Anda di halaman 1dari 2

Faishal Dzaky Affianto

1900710
Pendidikan Bisnis 1B 2019

MANUSIA DAN PENDIDIKAN


A. Hakikat Manusia
1. Manusia adalah Makhluk Tuhan YME.
Ada 2 aliran filsafat yang memberikan jawaban atas pertanyaan tentang asal-usul alam
semesta dan keberadaan Manusia, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme.Menurut
Evolusionisme, manusia adalah hasil dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta.
Menurut Kreasionisme menyatakan bahwa asal-usul manusia sebagaimana halnya alam
semesta adalah ciptaan atau creative cause atau personality, yaitu Tuhan YME. Banyak
argumen mengenai pembahasan ini, diantaranya argumen ontologis, argumen kosmologis,
argumen teleologis,dan argumen moral
2. Manusia sebagai Kesatuan Badani-Rohani.
Julien de La Mettrie dan Feuerbach menyatakan bahwa esensi manusia bersifat badani.
Tubuh adalah bagian yang terpenting, bukan jiwanya. Karena tubuh akan mempengaruhi
jiwa.
Plato menyatakan bahwa esensi manusia bersifat kejiwaan. Jiwa kedudukannya lebih
tinggi dari pada tubuh, maka dari itu jiwa akan mempengaruhi tubuh.
3. Individualitas/Personalitas.
Manusia adalah individu/pribadi, artinya manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat
dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan
subjek yang otonom
4. Sosialitas.
Manusia tidak bisa hidup sendirian dan tidak bisa bergantung pada dirinya sendiri
melainkan setiap manusia juga hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Suatu
masyarakat juga terbentuk dari setiap individu individu, maju mundurnya suatu masyarakat
akan ditentukan oleh individu individu tersebut.
5. Keberbudayaan.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Ada tiga jenis wujud kebudayaan, yaitu: sebagai kompleks dari
ide-ide, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dsb.; sebagai
kompleks aktivitas melakukan berpola dari manusia dalam masyarakat; dan sebagai benda-
benda hasil karya manusia.
6. Moralitas.
Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia memiliki kata hati yang dapat
membedakan antara baik dan yang tidak baik atau jahat.
7. Keberagaman.
Merupakan salah satu karakteristik esnsial eksistensi manusia yang terungkap dalam
bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam
sikap dan perlakunya.
8. Historisitas.
Eksistensi manusia memiliki dimensi historisitas, Artinya bahwa keberadaan manusia
pada saat ini terpaut pada masa lalunya, ia belum selesai mewujudkan dirinya sebagai
manusia, ia mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Historisitas
memiliki fungsi dan turut membangun dalam eksistensi manusia.
9. Komunikasi/Interaksi.
Dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, manusia harus berinteraksi. Baik dilakukan
secara vertikal, yaitu dengan Tuhannya maupun secara horizontal, yaitu dengan alam dan
sesama manusia.
10. Dinamika.
Manusia pada hakikatnya nya tidak pernah berhenti, selalu dalam keaktifan, baik dalam
aspek fisiologi maupun spiritual nya. Dinamika mempunyai arah : horizontal, yaitu ke arah
sesama dan dunia dan arah transendental, yaitu ke arah Yang Mutlak.
11. Eksistensi Manusia adalah untuk Menjadi Manusia.
Manusia ideal (manusia yang diharapkan, dicita-citakan, atau menjadi manusia yang
seharusnya). Idealitas (keharusan, cita-cita/harapan) ini bersumper dari tuhan melalui
ajaran agama yang diturunkannya dan bersumber dari sesame dan kebudayaannya.
B. Prinsip-prinsip Antropologis Keharusan Pendidikan: Manusia sebagai Makhluk yang
Perlu Dididik dan Mendidik Diri.
1. Prinsip Historitas, terpaut masa lalunya mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan
hidupnya.
2. Prinsip Idealitas, manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia yang ideal (yang
dicita-citakan)
3. Prinsip Posibilitas/Aktualitas, perkembangan manusia bersifat terbuka.
C. Prinsip-Prinsip Kemungkinan Pendidikan: Manusia sebagai Makhluk y
ang Dapat Dididik.
1. Prinsip Potensialitas, Setiap manusia memiliki berbagai potensi, yaitu: potensi untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, potensi untuk mampu berbuat baik, potensi
Cipta, Rasa, dan potensi Karya.
2. Prinsip Dinamika, Setiap manusia berupaya untuk mengaktualisasikan dirinya agar
menjadi manusia ideal. Dalam pencapaian menjadi manusia ideal tersebut manusia dituntut
untuk aktif baik dalam aspek fisiologis maupun spiritual nya.
3. Prinsip Individualitas, Pendidik memfasilitasi peserta didik yang diarahkan agar ia
mampu menjadi dirinya sendiri dan individualitas mengimplikasikan bahwa manusia akan
dapat dididik pada.
4. Prinsip Sosialitas, Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial ia hidup bersama
dengan sesamanya. Dalam pergaulan antar sesama manusia perlu adanya komunikasi atau
interaksi.
5. Prinsip Moralitas, Pendidikan bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem
norma dan nilai tertentu. Di samping itu, pendidikan bertujuan agar manusia berakhlak
mulia serta agar manusia berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
bersumber dari agama, masyarakat, dan budayanya
D. Pendidikan sebagai Humanisasi
Manusia dididik untuk menjadi manusia yang baik, berperilaku baik atau berakhlak
mulia. Di pihak lain, manusia memiliki potensi untuk mampu berbuat baik, ia dibekali kata
hati untuk dapat membedakan perbuatan baik dan jahat. Sebab itu, manusia akan mungkin
dididik untuk tujuan tadi.

Anda mungkin juga menyukai