(H121 12 001)
Nursiah Manggasa
(H121 12 002)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
kami
dapat
yang
telah
mendukung
dan
membantu
kami
dalam
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
seni
dala
pengembangannya.
Ilmu
pengetahuan
diantara
makhluk-makhluk
lainnya,
kelebihan
yang
menyebabkan
intelektualnya
sehingga
manusia
melahirkan
mampu
mengembangkan
perkembangan
ilmu
dan
dengan
sistematis
dengan
menggunakan
kekuatan
akal
pikirannya
manusia
mengembangkan
ilmu
misalnya
baju,
perkakas
rumah
tangga,
alat-alat
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui hakekat manusia
1.3.2 Untuk mengetahui hakekat alam semesta
1.3.3 Untuk mengetahui interaksi manusia dan alam semesta
dalam munculnya
IPTEKS
BAB II
PEMBAHASAN
I.
paling mulia dari semua makhluk adalah manusia yang diberikan tugas atau amanah
mengelola dan memelihara alam semesta ini, untuk itulah amanah tersebut harus
selalu dijaga dengan sebaik-baiknya. Kemuliaan dan kesempurnaan penciptaan
manusia tiada lain karena diberikan akal untuk berpikir dan bernalar, dan diberikan
hati nurani untuk selalu berbuat dan bersikap bijak, baik terhadap diri sendiri, sesama
makhluk maupun lingkungan sekitarnya.
Hakekat manusia berdasarkan beberapa pendapat diantaranya dapat dilihat pada
tahap uraian berikut yaitu: Nafs, keakuan, diri, ego dimana pada tahap ini semua
unsure membentuk kesatuan diri yang actual, kekinian, dan dinamik, serta aktualisasi
kekinian yang dinamik yang berada dalam perbuatan dan amalnya. Secara substansial
dan moral manusia lebih jelek dari pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih
baik karena manusia memiliki kemampuan kreatif. Tahap nafs hakekat manusia
ditentukan oleh amal, karya dan perbuatannya, sedangkan pada ketauhidan
berdasarkan hakekat manusia dan fungsinya, manusia adalah sebagai abd(bahasa
arab artinya hamba) dan khalifah lalu kemudian aktualisasi sebagai kesatuan jasad
dan ruh yang membentuk pada tahapan nafs secara substansi. (Musa Asyari, Filsafat
Islam, 1999)
Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan makhluk lain namun dengan
akal
budinya
dan
kemauannya
yang
sangat
kuat
maka
manusia
dapat
teori Big-bang. Dimana teori ledakan besar ialah meledaknya massa yang sangat
besar dengan dahsyat, karena adanya reaksi inti dan membentuk dua dimensi.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat semesta benda-benda lain seperti
planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu, dan gas antar planet, semuanya
beredar mengelilinginya.
Matahari dikelilingi oleh Sembilan planet. Empat buah yang dekat dengan
matahari disebut planet dalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Lima
lainnya yang disebut planet luar berada relatif jauh dengan Matahari dan umumnya
besar-besar yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Anggota tata surya
laiinya adalah asteroid, komet atau bintang berekor, dan meteor.
Bumi adalah salah satu bagian dari tata surya dan berbagai upaya oleh para ahli
telah ditenpuh untuk menentukan umur bumi. Berdasarkan teori radioaktifitas, kita
dapat menghitung bahwa bumi berumur antara 5 sampai 7 ribu juta tahun. Bumi
ternyata tidak sepenuhnya bulat, tetapi agak pipih di kedua kutubnya.
langsung hal itu akan berdampak negative bagi kehidupan manusia. Sebaliknya,
apabila manusia menunjukkan kasih saying yang besar terhadap alam, dengan
memelihara dan melestarikannya, maka alam akan menjamin kelangsungan hidup
manusia dalam suasana nyaman dan menyenangkan.
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi manusia sebagai makhluk yang diberikan
amanah oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka manusia dalam berinteraksi dengan alam
semesta khususnya di Bumi ini berkewajiban memelihara, melestarikan dan
memberdayakannya. Tugas dan sekaligus tanggung jawab ini harus dilaksanakan
dengan penuh kesadaran dan keikhlasan yang dilandasi nilai-nilai kearifan, etika, dan
moral agar pengguanaan potensi manusia dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun
lingkungan alam sekitarnya.
Kemampuan berpikir pada manusia, menyebabkan terus berkembangnya rasa
ingin tahu tentang segala apa yang ada di alam semesta ini. Pengetahuan yang
diperoleh dari pengamatan terhadap alam semesta ini kemudian merupakan dasar
kelahiran ilmu pengetahuan dan selanjutnya di terapkan pada munculnya teknologi
dan seni. Menurut Medawar (1984) sains (dari istilah Inggris Science) diambil dari
kata scienta yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi tidak semua ilmu itu boleh
dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: Ilmu yang dapat diuji (hasil dari
pengamatan sesunggguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem
dengan kaedah-kaedah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata
sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui
eksperimen (observasi) maupun (pengalaman) secara teori.
Sementara teknologi adalah realitas/ kenyataan yang diperoleh dari dunia ide,
teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang
disempurnakan sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal
adalah teknologi. Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani
kuno techne berarti seni kerajinan. Sedangkan seni, Janet Woll mengatakan bahwa
seni adalah produk social. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, seni adalah
keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, dsb), seperti tari, lukis, ukir, dan sebagainya.
Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan dapat diturunkan dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. Maka informasi tentang IPTEKS ini akan terus
bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Dominasi manusia terhadap lingkungan tidak terjadi secara merata di permukaan
bumi ini, karena dipengaruhi juga oleh seberapa jauh kelompok manusia itu mampu
mengembangkan budaya dalam menguasai IPTEK dan merealisasikan sumber daya
lingkungan menjadi kekayaan yang menjamin kesejahteraan. Pemanfaatan potensi
sumber daya lingkungan sangat dipengaruhi oleh pengusaan IPTEK sehingga
timbullah ungkapan menjadi tuan dirumah orang lain, Menjadi budak di negeri
sendiri dan menjadi tuang di negeri sendiri. Dengan kata lain kemampuan
kompetitif sumber daya manusia lebih berarti daripada kemampuan komparatif
sumber daya alam, sehingga dalam hal ini muncullah letak kedudukan, fungsi dan
peranan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan
SDM yang pada akhirnya berpengaruh pada lingkungan hidup.
Manusia dengan IPTEK-nya telah mewarnai kehidupan alam semesta
termasuk didalamnya kehidupan abiotik. Penerapan IPTEK telah mengatur suhu
udara, kelembaban, tekanan dan sirkulasi udara, baik untuk kenyamanan hidup atau
untuk kepentingan produksi, tetapi kemampuan tersebut juga dapat menimbulkan
ketimpangan dalam bentuk masalah lingkungan seperti erosi, tanah, longsor, banjir,
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA