SEMESTER 1
Disusun Oleh :
ANIISA SALSABILAH
202001500037
R1A
BIMBINGAN DAN KONSELING
HAKIKAT
MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hewan yang
disebut sifat hakikat manusia. Karena sifat yang terdapat pada manusia, tidak terdapat pada
hewan.
Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005:3) mengemukakan “Sifat hakikat manusiadiartikan
sebagai ciri-ciri karakteristik secara prinsipil (bukan hanya gradual) membedakan manusia
dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewab banyak kemiripan terutama jika dilihat
dari segi biologisnya.”
Umar Tirtarahaja dan S. L. La Sulo (2005:4) menyatakan wujud sifat hakikat manusia yang
tidak dimiliki oleh hewan dikemukakan oleh paham Eksitensialisme (paham tentang
keberadaan manusia, yaitu:
1. Kemampuan Menyadari Diri
Kemampuan ini berperan ganda yaitu manusia sebagai subjek dan sebagai
objek. Manuisa sebagai subjek, perilaku yang menjalani kehidupan, yang menjalani
proses pendidikan, untuk mengembangkan potensi yang ada. Manusia sebagai objek
yang dikenai norma tersebut, sehingga timbul pengabdian, pengorbanan, tenggang
rasa, dan empati sebagai objek pengobatan maupun pendidikan.
2. Kemampuan Berinteraksi
Artinya keberadaan dirinya dapat menempatkan diri dan menerobos ruang dan
waktu, bebas berfikir untuk mengantisipasi peristiwa, merencanakan dan melihat jauh
prospek masa depan.
4. Memiliki Moral
Menunjuk kepada perbuatan yang benar atau salah. Berkaitan dengan nilai-nilai
maka moral adalah nilai-nilai kemanusiaan. Moral manuisa yang singkron (sesuai)
dengan kata hati yang tajam, menjadikan manusia yang bermoral tinggi (luhur).
Sebaliknya moral manusia yang singkron dengan kata hati yang tumpul menjadikan
manusia bermoral rendah.
5. Kemampuan Bertanggung Jawab
Kesediaan untuk menanggung akibat dari suatu perbuatan
a. Pada diri sendiri : menanggung tuntutan kata hati dalam bentuk penyesalan
yang dalam
b. Kepada masyarakat : menanggung norma sosial, berupa cemoohandan hukum
penjara
c. Kepada Tuhan : tuntutan norma agama, perasaan berdosa.
Menurut Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005:17) manusia mempunyai 4 dimensi,
yaitu:
1) Dimensi Keindividualan
Pola pendidikan yang cocok dalam dimensi ini adalah pola pendidikan
demokratis dengan pedoman kepada Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi
teladan, contoh) Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun minat,
membangkitkan kemauan belajar) dan Tut wuri Handayani (dari belakang
memberikan dorongan, motivasi).
2) Dimensi Kesosialan
Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang didalamnya ada unsur
saling membutuhkan, memberi dan menerikma. Pendidikan merupakan wadah
pembinaan rasa sosial antar sesama manusia.
3) Dimensi Kesusilaan
Bahwa manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai, menghayati dan
melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.nilai dibedakan atas tiga macam yaitu
nilai otonom yang bersifat individuan (kebaikan menurut pendapat seseorang), nilai
heteronom bersifat koktif (menurut kelompok masyarakat), dan nilai theonom
(menurut agama, berdasarkan pada Tuhan).
4) Dimensi Keberagaman
Hakikatnya manusia adalah makhluk religius, percaya adanya Tuhan yang
menciptakan dan menguasai alam. Agama adalah cara/jalan hidup manusia.
Pengambilan keputusan dari agama. Sejak lahir sampai meninggal berdasarkan agama
yang dianutnya.
C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
Menurut Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005:24) terdapat dua jenis
pengembangan dimensi hakikat manusia:
Tujuan pendidikan di Indonesa adalah untuk mencapai sosok manusia seutuhnya yang
selarah dalam hubungan antar manusia, dalam hubungan dengan Tuhannya dalam
hubungannya dengan alam semesta, keserasian hubungan antar bangsa dan keselarasan hidup
di dunia dan kebahagian di akhirat.
PERTEMUAN 3
HAKIKAT
PENDIDIKAN
A.PENGERTIAN PENDIDIKAN
Berasal dari bahasa Yunani dari kata paedagogie (pendidikan) dan paedagogik (ilmu
pendidikan).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Dalam UURI No.20 Tahun 2003 Bab III bahwa pendidikan adalah usaha membudayakkan
anak manusia Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Menurut HAR Tilaar pendidikan adalah usaha memberdayakan manusia. Manusia yang
berdaya adalah manusia yang dapat berfikir kreatif, mandiri, dan produktif.
Menurut Ngalim Purwanto, pendidikan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah pendewasaan.
