Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NUR ANGGITA
FATMAWATI
ANGELINA PALUMPUN
TIKA SASMITA
HILYATUL AULIA
NORMA TASIK MA’DIKA
RESKI PUTRI MAHARANI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS MIPA
PENDIDIKAN IPA
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita penjatkan kehadirat tuhan yang maha esa , berkat rahmat dan karunia-NYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat pada waktunya . Dengan ini ,kami
akan membahas mengenai “ Hakikat Manusia dan Pengembangannya”
Kami juga taklupa untuk mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Salma Saputri, M.Pd
selaku dosen matakuliah pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas ini .Mungkin
dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dalam segi
penulisan ,isi dan lain sebagainya .Maka kami sangat mengharapkan saran serta kritik guna
perbaikan untuk pembuatan makalah selanjutnya .
Demikianlah sebagai pengantar kata , dengan iringan serta harapan dapat diterima dan dapat
bermanfaat bagi semua pembaca .

Makassar , 6 september 2021

penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang diciptakan memiliki akal. Sasaran pendidikan adalah
manusia .pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan
potensi potensi kemanusiaannya. Dengan Pendidikan manusia akan dapat berkembang
lebih optimal. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi
manusia . Manusia memiliki ciri khas yang prinsipil berbeda dari hewan . Ciri khas
manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa
yang di sebut sifat hakikat manusia . Disebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat
tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

2. Rumusan masalah
 Apa yang dimaksud hakikat manusia?
 Bagaimana wujud sifat pada hakikat manusia?
 Apa saja yang disebut sebagai dimensi hakikat manusia?
 Jelaskan pengembangan dimensi manusia?

3. Tujuan
 Untuk memahami tentang sifat hakekat manusia
 Untuk memahami tentang wujud sifat pada hakikat manusia
 Untuk mengetehui dimensi hakikat manusia
 Untuk memahami pengembangan dimensi manusia

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Hakikat Manusia


usia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di
antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran,
perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Sasaran
pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk
menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga dan
bukannya menjadi pohon jambu.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu
(intergrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat manusia
karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan.

Sifat hakikat manusia

Beberapa filosof seperti Socrates menamakan manusia itu zoon politicon


(hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia sebagai Das
Kranke Tier (hewan yang sakit). (Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo, 2010: 3) yang
selalu gelisah dan bermasalah.

Upaya manusia untuk mendapatkan keterangan bahwa hewan tidak identik


dengan manusia telah ditemukan. Charles Darwin (dengan teori evolusinya) telah
berjuang untuk menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera, tetapi
ternyata gagal. Tidak ditemukannya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia
muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera melalui proses evolusi yang besifat
gradual.

5
Wujud sifat hakikat manusia

Dalam hal ini Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo, 2010 memaparkan wujud
sifat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham
eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep
pendidikan yaitu:

a.       Kemampuan menyadari diri.


 Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh
manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau
karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan
dirinya dengan orang lain ataupun hewan disekitarnya. Bahkan bukan
hanya bisa membedakan, namun juga bias membuat jarak (distansi)
dengan lingkungan baik yang berupa pribadi maupun non pribadi (benda).

b.      Bereksistensi
Karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi maka pada
manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia
bukan “ber-ada” seperti hewan didalam kandang dan tumbuh-tumbuhan
didalam kebun, melainkan “meng-ada” di muka bumi. (Umar Tirtahardja
dan S.L.La Sulo, 2010: 6).

Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan, peserta


didik akan diajar agar belajar dari pengalaman, belajar mengantisipasi
waktu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan Serta
mengembangkan daya imajinasi kretif sejak dari masa kanak-kanak.

c.        Kata hati (conscience of man)


Manusia memiliki pemahaman yang menyertai tentang apa yang akan,
yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya
(baik atau buruk) bagi manusia sebagai manusia.

