Disusun Oleh :
Kelompok I
1. I Made Eviani (C30119206)
2. Ira Astriyani (C30119261)
3. Irma Suriyani(C30119204)
4. Lidya Riski Rahayu (C30119205)
5. Moh Taufik Nugraha (C30119235)
6. Otniel Lameno(C30119197)
AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan rahmat dan hidaya-nya sehingga kami bisa menyusun makalah ini yang berjudul
“Alam Pikir Manusia Dan Perkembangannya”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu Kealaman Dasar.
selain itu penyusunan makalan ini dapat menambah wawasan pembaca dan penulis secara
meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Khairurraziq selaku dosen mata
kuliah Ilmu Kealaman Dasar . Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempuraan oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik besrrta
saran agar penyusunan makalah ini menjadi lebih baik.
KELOMPOK I
Daftar Isi
Sampul …………………………………………………………………………..
Kata pengantar …………………………………………………………………..
Daftar isi ………………………………………………………………………….
Bab 1 Pendahuluan ………………………………………………………………1
3.2 Saran………………………………………………………………….13
Daftar Pustaka…………………………………………………………………....14
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, mengapa demikian? Hal ini
karena perlu kita ketahui bahwa rasa ingin tahu yang dimaksud hanya dimiliki makhluk hidup
di alam sajah bukan termaksud makhluk mati atau benda-benda mati yang ada di alam seperti
batu,tanah,air,angin,gas,api dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat
ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari
pengaruh alamiah yang bersifat kekal.Adapun makhluk hidup yang dimaksud Seperti
manusia,hewan,dan tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan
tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan
fisik, seperti: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan
penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak
yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk
beradabtasi dengan lingkungannya.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai
kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.
Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Secara garis besar manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara
ciptaan makhluk tuhan yang lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pemikiran.Selain
dari itu manusia juga memiliki anluri nalari dan nurani. Akan tetapi didalam
kesempurnaan,manusia juga memiliki keterbatasan fisik seperti ukuran,kekuatan ,kecepatan
dan pancaindra bila dibandingkan dengan makhluk lain.
2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri
khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya,
alam sikitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu hal terus berkembang, sedangkan makhluk yang
lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang/monoton. Secara sederhana perkembangan
rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan apa? tentang sesuatu yg terjadi, lalu dilanjutkan
dengan pertanyaan bagaimana? dan mengapa?
Dampak positifnya : Manusia akan terus berkembang dengan cara terus mencari tahu apa
yang ada dipemikirannya.
Dampak negatif : Manusia terus mencari tahu hal yg melebihi batas kemampuannya/melebihi
kidratnya sebagai manusia.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa
ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan
sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun
gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang
bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang?
Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun
gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya,
daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu
cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan
semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah
(eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau
binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak
dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah
di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah
disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu
mereka menjadi tahu. Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki
“pengetahuan” bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau
burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada
daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik
kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam
sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac
Asimov (1972) disebut sebagai “Idle Curiousity” atau “Instinct” Instink itu berpusat pada satu
hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan,
melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan
berpikir” dengan kata lain “curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang
zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia
mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya, mereka
juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru,
menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad
lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja
manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena
Kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian
hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu
membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu
membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua
dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa.
Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat
sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-
kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah
atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang
sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata
bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal
serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang.
Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan
untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia
dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya
kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu
manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia
terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu
pengetahuan.
3.Sifat Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan
tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering
mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo
science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara
berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu . Perlu diketahui bahwa Manusia memperoleh
ilmu pengetahuan dengan menggunakan dua metode yaitu : Metode non ilmiah, Metode
ilmiah.
1.Metode non ilmiah
inilah yang merupakan cara yan digunakan manusia pada awalnya yang mana hanya
mengandalkan panca indera (mata, hidung, lidah, telinga, dan kulit). Pengetahuan non ilmiah
atau dikenal sains semu (Pseudo Science) diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan,
perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat.Oleh karenanya
pencarian pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya rendah. Pengetahuan yang
diperoleh mungkin benar namun mungkin juga salah. Adapun caranya antara lain :
a. Mitos
Timbul karena keterbatasan indera manusia.
Mitos dari bahasa Inggris Myth dan bahasa Yunani Muthos yang artinya suatu
kepercayaan yang sangat dipahami dan dianggapsebagai acuan pola kehidupan pada
suatu kelompok atau tatanan sosial masyarakat tertentu.
Contohnya penyakit kusta adalah penyakit kutukan padahal penyakit kusta
bukan kutukan dan dapat disembuhkan. Penyebabnya yaitu Mirobacterium lepra.
b. Wahyu
Pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat para nabi.
Manusia dalam menerima pengetahuan ini bersifat pasif, namun dengan
keyakinan bahwa semuanya benar. Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak
dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran manusia
namun dapat dipelajari maksud atau makna yang terkandung didalamnya. Bahkan
mempelajari wahyu diwajibkan oleh sang pencipta untuk memperdalam kita akan
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta. Prilaku yang tidak boleh
dilakukan adalah mempertanyakan atau memperdebatkan wujud zat dari Sang
Pencipta Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik wahyu.
c. Akal Sehat (Common Sense)
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, hal 3) akal sehat adalah
serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan
praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat
digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal
yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
Contohnya pada abad ke- 19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak
pendidik, hukuman adalah alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah ternyata
membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil-hasil penelitian dalam bidang
psikologi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat
utama dalam pendidikan, melainkan ganjaran.
d. Prasangka/Prejudice
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan
kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal
yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi
sebuah prasangka.
Prasangka berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga
salah. Dengan prasangka orang sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang
keliru. Cara ini hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep
kebenaran.
2 macam prasangka :
Prasangka buruk yaitu menilai sesuatu atau seseorang dengan buruk. Orang
yang berprasangka buruk, hidupnya tidak akan tentram dan bahagia.
Prasangka baik yaitu menilai sesuatu atau seseorang dengan baik. Prasangka
baik sama dengan berdoa (mempunyai harapan).
e. Penemuan Kebetulan
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa
diantaranya adalah sangat berguna.
Sebagai contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat malaria. Seorang
pengembara yang sedang mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, karena
merasa haus mereka meminum air rawa tersebut. Namun demikian air rawa terasa
pahit oleh karena mengandung hancuran (ekstrak) pohom kina besar yang tumbang di
dalamnya. Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang dideritanya berangsur-
angsur sembuh.
Beberapa penemuan secara kebetulan yang penting lagi adalah penemuan
Newton tentang hokum gaya-gaya yang melingkupi alam semesta dan segala benda-
benda angkasa lainnya, penemuan Archimedes tentang gaya angkut air serta
penemuan Flemming tentang obat penisilin, semuanya didasarkan pada penemuan
kebetulan.
f. Penemuan Coba-coba
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal atau coba-coba saja yang tidak
didasari oleh teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya
kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui.
Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba meskipun belum pasti usahanya
akan berhasil. Percobaan pertama yang gagal akan diulangi dengan percobaan
berikutnya dengan perbaikan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Oleh karenanya
cara ini mengundang unsur pembelajaran dengan pengalaman yang bertambah, tentu
termasuk waktu yang lama dan biaya yang relatif besar.
Contohnya Thomas Alfa Edison. Dalam kurun waktu dua tahun, Alfa Edison
menghabiskan seluruh dana dan waktunya untuk menciptakan lampu. Hal ini
dikarenakan lampu listrik sangat dibutuhkan untuk menerangi malam yang saat itu
masih memakai lampu minyak. Total penelitian yang dilakukan adalah 6.000 uji coba
untuk menemukan bahan yang tepat. Melalui usaha ekstra keras, tanggal 21 Oktober
1879, Alfa Edison melahirkan bohlam lampu pijar yang mampu menyala selama 40
jam.
g. Pendekatan Intuisi
Cara ini merupakan salah satu kegiatan berfikir tertentu yang non analitik
(tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola berpikir tertentu yang analitik rasional dan
empiris, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses
yang dipikirkan terlebih dahulu. cara intuitif tidak mempunyai logika atau pola
berpikirtertentu serta langkah yang sistimatik dan terkendali.
Contohnya adalah ramalan bintang (astrologi), seorang astrolog pada saat
meramal nasib seorang, disamping menggunakan rumusnya juga sering menggunakan
intuisinya.
2. Metode Ilmiah
Dalam metode inilah yang telah berkembang dizaman sekarang .Metode ilmiah itu
sendiri adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang
didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri atas tahapan kerja yang disebut daur logico-
hypothetico-verifikatif yaitu :
- Adanya kebutuhan objektif
- Perumusan masalah
- Pengumpulan teori
- Perumusan hipotesis
- Pengumpulan data/informasi/fakta
- Analisis data
- Penarikan kesimpulan
Dengan kata lain metode ilmiah adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah sistematis dan menggunakan cara berfikir yang logis selain
itu juga dalam metode ilmiah perlu adanya pola pikir antara lain ialah:
Pola Pikir Dalam Metode Ilmiah
- Induktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi hal yang bersifat
umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi dan terkait dengan
empirisme.
Dunia empirik (induktif) yang obyektif dan berorientasi kepada fakta sebagai mana
adanya.
Contoh :
Tumbuhan akan mati (khusus)
Hewan akan mati (khusus)
Manusia akan mati (khusus)
Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan mati (umum)
- Deduktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat umum menjadi hal yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogismus
dan terkait dengan rasionalisme.
Dunia rasional (deduktif) adalah koheren, logis, dan sistematis, dengan logika deduktif
sebagai sendi pengikatnya.
Contoh :
Semua manusia akan mati (umum)
Aris adalah manusia (khusus)
Kesimpulan : Aris akan mati (khusus)
3.1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan sudah ada secajak zaman dahulu yang mana ilmu pengetahuan ini
bermulai dari adanya rasa ingin tahu yang kemudian dapat mendorong untuk berkembang.
Rasa ingin tahu bukan hanya dimilki oleh makhluk hidup sajah terkhususnya manusia. Hewan
juga mempunya rasa ingin tau akan tetapi rasa ingin tahu tersebut tidak dapat berkembang
atau disebut idle curiousity atau instink.Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan
tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri
dan berkembang biak.
Berbeda halnya dengan manusia.Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang
berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban
dari keingintahuannya itu merupakan pengetahuan-nya. Pengetahuan manusia selalu
berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa, bagaimana
dan mengapa demikian.
3.2 Saran
Sebaiknya kita patut bersyukur atas kelebihan yang tuhan berikan. Salah satunya
dengan selalu mengasah kemampuan berpikir kita untuk mengoptimalkan kemampuan otak
dan mencari ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad ,A., dan Supanto, A.2008.Ilmu Alamiah Dasar .Jakarta : PT.Rineka Cipta
Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung.
Jablonski dan Choplin. 2000. Catatan Teratur Evolusi Manusia.
Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia:
Jakarta.
Darmo, Hendro dan Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka
Hudiyono, Sumi. 2004. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Jasin, Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Daftar Isi
3.2 Saran………………………………………………………………..9
Daftar Pustaka…………………………………………………………………10