PENGANTAR PENDIDIKAN
Disusun oleh:
NPM : 2087203020
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “Hakikat Manusia Dan Pengembangannya serta
pengertian dan unsure-unsur pendidikan”Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami
sangat mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari
yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.Atas semua ini kami
mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Elza Putrika
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….........................
...........i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3Tujuan..............................................................................................................2
BAB 2.
.................................................................................................................................
PEMBAHASAN………………………………………………………………............
.....................3
2.1.1Sifat Hakikat
Manusia…………………………………………………….......................4
2.1.4Dimensi Hakikat
Manusia………………………………………………......................4
2.1.4Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia……………………………............4
2.2.1Pengertian
Pendidikan…………………………………………………….......................5
Pendidikan………………………………………….....................5
Hayat……………………………………..............5
…………………………............5
2.2.5Unsur-Unsur Pendidikan………………………………………………..............
…...5
2.2.6Pendidikan Sebagai
Sistem……………………………………………….........................5
….........6
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………….............................
..7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia
memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang
membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang di sebut sifat
hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika
pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang
pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai
pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi : arti
dan wujud sifat hakikat manusia,
dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya, pengembangan dimensi
hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.
B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud hakikat manusia?
Apa saja yang disebut sebagai dimensi hakikat manusia?
Bagaimana mengembangkan dimensi hakikat manusia?
Bagaimana Pengertian pendidikan?
Bagaimana Unsur-unsur Pendidikan?
C. Tujuan
Untuk memahami tetang sifat hakikat manusia
Untuk memahami dimensi-dimensi hakikat manusia
Untuk memahami pengembangan dimensi hakikat manusia
Mengetahui dan memahami tentang pengertin pendidikan
Mengetahui dan memahami tentang unsure-unsur pendidikan
BAB 2
PEMBAHASAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata hati yang
tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan
kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.
5. Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan
yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab bermacam-
macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya adalah
penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya
adalah sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain-lain.
Tanggung jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan
tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya
memang berlangsung dalam keterikatan.
7. Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu sebagai
makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa
kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya.
8. Kemampuan Menghayati Kabahagiaan
Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan,
kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit dan penderitaan. Proses
dari kesemuanya itu (yang menyenangkan atau yang pahit) menghasilkan suatu bentuk
penghayatan hidup yang disebut bahagia.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.
1. Dimensi Keindividuan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari
yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.
Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita,
kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki
kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld
(1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La
Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih
kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada
hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima. Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya
dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia hanya
menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup
seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing.
Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan
sosial seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam
interaksi dengan sesamanya.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan
sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai manusia yang
memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan.
Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus
mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan
atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar alam
yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta ini.
Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama
tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan
hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah
tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada
anaknya atau anak didiknya.
2.1.5 Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan
demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin
diakui keberadaannya.
Cirikhas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan
yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusiadengan segenap
dimensinya hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-
ciri khas tersebutlah yang membedakan secara prinsipildunia hewan dan dunia manusia.
Adanya hakikat tersebut memberikan tempatdan kedudukan pada manusia sedemikian rupa
sehingga derajat manusia lebihtinggi daripada hewan. Salah satu hakikat yang istimewa
adalah kemampuanmenghayati kebahagian pada manusia dapat dan harus
ditumbuhkembangkanmelalui pendidikan. Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia
dapatditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang sehingga membuat kitamenjadi
manusia yang seutuhnya.
Serta pengertian pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan
melibatkan perbuatan belajar itu sendiri.
Unsur-unsur pendidikan adalah
Peserta didik.
Pendidik.
Interaksi edukatif.
Tujuan pendidikan.
Materi pendidikan.
Alat dan metode.
Lingkungan pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem adalah suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen.
Komponen-koponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-
masing, tetapi secara fungsi komponen-koponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan
(yaitu tujuan dari sistem ).Dan di harapkan kepada seluruh unsur pendidikan untuk mampu
melaksanakan sebuah sistem pedidikan pendidikan sebagai mana mestinya. Dengan
berlangsungnya sistem pendidikan dengan tepat akan dapat mampu memberikan kualitas
terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Norma (ed.). 1997. Hakikat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hadari Nawawi.
1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.Arif, A. 2010.
Manusia dan Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
. http://m-arif-am.blogspot.com. Diakses pada tanggal
09 September 2017.Miranda, Dian. 2008.Hakekat Manusia dan pengembangannya
. http://dianmiranda.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 09 September 2017.Oddi. 2009Wujud Hakekat
Manusia http://oddy32.wordpress.com. Diunduh
pada tanggal 09 September 2017.Rojib.
2009. Hakekat Manusia dan Pengembangan Dimensinya http://blog.beswandjarum.com. Dia
kses pada tanggal 09
September 2017.Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994. Pengantar Pendidikan
. Jakarta: Rineka Ciptadan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.