Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA, SERTA PENGERTIAN DAN


UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Apandi, Drs, M.M

Disusun oleh:

Nama : Elza Putrika

NPM : 2087203020

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2020
KATA PENGANTAR

Puji  syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “Hakikat Manusia Dan Pengembangannya serta
pengertian dan unsure-unsur pendidikan”Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami
sangat mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari
yang akan datang.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.Atas semua ini kami
mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Bengkulu,04 November 2018

Elza Putrika
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….........................
...........i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3Tujuan..............................................................................................................2

BAB 2.
.................................................................................................................................
PEMBAHASAN………………………………………………………………............
.....................3

2.1 Hakikat Manusia Dan Pengembangannya…………………………………….


…..................4

2.1.1Sifat Hakikat
Manusia…………………………………………………….......................4

2.1.2Pengertian Sifat Hakikat Manusi.


……………………………………....................4

2.1.3Wujud Sifat Hakikat


Manusia…………………………………………......................4

2.1.4Dimensi Hakikat
Manusia………………………………………………......................4
2.1.4Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia……………………………............4

2.1.5Sosok Manusia Indonesia


Seutuhnya…………………………………….............4

2.2 Pengertian Dan Unsur-Unsur


Pendidikan………………………………………....................5

2.2.1Pengertian

Pendidikan…………………………………………………….......................5

2.2.2Tujun Dan Proses

Pendidikan………………………………………….....................5

2.2.3Konsep Pendidikan Sepanjang

Hayat……………………………………..............5

2.2.4Kemandirian Dalam Belajar……………………...

…………………………............5

2.2.5Unsur-Unsur Pendidikan………………………………………………..............

…...5

2.2.6Pendidikan Sebagai

Sistem……………………………………………….........................5

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………….................

….........6

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………….............................
..7
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia
memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang
membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang di sebut sifat
hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika
pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang
pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai
pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi : arti
dan wujud sifat hakikat manusia,
dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya, pengembangan dimensi
hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.

B.     Rumusan Masalah
 Apakah yang dimaksud hakikat manusia?
 Apa saja yang disebut sebagai dimensi hakikat manusia?
 Bagaimana mengembangkan dimensi hakikat manusia?
 Bagaimana Pengertian pendidikan?
 Bagaimana Unsur-unsur Pendidikan?

C.     Tujuan
 Untuk memahami tetang sifat hakikat manusia
 Untuk memahami dimensi-dimensi hakikat manusia
 Untuk memahami pengembangan dimensi hakikat manusia
 Mengetahui dan memahami tentang pengertin pendidikan
 Mengetahui dan memahami tentang unsure-unsur pendidikan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

2.1.1Sifat Hakikat Manusia


2.1.2Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan
manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama
dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang
seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan,
menyusui anaknya dan pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya)
telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi ternyata
gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul
sebagai bentuk ubah dari primat atau kera.
Disebut sifat hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh
manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan
dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan
seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang
disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti
syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang
membedakan antara manusia dengan binatang.
 
2.1.3Wujud Sifat Hakikat Manusia
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh
faham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep
pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk , menyatakan :  

1. Kemampuan Menyadari Diri


Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia
menyadari bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan
manusia dapat membedakan dirinya dan membuat jarak dengan orang lain dan
lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi manusia dikaruniai kemampuan
membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga manusia dapat melihat kelebihan
yang dimiliki serta kekurangan-kekurangan yang terdapat pada dirinya. Kemampuan
memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat pendidikan
dan perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuh kembangkan
kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
 
2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia menempatkan diri dan dapat
menembus atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya.
Sehingga manusia tidak terbelenggu oleh tempat dan waktu. Dengan demikian manusia
dapat menembus ke sana dan ke masa depan.
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar
belajar dari pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar melihat
prospek masa depan dari sesuatu serta mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa
kanak-kanak.
 
3. Kata hati 
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati
dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik atau
benar dan yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif
mana yang terbaik perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki
kecerdasan akal budi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata
hati yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan kata hati yaitu dengan melatih akal
kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian berbuat
yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu menganalisis serta
membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau salah bagi manusia sebagai
manusia
 
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan maka yang
dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati masih ada jarak antara
keduanya. Artinya orang yang mempunyai kata hati yang tajam belum tentu moralnya
baik. Untuk mengetahui jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata hati yang
tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan
kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.
 
5. Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan
yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung jawab bermacam-
macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya adalah
penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya
adalah sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain-lain.
Tanggung jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
 
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan
tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya
memang berlangsung dalam keterikatan.
 
7. Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu sebagai
makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada hak tanpa
kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya.
 
8. Kemampuan Menghayati Kabahagiaan
Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan,
kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit dan penderitaan. Proses
dari kesemuanya itu (yang menyenangkan atau yang pahit) menghasilkan suatu bentuk
penghayatan hidup yang disebut bahagia.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.

2.1.4 Dimensi-dimensi Hakikat Manusia

1. Dimensi Keindividuan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari
yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.
Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita,
kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki
kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.

2. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld
(1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La
Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih
kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada
hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima. Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya
dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia hanya
menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup
seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing.
Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan
sosial seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam
interaksi dengan sesamanya.
 

3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan
sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai manusia yang
memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan.
Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus
mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan
atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
 
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di luar alam
yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta ini.
Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama
tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan
hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah
tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada
anaknya atau anak didiknya.
 
