Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Alam Pikir Manusia Dan Perkembanganya

Disusun Oleh:

1. Danu Akbar Lubis_D10120634


2. Afrianti_D10122634
3. Namira Aulia Bungaadjim_D10122522
4. Muhammad Reza_D10122381

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Alam Pikir Manusia Dan Perkembangannya“.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah “ Ilmu Kealaman Dasar “

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung
kami sehingga bisa menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta
kesalahan yang penulis yakni diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat Manusia Dan Perkembangannya


B. Perkembangan Fisik, Sifat Dan Pikiran Manusia
C. Sejarah Pengetahuan Manusia

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang
lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada
hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis),
tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih
sempurna dari hewan maupun tumbuhan.

Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia merupakan makhluk hidup
ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak
keterbatasan fisik, seperti: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila
dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia
memiliki kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang
memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan lingkungannya.

Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai
kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.
Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang
lebih baru.

.
B. Rumusan Masalah

1. Apa hakekat manusia dan sifat keingintahuannya?


2. Bagaimana perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia?
3. Bagaimana sejarah pengetahuan manusia?

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari hakekat manusia dan sifat keingintahuannya
2. Mengetahui perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia
3. Mengetahui sejarah pengetahuan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya


Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya.

1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya

Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi
lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :

a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan
dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.

b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.

c) Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.

d) Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).

e) Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).

f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).


2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri
khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya,
alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.

Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa
ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan
sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun
gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang
bersifat kekal.

Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan
monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu
didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov
(1972) disebut sebagai “Idle Curiousity” atau “Instinct” Instink itu berpusat pada satu hal
saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan,
melindungi diri dan berkembang biak.

Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan
berpikir” dengan kata lain “curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang
zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia
mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya, mereka
juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru,
menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad
lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan
saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena
kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya
tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat
rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat
istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan
sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah
juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas
pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.

Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi
kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau
membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia
juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.

Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata


bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal
serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang.
Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan
untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia
dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya
kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu
manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia
terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu
pengetahuan.

3. Sifat Keingintahuan Manusia


Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan
tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia
sering mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut
pseudo science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan
dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .
B. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia

1. Perkembangan Fisik Manusia

Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara
bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom
sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom
yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.

Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya
akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan minggu ke-
13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya bagian organ, yang
selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.

Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala
dibawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakn semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.

Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat purbertas, yang ditandai
diantaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah
tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).

Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan


pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan
lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.

Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan,
berbicara dan berjalan. Pada usia 2-7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa
remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya manupun dengan orang dewasa,
karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara
emosional belum memadai. Selanjutnya setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung
jawab.
2. Perkembangan Sikap dan Pikiran Manusia

Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya,
yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti burung,
tidak dapat berenang secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah,
dan sebagainya, tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi
makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi
dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.

Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan
peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa
ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala
alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha
memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk
memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat
mengumpulkan pengetahuan.

Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka
menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang
ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak
akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin
tahunya terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya,
tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal
yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.

C. Sejarah Pengetahuan Manusia

Manusia selalu merasa ingin tahu, maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan
wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui dan wallahualam bissawab yang
artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut lanjut dari rasa ingin
tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya,
untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya. A. Comte menyatakan bahwa ada
tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap
filsafat dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi atau tahap
metefisika. Mitologi adalah pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan
cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang
dan lain-lain.

Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita
rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan
pancaindra manusia serta keinggintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya
sementara.

Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu
horoskop (ramalan bintang), eliptika (bidang edar matahari) dan bentuk alam semesta
yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan
langit-langit dan bintangnya merupakan atap.

Tongkak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-
546) seorang astronom, pakar dibidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa
bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya mementulkan sinar matahari,dan lain-lain.
Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes,
Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.

Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya,


manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah
mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang
merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi,
produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup
manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang
lebih kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala
rahasia alam semesta yang belum terungkap.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai “rasa ingin
tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala
aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk
itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang biak.

Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang
mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
“pengetahuan”-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas
dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang “apa,” “bagaimana” dan “mengapa” demikian.

Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya,


manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Daftar Bacaan

Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta,http://wardina-
a.blogspot.com/2012/01/alam-pikiran-manusia-dan.html Diakses tanggal 11 September
2012,http://titinmath.wordpress.com/2012/01/13/makalah-perkembangan-pikiran-manusia/ diakses
tanggal 11 September 2012

Anda mungkin juga menyukai