Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR


PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. MURNIATY SIMORANGKIR, M.Si.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. ALDA ARYANI (2193131014)


2. SASIKIRANA RAMADHANI (2193131022)

PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul ”Perkembangan Alam Pikiran Manusia” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr.
Murniaty Simorangkir, M.Si. pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perkembangan Alam Pikiran Manusia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.Si. selaku
dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat membantu demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 23 September 2020

Kelompok 3

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 4


1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penulisan.................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 6

2.1. Hakikat Manusia dan Keingintahuan .................................................................. 6

2.2. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pikiran Manusia .............................................. 13

2.3. Sejarah Pengetahuan Yang Diperoleh Manusia ................................................ 16

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 20

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................... 20
3.2. Saran...................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka................................................................................................................. 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

3
Umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya rangsangan
dari suatu objek, rangsangan itu menimbulkan rasa ingin tahu yang mendorong seseorang
untuk melihat, menyaksikan, mengamati, mengalami dan sebagainya.

Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam,
juga berusaha untuk memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha
untuk memahami masalah itu sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan
pengetahuan yang baik.

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam
persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti: ukuran, kekuatan,
kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya.
Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih baik
daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan
lingkungannya.

Dan dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan
kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia

Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai
kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.
Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.

Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang “Perkembangan Alam Pikiran
Manusia”. Bagaimana hakikat manusia dan keingintahuannya, perkembangan fisik, sifat dan
pikiran manusia, serta bagaimana sejarah pengetahuan manusia.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa hakekat manusia dan sifat keingintahuannya?
2) Bagaimana perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia?
3) Bagaimana sejarah pengetahuan manusia?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka secara umum penulisan ini memiliki
tujuan :
1) Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar sebagai salah satu
proses perkuliahan.
2) Untuk mengetahui bagaimana alam pikiran manusia yang sebenarnya dan sifat
keingintahuannya.
4
3) Untuk mengetahui perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia.
4) Untuk mengetahui sejarah pengetahuan manusia.

1.4. Manfaat Penulisan


Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perkembangan alam
pikiran manusia bagi pembaca di kemudian hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Manusia & Rasa Keingintahuannya

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya karena
kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu memilih yang terbaik
diantara yang dapat diambil.

Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu


5
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.

c. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.

e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati

Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan


potensi yang tak terbatas. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.

Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.

Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Dalam
kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban
dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi
keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya
melaksanakan kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban
berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan
kewajiban. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan
sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin).

Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal
usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain
yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.

Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan

6
di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut.
pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia
modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya
dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan
kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo
sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.

Hakikat manusia terdiri atas aspek – aspek, sebagai berikut:

1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN

Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self –
awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia mampu
membedakan dirinyadengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya (objek) selain itu,
manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar
tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaanya dengan alam
bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya.

Manusia berkedudukan sebagai makhluk tuhan YME maka dalam pengalaman hidupnya
terlihat bahkan dapat kita alami sebdiri adanya fenomena kemakhlukan (M.I. Soelaeman,
1998). Fenomena kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan atas kenyataan adanya
perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada tuhannya. Manusia merasakan dirinya
begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia
mengakui keterbatasan dan ketidakberdayaannya dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan
Maha Perkasa. Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia
bersifat fana, sedangkan Tuhan bersifat Abadi, manusia merasakan kasih sayang TuhanNya,
namun ia pun tahu pedih siksaNya. Semua melahirkan rasa cemas dan takut pada diri
manusia terhadap tuhannya

2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri. Kesadaran
manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia
sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran
manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki

7
perbedaan dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang
otonom.

Setiap manusia mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara
sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas bercita –
cita untuk menjadi seseorang tertentudan masing – masing mampu menyatakan “inilah aku”
ditengah segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil distansi, menempati posisi,

berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas mengambil sikap, dan bebas


mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri atau otonom. Karena itu, manusia
adalah subjek dan tidak sebagai objek.

3. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian, tak mungkin
hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup dalam keterpautan
dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam sesamanya (bernasyarakat) setiap individu
menempati kedudukan (status) tertentu. Disamping itu, setiap individu mempunyai dunia dan
tujuan hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup
bersama dengan sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran
sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan
eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial
atau makhluk bermasyarakat.

Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh timbal balik antara
individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan antara individu dengan
sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek dengan objek, melainkan subjek
dengan subjek.

4. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA

Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya, dan
membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia, bahkan hakikatnya
meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan
manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama kebudayaannya (C.A.
Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer menegaskan bahwa “manusia tidak
menjadi manusia karena sebuah factor didalam dirinya, misalnya naluri atau akal budi,

8
melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah
kebudayaan termasuk hakikat manusia” (C.A. Vanpeursen, 1988).

Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada diri manusia
mengimplikasiakn adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja
didukung pula oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan negative
dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang-kadang terombang ambing diantara 2
relasi kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau melestarikan bentuk lama (tradisi), sedang
yang lain terdorong untuk menciptkan hal-hal yang baru (inovasi).

5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SUSILA

Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak bebas,
bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah, eksistensi manusia
memiliki aspek kesusilaan.

Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada
suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu
berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya.
Karena manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara
otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggung jawaban atas
perbuatannya.

6. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERAGAMA

Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia


yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada manusia manapun, baik dalam
rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun dalam rintang geografis dimana manusia
berada. Keberagaman menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas
suatu agama.

Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah
menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia beriman dan
bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah

9
yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman akan tampak dalam kehidupan sesuai
agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik berkenaan dengan sistem
keyakinannya, system peribadatan maupun berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang
mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta
hubungan manusia dengan alam

Manusia mempunyai naluri,nalari, dan nurani. Dengan adanya nalari, manusia dapat
melakukan penalaran berdasarkan pemikiran yang logis dan analisis. Berbeda dengan
binatang yang hanya mempunyai naluri seperti memperoleh makanan,berkembang biak,dan
mempertahankan diri dari pemangsa.

Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu terus berkembang (curiousty), sedangkan makhluk
yang lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang (idle curiousty). Secara sederhana
perkembangan rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, lalu
dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”.

1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya

Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi
lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain

a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan
dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.

b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.

c) Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.

d) Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).

e) Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).

f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam

10
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam
sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.

Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin
tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan
sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun
gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang
bersifat kekal.

Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-
kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah
atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang
sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.

Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa
manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang.

Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan
untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia
dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya
kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu
manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia
terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu
pengetahuan.

3. Sifat Keingintahuan Manusia

Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan tentang
fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering
mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo
science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan
cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .

11
Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :

· Mitos

· Wahyu

· Otoritas dan tradisi

· Prasangka

· Intuisi

· Penemuan kebetulan

· Cara – coba – ralat

Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir mitos,
dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau
rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi
yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor)
menuju ke yang khusus (Premis minor). Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode
induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimen.

2.2. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pikiran Manusia

Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain
bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum
alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi
yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari
hewan maupun tumbuhan.Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal
budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.

A.Perkembangan Fisik Manusia

Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang

12
identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak
homolog yang akan menjadi laki-laki.

Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan
membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13,
janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang
selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.

Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di
bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.Perubahan fisik
yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda
kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ
reproduksi (organ genitalia).

Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan


pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa.Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan
sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin
tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun
dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa
walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

B. Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia

Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang
yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan
peternak yang menetap.Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni
perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan
perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.Berikut
ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga
dewasa.

1. Masa bayi (0 – 2 Tahun)

13
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik.Pada periode
ini,perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.Ia mulai belajar makan,berjalan,berbicara,dan
mengikatkan diri pada orang lain.Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar
memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.

2. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )

Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional,dengan kisaran usia 2 – 7


tahun.Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar,sehingga banyak yang
menyebut masa ini sebagai masa bertanya.Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki
keterampilan berbahasa lisan.Namun,pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan
lambang – lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.

3. Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )

Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun.Pada
periode ini,anak sangat aktif,ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang
baik.Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “ masa tenang”,karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuan individu.Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan
percobaan),walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.

4. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )

Masa remaja disebut juga periode operasional formal ( 11 – 15 tahun).Periode ini merupakan
masa pertentangan (konflik),baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
dewasa.Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara
fisik,mental,dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.

5. Masa dewasa ( > 20 Tahun )

Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.Mereka mampu
mengendalikan perilakunya dengan baik,menempatkan dirinya sebagai anggota dalam
kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.

2.3. Sejarah Pengetahuan Manusia

14
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan terukur serta
dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara itu, pengetahuan adalah
keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat
juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu
sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme
tertentu.

Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua ilmu adalah
pengetahuan. Auguste Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan
manusia, yaitu 1) teologi, 2) metafisis, dan 3) positif. Perkembangan ini dapat dipahami atau
dapat dianalogikan juga sebagai perkembangan individu manusia dari masa anak-anak,
remaja, hingga dewasa. Comte menyejajarkan tahap teologi seperti masa anak-anak, tahap
metafisis seperti masa remaja, dan tahap positif seperti masa dewasa. Dengan anggapan
seperti itu Comte mensintesiskan bahwa perkembangan pikiran manusia itu berlangsung
sesuai tahapan itu secara keseluruhan.

Melalui teori tiga tahap ini, refleksi dari sejarah manusia merupakan pangkal yang
memimpin Comte memformulasikan teori yang berdasarkan pada filsafat positifnya. Ia
menghubungkan tahapan ini dengan fase hidup individu dan melihat fase ini dengan kaca
mata sejarah yang lebih luas. Teori tiga tahap ini merupakan jalan sederhana untuk
mendekatkan diri pada filsafat positifnya.

Tahap pertama yaitu teologi. Ini dimengerti oleh Comte sebagai being. Dalam fase ini
manusia mencari sebab-sebab terakhir di belakang peristiwa-peristiwa alam dan
menemukannya dalam kekuatan-kekuatan adimanusiawi. Pada masa anak-anak ini secara
instingtif manusia mencoba menjelaskan fenomena-fenomena. Manusia mencari penyebab
sejati dari yang tidak diketahui yang dianggap berasal dari benda berjiwa dan sesuatu yang
menyerupai manusia. Oleh Comte, mentalitas animistik ini didiskripsikan sebagai tahap
fetisisme. Lalu pada tahap berikutnya berkembang politeisme yang memproyeksikan
kekuatan alam menjadi bentuk dewa-dewa. Berikutnya dewa-dewa politeisme ini dilebur
menjadi satu konsep Tuhan monoteisme. Inilah urutan sub - bagian dari fetisisme, politeisme,
hingga monoteisme yang terdapat bersama di dalam tahap teologi.

Tahap kedua sebagai tahap metafisis. Pada tahap metafisis ini, penjelasan aktifitas
kehendak ilahi diganti menjadi idea-idea fiksi seperti ether, prinsip-prinsip penting, dll. Masa

15
transisi dari tahap teologi ke metafisis ini telah selesai ketika konsep supernatural dan dewa-
dewa digantikan oleh konsep all-inclusive Nature.

Tahap ketiga yaitu tahap positif. Tahap ini dikatakan sebagai masa dewasa dari
mentalitas. Pada tahap ini, pikiran memusatkan diri pada fenomena atau fakta hasil observasi
dimana itu semua digolongkan di bawah hukum umum deskriptif umum, seperti hukum
gravitasi. Dengan adanya hukum-hukum deskriptif ini akan membuat berbagai prediksi
menjadi nyata. Dan memang, sasaran dari pengetahuan positif yang sejati adalah kemampuan
untuk memprediksi dan mengontrol. Pengetahuan positif itu sejati ( real ), pasti ( certain ),
dan berguna (useful). Meskipun pikiran bahwa pengetahuan positif itu pasti, namun Comte
juga mendesak bahwa ini harus ditatapkan pada perasaan relatif. Ini karena kita tidak bisa
mengetahui keseluruhan alam semesta. Pengetahuan positif ini juga relatif dimana proses
mencari yang absolut ditinggalkan. Dengan kata lain, pengetahuan positif tidak mampu
mengetahui penyebab terakhir. Comte selalu menganggap ini hanyalah masalah pada masa
teologi dan metafisis.

Lalu teori tiga tahap memiliki sedikit hubungan dengan reorganisasi masyarakat. Comte
juga menggolongkan tahap tersebut dengan bentuk organisasi sosial. Tahap teologi
diasosiasikan dengan kepercayaan pada otoritas absolut, kebenaran ilahi dari raja, dan
golongan sosial yang berbau militer. Dengan kata lain, golongan sosial didapatkan melalui
otoritas atas. Lalu dalam tahap metafisis ada kepercayaan pada hukum-hukum abstrak. Dan
yang terakhir tahap positif yang diasosiasikan dengan perkembangan masyarakat industri.
Dalam tahap ini, kegiatan ekonomi menjadi perhatian dan terdapat para elit dalam ahli ilmu
pengetahuan yang mengorganisasikan kelompok masyarakat.

Bagi Comte, abad pertengahan itu merupakan representasi tahap teologi. Masa
pencerahan sebagai representasi tahap metafisis. Lalu masa dimana Comte hidup merupakan
awal tahap positif. Dari tiga tahap perkembangan manusia ini dapat diambil dua point.

Pertama, berhubungan dengan kepercayaan. Comte menyatakan kepercayaan kita


ini kerdil karena tidak didasarkan akal sehat dimana tidak ada alasan positif untuk percaya
bahwa ada Tuhan yang transenden. Dengan kata lain, penyebaran ateisme adalah ciri-ciri
perkembangan pikiran pada masa dewasa ini.

Kedua, berhubungan dengan korelasi tiga tipe organisasi sosial dengan tiga tahap
perkembangan manusia.Dalam kajian ini Comte mau mengungkapkan semakin intelektual
16
manusia maju maka perkembangan sosial dapat berjalan lebih cepat. Ini dikarenakan ada
suatu rencana sosial yang dilakukan oleh para elite pengetahuan juga ada suatu apriaori
bahwa semakin mental maju maka kemajuan sosial akan lebih cepat tercapai.

Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metefisika. Mitologi adalah pengetahuan
tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan
lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.

Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita
rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan pancaindra
manusia serta keinggintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.

Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu
horoskop (ramalan bintang), eliptika (bidang edar matahari) dan bentuk alam semesta yang
menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-
langit dan bintangnya merupakan atap.

.Menurut George J. Mouly, permulaan ilmu dapat disusur sampai pada permulaan
manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan beberapa hubungan
yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk mengerti keadaan dunia. Masa
manusia purba dikenal juga dengan masa pra-sejarah. Menurut Soetriono dan SDRm Rita
Hanafie, masa sejarah dimulai kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada
masa ini pengetahuan manusia berkembang lebih maju.

Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun
mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia,
Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa
menghitung dan mengenal angka. Meski agak berbeda dengan pendapat tersebut, Muhammad
Husain Haekal (1888-1956) berpendapat lebih spesifik bahwa sumber peradaban sejak lebih
dari enam ribu tahun yang lalu (berarti sekitar 4000 SM) adalah Mesir. Zaman sebelum itu
dimasukkan orang ke dalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali akan sampai
kepada suatu penemuan yang ilmiah.

Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-
546) seorang astronom, pakar dibidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang
mengeluarkan cahaya, bulan hanya mementulkan sinar matahari,dan lain-lain. Setelah itu

17
muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos,
Pythagoras dan sebagainya

Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya,


manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah
dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan
sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara
tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga
semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian
manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta yang belum terungkap.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Adapun simpulan yang dapat diperoleh dalam makalah ini, yaitu;
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai “rasa ingin
tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala
aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang
mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
“pengetahuan”-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan
fakta tetapi ingin tahu juga tentang “apa,” “bagaimana” dan “mengapa”, Sehingga Auguste

18
Comte memformulasikan menjadi tiga tahap perkembangan manusia, yaitu 1) teologi, 2)
metafisis, dan 3) positif.
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya. Hal ini pula yang membedakannya dengan makhluk lain (hewan).
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya,
manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

3.2. Saran
Hendaknya sebagai manusia kita selalu mengasah kemampuan berpikir kita, mengoptimalkan
kemampuan otak danmengoptimalkan kemampuan otak , mencari ilmu pengetahuan dengan
terus belajar dan terus berlatih sehingga dapat menciptakan ide-ide baru dan menghasilkan
karya-karya baru yang kreatif dan inovatif dengan cara yang dikehendaki Tuhan sebagai
wujud rasa syukur kita kepada Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

http://ramlahazkiyah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-alam-pikiran-manusia.html

http://adinda69.blogspot.co.id/2014/09/makalah-alam-pikiran-manusia-dan.html

http://www.wivrit.com/2012/10/alam-pikiran-manusia-dan-rasa-keingintahuannya.html

19

Anda mungkin juga menyukai