6
Dengan sebutan “pelita hati” atau “hati murni” menunjukkan bahwa
kata hati itu adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi
penerapan tentang baik buruknya perbuatannya sebagai manusia. Dengan
kata lain dapat disimpulkan juga bahwa kata hati itu adalah kemampuan
membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi
manusia sebagai manusia.

d.      Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai
perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut
etika) adalah perbuatan itu sendiri. Seseorang dikatan bermoral tinggi
karena ia menyatukn diri dengan nilai-nilai yang tinggi, serta segenap
perbuatannya merupakan pergerakan dari nilai-nilai yang tinggi tersebut.

e.      Tanggung jawab.
Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang
menuntut jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung
jawab. Wujud orang bertanggung jawab bermacam-macam, ada tanggung
jawab pada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung
jawab kepada tuhan.

Disini tanpak betapa eratnya hubungan antara kata hati, moral dan
tanggung jawab. Kata hati memberi pedoman, moral melakukan, dan
tanggung jawab merupakan kesedian menerima konsekuensi dari
perbuatan.

f.        Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas, tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat
manusia. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang kelihatannya saling
bertentangan yaitu “rasa bebas” dan “sesuai dengan tuntutan kodrat
manusia” yang berarti ada ikatan.

7
Orang yang hanya mungkin merasakan adanya kebebasan batin
apabila ikatan-ikatan yang ada telah menyatu dengan dirinya, dan
menjiwai segenap perbuatannya. Dengan kata lain, ikatan luar (yang
membelenggu) telah berubah menjadi ikatan dalam (yang menggerakkan).

g.       Kewajiban dan hak


Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai
menifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Dalam realitas hidup
sehari-sehari, umumnya hak diasosiasikan dengan sesuatu yang
menyenangkan, sedangkan kewajiban dipandang sebagai suatu beban.
Benarkah kewajiban dianggap beban oleh manusia? Ternyata bukan beban
melainkan suatu keniscayaan. (Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo, 2010:
10). Artinya selama seseorang menyebut dirinya manusia dan mau
dipandang sebagai manusia, maka kewajiban itu menjadi keniscayaan
baginya. Sebab jika mengelakkan maka ia berarti mengingkari
kemanusiaannya (yaitu sebagai kenyataan makhluk social).

h.      Kemampuan menghayati kebahagiaan


Kebahagiaan itu dapat diusahakan peningkatannya. Ada dua hal yang
dapat dikembangkan, yaitu: kemampuan berusaha dan kemampuan
menghayati hasil usaha dalam kaitannya dengan takdir. Dengan demikian
pendidikan mempunya peranan penting sebagai wahana untuk mencapai
kebahagiaan, utamanya pendidikan keagamaan.

Pandangan Max Scheler tentang manusia “Manusia yang menghargai


kebahagiaan adalah pribadi manusia yang menghayati segenap keadaan
dan kemampuannya. Manusia menghayati  kebahagiaannya apabila
jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai
pandangan hidup dan keyakinaan hidup yang kukuh dan bertekat untuk
merealisasikan dengan cara yang realistis.” (Umar Tirtahardja dan S.L.La
Sulo, 2010: 16).

8
Dimensi dan hakikat manusia

Dimensi individualitas  .  Setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita,


kecenderungan, semangt daya tahan yang berbeda-beda.  Dalam perkembangannya
setiap orang memiliki sikap dan pilihan sendiri yang dipertanggungjawabkan sendiri,
tanpa mengharap bantuan orang lain untuk ikut mempertanggungjawabkan.  Sifat-
sifat sebagaimana diatas yang secara potensial telah dimiliki sejak lahir perlu
ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan.  Sebab tanpa
dibangun dengan pendidikan, benih-benih individualitas yang ada didalam dirinya
tidak akan berkembang sehingga tidak memiliki kepribadian yang khas dan
unik.  Dalam pengembangan individualitas tidak dibenarkan bahwa pendidik
memaksakan keinginannya kepada subyek didik.  Tugas pendidik hanya
menunjukkan jalan dan mendorong subyek didik bagaimana cara mamperoleh sesuatu
dalam mengembangkan diri.

Dimensi Kesosi  alan  .  Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak pada


dorongan / keinginan yang kuat untuk bergaul sehingga setiap orang ingin bertemu
dengan sesamanya untuk saling berinteraksi, saling tolong menolong, serta menyadari
dan mengahayati kemanusiaannya.  Seseorang berkesempatan untuk belajar dari
orang lain, mengidentifikasi sifat -sifat yang dikagumi dari orang lain untuk
dimilikinya, serta menolak sifat-sifat yang tidak dicocokinya.  Pendidikan yang dapat
diberikan adalah rasa sosial yang tinggi, karena mengingat manusia sebagai makhluk
sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain.

Dimensi Kesusilaan  .  Kesusilaan mencakup tentang etika dan etiket.  Pada


hakekatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila serta
melaksanakannya.  Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai,
yaitu kesadaran / pemahaman terhadap nilai dan kesanggupan melaksanakan
nilai.  Pendidikan kesusilaan rentangan yang luas penggarapannya mulai dari ranah
kognitif yaitu dari mengetahui sampai kepada menginternalisasi nilai, sampai ranah
afektif dari meyakini, meniati sampai ke siaga untuk melakukan.  Pendidikan
kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban

9
disamping hak peserta didik.  Hal ini sangat penting, karena ketimpangan antara
keduanya akan mengganggu suasana hidup yang sehat.

Dimensi Keberagamaan   .  Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena


manusia adalah makhluk yang lemah dan membutuhkan tempat untuk
bertopang.  Manusia membutuhkan agama demi keselamatan hidupnya.  Dalam hal
ini orang tua adalah pendidik yang paling cocok, karena pendidikan agama adalah
persoalan afektif dan kata hati.  Pesan- pesan agama harus tersalur dari hati ke
hati.  Sedangkan untuk pengkajian agama secara massal dapat dimanfaatkan misalnya
pendidikan agama disekolah-sekolah.  Kiranya tidak cukup jika pendidikan agama
ditempuh hanya melalui pendidikan formal, kegiatan didalam pendidikan non formal
dan informal banyak yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan dimensi manusia

Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya oengembangan


dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Meskipun pendidikan itu pada
dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin bisa terjadi kesalahan-
kesalahannya yang lazimnya di sebut salah didik. Sehubungan dengan itu ada dua
kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu :
·         Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor,
yaitu kualitas dimensi hakikat manusiaitu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu, wujud
dan arahnya.
-       Dari wujud dimensinya
Kebutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividuanlan,
kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaanm antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pengembangan aspek jasmanilah dan rohaniah dikatakan utuh jika
keduanya mendapat pelayanan secara seimbang. Pengembangan dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan dikatakan utuh jika semua
dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap

10
salah satunya. Pengembangan domain kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan utuh
jika ketiga-tiganya mendapat pelayanan yang berimbang.
-       Dari arah pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan kepada
pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan
secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia
yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Perkembangan di maksud
mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang
bersifat vertical (yang menciptakan ketinggian martabat manusia). Dengan demikian
totalitas membentuk manusia yang utuh.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang
diciptakan memiliki akal, dan manusia juga sebagai sarana pendidik yang
bermaksud membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ia
miliki. Hakikat manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan
akal dan pikiran Sifat hakikat manusia dan segenap dimensinya hanya dimiliki
oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Adanya hakikat tersebut
memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga
derajatnya lebih tinggi daripada hewan. Salah satu hakikat yang istimewa
ialah adanya kemampuan menghayati kebahagiaan pada manusia. Semua sifat
hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui pendidikan.
Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan
secara selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.

2. Saran
Kepada semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib
berpegang teguh kepada nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas dan
tanggung jawab kesehariannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Hakikat manusia dan pengembangannya - Psychology Education & Science
(journalpapers.org)
Hakikat Manusia dan Pengembangannya Halaman 1 - Kompasiana.com
@&@$ (^_^): HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
(abazariant.blogspot.com)
https://ichadyaning.blogspot.com/2013/10/dimensi-dan-hakikat-manusia.html

13

Anda mungkin juga menyukai