- Dimensi keindividualan
Manusia merupakan mahluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status
sebagai kholifah Allah diatas bumi. Manusia dianugerahi keadaan jasmani yang lemah
namun memiliki potensi-potensi jasmaniah (konstruksi tubuh lengkap), rokhaniah (cipta,
rasa, karsa, intuisi, bakat-bakat umum dan khusus) serta kondisi lingkungan tertentu
(bangsa, suku, ras, adat istiadat, kebudayaan). Dengan berinteraksi secara aktif dengan
lingkunganya, secara bertahap tumbuhlah kesadaran diri pada anak manusia, sehingga
memungkinkan dapat membedakan diri dengan orang lain dan alam sekitar. Karena tanpa
hubungan dengan orang lain tidak mungkin tubuh menjadi individu yang baik - baik.
Menurut M.J Langeveld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk
mandiri yang sangat kuat meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya
sehingga memerlukan pihak lain untuk member perlindungan dan bimbingan. Sifat
kemandirian untuk memikul tanggung jawab merupakan ciri yang sangat esensial dari
adanya individualitas pada diri manusia.
- Dimensi kesosialan
Setiap bayi yang dilahirkan memiliki potensi sosialitas. Menurut M.J Langeveld
bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul.. Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya
pergaulan, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Menurut Immanuel Kant bahwa manusia hanya menjadi
manusia jika berada diantara manusia. Seseorang dapat mengembangkan
individualitasnya di dalam pergaulan sosial, karena di situ manusia berkesempatan untuk
belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain untuk
dimilikinya, serta menolak dari sifat yang tidak disukainya. Dimensi kesosialan manusia
tumbuh berkat adanya rasa saling membutuhkan. Untuk saling membantu, saling
melengkapi antar mereka, baik anak-anak maupun orang tua dan manusia lainya.
- Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak hanya berbuat yang pantas
tetapi juga kesopanan.. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan susila, serta melaksanakanya. Sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk
susila. Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan yang luas penggarapanya, mulai dari
ranah kognitif yaitu mengetahui sampai kepada menginternalisasi nilai sampai kepada
ranah efektif dan meyakini, meniati sampai kepada siap sedia untuk melakukan.
Implikasi pedegogisnya ialah bahwa pendidikan kesusilaan berarti menanamkan
kesadaran melakukan kewajiban dari pada hak pada peserta didik.
- Dimensi keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Sebelum manusia mengenal
agama, mereka mempercayai adanya kekuatan supranatural yang menguasai alam
semesta ini. Akan tetapi, setelah ada agama maka manusia mulai menganutnya.
Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang lemah.
Sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan
hidupnya. Manusia dapat mengahayati agama melalui proses pendidikan agama. Itulah
dimensi –dimensi pada manusia yang menyebabkan manusia berbeda dengan hewan.