Ki Hajar Dewantoro mengatakan pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuh
kembang anaknya
M.J Langeveid, pendidikan adalah upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa
ke arah kedewasaan dan usaha menolong anak untuk mandiri dan bertanggung jawab
Plato berpendapat pendidikan adalah sesuati yang dapat membantu perkembangan individu
dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapai kesempurnaan.
John Dewey, pendidikan proses pengalaman.
B.TUJUAN PENDIDIKAN
Merupakan arah bagi kegiatan pendidikan dan suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan
pendidikan. Moh Solikodin Djaelani (2005:11) mengemukakan tentang hirarki macam-
macam tujuan pendidikan:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Dipengarihu oleh filsafah suatu negara. Menurut UUD No.20 Tahun 2003, tujuan
pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif, sera
bertanggung jawab.
b. Tujuan Intitusional
Tujuan setiap lembaga pendidikan atau sekolah. Tujuan pendidikan sekolah umum
berbeda dengan sekolah kejuruan dan sekolah kedinasan.
c. Tujuan kurikuler
Tujuan pendidikan setiap mata pelajaran.
d. Tujuan Instruksional
Tujuan setiap materi pelajaran yang terdiri dari tujuan pokok bahsan dan tujuan sub
pokok bahasan yang dijabarkan ke SK, KD, dan Indikator
C. PERAN PENDIDIKAN
D.PILAR PENDIDIKAN
1. Landasan Filosofi
Landasan yang berkaitan dengan makna/hakikat pendidikan. Landasan filosofis bersifat
filsafat. Landasan filosofis pendidikan di Indonesia adalah Pancasila.
2. Landasan Sosiologis
Landasan yang mengkaji tentang pendidikan dari sudut pandang sosial. Merupakan landasan
yang berkaitan dengan realita sosial/masyarakat.
3. Landasan Kultural
Landasan yang mengkaji pendidikan dari sudut pandang kultural (budaya). Kebudayaan
adalah hasil cipta/karya manusia berupa norma, nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan
teknologi.
4. Landasan Psikologis
Mengkaji tentang pendidikan dari sudur pandanf psikologi. Melibatkan aspek kejiwaan
manusia yaitu tentang perkembangan jiwa seseorang dalam proses pendidikan.
ASAS PENDIDIKAN
ALIRAN PENDIDIKAN
PERTEMUAN 5
TRI PUSAT PENDIDIKAN
PERTEMUAN 6
SITUASI PENDIDIKAN
Peserta didik adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat manusia (HMM).
Pendidikan akan mengembangkan HMM peserta didik sebagai manusia seutuhnya
Pendidik adalah manusia yang memiliki HMM juga. Pendidik melayani pengembangan
HMM peserta didik. HMM pendidik lebih dahulu berkembang dibandingkan dengan
perkembangan peserta didik, dengan kata lain, pendidik harus lebih dewasa dibandingkan
dengan peserta didik.
Tujuan pendidikan adalah arah yang hendak dicapai demi terwujudnya tujuan hidup
peserta didik yaitu hidup sesuai HMM yaitu berkembangnya secara optimal hakikat manusia,
dimensi kemanusiaan dan panca daya sehingga menjadi manusia yang bertakawa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, cerdas, trampil dan mandiri.
Empat komponen-komponen di atas sarat unsur harkat dan martabat manusia (HMM)
dengan kandungan hakikat manusia (bertakwa, paling sempurna, paling tinggi derajatnya,
khalifah di bumi dan penyandang HAM), lima dimensi kemanusiaan (kefitrahan (kebenaran 2
dan keluhuran), keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan) dan pancadaya (daya
takwa, cipta, rasa, karsa, karya).
Jadi Trilogi Harkat dan Martabat Manusia (HMM) yaitu
1. Hakikat manusia;
2. Dimensi kemanusiaan dan
3. Pancadaya
PERTEMUAN 7
a. Materi pembelajaran
b. Metode pembelajaran
c. Alat bantu pembelajaran
d. Lingkungan pembelajaran
e. Penilaian hasil Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan yang hendak
dicapai peserta didik
Alat bantu pembelajaran merupakan sarana dan fasiltas yang dapat digunakan
pendidik untuk memperlancar , mengefektifkan dan mengefisienkanupaya pencapaian
tujuan pendidikan. Strategi multi media seperti: alat peraga, media grafis, media
elektronik digunakan oleh pendidik untuk memperkaya proses pembelajaran.
Penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan yang
dicapai peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran dengan cara tes dan non
tes. Hasil penilaian belajar ini untuk perbaikan, pengayaan, kenaikan dan kelulusan
PERTEMUAN 9
1. Mohamad Syafei
Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS (Indonesisch Nederlandse School) di
Sumatra Barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam.
1. Mendidik anak-anak kearah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri.
2. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, membina kemauan keras, dan membiasakan
berani bertanggung jawab.
3. Membiayai diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerjakan sendiri.
4. Mengembangkan anak secara harmonis, yang mencakup aspek perasaan, kecerdasan, dan
keterampilan.
5. Mengembangkan sikap sosial, agar dapat bermasyarakat dengan baik.
6. Menyesuaikan pendidikan dengan masing-masing bakat anak.
7. Membiasakan bekerja menurut kebutuhan lingkungan.
Organisasi pendidikannya mencakup ruang bawah dan ruang atas, keduanya terdiri dari sekolah
dasar, sekolah menengah, dan kemasyarakatan.
a. Ruang bawah sama dengan SD yang lama belajarnya 7 tahun. Di sini teori dipelajari 75% dan
praktik 25%, dipilih sesuai dengan kemampuan anak tingkat SD.
b. Ruang atas, untuk SMP mempelajari teori 50% dan praktik 50%, untuk SMA mempelajari
teori 25 % dan praktik 75 %. Ruang atas berlangsung selama 6 tahun
2. Ki Hajar Dewantara
Nama kecilnya: Suwardi Suryaningrat, cucu Paku Alam III. lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei
1889. Setelah genap 40 tahun (1928) diganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara
Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat mendirikan yayasan Perguruan Nasional Taman siswa,
di Yogyakarta. Semakin meluas dan berkembang, sehingga Taman Siswa mempunyai taman Indria,
Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya, Taman Guru, Pra Sarjana dan Sarjana Wiyata. Menurut
Ki Hajar Dewantara, pelaksanaan pendidikan harus menyenangkan bagi siswa dengan menyalurkan
bakat dan minat siswa.
3. Kyai H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah orang yang mendirikan organisasi Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta yaitu
Muhammadyah. Pendidikan Muhammadiyah dengan tujuan mewujudkan orang-orang yang
berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara.
1. Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun keluar anggota organisasi Muhammadyah.
2. Tempat pembibitan dan pembinaan kader, yang dilaksanakan secara sistematis dan selektif
sesuai dengan kebutuhan.
3. Merupakan wahana untuk melaksanakan amal anggota organisasi.
4. Mensyukuri nikmat Tuhan
PERTEMUAN 10
Sejarah pendidikan dunia yang dibahas mulai zaman Yunani Purba (abad ke-16) dipengaruhi
oleh ahli pendidiknya seperti:
1. Plato
Tujuan pendidikan menurut Plato:
a. Membentuk warga negara secara teoritis dan praktis untuk mengabdi pada negaranya,
oleh sebab itu pendidikan diselenggarakan oleh negara.
b. Membentuk manusia supaya mempergunakan akalnya dengan bijaksana.
c. Membentuk manusia berkehendak untuk menopang sifat keberaniannya.
d. Memunculkan hasrat manusia yaitu memiliki rasa keingintahuan.
2. Pythagoras
Tujuan pendidikan menurut Pythagoras yaitu membentuk manusia susila, karena menurutnya
manusia sejak kecil cenderung berbuat jahat.
3. Socrates
Tujuan pendidikan menurut Socrates yaitu membawa manusia pada kebijakan.
4. Aristoteles
Menurut Aristoteles adalah pendidik harus mengenal pembawaan dan kecendrungan anak,
bertujuan supaya anak mendapat bimbingan sebaik-baiknya.
Pada abad ke-18 muncul aliran naturalisme sebagai reaksi terhadap rasionalisme.
Tokohnya adalah J.J. Rousseau:
Menurut Rousseau ada tiga asas pengajar yaitu:
1. Asas pertumbuhan;
2. Asas aktivitas;
3. Asas individualis
4. Stanli Hall
Menurut Stanli Hall, tujuan pendidikan adalah mengembangkan kekuatankekuatan
yang ada pada diri anak sehingga memperoleh kepribadian yang harmonis. Abad ke-19
ditandai oleh liberalisme dan individualisme. Bukti-bukti liberalisme antara lain sekolah-
sekolah dipakai untuk memperkuat kedudukan penguasa, penguasa pemerintahan yang
banyak pengetahuan dialah yang berkuasa.
Sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme dan individualisme, muncul aliran sosial dalam
pendidikan abad ke-20 dengan tokohnya:
1. John Dewey
Di Amerika Serikat ia berpendapat bahwa masyarakat mempunyai arti yang lebih
penting daripada individual. Dewey berpendapat bahwa segala sesuatu harus ditimbang
menurut kegunaan praktisnya bagi kehidupan sosial, sehingga aspek belajarnya mempunyai
dua aspek yaitu aspek psikologis dan aspek sosiologis.
2. Maria Montessori
Menurutnya di masa peka, anak memberi dorongan untuk aktif sendiri maka sekolah
perlu menyediakan bermacam-macam alat untuk melatih fungsi motoris, melatih fungsi
sensoris dan belajar bahasa.
PERTEMUAN 11
KELEMBAGAN PENDIDIKAN
A. Jalur Pendidikan
Menurut UURI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional bahwa “Jalur
pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan”.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Contohnya: pendidikan
di TK, SD, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK dan PT (Perguruan Tinggi).
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat. Contohnya: pendidikan di kursus, bimbingan belajar, penataran, seminar,
pelatihan/workshop.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan, berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal, setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Contohnya: pendidikan yang diselenggarakan secara mandiri oleh orang tua
kepada anaknya.
B. Jenjang Pendidikan
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan harapan yang inginkan
A. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah masalah bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pembangunan sumber
daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Landasan yuridis pemerataan pendidikan adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam menimbang bagian c bahwa sistem pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV pasal 5
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 nomor 18
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab VIII pasal 34
Tujuan upaya pemerataan pendidikan adalah untuk menyiapkan masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam pembangunan.
Penanggulangan masalah pemerataan pendidikan antara lain:
a. Memenuhi fasilitas pendidikan yang terdiri dari sarana dan prasarana pendidikan di
seluruh Indonesia terutama di pelosok daerah terpencil.
b. Menyebarkan tenaga guru ke seluruh Indonesia dan pengangkatan tenaga guru
menjadi Pegawai Negeri Sipil serta peningkatan tunjangan daerah terpencil kepada
guru di daerah terpencil.
c. Membangun infrastruktur seperti jembatan, jalan, mobil angkutan ke sekolah.
d. Mengembangkan sistem pamong (pendidikan oleh orang tua, masyarakat, guru), SD
kecil di daerah terpencil, sistem guru kunjung, sekolah terbuka, kejar paket A, B,C
dan belajar jarak jauh (universitas terbuka).
B. Masalah Mutu Pendidikan
Masalah mutu pendidikan berkisar pada: peserta didik kurang mempunyai kemampuan, minat
dan semangat sehingga sulit dididik/diajar. Guru kurang mempunyai kemampuan, kesabaran
dan disiplin
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan sebagai berikut:
1. Seleksi penerimaan siswa baru di SLTA dan Perguruan Tinggi agar diperoleh
siswa/mahasiswa yang bermutu.
2. Pengembangan kemampuan guru dan tenaga kependidikan lain melalui studi lanjut,
pelatihan, penataran, seminar, dll.
3. Penyempurnaan kurikulum dengan materi kehidupan sehari-hari siswa, metode yang
mengaktifkan dan menyenangkan peserta didik serta evaluasi yang beracuan patokan.
4. Pengadaan sarana prasarana yang lengkap dan bermutu.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (aman,nyaman dan mendukung) untuk
belajar.
6. Peningkatan kegiatan administrasi/manajemen yang bermutu.
7. Pengadaan kegiatan pengendalian muru seperti: laporan penyelenggaraan pendidikan
oleh lembanga pendidikan secara berkala, peningkatan supervisi pendidikan, sistem
ujian negara yang ketat, pengadaan akreditasi kepada lembaga pendidikan.
Salah satu sasaran pembangunan adalah pendidikan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM), yang merupakan pembangunan psikis (rohani/spiritual).
Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temuanya adalah:
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia, sedangkan
pembangunan merupakan usaha ke luar diri manusia.
2. Pendidikan merupakan komponen atau bagian (mikro) dari
pembangunan yang bersifat makro.
3. Pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,
mengangkat martabat manusia menjadi semakin baik kondisi sosial
ekonominya.
A. Ciri Masyarakat Masa Depan
Perkembangan masyarakat yang begitu cepat, mengalami perubahan berbagai aspek
kehidupan di masa depan di bidang ekonomi, sosial, agama, budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
1. Globalisasi
Globalisasi berarti dunia menjadi satu kesatuan secara utuh dan menyeluruh, tanpa batas
negara dan transparan.
Globalisasi sangat berhubungan dengan kemajuan iptek, iptek sebagai alat globalisasi.
Dampak positifnya adalah kemudahan mencari berita dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
masyarakat dengan cepat akan didapat. Dampak negatifnya adalah pornografi dan kejahatan
semakin canggih, merajalela dan bebas beraksi.
2. Perkembangan Iptek
Perubahan masyarakat dibarengi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berguna bagi masyarakat yaitu memudahkan dan mempercepat kegiatan sehari-hari.
Dampak negatif dari perkembangan iptek yang berkembang semakin pesat adalah
pemanfaatan iptek untuk kejahatan yaitu penipuan dan pornografi.
Masyarakat maju membutuhkan atau menuntut pelayanan secara profesional. Ciri pelayanan
profesional adalah pelayanan dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya, bertanggung
jawab dan mempunyai hubungan kesejawatan yang luas.