2.1.5 Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

1. Pengembangan yang utuh


Pengembangan yang utuh yaitu apabila pengembangan dimensi hakikat manusia itu
terjadi secara utuh antara jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan,
kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek koknitif, afektif dan psikomotorik. Semua
dimensi-dimensi tersebut harus mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian
terhadap salah satunya dalam hal ini dimensikeberagamaan menjadi tumpuan dari ketiga
dimensi yang lain.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi
hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap seluruh
dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Maka
secara totalitas dapat membentuk manusia yang utuh.
 
2. Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh adalah proses pengembangan dimensi hakikat manusia
yang tidak seimbang antara dimensi yang satu dengan yang lainnya, artinya ada salah
satu dimensi yang terabaikan penanganannya. Pengembangan yang tidak utuh akan
menghasilkan kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembangan yang seperti
ini merupakan pengembangan yang patologis atau tidak sehat.
 
2.1.6 Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
Pengertian manusia utuh digambarkan pada butir C.1. hlm. 24. Sosok manusia Indonesia
Seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka
panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
 
 2.2 PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
 2.2.1 Pengertian Pendidikan

1. Batasan tentang Pendidikan


Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan
kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena
falsafahyangmelandasinya.

a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya


Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami
proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi
yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa
tanggung jawab, dan lain-lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi


Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi
bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang
sudah dewasa atas usaha sendiri.
 
c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja


Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing
peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi
misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia.

e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN


GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional
sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia
dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
 

2.2.2 Tujuan dan proses Pendidikan


a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,
dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan.
 
 b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan
menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya ,
pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun
tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan
pengalaman belajar yang optimal.

2.2.3Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)


PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan,
PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup.
Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian
dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH
didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti
seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.(Cropley:67) 
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja,
dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan

2.2.4 Kemandirian dalam belajar 


a. Arti dan perinsip yang melandasi 
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih
didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa
individu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.

2.2.5 Unsur-Unsur Pendidikan

1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan
demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin
diakui keberadaannya.
Cirikhas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan
yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)


Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam
tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua,
guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)


Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,
metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) 


a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas
alat yang preventif dan yang kuratif.

b.Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)


Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
 
2.2.6 Pendidikan Sebagai Sistem

1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:

a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)

b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama


berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)

c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan


berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)

2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.


Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut
antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru,
kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).

3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan


dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang
ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai sistem. Pendidikan
formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang pendidikan sebagai
sistem dan seterusnya.
4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.
a. Cara memandang system
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem
ataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain
daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan kata lain
ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat,
alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c. Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama dari
penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secra
sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam maslah
pendidikan yang akan dipecahkan.

d. Saling hubungan antarkomponen


Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi
komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal,
manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen lain.
e. ¬Hubungan sitem dengan suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan dengan
sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu hanya
merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu kita
butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.

5. Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan 


 pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu
sama
lain. Masig-masig saling mengisi
 Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat
dipahami lebih baik.
 Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan
membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus
menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.

6. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan


(inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja
dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam
jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang yang telah bekerja
berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan
hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh
pendidikan dalam jabatan.

7. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.


Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian
jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan
nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke
masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping
pendidikan formal dan nonformal.Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal,
nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan
karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa
sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut
berperanan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusiadengan segenap
dimensinya hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-
ciri khas tersebutlah yang membedakan secara prinsipildunia hewan dan dunia manusia.
Adanya hakikat tersebut memberikan tempatdan kedudukan pada manusia sedemikian rupa
sehingga derajat manusia lebihtinggi daripada hewan. Salah satu hakikat yang istimewa
adalah kemampuanmenghayati kebahagian pada manusia dapat dan harus
ditumbuhkembangkanmelalui pendidikan. Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia
dapatditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang sehingga membuat kitamenjadi
manusia yang seutuhnya.
Serta pengertian pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui belajar, berupa
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan
melibatkan perbuatan belajar itu sendiri.
Unsur-unsur pendidikan adalah
 Peserta didik.
 Pendidik.
 Interaksi edukatif.
 Tujuan pendidikan.
 Materi pendidikan.
 Alat dan metode.
 Lingkungan pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem adalah suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen.
Komponen-koponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-
masing, tetapi secara fungsi komponen-koponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan
(yaitu tujuan dari sistem ).Dan di harapkan kepada seluruh unsur pendidikan untuk mampu
melaksanakan sebuah sistem pedidikan pendidikan sebagai mana mestinya. Dengan
berlangsungnya sistem pendidikan dengan tepat akan dapat mampu memberikan kualitas
terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Norma (ed.). 1997. Hakikat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hadari Nawawi.
1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.Arif, A. 2010.
 Manusia dan Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya
. http://m-arif-am.blogspot.com. Diakses pada tanggal
 09 September 2017.Miranda, Dian. 2008.Hakekat Manusia dan pengembangannya
. http://dianmiranda.wordpress.com. Diakses pada
 tanggal 09 September 2017.Oddi. 2009Wujud Hakekat
Manusia http://oddy32.wordpress.com. Diunduh
 pada tanggal 09 September 2017.Rojib.
2009. Hakekat Manusia dan Pengembangan Dimensinya http://blog.beswandjarum.com. Dia
kses pada tanggal 09
 September 2017.Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994. Pengantar Pendidikan
. Jakarta: Rineka Ciptadan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai