Anda di halaman 1dari 5

Kelompok I :

- Adinda Nur Zahrani (200405501019)


- Andi Andrian Hidayat (200405501043)
- Anisa Norfika Yasmin Yusuf (200405502008)

Hakikat Manusia dan Pengembangannya

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik


untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaanya
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas mendidik hanya mungkin
dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran jelas tentang siapa
manusia itu sebenarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengetahuan dan
pemahaman yang meliputi : arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensinya,
pengembangan dimensi tersebut, dan sosok manusia indonesia seutuhnya. Ciri khas manusia
yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang
disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut
hanya dimiliki oleh manusia akan membentuk peta tentang karakter manusia. Peta ini akan
menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode,
dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan
komunikasi transaksi di dalam interaksi edukatif. Dengan kata lain ,dengan menggunakan peta
tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh ke dalam bentuk– bentuk
transaksi yang patologi dan berakibat merugikan subjek terdidik.

1. Pengertian Hakikat Manusia Hakikat manusia


Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Yang mampu mengarahkan
dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati Suatu keberadaan
yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan social.
2. Sifat-sifat Hakikat Manusia
Sifat Hakikat Manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropologi.
Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar soal praktik
melainkan praktik yang berlandas dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan
pendidikan itu sendiri sifatnya normatif. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan
landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan
universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai
tugas untuk menumbuh kembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang
bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.

a. Pendidikan Bersifat Filosofis


Filosofis berarti berdasarkan pengetahuan dan penyelidian dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hokum, termasuk termasuk teori yang mendasari
alam pikiran atau suatu kegiatan (berintikan logika, estetika, metafisika, epistemology
dan falsafah) Untuk mendapatkan landasan pendidikan yang kukuh diperlukan adanya
kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan Universal tentang ciri hakiki manusia.
b. Pendidikan Bersifat Normatif
Normatif berarti bersifat norma atau mempunyai tujuan/aturan Pendidikan mempunyai
tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia sebagai sesuatu yang bernilai
luhur, dan hal itu menjadi keharusan.
3. Wujud Sifat Hakikat Manusia
Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh
hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi
masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu :
 Kemampuan menyadari diri;
 Kemampuan bereksistensi;
 Pemilikan kata hati;
 Moral;
 Kemampuan bertanggung jawab;
 Rasa kebebasan (kemerdekaan);
 Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;
 Kemampuan menghayati kebahagiaan.
A. Kemampuan menyadari diri
Kaum Rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari
bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karateristik.
B. Kemampuan bereksistensi
Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dengan
dirinyasebagai objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu dapat
menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya.
Kemampuan menerobos ini bukan saja soal ruang, melainkan juga dengan waktu.
Kemampuan menempatkan diri dan menerobos inilah yang disebut kemampuan
bereksistensi.
C. Kata hati
Kata hati atau conscieice of Man juga sering disebut dengan istilah hati nurani,
lubuk hati, pelita hati, dan sebagainya. Manusia memiliki pengertian yang menyertai
tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya. Bahkan mengerti juga
akibatnya baik atau buruk bagi manusia sebagai manusia.
D. Moral
Jika kata hati dikatakan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka
yang dimaksud dengan moral adlah perbuatan itu sendiri. Di sini masih tampak bahwa
masih ada jarak antar kata hati dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki
kata hati yang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata
hatinya itu. Untuk menjembatanijarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek
yang diperlukan yaitu kemauan.
E. Tanggung Jawab
Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab,
merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung
jawab ada bermacam-macam, ada bertanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat,
dan kepada Tuhan.
F. Rasa kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai denagn
tuntutan kodrat manusia. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang kelihatannya saling
bertentangan yaitu “rasa bebas” dan “sesuai dengan tuntutan kodrat manusia” yang
berarti ada ikatan.
G. Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dari
manusia sebagai mahluk sosial.Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang
mempunyai hak untuk menuntut sesuatu maka tentu ada kewajiban yang harus
dipenuhi terlebih dahulu yang pada saat itu belum di penuhi. Dalam relitas hidup
sehari-hari umumnya hak diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan,
sedangkan kewajiban di pndang sebagai sesuatu beban. Benarkah kewajiban menjadi
beban bagi manusia ?. ternyata bukan beban melainkan suatu keniscayaan. Artinya
selama orang itu menyebut dirinya manusia dan mau dipandang sebagai manusia,
maka kewajiban itu menjadi keniscayaan baginya.
H. Kemampuan menghayati kebahagiaan
Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Ambillah
missal tentang sebutan senang, gembira, baahagia, dan sejumlah istilah lain yang mirip
dengan itu. Sebagian orang mungkin menganggap bahwa seseorang yang
sedangmengalami rasa senang atau gembira itulah sedang mengalami kebahagiaan.
Maka kita bisa menyimpulkan bahwa kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada
keadaannya sendiri secara faktual atuapun pada rangkaian prosesnya tetapi terletak
pada kesanggupannya menghayati semua itu dengan keheningan jiwa, dan
menundukan suatu hal di dalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu : usah, norma-
norma dan takdir. Usaha adalah perjuangan yang terus menerus untuk mengatasi
masalah hidup. Selanjutnya usaha tersebut harus bertumpu ada norma-norma dan
kaidah-kaidah. Kemudian takdir merupakan rangkaian yang terpisah dalam proses
terjadinya kebahagiaan. Komponen takdir ini erat bertalian dengan komponen usaha.

