Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN MATA KULIAH

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

SEMESTER 1

Disusun Oleh :
ANIISA SALSABILAH
202001500037
R1A
BIMBINGAN DAN KONSELING

Universitas Indraprasta PGRI


2020
PERTEMUAN 1

HAKIKAT
MANUSIA

A. Pengertian Sifat Hakikat Manusia dan Wujud Sifat


Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk yang mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hewan yang
disebut sifat hakikat manusia. Karena sifat yang terdapat pada manusia, tidak terdapat pada
hewan.
Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005:3) mengemukakan “Sifat hakikat manusiadiartikan
sebagai ciri-ciri karakteristik secara prinsipil (bukan hanya gradual) membedakan manusia
dari hewan. Meskipun antara manusia dengan hewab banyak kemiripan terutama jika dilihat
dari segi biologisnya.”
Umar Tirtarahaja dan S. L. La Sulo (2005:4) menyatakan wujud sifat hakikat manusia yang
tidak dimiliki oleh hewan dikemukakan oleh paham Eksitensialisme (paham tentang
keberadaan manusia, yaitu:
1. Kemampuan Menyadari Diri
Kemampuan ini berperan ganda yaitu manusia sebagai subjek dan sebagai
objek. Manuisa sebagai subjek, perilaku yang menjalani kehidupan, yang menjalani
proses pendidikan, untuk mengembangkan potensi yang ada. Manusia sebagai objek
yang dikenai norma tersebut, sehingga timbul pengabdian, pengorbanan, tenggang
rasa, dan empati sebagai objek pengobatan maupun pendidikan.

2. Kemampuan Berinteraksi
Artinya keberadaan dirinya dapat menempatkan diri dan menerobos ruang dan
waktu, bebas berfikir untuk mengantisipasi peristiwa, merencanakan dan melihat jauh
prospek masa depan.

3. Pemilikan Kata Hati (Hati Nurani)


Kata hati adalah kemampuan pada diri manusia untuk mengambil keputusan
tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia. Kata hati merupakan pertunjuk
bagi moral/perbuatan.

4. Memiliki Moral
Menunjuk kepada perbuatan yang benar atau salah. Berkaitan dengan nilai-nilai
maka moral adalah nilai-nilai kemanusiaan. Moral manuisa yang singkron (sesuai)
dengan kata hati yang tajam, menjadikan manusia yang bermoral tinggi (luhur).
Sebaliknya moral manusia yang singkron dengan kata hati yang tumpul menjadikan
manusia bermoral rendah.
5. Kemampuan Bertanggung Jawab
Kesediaan untuk menanggung akibat dari suatu perbuatan
a. Pada diri sendiri : menanggung tuntutan kata hati dalam bentuk penyesalan
yang dalam
b. Kepada masyarakat : menanggung norma sosial, berupa cemoohandan hukum
penjara
c. Kepada Tuhan : tuntutan norma agama, perasaan berdosa.

6. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)


Tuntutan kodrat manusia adalah rasa bebas merdeka. Tidak terikat oleh sesuatu,
artinya bebas berbuat sepanjang tidakbertentangan dengan norma. Orang yang
bertanggung jawab terhadap perbuatannya akan merasa bebas, merdeka, dan tidak
merasa bersalah.

7. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Haknya


Seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu dan berkewajiban untuk
memenuhi suatu tuntutan. Pemenuhan hak dan kewajiban berbertalian dengan
keadilan. Keseimbangan antara pemenuhan hak dan kewajiban dilaksanakan oleh
orang yang adil. Untuk menumbuhkan rasa kewajiban memalui pendidikan disiplin.

8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan


Kebahagiaan merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan,
kepuasan pengalaman pahit dan penderitaan. Manusia dapat menghayati kebahagiaan
apabila kepribadiannya ikut mempunyai jiwa yang bersih, stabil, jujur, bertanggung
jawab.
PERTEMUAN 2

B. DIMENSI HAKIKAT MANUSIA

Menurut Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005:17) manusia mempunyai 4 dimensi,
yaitu:

1) Dimensi Keindividualan
Pola pendidikan yang cocok dalam dimensi ini adalah pola pendidikan
demokratis dengan pedoman kepada Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi
teladan, contoh) Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun minat,
membangkitkan kemauan belajar) dan Tut wuri Handayani (dari belakang
memberikan dorongan, motivasi).

2) Dimensi Kesosialan
Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang didalamnya ada unsur
saling membutuhkan, memberi dan menerikma. Pendidikan merupakan wadah
pembinaan rasa sosial antar sesama manusia.

3) Dimensi Kesusilaan
Bahwa manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai, menghayati dan
melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.nilai dibedakan atas tiga macam yaitu
nilai otonom yang bersifat individuan (kebaikan menurut pendapat seseorang), nilai
heteronom bersifat koktif (menurut kelompok masyarakat), dan nilai theonom
(menurut agama, berdasarkan pada Tuhan).

4) Dimensi Keberagaman
Hakikatnya manusia adalah makhluk religius, percaya adanya Tuhan yang
menciptakan dan menguasai alam. Agama adalah cara/jalan hidup manusia.
Pengambilan keputusan dari agama. Sejak lahir sampai meninggal berdasarkan agama
yang dianutnya.
C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
Menurut Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo (2005:24) terdapat dua jenis
pengembangan dimensi hakikat manusia:

1. Pengembangan yang Utuh


Berarti manusia tumbuh dan berkembang secara selaras, seimbang baik yang
bersifat horizontal (hubungan dengan manusia) maupun vertikal (hubungan dengan
Tuhan), keseimbangan rohani dan jasmani, antara pengembangan kognitif, afektif dan
psikomotor serta keseimbangan manfaat dan melestarikan alam serta keseimbangan
dunia dan akhirat sehingga kepribadiannya mantap dan jiwanya ikhlas, pasrah, dan
tenang.

2. Pengembangan yang tidak Utuh


Berarti tidak ada keseimbangan jasmani dan rohani, vertikal dan horizontal,
tidak ada keseimbangan kognitif, afektif dan psikomotor serta pemanfaatan dan
kelestarian alam. Kebalikan dari pengembangan yang utuh.

D.Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya

Tujuan pendidikan di Indonesa adalah untuk mencapai sosok manusia seutuhnya yang
selarah dalam hubungan antar manusia, dalam hubungan dengan Tuhannya dalam
hubungannya dengan alam semesta, keserasian hubungan antar bangsa dan keselarasan hidup
di dunia dan kebahagian di akhirat.
PERTEMUAN 3

HAKIKAT
PENDIDIKAN

A.PENGERTIAN PENDIDIKAN

Berasal dari bahasa Yunani dari kata paedagogie (pendidikan) dan paedagogik (ilmu
pendidikan).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Dalam UURI No.20 Tahun 2003 Bab III bahwa pendidikan adalah usaha membudayakkan
anak manusia Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Menurut HAR Tilaar pendidikan adalah usaha memberdayakan manusia. Manusia yang
berdaya adalah manusia yang dapat berfikir kreatif, mandiri, dan produktif.
Menurut Ngalim Purwanto, pendidikan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah pendewasaan.
Ki Hajar Dewantoro mengatakan pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuh
kembang anaknya
M.J Langeveid, pendidikan adalah upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa
ke arah kedewasaan dan usaha menolong anak untuk mandiri dan bertanggung jawab
Plato berpendapat pendidikan adalah sesuati yang dapat membantu perkembangan individu
dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapai kesempurnaan.
John Dewey, pendidikan proses pengalaman.
B.TUJUAN PENDIDIKAN

Merupakan arah bagi kegiatan pendidikan dan suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan
pendidikan. Moh Solikodin Djaelani (2005:11) mengemukakan tentang hirarki macam-
macam tujuan pendidikan:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Dipengarihu oleh filsafah suatu negara. Menurut UUD No.20 Tahun 2003, tujuan
pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif, sera
bertanggung jawab.

b. Tujuan Intitusional
Tujuan setiap lembaga pendidikan atau sekolah. Tujuan pendidikan sekolah umum
berbeda dengan sekolah kejuruan dan sekolah kedinasan.

c. Tujuan kurikuler
Tujuan pendidikan setiap mata pelajaran.

d. Tujuan Instruksional
Tujuan setiap materi pelajaran yang terdiri dari tujuan pokok bahsan dan tujuan sub
pokok bahasan yang dijabarkan ke SK, KD, dan Indikator

C. PERAN PENDIDIKAN

1. Sebagai Transformasi Budaya


Kegiatan mewariskan budaya kepada generasi lainnya secara estafet yang harus
diikuti dan ditaati oleh setiap anggota masyarakat berupa kebiasaan, larangan,
anjuran, ajakan. Misalya tentang bahasa, cara menerima tamu, cara makan, cara
minum, teh perkawinan, sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan lain-lain.

2. Sebagai Proses Pembentukan Pribadi


Pendidikan diartikan sebagai kegiatan sistematis dan sistemik terarah kepada
pembentukan kepribdadian peserta didik. Sistematis karena pendidikan melalui
tahapan-tahapan yang kesinambungan. Proses pembentukan pribadi berlangsung
sepanjang hidup manusia. Pembentukan ini mencakup pembentukan cipta (kognitif),
rasa (afektif), dan karsa (psikomotor) yang sejalan.
3. Sebagai proses penyiapan warga negara
Suatu kegiatan terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik. Di Indonesia mejadi wrga negara yang baik di arahkan agar menjadi
pribadi yang mengetahui dan menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

4. Sebagai penyiapan tenaga kerja


Sebagai kegiatan membimbing, mengarahkan dan melatih peserta didik sehingga
memiliki bekal untuk kerja dan bekal untuk hidup dimasyarakat secara mandiri.

D.PILAR PENDIDIKAN

Tiang penyanggah yang kokoh menyokong berdirinya usaha-usaha pendidikan untuk


mencapai tujuan pendidikan. UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization) adalah organisasi dunia bergerak dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan
dan kebudayaan.
1. Learning to Belive and Convince the Almighty God (Belajar untuk mempercayai dan
meyakini Tuhan Yang Maha Esa)
Indonesia merupakan negara ketuhanan yang menjungjung tinggi nilai keagamaan
oleh karenia itu pilar ini masuk kedalam pilar pendidikan pertama di Indonesia.

2. Learning to Know (Belajar untuk Mengetahui)


Untuk mengetahui berkenaan dengan cara mendapatkan pengetahuan, pemahaman
dengan media yang ada. Dengan melaksanakan proses belajar, membaca, mengafal,
dan mendengarkan merupakan implementasi di pilar ini.

3. Learning to do (Belajar untuk melakukan)


Merupakan upaya untuk senantiasa aktif, kreatif, dan berlatih keterampilan untuk
keprofesionalan dalam bekerja. Belajar dengan melakukan/praktik agar peserta
memperoleh pengalaman dan pengetahuan.

4. Learning to live together (Belajar hidup bersama)


Diperlukan belajar hidup bersama agar saling membantu, mengasihi, dan menghargai
satu sama lain sehingga tercipta masyarakat yang tertib, aman, dan damai.

5. Learing to be (Belajar untuk berkembang)


Berkaitan dengan kesesuaian, keharmonisan, keseimbangan pencapaian tujuan afektif,
kognitif, dan psikomotor, keseimbangan jasmani dan rohani, keseimbangan hubungan
horizontal dan vertikal, serta keseimbangan dunia dan akhirat.
PERTEMU
LANDASAN PANCASILA

1. Landasan Filosofi
Landasan yang berkaitan dengan makna/hakikat pendidikan. Landasan filosofis bersifat
filsafat. Landasan filosofis pendidikan di Indonesia adalah Pancasila.

2. Landasan Sosiologis
Landasan yang mengkaji tentang pendidikan dari sudut pandang sosial. Merupakan landasan
yang berkaitan dengan realita sosial/masyarakat.

3. Landasan Kultural
Landasan yang mengkaji pendidikan dari sudut pandang kultural (budaya). Kebudayaan
adalah hasil cipta/karya manusia berupa norma, nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan
teknologi.

4. Landasan Psikologis
Mengkaji tentang pendidikan dari sudur pandanf psikologi. Melibatkan aspek kejiwaan
manusia yaitu tentang perkembangan jiwa seseorang dalam proses pendidikan.

5. Landasan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)


Mengkaji tentang pendidikan dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan kurikulum pendidikan berdasarkan perkembangan IPTEK sangat penting.

ASAS PENDIDIKAN

1. Asas Tut Wuri Handayani


Artinya dari belakang mengikuti, menuntun, dan mengawasi pelaksanaan pendidikan. Istilah
lain Ing Ngarso Sung Tolodo artinya didepan perbuatan tingkah laku pendidik menjadi
contoh, teladan yang baik bagi peserta didik. Ing Madya Mangun Karyo artinya ditengah,
pendidikan mempengaruhi dan membangkitkan kehendak/minat belajar.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Bertujuan membentuk manusia/masyarakat yang mau dan mampu terus menerus belajar
seumur hidup.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam asas ini, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar dengan
menghindari campur tangan pendidik/ orang lain yang berlebihan namun selalu siap
membantu jika diperlukan.

ALIRAN PENDIDIKAN

1. Aliran Empirisme (John Locke 1632-1704)


Bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Diperlukan menyediakan lingkungan yang mendukung (kondusif) bagi
perkembangan anak.

2. Aliran Nativisme (Schoupenhauer 1788-1880)


Bahwa perkembangan anak/hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan (potensi) yang
dibawa anak sejak lahir, lingkungan tidak akan berdaya mempengaruhi perkembangan anak.

3. Aliran Naturalisme (JJ. Rousseau 1712-1778)


Setiap anak dilahirkan dalam keadaan baik, pembawaan itu akan jadi rusak karena
dipengaruhi oleh lingkungan (aliran negativisme). Pendidikan formal dan non-formal harus
dijauhi dari anak, karena tidak penting.

4. Aliran Konvergensi (Willliam Stern 1871-1939)


Perkembangan anak/hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan. Potensi
anak dikembangkan melalui pendidikan oleh orang tuan, dan guru disekolah serta
masyarakat.

PERTEMUAN 5
TRI PUSAT PENDIDIKAN

1. Keluarga (Pendidikan Informal)


Lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga yang dikenal sebagai
pendidikan informal yaitu pendidikan yang dibebankan kepada keluarga dan menjadi
tanggung jawab keluarga yaitu orang tua yang mengajarkan anaknya pengetahuan dan
keterampilan serta norma/aturan agama dan masyarakat yang diperlukan untuk hidup sampai
anak tersebut dewasa dan mandiri.
Keluarga mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi produksi (penghasil), fungsi konsumsi
(pemakai) dan fungsi pembentuk watak dan kepribadian.

2. Sekolah (Pendidikan Formal)


Kegiatan untuk memaksimalkan peran sekolah adalah:
a. Pembelajaran yang mendidik, dengan memberi contoh teladan dari perilaku
guru yang baik kepada peserta didik
b. Pendekatan yang dilakukan oleh guru adalah Cara belajar Siswa Aktif (CBSA)
dengan pendekatan keterampilan proses yaitu trampil dalam proses belajar,
seperti menghitung.
c. Peningkatan dan pemantapan program bimbingan dan konseling di sekolah
dengan memperhatikan perkembangan pribadi dan sosia
d. Mengembangkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar (PSB),
peningkatan pengelolaan sekolah.

3. Masyarakat (Pendidikan nonformal)


Masyarakat berperan sebagai penyelenggara pendidikan jalur sekolah dan luar sekolah
berupa kursus, dan pelatihan yang dilakukan oleh lembaga kemasyarakatan (kelompok
sosial), ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa.
Pengaruh timbal balik tri pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik adalah
keluarga, sekolah dan masyarakat berpengaruh dalam memberi kontribusi (menyumbangkan)
dan bekerja sama memberikan bimbingan pemantapan pribadi peserta didik menjadi akhlakul
karimah (akhlak mulia), memberi pengajaran untuk penguasaan pengetahuan peserta didik
dan memberi latihan dalam upaya kemahiran keterampilan peserta didik.

PERTEMUAN 6
SITUASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Situasi Pendidikan.


Situasi pendidikan adalah kondisi yang ditandai adanya kegiatan pendidikan yaitu adanya
peserta didik, pendidik, tujuan pendidikan dan proses Pembelajaran (Prayitno, 2009: 35).
Situasi pendidikan terbentuk di atas hubungan sosial antara dua orang atau lebih membangun
hubungan pendidikan yang saling mempengaruhi antara peserta didik dan pendidik.

B. Komponan Pokok Situasi Pendidikan

Peserta didik adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat manusia (HMM).
Pendidikan akan mengembangkan HMM peserta didik sebagai manusia seutuhnya
Pendidik adalah manusia yang memiliki HMM juga. Pendidik melayani pengembangan
HMM peserta didik. HMM pendidik lebih dahulu berkembang dibandingkan dengan
perkembangan peserta didik, dengan kata lain, pendidik harus lebih dewasa dibandingkan
dengan peserta didik.
Tujuan pendidikan adalah arah yang hendak dicapai demi terwujudnya tujuan hidup
peserta didik yaitu hidup sesuai HMM yaitu berkembangnya secara optimal hakikat manusia,
dimensi kemanusiaan dan panca daya sehingga menjadi manusia yang bertakawa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, cerdas, trampil dan mandiri.
Empat komponen-komponen di atas sarat unsur harkat dan martabat manusia (HMM)
dengan kandungan hakikat manusia (bertakwa, paling sempurna, paling tinggi derajatnya,
khalifah di bumi dan penyandang HAM), lima dimensi kemanusiaan (kefitrahan (kebenaran 2
dan keluhuran), keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan) dan pancadaya (daya
takwa, cipta, rasa, karsa, karya).
Jadi Trilogi Harkat dan Martabat Manusia (HMM) yaitu
1. Hakikat manusia;
2. Dimensi kemanusiaan dan
3. Pancadaya

PERTEMUAN 7

PILAR PROSES PEMBELAJARAN


1. Kewibawaan adalah pancaran kelebihan seseorang atas orang lain dalam suasana
pengakuan dan penerimaan yang nyaman dan tulus dari orang lain itu.
a. Pengakuan dan penerimaan
b. Kasih sayang dan kelembutan
c. Penguatan
d. Tindakan tegas yang mendidik
e. Pengarahan dan keteladanan

2. Kewiyataan adalah perangkat praktik pembelajaran yang terkait langsung.

a. Materi pembelajaran
b. Metode pembelajaran
c. Alat bantu pembelajaran
d. Lingkungan pembelajaran
e. Penilaian hasil Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan yang hendak
dicapai peserta didik
Alat bantu pembelajaran merupakan sarana dan fasiltas yang dapat digunakan
pendidik untuk memperlancar , mengefektifkan dan mengefisienkanupaya pencapaian
tujuan pendidikan. Strategi multi media seperti: alat peraga, media grafis, media
elektronik digunakan oleh pendidik untuk memperkaya proses pembelajaran.
Penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan yang
dicapai peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran dengan cara tes dan non
tes. Hasil penilaian belajar ini untuk perbaikan, pengayaan, kenaikan dan kelulusan
PERTEMUAN 9

SEJARAH PENDIDIKAN NASIONAL

1. Mohamad Syafei
Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS (Indonesisch Nederlandse School) di
Sumatra Barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam.

Tujuan pendidikan INS adalah:

1. Mendidik anak-anak kearah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri.
2. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, membina kemauan keras, dan membiasakan
berani bertanggung jawab.
3. Membiayai diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerjakan sendiri.
4. Mengembangkan anak secara harmonis, yang mencakup aspek perasaan, kecerdasan, dan
keterampilan.
5. Mengembangkan sikap sosial, agar dapat bermasyarakat dengan baik.
6. Menyesuaikan pendidikan dengan masing-masing bakat anak.
7. Membiasakan bekerja menurut kebutuhan lingkungan.
Organisasi pendidikannya mencakup ruang bawah dan ruang atas, keduanya terdiri dari sekolah
dasar, sekolah menengah, dan kemasyarakatan.

a. Ruang bawah sama dengan SD yang lama belajarnya 7 tahun. Di sini teori dipelajari 75% dan
praktik 25%, dipilih sesuai dengan kemampuan anak tingkat SD.
b. Ruang atas, untuk SMP mempelajari teori 50% dan praktik 50%, untuk SMA mempelajari
teori 25 % dan praktik 75 %. Ruang atas berlangsung selama 6 tahun

2. Ki Hajar Dewantara

Nama kecilnya: Suwardi Suryaningrat, cucu Paku Alam III. lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei
1889. Setelah genap 40 tahun (1928) diganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara

Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat mendirikan yayasan Perguruan Nasional Taman siswa,
di Yogyakarta. Semakin meluas dan berkembang, sehingga Taman Siswa mempunyai taman Indria,
Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya, Taman Guru, Pra Sarjana dan Sarjana Wiyata. Menurut
Ki Hajar Dewantara, pelaksanaan pendidikan harus menyenangkan bagi siswa dengan menyalurkan
bakat dan minat siswa.
3. Kyai H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan adalah orang yang mendirikan organisasi Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta yaitu
Muhammadyah. Pendidikan Muhammadiyah dengan tujuan mewujudkan orang-orang yang
berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara.

Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:

1. Perubahan cara berpikir


2. Kemasyarakatan
3. Aktivitas
4. Kreativita
5. Optimisme

Fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut.

1. Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun keluar anggota organisasi Muhammadyah.
2. Tempat pembibitan dan pembinaan kader, yang dilaksanakan secara sistematis dan selektif
sesuai dengan kebutuhan.
3. Merupakan wahana untuk melaksanakan amal anggota organisasi.
4. Mensyukuri nikmat Tuhan
PERTEMUAN 10

SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA

Sejarah pendidikan dunia yang dibahas mulai zaman Yunani Purba (abad ke-16) dipengaruhi
oleh ahli pendidiknya seperti:
1. Plato
Tujuan pendidikan menurut Plato:
a. Membentuk warga negara secara teoritis dan praktis untuk mengabdi pada negaranya,
oleh sebab itu pendidikan diselenggarakan oleh negara.
b. Membentuk manusia supaya mempergunakan akalnya dengan bijaksana.
c. Membentuk manusia berkehendak untuk menopang sifat keberaniannya.
d. Memunculkan hasrat manusia yaitu memiliki rasa keingintahuan.
2. Pythagoras
Tujuan pendidikan menurut Pythagoras yaitu membentuk manusia susila, karena menurutnya
manusia sejak kecil cenderung berbuat jahat.
3. Socrates
Tujuan pendidikan menurut Socrates yaitu membawa manusia pada kebijakan.
4. Aristoteles
Menurut Aristoteles adalah pendidik harus mengenal pembawaan dan kecendrungan anak,
bertujuan supaya anak mendapat bimbingan sebaik-baiknya.

Sedangkan pendidikan di abad ke-17 dimulai oleh:


1. Francis Bacon
Ia adalah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini (abad ke 17) yang pertama
mengembangkan metode induktif yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian
dianalisis sehingga menimbulkan simpulan.
a. Mengutamakan menggunakan bahasa daerah.
b. Ada sejumlah prinsip pendidikan yang berkembang pda waktu itu
yang dirumuskan oleh Bacon serta pengikut-pengikutnya, antara lain:

- -Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran sebab mengembangkan semua


kemampuan manusia. - Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri.
- Menanamkan pengertian lebih penting daripada hafalan.
- Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
- Pelajaran harus diberikan satu per satu.
- Pengetahuan diperoleh dengan metode induktif
- Semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.

2. Johan Amos Comenius


Terkenal dengan bukunya: Didactika Magna (didaktik yang besar). Pada abad ke-18
berkembang paham rasionalisme yang bertujuan memberi kekuasaann bagi manusia untuk
berpikirsendiri dan bertindak untuk dirinya maka diperlikan latihan untuk memperkuat akal
atau resiko.
Dalam pendidikan ada tiga langkah penting yaitu:
a. Mengamati hal-hal yang ada di luar diri manusia.
b. Mengingat yang telah diamati dan dihapalkan
c. Berpikir yaitu mengolah bahan-bahan yang telah diperoleh tadi, ditimbang-
timbang untuk diri sendiri.

Pada abad ke-18 muncul aliran naturalisme sebagai reaksi terhadap rasionalisme.
Tokohnya adalah J.J. Rousseau:
Menurut Rousseau ada tiga asas pengajar yaitu:
1. Asas pertumbuhan;
2. Asas aktivitas;
3. Asas individualis

Pada abad ke-19 yaitu zaman developmentalisme.


Aliran ini memandang bahwa pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa yang
berlangsung dalam setiap individu. Tokoh aliran ini adalah:
1. Pestalozzi
Tokoh ini menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah meningkatkan derajat sosial
umat manusia, dengan mengembangkan semua aspek indivudualnya yaitu otak, tangan dan
hati mereka.
2. Johan Fredrik Herbart
Teorinya adalah psikologi asosiasi yaitu pengajaran yang baik akan memberikan
tanggapan sejelas-jelasnya kepada anak-anak. Tanggapan yang jelas akan dapat membuat
hubungan antar tanggapan yang erat.
Menurut Herbart ada lima langkah dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Persiapan
b. presentasi
c. Asosiasi
d. Generalisasi
e. Aplikasi

3. Frederich Wilhelm August Frobel


Menurut Frobel anak lahir dengan potensi. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan
semua potensi itu menjadi aktual dengan pengawasan. ujuan akhir pendidikan adalah
mencapai keseimbangan dengan alam atau kosmos sesuai kehendak Tuhan Sang Pencipta
Alam. Manusia perlu dikembangkan agar mencapai kedudukan yang cocok di jagat raya ini.
Tujuan pendidikan adalah mengontrol pertumbuhan anak agar menuju kearah yang benar,
kearah aslinya sebagai anak manusia

4. Stanli Hall
Menurut Stanli Hall, tujuan pendidikan adalah mengembangkan kekuatankekuatan
yang ada pada diri anak sehingga memperoleh kepribadian yang harmonis. Abad ke-19
ditandai oleh liberalisme dan individualisme. Bukti-bukti liberalisme antara lain sekolah-
sekolah dipakai untuk memperkuat kedudukan penguasa, penguasa pemerintahan yang
banyak pengetahuan dialah yang berkuasa.

Sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme dan individualisme, muncul aliran sosial dalam
pendidikan abad ke-20 dengan tokohnya:
1. John Dewey
Di Amerika Serikat ia berpendapat bahwa masyarakat mempunyai arti yang lebih
penting daripada individual. Dewey berpendapat bahwa segala sesuatu harus ditimbang
menurut kegunaan praktisnya bagi kehidupan sosial, sehingga aspek belajarnya mempunyai
dua aspek yaitu aspek psikologis dan aspek sosiologis.

2. Maria Montessori
Menurutnya di masa peka, anak memberi dorongan untuk aktif sendiri maka sekolah
perlu menyediakan bermacam-macam alat untuk melatih fungsi motoris, melatih fungsi
sensoris dan belajar bahasa.
PERTEMUAN 11

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Penyelenggaraan pendidikan merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, baik
buruknya penyelenggaraan pendidikan, berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung oleh
kerja sama antar komponen-komponen di dalam sistem ini.
Dalam suatu sistem pendidikan di sekolah, terdapat raw input (masukan mentah) yaitu
peserta didik yang akan belajar yang masih polos, belum banyak tahu, belum banyak bisa.
Kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam membuat persiapan mengajar (RPP:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sebagai pedoman mengajar bagi guru dan sebagai
pedoman penilaian (evaluasi) bagi guru. Kurikulum juga sebagai pedoman bagi kepala
sekolah dan pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi (penilaian, pengawasan dan
pembinaan).
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Puskur, 2006).
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pelatihan,
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik di
perguruan tinggi.
Sarana merupakan barang bergerak dan mudah dipindahkan yang habis pakai dan tidak
habis pakai, seperti: bangku, meja, papan tulis, spidol, lemari, media (media grafis, media
elektronik dan alat peraga), dll. Prasarana merupakan barang tidak bergerak dan tidak dapat
dipindahkan, seperti: gedung, ruang, tanah lapang yang masih kosong belum diisi dengan
sarana (perlengkapannya).
Uang sangat diperlukan untuk membeli perlengkapan sekolah, membayar gaji/honor
personil sekolah, membeli peralatan kebersihan sekolah, membayar listrik sekolah, membeli
peralatan tata usaha, dll.
Lingkungan dalam dan luar sekitar sekolah berupa lingkungan fisik dan lingkungan
psikis, sangat berperan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan sekolah,
menjadikan lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang kondusif merupakan lingkungan
sekolah yang nyaman, aman, mendukung dan tenang
PERTEMUAN 12

KELEMBAGAN PENDIDIKAN

A. Jalur Pendidikan

Menurut UURI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional bahwa “Jalur
pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan”.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Contohnya: pendidikan
di TK, SD, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK dan PT (Perguruan Tinggi).
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat. Contohnya: pendidikan di kursus, bimbingan belajar, penataran, seminar,
pelatihan/workshop.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan, berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal, setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Contohnya: pendidikan yang diselenggarakan secara mandiri oleh orang tua
kepada anaknya.

B. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat


perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan dasar adalah merupakan jenjang pendidikan yang mendasari jenjang
pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendididkan menengah
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
C. Jenis Pendidikan

Pendidikan umum adalah pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan


perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, seperti: SD, SMP, SMA.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
untuk bekerja dalam bidang tertentu, seperti: SMK, MAK.
Pendidikan akademik adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan
dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tertentu, yang mencakup
program pendidikan sarjana, magister, dan doktor (program sarjana dan pascasarjana).
Pendidikan profesi adalah sistem pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana
yang menyiapkan peserta didik untuk menguasai keahlian khusus.
Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan
keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan diploma I, II, III, dan IV.
Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang berfungasi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil atau mengalami bencana alam,
bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
PERTEMUAN 13

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

Masalah adalah kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan harapan yang inginkan
A. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah masalah bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pembangunan sumber
daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Landasan yuridis pemerataan pendidikan adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam menimbang bagian c bahwa sistem pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV pasal 5
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 nomor 18
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab VIII pasal 34
Tujuan upaya pemerataan pendidikan adalah untuk menyiapkan masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam pembangunan.
Penanggulangan masalah pemerataan pendidikan antara lain:
a. Memenuhi fasilitas pendidikan yang terdiri dari sarana dan prasarana pendidikan di
seluruh Indonesia terutama di pelosok daerah terpencil.
b. Menyebarkan tenaga guru ke seluruh Indonesia dan pengangkatan tenaga guru
menjadi Pegawai Negeri Sipil serta peningkatan tunjangan daerah terpencil kepada
guru di daerah terpencil.
c. Membangun infrastruktur seperti jembatan, jalan, mobil angkutan ke sekolah.
d. Mengembangkan sistem pamong (pendidikan oleh orang tua, masyarakat, guru), SD
kecil di daerah terpencil, sistem guru kunjung, sekolah terbuka, kejar paket A, B,C
dan belajar jarak jauh (universitas terbuka).
B. Masalah Mutu Pendidikan
Masalah mutu pendidikan berkisar pada: peserta didik kurang mempunyai kemampuan, minat
dan semangat sehingga sulit dididik/diajar. Guru kurang mempunyai kemampuan, kesabaran
dan disiplin
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan sebagai berikut:
1. Seleksi penerimaan siswa baru di SLTA dan Perguruan Tinggi agar diperoleh
siswa/mahasiswa yang bermutu.
2. Pengembangan kemampuan guru dan tenaga kependidikan lain melalui studi lanjut,
pelatihan, penataran, seminar, dll.
3. Penyempurnaan kurikulum dengan materi kehidupan sehari-hari siswa, metode yang
mengaktifkan dan menyenangkan peserta didik serta evaluasi yang beracuan patokan.
4. Pengadaan sarana prasarana yang lengkap dan bermutu.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (aman,nyaman dan mendukung) untuk
belajar.
6. Peningkatan kegiatan administrasi/manajemen yang bermutu.
7. Pengadaan kegiatan pengendalian muru seperti: laporan penyelenggaraan pendidikan
oleh lembanga pendidikan secara berkala, peningkatan supervisi pendidikan, sistem
ujian negara yang ketat, pengadaan akreditasi kepada lembaga pendidikan.

C. Masalah Efisiensi Pendidikan


Efisiensi artinya memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya seminimal mungkin untuk mencapai
hasil semaksimal mungkin.
Jadi masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana pendayagunaan sumber daya
pendidikan yaitu tenaga kependidikan dan sarana prasarana pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
1. Masalah Efisiensi Tenaga Kependidikan
a. Masalah tenaga kependidikan antara lain tentang pengangkatan tenaga
guru dan tata usaha yang lambat dan sangat terbatas, sedangkan kebutuhan
akan guru tinggi dan jumlah guru honor di sekolah berlimpah.
b. Masalah penempatan guru tidak merata, lebih banyak di kota besar
daripada di daerah terpencil.
c. Masalah pengembangan tenaga kependidikan berupa latihan, penataran,
seminar, lokakarya, penyebaran buku panduan, lambat sedangkan
pelaksanaan penyesuaian dengan kurikulum baru perlu segera
dilaksanakan.
2. Masalah Efisiensi dalam Penggunaan Sarana Prasarana Pendidikan
a. Gedung sekolah dibangun kurang mempertimbangkan antara lokasi dan
banyaknya penduduk usia sekolah, sehingga banyak sekolah yang kosong dan
tidak terurus.
b. Pengiriman sarana pendidikan seperti media elektronik tidak dibarengi dengan
pembekalan kemampuan guru untuk menguasai alat tersebut, sehingga
mubazir, tidak dimanfaatkan.
c. Pusat Sumber Belajar (PSB) yang dibangun di masyarakat kurang
dimanfaatkan karena sikap dan ketermpilan para pemakai belum disiapkan.
d. Perubahan kurikulum membawa akibat tidak dipakainya lagi buku paket siswa
dan buku pegangan guru karena diganti dengan buku baru yang sesuai dengan
kurikulum baru.
Upaya penanggulan masalah pendidikan sebagai berikut:
1. Masalah Efisiensi Tenaga Kependidikan
a. Secepatnya dilaksanakan pengangkatan tenaga guru dan tata usaha honorer
secara besar-besaran agar tenaga kependidikan menjadi semangat dan lebih
fokus dalam bekerja.
b. Menempatkan guru secara merata keseluruh kota besar dan daerah terpencil
dalam rangka pelaksanaan wajib belajar.
c. Mengadakan pengembangan tenaga kependidikan berupa latihan, penataran,
seminar, lokakarya dan penyebaran buku panduan untuk melaksanakan
penyesuaian dengan kurikulum baru perlu segera dilaksanakan.
2. Masalah Efisiensi dalam Penggunaan Sarana Prasarana Pendidikan
e. Pembangunan gedung sekolah mempertimbangkan antara lokasi dan
banyaknya penduduk usia sekolah, sehingga gedung sekolah dimanfaatkan
untuk penyelenggaraan kegiatan sekolah.
f. Pengiriman sarana pendidikan seperti media elektronik dibarengi dengan
pembekalan kemampuan guru untuk menguasai alat tersebut, sehingga tidak
mubazir dan dimanfaatkan untuk membantu guru dalam mengajar..
g. Pusat Sumber Belajar (PSB) yang dibangun di masyarakat dimanfaatkan
dengan mempersiapkan sikap dan keterampilan pemakai.
h. Buku paket siswa dan buku pegangan guru baru yang sesuai dengan
kurikulum baru benar-benar dimanfaatkan dalam proses belajar dan
pembelajaran.

D. Masalah Relevansi Pendidikan


Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauhmana sistem pendidikan dapat menghasilkan
luaran (hasil pendidikan = out put) yaitu tenaga kerja siap pakai yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan (masyarakat dan pembangunan).
Penyebab masalah relevansi pendidikan adalah:
1. Pemerataan pendidikan/belajar masih kurang.
2. Hasil pendidikan kurang bermutu.
3. Proses penyelenggaraan pendidikan kurang efisien.
Upaya penanggulangan masalah relevansi pendidikan adalah:
1. Diusahakan pemerataan pendidikan sampai ke pelosok daerah, mutu pendidikan
ditingkatkan, efisiensi terhadap tenaga kependidikan dan sarana prasarana pendidikan.
2. Lebih ditambahkan lagi jam praktik kerja daripada hanya mempelajari teori.

E. Saling Keterkaitan antar Masalah Pendidikan


Masalah mutu pendidikan ditentukan oleh masalah pemerataan pendidikan, masalah
efisiensidan masalah relevansi pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan harus diimbangi
dengan masalah mutu pendidikan agar banyaknya sekolah yang di bangun di daerah
mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

F. Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya


Masalah Pendidikan Banyak faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
antara lain adalah:
1. Perkembangan iptek dan seni
2. Laju pertumbumbuhan penduduk
3. Aspirasi masyarakat
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
PERTEMUAN 14

PENDIDIKAN, PEMBANGUNAN DAN ANTISIPASI


MASA DEPAN

Salah satu sasaran pembangunan adalah pendidikan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM), yang merupakan pembangunan psikis (rohani/spiritual).
Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temuanya adalah:
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia, sedangkan
pembangunan merupakan usaha ke luar diri manusia.
2. Pendidikan merupakan komponen atau bagian (mikro) dari
pembangunan yang bersifat makro.
3. Pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,
mengangkat martabat manusia menjadi semakin baik kondisi sosial
ekonominya.
A. Ciri Masyarakat Masa Depan
Perkembangan masyarakat yang begitu cepat, mengalami perubahan berbagai aspek
kehidupan di masa depan di bidang ekonomi, sosial, agama, budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
1. Globalisasi
Globalisasi berarti dunia menjadi satu kesatuan secara utuh dan menyeluruh, tanpa batas
negara dan transparan.
Globalisasi sangat berhubungan dengan kemajuan iptek, iptek sebagai alat globalisasi.
Dampak positifnya adalah kemudahan mencari berita dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
masyarakat dengan cepat akan didapat. Dampak negatifnya adalah pornografi dan kejahatan
semakin canggih, merajalela dan bebas beraksi.
2. Perkembangan Iptek
Perubahan masyarakat dibarengi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berguna bagi masyarakat yaitu memudahkan dan mempercepat kegiatan sehari-hari.
Dampak negatif dari perkembangan iptek yang berkembang semakin pesat adalah
pemanfaatan iptek untuk kejahatan yaitu penipuan dan pornografi.

3. Perkembangan Arus Informasi


Perkembangan arus informasi baik di media cetak maupun di media elektronik yang semakin
padat dan cepat, menggunakan satelit, parabola, komputer dan internet sehingga komunikasi
semakin mudah dan cepat ke seluruh pelosok daerah di tanah air dan di belahan dunia.
Dampak positif dari pekembangan arus informasi adalah komunikasi menjadi lancar, mudah
dan cepat. Informasi/berita tentang apapun akan cepat dan mudah diperoleh dan wawasan
masyarakat menjadi luas, dll.
Dampak negatif dari perkembangan arus informasi adalah memperoleh informasi/berita yang
belum tentu kebenarannya, menggiring masyarakat kepada hal yang menyesatkan, memanas-
manasi masyarakat untuk melakukan suatu tindakan, dll.

4. Tuntutan peningkatan layanan secara profesional

Masyarakat maju membutuhkan atau menuntut pelayanan secara profesional. Ciri pelayanan
profesional adalah pelayanan dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya, bertanggung
jawab dan mempunyai hubungan kesejawatan yang luas.

B. Tantangan Bagi Manusia Masa Depan (Masyarakat Modern)


Tuntutan atau tantangan yang dihadapi manusia masa depan atau masyarakat modern adalah:
a.Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kemajuan
zaman.
b. Memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang.
c.Wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi (melek teknologi).
d. Memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat.

C. Upaya Mengantisipasi masa Depan


i. Pelestarian nilai-nilai agama melalui pendidikan agama untuk
memperkuat penanaman dasar keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
ii. Pelestarian nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan
kebudayaan Indonesia, dalam rangka mengantisipasi perubahan nilai
dan sikap manusia modern yaitu pelestarian nilai-nilai luhur Pancasila.
iii. Pengembangan kebudayaan mencakup unsur pengembangan
kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian,
sistem teknologi dan peralatan canggih
iv. Pengembangan sarana pendidikan baik jalur sekolah formal (dasar,
menengah dan tinggi) maupun jalur luar sekolah non formal (kursus,
pelatihan, penataran, workshop) berupa perangkat lunak (kebijakan
yang tertuang dalam undang-undang/peraturan) maupun perangkat
keras (sarana dan prasarana).
v. Pendidikan pengetahuan dan keterampilan (vokasional) melalui
pendidikan di sekolah kejuruan.
vi. Peran serta orang tua, guru dan masyarakat kepada peserta didik
sebagai anggota masyarakat modern perlu ditingkatkan yaitu
meningkatkan pendampingan, pengawasan dan pengawalan yang ketat.
PERTEMUAN 15

POSISI ILMU PENDIDIKAN DALAM PROFESI


BIMBINGAN DAN KONSELING

Ilmu pendidikan berisi tentang teori-teori, misalnya: teori perbedaan individu,


pengembangan potensi peserta didik, kedisiplinan dan kemandirian, dll. Dalam melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik berdasarkan teori-teori tersebut yaitu
berdasarkan perbedaan individu agar potensinya berkembang menjadi kompetensi dan
menegakkan kedisiplinan untuk kemandirian dirinya.
Dalam ilmu pendidikan terdapat tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia yang
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, cerdas, trampil dan mandiri. Pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling mengacu kepada tujuan pendidikan tersebut
Di dalam ilmu pendidikan terdapat kaidah-kaidah melaksanakan pendidikan, misalnya:
pendidikan dilaksanakan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, pendidik menjadi
contoh panutan bagi peserta didik, perlu ketegasan dalam mendidik peserta didik
Bimbingan dan konseling sebagai profesi, dalam melaksanakan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling secara profesional membantu pencapaian tujuan pendidikan,
mengembangkan potensi peserta didik, membentuk kepribadian peserta diidik yang kuat,
membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik, mengembangkan
karir peserta didik dan menjadikan sosok manusia Indonesia seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai