Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA DAN


PENGEMBANGANNYA

` Disusun Oleh :

Fitrah Zulfa Rachmatika (19050514051)

Ridho Nugroho (19050514062)

Irza Harun Aulia (19050514063)

M. Syahrul Rahmadhoni (19050514067)

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Teknik
S1 Pend. Teknik Elektro
2019

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai
hakikat manusia dan pengembangannya.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa


masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang hakikat


manusia dan pengembangannya ini bisa memberi manmafaat ataupun
inpirasi pada pembaca.

Surabaya, 24 September 2019

ii
Daftar Isi
Halaman judul……....…….…………………………………..……… i

Kata pengantar ………….….…………………………………..…… ii

Daftar isi...………….……………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..……….…………………………………..……… 1

B. Rumusan masalah...……………………………………..………... 1

C. Tujuan…………………………………………………………….. 1

BAB II ISI

A. Sifat hakiki……………………………………………………….. 2
B. Dimensi hakikat manusia potensi, keunikan, dan dinamikanya…. 4
C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia………………………. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………… 8
B. Daftar pustaka……………………………………………………. 8

iii
BAB I
Pendahuluan
A. LatarBelakang

Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud


mambantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi
kemanusiaannya yang merupakan benih untuk menjadi manusia.
Manusia memiliki ciri khas yang secara prisipil berbeda dengan
hewan.
Ciri khas manusia terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated)
dari apa yang disebut sifat hakiki manusia. Disebut sifat hakiki
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh
manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Sifat hakiki manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya
filsafat antropologi. Memahami hakikat manusia menjadi
keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekedar soal praktek
melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan.

B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian sifat hakiki manusia?
2. Apa saja wujud sifat hakiki manusia?
3. Bagaimana pengembangan dimensi sifat hakiki manusia?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi sifat hakiki manusia
2. Menjelaskan wujud sifat hakiki manusia
3. Menjelaskan dimensi hakikat manusia potensi, keunikan,
dandinamikannya.

1
BAB II
ISI

A. Sifat Hakiki
Sifat hakiki manusia menjadi bidang kajian filsafat
antropologi.

1. Sifat Hakiki
Sebagai ciri khas yang secara prinsipil membedakan
manusia dengan hewan. Kenyataan dan pernyataan ini
menimbulkan kesan yang keliru, mengira bahwa hewan dan
manusia hanya berbeda secara gradual, yaitu suatu
perbedaan yang dengan melalui rekayasa dapat dibuat
menjadi sama keadaanya, misalnya air karena perubahan
temperatur lalu menjadi es batu.

2. Wujud sifat hakiki manusia

a. Kemampuan Menyadari diri


Manusia menyadari bahwa diri nya memiliki
karakteristik dan ciri khas diri. Hal ini yang
menyebabkan manusia membedakan dirinya dengan
yang lain.
b. Kemampuan Bereksistensi
Yaitu kemampuan menempatkan diri dan
menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar yang
berguna untuk mengantisipasi suatu keadaan atau
peristiwa serta mengembangkan daya imajinasi kreatif.
c. Kata Hati
Yaitu kemampuan manusia yang memberi penerangan
tentang baik buruk perbuatan bagai manusia.
Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih
kecerdasan dan kepekaan emosi bertujuan memiliki
keberanian moral yang didasari oleh kata hati yang
tajam.
d. Moral

2
Seseorang dapat dikatakan bermoral tinggi jika ia
dapat menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinggi
serta segenap perbuatan nya merupakan peragaan dari
nilai-nilai tinggi tersebut.
e. Tanggung Jawab
Yaitu dapat diartikan sebagai keberanian untuk
menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia dan bahwa hanya karena
perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apa pun
yang dilakukan diterima dengan penuh kesadaran dan
penuh ke relaan.
f. Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas, dalam arti yang
sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan.
g. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari
hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang
timbul sebagai manifestasi dari manusia sebagai mahluk
sosial. Artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada
belum tentu seseorang mengetahuinya.
h. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Merupakan istilah yang lahir dari kehidupan manusia.
Penghayatan hidup yang disebut kebahagiaan ini
meskipun untuk dijabarkan tetapi tidak sulit untuk
dirasakan. Kebahagiaan sering dihayati sebagai rasa :
senang, gembira, bahagia, dan sejemlah istilah lain yang
mirip dengan itu. Dapat disimpulkan kebahagiaan ialah
bahwa kebahagian itu tidak terletak pada keadaan
sendiri secara faktual.

3
B. Dimensi Hakikat Manusia Potensi, Keunikan, dan
Dinamikanya

Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas, yaitu :


1. Dimensi Keindividualan
2. Dimensi Kesosialan
3. Dimensi Kesusilaan
4. Dimensi Keberagaman

1. Dimensi Keindividualan
Merupakan suatu keuntungan yang tidak dapat dibagi-bagi.
Sehingga individu dapat diartikan sebagai pribadi (Lysen,
Individu dan Masyarakat: 4). Kepribadian seseorang tidak
akan terbentuk dengan semestinya sehingga seseorang tidak
memiliki warna kepribadian yang khas sebagai miliknya.
Jika ini terjadi, maka seseorang itu tidak memiliki
kepribadian otonom atau tidak memiliki pendirian yang
nantinya akan mudah dibawa oleh arus masa. Pola
pendidikan perkembangan individualitas berpedoman pada
prinsip ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,
tutwuri handayani.
2. Dimensi kesosialan
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampa jelas
pada dorongan bergaul. Dengan adanya dorongan untuk
bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
Immanuel kant menyatakan : Manusia hanya menjadi
manusia jika berada diantara manusia. Seseorang dapat
mengembangkan kegemarannya, sikapnya, dan cita-citanya
di dalam interaksi dengan sesamannya. Dalam berinteraksi
dengan sesamannya seseorang akan menyadari dan
menghayati kemanusiaannya
3. Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan
yang lebih tinggi. Pengertian susila memiliki perluasan arti
menjadi kebaikan yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering

4
digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi
berbeda yaitu etiket (persoalan kepaantasan dan kesopanan)
dan etika (persoalan kebaaikan). Sehubungan dengan hal
tersebut ada dua pendapat yaitu:
a. Golongan yang menganggap bahwa kesusilaan mencakup
keduannya.
b. Golongan yang memandang bahwa etiket pelu dibedakan
dari etika Karena masing-masing mengandung kondisi
yang tidak selamanya bejalan.
Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan luas
penggarapannya, mulai dari ranah kognitif yaitu dari
mengetahui sampai menginternalisasi nilai, sampai kepada
ranah afektif dari meyakini, meniati sampai kepada siap
sedia untuk melakukan. Implikasi pedagogisnya ialah
pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan
kesediaan melakukan kewajiban di samping hak kepada
peserta didik.
4. Dimensi Keberagamaan
Dimensi keberagamaan merupakan dimensi dalam
kehidupan manusia, dimana dimensi ini merupakan cara
seseorang mendiami alam semesta yang tidak hanya dalam
konteks keseharian saja, namun dalam keseluruhan hidup
seseorang yang secara khusus adalah refleksi dari karakter
yang kita yakini dan rasakan. Pemahaman agama diperoleh
melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa maupun
meditasi, komitmenaktif dan praktekritual. jauh dekatnya
hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan
ketaqwaan manusia yang bersangkutan.Di dalam masyarakat
Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya
berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama
yang mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai,
kedamaian, ketentraman, & persahabatan.
C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
Usaha pengembangan hakekat manusia dalam dimensi
keindividuan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan
berangkat dari anggapan dasar bahwa manusia secara potensial

5
memiliki semua dimensi tersebut, yang memungkinkan dan
harus dapat dikembangkan secara bertahap, terarah dan terpadu
melalui pendidikan sehingga dapat menjadi aktual.
Konsep dasar pengembangan manusia sebagai makhluk
individu Manusia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
kesemestaan mampu mengembangkan interelasi dan interaksi
dengan orang lain secara selaras serasi seimbang tanpa
kehilangan jati dirinya.

pendidik adalah manusia biasa yang tidak luput dari


kelemahan-kelemahan. Sehubungan dengan itu ada dua
kemungkinan yang bias terjadi, yaitu :

1.      Pengembangan yang utuh, dan

2.      Pengembangan yang tidak utuh.

Tingkat keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia


ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat
manusia itu sendiri secara potensial dan kulitas pendidikan yang
disediakan untuk memberikan\ pelayanana atas
perkembangannya. Optimisme ini timbul berkat pengaruh
perkembangan iptek yang sangat pesat yang memberikan
dampak kepada peningkatan perekayasaan pendidikan melalui
teknologi pendidikan.

Pengembangan yang utuh dapat dapat dilihat dari berbagai


segi yaitu:

a. Dari wujud dimensi yaitu, aspek jasmani dan rohani.

b. Dari arah pengembangan yaitu, aspek kognitif, afektif dan


psikomotorik.

Pengembangan yang tidak utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat


manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada
unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk

6
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh
pengembangan dimensi keindividualan ataupun dominan afektif
didominasi oleh pengembangan dominan kognitif.

Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya


kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembangan
semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.

D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya


Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan
tujuan yang hendak dicapai dalam konsep Value Education dan
General Education yakni :
1. Manusia yang memiliki wawasan menyeluruh tentang
segala aspek kehidupan, serta
2. Memiliki kepribadian yang utuh.
Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang
memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks
social budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa
lain pendidikan yang dapat melahirkan pribadi yang dapat
bertaqarrub kepada Allah dengan benar dan layak hidup sebagai
manusia.
Pembangunan dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Hal ini benar bahwa pembangunan itu
tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti pendidikan,
rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung
jawab, atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan antar keduanya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sifat


hakikat manusia dengan segenap dimensinya hanya dimiliki
oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri khas
tersebutlah yang membedakan secara prinsipil dunia hewan dan
dunia manusia. Adanya hakikat tersebut memberikan tempat
dan kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajat
manusia lebih tinggi daripada hewan. Salah satu hakikat yang
istimewa adalah kemampuan menghayati kebahagian pada
manusia dapat dan harus ditumbuhkembangkan melalui
pendidikan. Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia
dapat ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang
sehingga membuat kita menjadi manusia yang seutuhnya.

B. Daftar Pustaka

 Prof. Dr. Roesminingsih .MV. M.Pd. dan Drs. Susarno,


Lamijan Hadi, M.Pd, 2018. Teori dan Praktek Pendidikan.
 https://makalah-staid.blogspot.com/2013/03/pengertian-
dimensi-dan-faktor-yang.html
 https://sites.google.com/site/deryindragandi/dimensi-dimensi-
hakikat-manusia
 https://www.romadecade.org/contoh-makalah/

Anda mungkin juga menyukai