Empat dimensi hakikat manusia

- Dimensi keindividualan
Manusia merupakan mahluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status
sebagai kholifah Allah diatas bumi. Manusia dianugerahi keadaan jasmani yang lemah
namun memiliki potensi-potensi jasmaniah (konstruksi tubuh lengkap), rokhaniah (cipta,
rasa, karsa, intuisi, bakat-bakat umum dan khusus) serta kondisi lingkungan tertentu
(bangsa, suku, ras, adat istiadat, kebudayaan). Dengan berinteraksi secara aktif dengan
lingkunganya, secara bertahap tumbuhlah kesadaran diri pada anak manusia, sehingga
memungkinkan dapat membedakan diri dengan orang lain dan alam sekitar. Karena tanpa
hubungan dengan orang lain tidak mungkin tubuh menjadi individu yang baik - baik.
Menurut M.J Langeveld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk
mandiri yang sangat kuat meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya
sehingga memerlukan pihak lain untuk member perlindungan dan bimbingan. Sifat
kemandirian untuk memikul tanggung jawab merupakan ciri yang sangat esensial dari
adanya individualitas pada diri manusia.
- Dimensi kesosialan
Setiap bayi yang dilahirkan memiliki potensi sosialitas. Menurut M.J Langeveld
bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul.. Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya
pergaulan, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Menurut Immanuel Kant bahwa manusia hanya menjadi
manusia jika berada diantara manusia. Seseorang dapat mengembangkan
individualitasnya di dalam pergaulan sosial, karena di situ manusia berkesempatan untuk
belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain untuk
dimilikinya, serta menolak dari sifat yang tidak disukainya. Dimensi kesosialan manusia
tumbuh berkat adanya rasa saling membutuhkan. Untuk saling membantu, saling
melengkapi antar mereka, baik anak-anak maupun orang tua dan manusia lainya.
- Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak hanya berbuat yang pantas
tetapi juga kesopanan.. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan susila, serta melaksanakanya. Sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk
susila. Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan yang luas penggarapanya, mulai dari
ranah kognitif yaitu mengetahui sampai kepada menginternalisasi nilai sampai kepada
ranah efektif dan meyakini, meniati sampai kepada siap sedia untuk melakukan.
Implikasi pedegogisnya ialah bahwa pendidikan kesusilaan berarti menanamkan
kesadaran melakukan kewajiban dari pada hak pada peserta didik.
- Dimensi keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Sebelum manusia mengenal
agama, mereka mempercayai adanya kekuatan supranatural yang menguasai alam
semesta ini. Akan tetapi, setelah ada agama maka manusia mulai menganutnya.
Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang lemah.
Sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan
hidupnya. Manusia dapat mengahayati agama melalui proses pendidikan agama. Itulah
dimensi –dimensi pada manusia yang menyebabkan manusia berbeda dengan hewan.

Pengembangan dimensi hakikat manusia

1. Pengembangan yang utuh


Tingkat keutuhan perkembangan dimensi manusia ditentukan oleh 2 faktor :
 Kualitas potensi tingkat manusia.
 Kualitas layanan pendidikan yang diberikan untuk pengembangannya.
 Keutuhan antara aspek jasmani rohani, keutuhan antara dimensia individu dan sosial,
kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif afektif psikomotor.
 Arah konsentris, pengembangan keempat dimensi hakikat manusia tidak dipisahkan.
 Arah horizontal, pengembangan hakikat dimensi manusia dilaksanakan secara
serempak.
2. Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur simensi hakikat manusia yang terabaikan
untuk ditangani.

Anda mungkin juga menyukai