata pelajaran

E. Proses Pendidikan

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap

komponen pendidikan oleh pendidik yang terarah kepada pencapaian

tujuan pendidikan. Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang

lingkup makro, mesu dan mikro.

Pengelolaan proses dalam ruang lingkup makro berupa

kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam

bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pendidikan, SK Mentri, SK

Dirjen,serta dokomem-dokomen pemerintah tentang pendidikan

tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang lingkup mesu

merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional kedalam kebijakan

operasional dalam ruang lingkup budaya dibawah tanggung jawab

Kakanwil dan Depdikbud. Penggelolaan dalam ruang lingkup mikro

merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan pendidikan yang berlangsung

dalam lingkungan sekolah maupun kelas, sanggar-sanggar belajar dan

satuan-satuan pendidikan lainnya dalam masyarakat

F. Unsur-Unsur Pendidikan

Ada beberapa unsur-unsur pendidikan, yaitu sebagai berikut.

12
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)

2. Orang yang membimbing (pendidik)

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi

edukatif)

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

7. Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan

pendidikan)

G. Hubungan Antara Manusia Dan Pendidikan

Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah

dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki

makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah

akal pikirannya manusia memerlukan pola pendidikan melalui suatu

proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan sangat

erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu

dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani

kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidupnya.

Manusia disebut juga “ ” yang artinya sebagai

makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan.

Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui

segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal dari

yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari

rasa ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang bermanfaat

untuk manusia itu sendiri

13
Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan

untuk mencapai sesuatu dan sebagian lagi oleh tanggung jawab

sosial dalam bermasyarakat. Manusia bukan hanya mempunyai

kemampuan -kemampuan, tetapi juga mempunyai

keterbatasan -keterbatasan. Manusia tidak hanya memiliki sifat-sifat

yang baik namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang baik.

Menurut pandangan pancasila manusia mempunyai keinginan untuk

mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Setiap

manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan

manusia dapat mempunyai kemampuan - kemampuan untuk

mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui

pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan

kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah

laku manusia dapat didekati dan di analisis secara murni.

Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan

yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui

pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu

proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun

bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi

mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia. Dalam

ajaran

Agama Islam memandang bahwa manusia sebagai tubuh, akal

dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang dikembangkan itu tidak

lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa,

berilmu pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi. Kemampuan

kreatif manusia pun berkembang secara bertahap sesuai ukuran

tingkat kekuatan dan kelemahan unsur penunjang kerativitas seperti

14
pendengaran, pengelihatan serta pola piker manusia tersebut.

Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 BAB I,

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kperibadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi

masih dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud

kenyataan atau “ aktualisasi” . Dari kondisi “ potensi” menjadi

wujud aktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang

pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Seseorang

yang dilahirkan dengan bakat seni misalnya, memerlukan pendidikan

untuk diproses menjadi seniman terkenal

a. Perlunya Pendidikan Bagi Manusia

Sejak kelahirnannya manusia memang adalah manusia, tetapi

ia tidak secara otomatis menjadi manusia dalam arti dapat memenuhi

berbagai aspek hakikat kemanusiaan. Dalam konteks ini dapat

dipahami bahwa manusia hidup di dunia dalam keadaan

menjadi apa atau menjadi siapa nantinya, karena itu

hakikat manusia pada dasarnya merupakan potensi sekaligus adalah

sebagai tugas yang harus diwujudkan oleh setiap manusia. Adapun

untuk menjadi manusia yang sesungguhnya diperlukan pendidikan

15
atau harus dididik.

demikian pernyataan Immanuel Kant dalam teori pendidikannya

H. Kaitan Antara Manusia, Pendidikan Dan Kebudayaan

Manusia seperti yang kita ketahui sangat erat sekali

hubungannya dengan kebudayaan dan pendidikan. Pendidikan

merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “

” . Disini peran pendidikan sebagai pelestarian

budaya dan pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai

kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.

Pendidikan merupakan salah satu unsur kebudayaan, karena proses

pendidikan pada dasarnya merupakan hakikat dari kebudayaan itu

sendiri. Berdasarkan nilai-nilai kebudayaan yang beragam, kompleks

dan terintegrasi maka suatu proses pendidikan tidak dapat dilihat dari

satu sudut saja. Tetapi harus menggunakan pandangan yang multi

displiner.

Manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupannya tidak

dapat terlepas dari hubungan sosial. Kebudayaan mengatur manusia

untuk bertindak. Kebudayaan melahirkan kaidah-kaidah untuk

melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakhibatkan oleh

kekuatan-kekuatan tersembunyi di masyarakat. Kaidah-kaidah ini

berupa petunjuk cara bertingkah laku di dalam pergaulan hidup.

Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana

seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau

mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila manusia hidup

sendiri, maka tak aka nada manusia lain yang merasa terganggu oleh

16
tindakan -tindakannya. Akan tetapi setiap manusia, bagaimana

hidupnya akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri.

Manusia tanpa kebudayaan dan

pendidikan bagaikan kesatuan tubuh yang tanpa arti. Karena

kebudayaan manusia dapat mengetahui semua yang ada di

lingkungannya. Peranan kebudayaan dan pendidikan sangat penting

bagi kehidupan manusia. Sekolah adalah salah satu contoh

kebudayaan dan pendidikan. Sekolah merupakan suatu lembaga

utama ( selain keluarga ) yang dipergunakan oleh orang dewasa

dalam mewariskan kebudayaan kepada anak -anaknya ( generasi

penerus ). Oleh karena itu orang dewasa yang ada di sekolah ( guru )

harus memiliki pemahaman yang jelas tentang budaya yang

berkembang di masyarakat, baik secara mikro maupun secara makro

yang meliputi tentang nilai, kepercayaan, dan norma.

Manusia merupakan individu yang memerlukan pendidikan

yang layak. Pendidikan salah satu contoh kebudayaan yang selalu

berkembang sesuai perkembangan zaman. Manusia yang baik adalah

manusia yang dapat melestarikan kebudayaannya karena manusia

sebagai makhluk budaya. Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh

makhluk yang berbudaya dan yang menghasilkan nilai kebudayaan

yaitu manusia. Hal ini juga yang membedakan manusia dengan

makhluk yang lainnya ( hewan ) dengan adanya kebudayaan dan

pendidikan. Perkembangan pendidikan sejajar dengan perkambangan

kebudayaan. Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan

kebudayaan, karena pendidikan merupakan proses transfer

17
kebudayaan dan sebagai cermin nilai -nilai kebudayaan (

). Pendidikan juga yaitu yang selalu

mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan perkembangan

kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan terintegrasi.

Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal yang disengaja

diadakan atau tidak. Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi

bangsa lain, membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan

pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan.

Pendidikan informal

lebih dahulu ada dari pada pendidikan formal (

) pendidikan informal merupakan unsur mutlak kebudayaan

untuk semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya

pembagian kerja. Pada dasarnya keduanya disengaja dan gejala

kebudayaan, pemisahan keduanya tidak berguna. Tugas kebudayaan

bukan memonopoli lembaga pendidikan formal, tetapi kebersamaan

warga dan negara karena segala unsure kebudayaan bernilai

pendidikan baik yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan.

Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui

pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan -kemampuan

untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.

Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat

diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan

kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di analisis

secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh

makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang

melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang

melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat

18
jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan

Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai

manusia

Dengan demikian pendidikan merupakan ikhtiar pembudayaan

demi peradaban manusia. Pendidikan bermakna sebagai proses

pembudayaan dan seiring bersama itu berkembanglah sejarah

peradaban manusia. Seluruh kebudayaan hanya bias dialihkan dari

satu generasi ke generasi lain melalui pendidikan. Kalau demikian

halnya maka pendidikan tidak hanya merupakan prakarsa bagi

terjadinya pengahlian pengetahuan dan keterampilan tetapi juga

melalui pengalihan nila- nilai budaya dan norma-norma sosial.

Nilai -nilai budaya yang diwariskan merupakan unsur luar yang

masuk ke dalam diri manusia, sementara dalam diri manusia ada

unsur yang menonjol keluar seperti perkembangan potensi yang

dimiliki manusia. Tugas utama pendidikan adalah berusaha

mewariskan nilai-nilai budaya tersebut, sesuai dengan potensi dan

lingkungan pada individu dan masyarakat. Hasan Langgulung,

menyatakan sulit dibayangkan bahwa seseorang tanpa lingkungan

yang member corak kepada watak dan kepribadian, sebab lingkungan

inilah yang berusaha mewariskan nilai-nilai budaya yang dimilikinya

dengan tujuan memelihara kepribadian dan identitas budaya tersebut

sepanjang zaman. Sebab budaya dan peradaban juga bias mati

apabila nilai -nilai, norma -norma dan berbagai unsur lainnya yang

dimiliki berhenti dan tidak berfungsi lagi.

19
BAB III

PENUTUP

20
A. Kesimpulan

Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui

pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan

untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.

Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat

diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan

kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di analisis

secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh

makhluk Tuhan yang lainnya.

Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan,

karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses

alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat

rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi

mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia.

yaitu yang selalu mengalami perubahan perkembangan

sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih

banyak kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Umar Tirta Raharja, Lasulo. 2000. . Jakarta: PT.

Rineka

Cipta.

Pidarta, Made. 1997. . Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anomi, Andri. 2015.

http://andrianomi96.blogspot.co.id/2015/10/hakikat-manusia-

dan- pendidikan.html

Ariningsih, Reni. 2012. .

http://reni-ariningsih.blogspot.co.id/2012/03/makalah-hubung

an-manusia- dan-pendidikan.html

Diamanti, Fani. 2012. .

https://theofani19.wordpress.com/2012/04/10/manusia-dan-p

endidikan/

22

Anda mungkin juga menyukai