Anda di halaman 1dari 24

Makalah

“Hakikat Manusia”

Mata kuliah :

Ilmu Sosial dan Budaya

Dosen Pengampu :

Nina Muidah S.Pd, M.Pd, M.Kom.

Penyusun :
Ahmad Habibie 2110010480
Muhammad Anshari 2110010449
Syahbana Noor 2110010093
Maria Evarista Afrin 18630627

Universitas Islam Kalimantan MAB


Fakultas Teknik Informasi
Teknik Informatika
2023
Daftar Isi
Hakikat dan Konsep dasar manusia ........................................................................................................ 3
Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Budaya ........................................................................ 7
Manusia sebagai Makhluk Beradab ...................................................................................................... 13
Manusia sebagai Makhluk Individu....................................................................................................... 20
Hakikat dan Konsep dasar manusia

1. Pengertian Hakikat Manusia

Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas

tingkah laku intelektual dan sosial. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif

mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Makhluk yang

dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama

hidupnya. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk

mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk

ditempati Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan

dengan potensi yang tak terbatas. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang

mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan

terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat

kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan social.

2. Sifat-sifat Hakikat Manusia

Sifat Hakikat Manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropologi. Hal ini

menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar soal praktik melainkan praktik

yang berlandas dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya

normatif. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan

adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia.

Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuh kembangkan sifat

hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.
a. Pendidikan Bersifat Filosofis

Filosofis berarti berdasarkan pengetahuan dan penyelidian dengan akal budi mengenai

hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hokum, termasuk termasuk teori yang

mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan (berintikan logika, estetika, metafisika,

epistemology dan falsafah) Untuk mendapatkan landasan pendidikan yang kukuh

diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan Universal tentang

ciri hakiki manusia.

b. Pendidikan Bersifat Normatif

Normatif berarti bersifat norma atau mempunyai tujuan/aturan Pendidikan

mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia sebagai

sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.

3. Wujud Sifat Hakikat Manusia

Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki

oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi

masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu :

• Kemampuan menyadari diri;

• Kemampuan bereksistensi;

• Pemilikan kata hati;

• Moral;

• Kemampuan bertanggung jawab;


• Rasa kebebasan (kemerdekaan);

• Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;

• Kemampuan menghayati kebahagiaan.

A. Kemampuan menyadari diri

Kaum Rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya

kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa

dirinya memiliki ciri khas atau karateristik.

B. Kemampuan bereksistensi

Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dengan dirinyasebagai

objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu dapat menembus atau

menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos

ini bukan saja soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Kemampuan menempatkan diri dan

menerobos inilah yang disebut kemampuan bereksistensi.

C. Kata hati

Kata hati atau conscieice of Man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati,

pelita hati, dan sebagainya. Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang

akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya. Bahkan mengerti juga akibatnya baik atau

buruk bagi manusia sebagai manusia.

D. Moral

Jika kata hati dikatakan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang

dimaksud dengan moral adlah perbuatan itu sendiri. Di sini masih tampak bahwa masih ada

jarak antar kata hati dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang

tajam belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Untuk
menjembatanijarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek yang diperlukan yaitu

kemauan.

E. Tanggung Jawab

Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab,

merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung jawab ada

bermacam-macam, ada bertanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat, dan kepada Tuhan.\

F. Rasa kebebasan

Merdeka adalah rasa bebas tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai denagn tuntutan

kodrat manusia. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang kelihatannya saling bertentangan

yaitu “rasa bebas” dan “sesuai dengan tuntutan kodrat manusia” yang berarti ada ikatan.

G. Kewajiban dan Hak

Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dari manusia

sebagai mahluk sosial.Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang mempunyai hak untuk

menuntut sesuatu maka tentu ada kewajiban yang harus dipenuhi terlebih dahulu yang pada

saat itu belum di penuhi. Dalam relitas hidup sehari-hari umumnya hak diasosiasikan dengan

sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban di pndang sebagai sesuatu beban.

Benarkah kewajiban menjadi beban bagi manusia ?. ternyata bukan beban melainkan suatu

keniscayaan. Artinya selama orang itu menyebut dirinya manusia dan mau dipandang sebagai

manusia, maka kewajiban itu menjadi keniscayaan baginya.

H. Kemampuan menghayati kebahagiaan

Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Ambillah missal tentang

sebutan senang, gembira, baahagia, dan sejumlah istilah lain yang mirip dengan itu. Sebagian
orang mungkin menganggap bahwa seseorang yang sedangmengalami rasa senang atau

gembira itulah sedang mengalami kebahagiaan. Maka kita bisa menyimpulkan bahwa

kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaannya sendiri secara faktual atuapun pada

rangkaian prosesnya tetapi terletak pada kesanggupannya menghayati semua itu dengan

keheningan jiwa, dan menundukan suatu hal di dalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu :

usah, norma-norma dan takdir. Usaha adalah perjuangan yang terus menerus untuk mengatasi

masalah hidup. Selanjutnya usaha tersebut harus bertumpu ada norma-norma dan kaidah-

kaidah. Kemudian takdir merupakan rangkaian yang terpisah dalam proses terjadinya

kebahagiaan. Komponen takdir ini erat bertalian dengan komponen usaha.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Budaya

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu

juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam

hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan

dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu

bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena

pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang

lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah

manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan

bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan

bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa

alasan, yaitu:

• Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

• Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

• Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

• Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa

mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang

membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya

manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang

berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan) yang ditemukan

ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian menjadi

acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan
integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan atau bekerja dengan

baik, maka dipandang sah, akhirnya kebudayaan dibakukan bahwa setiap anggota organisasi

harus menerimanya sebagai cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-

pekerjaan dalam organisasi.

Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam

kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu

sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari

buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal

manusia.

Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai

sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya

merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan

tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa

keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat

kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari

masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap

lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan

berbeda kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda

pula.
RUANG LINGKUP SOSIAL BUDAYA

Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang berhubungan

dengan sistem hidup bersama dalam masyarakat. Budaya atau kebudayaan adalah cara atau

sikap hidup manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi, sosial

budaya adalah sekelompok masyarakat yang bekerja bersama-sama dan saling mendukung

untuk mencapai tujuan hidup dalam bermasyarakat.

Dalam sosial budaya juga dikenal sistem sosial budaya, artinya keseluruhan dari unsur-unsur

tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan bekerja sama saling

mendukung untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat.

Manusia adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Keduanya tidak

dapat dipisahkan dan merupakan dwitunggal. Tak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan juga

sebaliknya.

Sosial budaya merupakan bagian dari kehidupan kita sebagai anggota masyarakat. Sebagai

makhluk sosial maka kita menjadi bagian dalam sebuah sistem kemasyarakatan yang

mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum.

Saat kita hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan sebuah kebudayaan. Masyarakat dan

kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada masyarakat tanpa
kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.

Dalam sebuah kebudayaan dikenal dengan nama unsur-unsur kebudayaan, sebagai berikut:

• Peralatan dan perlengkapan hidup manusia

• Mata pencarian

• Bahasa

• Kesenian

• Sistem pengetahuan

• Religi

MASALAH SOSIAL BUDAYA

Masalah-masalah sosial biasanya dirasakan oleh masyarakat yang sedang berkembang atau

masyarakat yang sudah maju dan kompleks seperti yang dialami oleh masyarakat perkotaan.

Masalah-masalah sosial timbul karena masyarakat mengalami suatu proses perubahan sosial

dan kebudayaan yang cepat, khususnya disebabkan oleh perubahan teknologi.

Perubahan-perubahan ini memberi dampak positif maupun negatif baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada masyarakat.

• Dampak positif

Perubahan sosial dan budaya yang terjadi akan memberikan dampak positif jika masyarakat

mampu menerimanya dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

• Dampak negatif
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi akan memberikan dampak negatif jika masyarakat

tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Globalisasi adalah suatu proses

antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan

mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Globalisasi mempengaruhi hampir

semua aspek yang ada dimasyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Globalisasi

kebudayaan terus berkembang seiring dengan berkembang pesatnya teknologi komunikasi.

Teknologi komunikasi menjadi sarana utama komunikasi antarbangsa dan antardaerah saat

ini.

Ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan adalah sebagai berikut.

• Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

• Penyebaran prinsip multikebudayaan (multi culturalism), dan kemudahan akses suatu

individu terhadap kebudayaan lain diluar kebudayaannya.

• Berkembangnya pariwisata.

• Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

• Berkembangnya mode yang berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

Setiap ada perubahan dan perkembangan biasanya akan muncul permasalahan sosial dan

budaya. Masalah sosial budaya sudah ada sejak peradaban manusia dimulai. Masalah sosial

selalu berkaitan dengan hubungan antarmanusia dan norma-norma yang berlaku disaat

hubungan manusia-manusia itu terwujud.


Manusia sebagai Makhluk Beradab

1. Pengertian Adab dan Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut civili-zation. Peradaban asal kata adab

artinya akhlak, kesopanan, atau kehalusan budi pekerti. Peradaban=berkata dengan

konsep nilai moral, etika, estetika di masyarakat dipakai untuk menyebut bagian-bagian

dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah misalnya: kesenian, ilmu

pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis. Organisasi kenegaraan

atau sistem teknologi, seni bangunan. Istilah peradaban sering dipakai untuk

menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada

waktu perkembangna kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya

yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik

kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Dengan batasan-

batasan pengertian diatas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasi-hasil

kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan, dan teknologi, adat sopan santun serta

pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota

yang maju dan kompleks. Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest

social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of

that which distinguish humans from other species. Menurut Damono sebagaimana dikutip

oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau

kesopanan dan kehalusan budi pekerti.

Adab erat hubungannya dengan:

• Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan

• Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan

sesuatu yang baik atau salah.


• Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang

menjadi

pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia.

• Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,

kesatuan, keselarasan dan kebalikan.

Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban”

adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh

manusia pendukungnya. Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan

sosial, ekonomi, politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan

yang praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang

lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan masyarakat. Menurut Prof. Dr.

Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti

kesenian. Dengan demikian “peradaban” adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat

tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan

tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.

Masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mengalami proses perubahan sosial yang berarti,

sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat

peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam

urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk

pikiran kelompok manusia yang mengatasi Negara, ras, suku, atau agama, yang

membedakannya dari yang lain, tetapi tidak menelitik dengan sendirinya.

Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial,


kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk sistem IPTEK dan

pemerintahnya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. Pendidikan

2. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Sedangkan Wujud Peradaban Moral adalah:

1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan

sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.

3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi

pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket,

sopan santun.

4. Estetika: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,

mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims (H P Fairchild: 1964: 41)

menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and

attain-ments of a particular society. In a ordinary usage, the term imolies a fairly high stage

on the culture evolutionary scale .Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized

usage would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly
and less highly civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual,

aesthetic, technological, and spiritual attainments.

Sedangkan menurut The Third Wave Alvin Tofler (1981: 10-14) gelombang pertama

sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke

bercocok tanam. (revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri

penemuan mesin uap, energy listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi

industri).

Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi

dengan computer atau alat komunikasi digital.

2. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi

aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan

yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan

sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan,

ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia

beradab.

Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang ideal

antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap

orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap
orang tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian

keinginan manusia untuk mewujudkan keinginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk

pemenuhan kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan

manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya

tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai suatu anggota

masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal

antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

3. Hubungan Manusia dan Peradaban

Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena manusia itu

memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan perkembangan

pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Nah, dari hal itulah kebudayaan akan

mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai peradaban. Contoh : zaman dahulu,

manusia menanam karet dan hanya menunggu hasil berdasarkan kemampuan alam untuk

memproduksi. Tetapi sekarang tidak lagi karena ada perkembangan seperti pupuk, dan itu

akan menumbuhkan karet dengan cepat.


4. Problematika Peradaban

Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia

makin terbuka luas. Teknlogi yang sebenarnya merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan

diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’

perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena

ditopang pula dengan sistem-sistem sosial yang kuat dan dalam kecepatan yang makin tinggi,

teknologi telah menjadi pengaruh hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan

teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang

ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.

Dampak Globalisasi Terhadap Peradaban Manusia Akibat globalisasi diantaranya

masyarakat mengalami anomia tau tidak punya norma atau heteronomy/banyak norma,

sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanggar

norma tunggal masyarakat.

Selain itu juga terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau

pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi

dalam kepribadian kita.

5. Peradaban dan Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap masyarakat, Merujuk pada atu

pengertian yang intinya, perubahan social adalah perubahan yang terjadi dalam masyararakat
atau hubungan interaksi, yang meliputi aspek kehidupan. Perubahan sosial budaya adalah

sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan

sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.

Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin

mengadakan perubahan.Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya

merupakan penyebab dari perubahan. Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi perubahan

social:

1. Tekanan kerja dalam masyarakat.

2. Keefektifan komunikasi

3. Perubahan lingkungan alam

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan

masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh,

berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian dan kemudian

memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui

akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu

yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui

jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu

yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di

masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah

rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya. Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena

diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai

kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya factor

manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut. Suatu peradaban mempunyai wujud,

tahapan dan dapat berevolusi atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari

peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan social. Perubahan ini

dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat. Masyarakat yang

beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan

budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki

manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan

pribadi dan kepentingan umum. Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial

dan Budaya Dasar, maka kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban untuk

mengetahui tentang pengertian adab dan peradaban, mengetahui pengertian manusia sebagai

makhluk beradab dan masyarakat adab, mengetahui pengertian evolusi dan apa saja tahapan-

tahapan peradaban, mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial, mengetahui apa

saja wujud dari peradaban, mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat

madani, mengetahui pengertian ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian

sebagai makna hakiki manusia beradab, dan mengetahui problematika peradaban bagi

kehidupan manusia.

Manusia sebagai Makhluk Individu

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti

juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian

yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke

dalam satuan yang lebih kecil.

Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat dibagi antara aspek badani dan

rohaninya. Setiap manusia mempunyai perbedaan sehingga bersifat unik. Perbedaan ini baik

berkenaan dengan postur tubuhnya, kemampuan berpikirnya, minat dan bakatnya, dunianya,

serta cita-citanya. Manusia kembar siam sekalipun, tak pernah memiliki kesamaan dalam

keseluruhannya. Setiap manusia mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri.

Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya

sendiri atau bebas bercita-cita untuk menjadi seseorang tertentu, dan masing-masing mampu

menyatakan "inilah aku" di tengah-tengah segala yang ada.

Setiap manusia mampu menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan,

bebas mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri. Oleh

karena itu, manusia adalah subjek dan tidak boleh dipandang sebagai objek. Berkenaan

dengan hal ini, Theo Huijbers menyatakan bahwa "manusia mempunyai kesendirian yang

ditunjukkan dengan kata pribadi".

Peran Keluarga

Keluarga berperan membina dan membimbing anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan

lingkungan fisik maupun budaya yang ada.

Jika semua anggota dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya, maka

kehidupan masyarakat akan tercipta dengan tenang, aman, dan tenteram.

Secara sadar atau tidak, setiap keluarga memiliki peran yang berkaitan dengan proses

regenerasi bagi anak-anaknya.


Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai

satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan

perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh

seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk. Terdapat beberapa definisi keluarga

dari beberapa sumber, yaitu:

1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota

keluarga (Duvall dan Logan, 1986).

2. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga

karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi

satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).

3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap

dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Fungsi Keluarga

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga berfungsi sebagai pelindung dan pencipta rasa aman,

nyaman dalam kehidupan atau dalam satu rumah. Keluarga juga memiliki fungsi untuk

memenuhi berbagai macam kebutuhan, seperti biologis, ekonomi, sosialisasi, pendidikan, dan

masih banyak lagi. Mengapa? Karena keluarga adalah salah satu dasar terbentuknya

kehidupan sosial bermasyarakat. Berikut macam – macam fungsi keluarga :

1. Fungsi Secara Biologis


• Untuk Meneruskan Keturunan.

• Memelihara dan membesarkan anak.

• Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga

2. Fungsi Secara Psikologis

• Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga.

• Memberikan perhatian untuk anggota keluarga.

• Membina kepribadian.

• Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

• Mengajarkan sosialisasi kepada anak.

• Membentuk norma-norma yang baik kepada anak.

• Meneruskan nilai-nilai budaya.

4. Fungsi Secara Ekonomi

• Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.

• Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

• Menabung untuk memenuhi kebutuhan anak di masa depan, sebagai jaminan hari

tua.

5. Fungsi Secara Pendidikan

• Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

membentuk anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.


• Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan anak

untuk memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

• Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Anda mungkin juga menyukai