Anda di halaman 1dari 14

Interaksi Manusia dan Alam

Semesta dalam Munculnya


IPTEKS

Disusun Oleh: Kelompok 1


Ulnawiyah

(H121 12 001)

Nursiah Manggasa

(H121 12 002)

Aliah Haerunnisa (H121 12 003)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2013

KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat

rahmat

dan

hidayah-Nya

sehingga

kami

dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa kami


mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak

yang

telah

mendukung

dan

membantu

kami

dalam

menyelesaikan makalah ini.


Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Serta sebagai pelajaran bagi kita semua dalam
pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga
dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan. Terima Kasih.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Makassar, 4- Maret - 2013

Kelompok 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ketiga istilah ini sangat


berkaitan erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia.
Tanpa ilmu tidak akan lahir teknologi, tanpa teknologi ilmu sulit
berkembang pesat, baik ilmu maupun teknologi memerlukan
sentuhan

seni

dala

pengembangannya.

Ilmu

pengetahuan

digunakan untuk mengetahui apa, sementara teknologi untuk


mengetahui bagaimana. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan
pengetahuan, dan teknologi sebagai seni yang saling berinteraksi
dengan ilmu pengetahuan. Teknologi merupakan applied dari ilmu
pengetahuan. Teknologi juga dapat melahirkan ilmu pengetahuan
baru.
Manusia yang diciptakan dengan bentuk dan wujud paling
sempurna

diantara

makhluk-makhluk

lainnya,

kelebihan

yang

dimiliki manusia terutama dalam mengembangkan pemikiran serta


akalnya,

menyebabkan

intelektualnya

sehingga

manusia
melahirkan

mampu

mengembangkan

perkembangan

ilmu

dan

teknologi yang pesat. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang


tersusun

dengan

sistematis

dengan

menggunakan

kekuatan

pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah


kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Sedangkan
teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu.
Dengan

akal

pikirannya

manusia

mengembangkan

ilmu

pengetahuan dan menciptakan teknologi yang diinginkannya.


Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, karena apa yang dipakai
manusia,

misalnya

baju,

perkakas

rumah

tangga,

alat-alat

elektronik adalah hasil dari pengembangan ilmu yang melahirkan


teknologi di dalamnya bersentuhan dengan nilai-nilai keindahan
(seni). Dengan demikian, manusia lahir, hidup, dan dibesarkan
bersinergi dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
Dari uraian di atas dapat dilihat betapa pentingnya peranan
IPTEKS dalam kehidupan manusia. Sehingga dalam makalah ini
kelompok kami akan membahas mengenai Interaksi Manusia dan
Alam Semesta dalam Munculnya IPTEKS.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu hakekat manusia ?
1.2.2 Apa itu hakekat alam semesta?
1.2.3 Bagaimana interaksi manusia dan alam semesta dalam
munculnya IPTEKS?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui hakekat manusia
1.3.2 Untuk mengetahui hakekat alam semesta
1.3.3 Untuk mengetahui interaksi manusia dan alam semesta
dalam munculnya
IPTEKS

BAB II
PEMBAHASAN

I.

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA


A. Hakikat dan Sifat Keingintahuan Manusia
Salah satu makhluk ciptaan Allah Tuhan Maha Kuasa yang paling sempurna dan

paling mulia dari semua makhluk adalah manusia yang diberikan tugas atau amanah
mengelola dan memelihara alam semesta ini, untuk itulah amanah tersebut harus
selalu dijaga dengan sebaik-baiknya. Kemuliaan dan kesempurnaan penciptaan
manusia tiada lain karena diberikan akal untuk berpikir dan bernalar, dan diberikan

hati nurani untuk selalu berbuat dan bersikap bijak, baik terhadap diri sendiri, sesama
makhluk maupun lingkungan sekitarnya.
Hakekat manusia berdasarkan beberapa pendapat diantaranya dapat dilihat pada
tahap uraian berikut yaitu: Nafs, keakuan, diri, ego dimana pada tahap ini semua
unsure membentuk kesatuan diri yang actual, kekinian, dan dinamik, serta aktualisasi
kekinian yang dinamik yang berada dalam perbuatan dan amalnya. Secara substansial
dan moral manusia lebih jelek dari pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih
baik karena manusia memiliki kemampuan kreatif. Tahap nafs hakekat manusia
ditentukan oleh amal, karya dan perbuatannya, sedangkan pada ketauhidan
berdasarkan hakekat manusia dan fungsinya, manusia adalah sebagai abd(bahasa
arab artinya hamba) dan khalifah lalu kemudian aktualisasi sebagai kesatuan jasad
dan ruh yang membentuk pada tahapan nafs secara substansi. (Musa Asyari, Filsafat
Islam, 1999)
Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan makhluk lain namun dengan
akal

budinya

dan

kemauannya

yang

sangat

kuat

maka

manusia

dapat

mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni. Dengan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi manusia dapat hidup dengan lebih baik lagi dan dengan Seni
harmonisasi manusia dengan dirinya, makhluk hidup dan lingkungan alam semesta
akan selalu terjaga. Akal budi dan kemauannya yang sangat kuat itulah yang
merupakan sifat unik dari manusia. Lebih lengkap karakteristik atau ciri-ciri manusia
sebagai makhluk Tuhan adalah sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya


Mempunya jiwa naluri, nalari, ruh dan hati yang sangat khas
Mengadakan metabolism atau pertukaran zat dalam tubuhnya
Tingkat reversibilitas system tubuh manusia sangat ideal
Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar
Memiliki potensi untuk berkembang biak
Tumbuh dan bergerak
Berinteraksi dengan lingkungannya

i) Bersifat faan atau mengalami kematian


Selain ciri-ciri juga terapat beberapa kelebuhan manusia jika dibandingkan dengan
makhluk hidup yang lain, diantaranya adalah:
a) Manusia sebagai makhluk berfikir yang bijakasana (homo sapiens) yang
dicerminkan dalam tindakan dan perilaku terhadap lingkungannya.
b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya
sehingga perlu bantuan peralatan untuk keperluan hidupnya (homo faber) baik
fisik maupun nalarnya.
c) Manusia dapat berbicara (homo languens) baik secara lisan maupun tulisan
sehingga dapat dikomunikasikan pada generasi berikutnya tentang apa yang
diinginkan, apa yang ditemukan dan lain-lain.
d) Manusia dapat bermasyarakat (homo sosious) dan dapat pula berbudaya
(homo humanis), artinya manusia bermasyarakat dengan tata tertib dan aturan
yang diciptakan untuk kepentingan bersama dan saling menolong.
e) Manusia mengadakan usaha (homo economicus), artinya mengadakan tukar
menukar barang (barter) maupun jual beli dengan prinsip ekonomi dan
sekaligus kebutuhan materinya terpenuhi.
f) Manusia berkepercayaan dan beragama(homo religious) karena menyadari
adanya kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini.
Beberapa binatang sudah memiliki otak sehingga mempunya daya fikir namun
terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri. Insting tersebut
terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya, seperti meperoleh makanan,
perlindungan diri, dan berkembang biak. Aktifitas hewan tersebut ternyata tidak
berubah dari masa ke masa dan dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak
berkembang (Ide Curiousty)
Sedangkan manusia disamping memiliki naluri, juga mempunyai nalari dan
nurani. Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan

penalaran, pemikiran logis dan analistis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka


pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu
tentang sesuatu dan rasa ingin tahu ini selalu berkembang yang disebut Curiousty).
Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan
potensi yang ada dalam dirinya melakukan pengamatan dan pengalaman.
Pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan
kepercayaan disebut mitos. Cerita mitos disebut legenda mitos dapat di terima orang
waktu itu karena hasrat ingin tahu telah dipenuhi, selain itu karena keterbatasan
penginderaan dan keterbatasan penalaran manusia saat itu. Kuoritas atau rasa ingin
tahu manusia, adalah suatu berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan dapt
menginspirasi timbulnya motivasi dalam hidupnya.

B. Hakekat Alam Semesta


Alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa ini pada hakekatnya merupakan
maha karya Tuhan yang pebuh makna dan tujuan, dengan harmonisasi yang sangat
sempurnadibawah penguaasaan-Nya. Alam semesta ini merupakan kesatuan yang
utuh dari benda atau materi mulai (mulai dari matahari, planet, asteroid, benda-benda
angkasa lainnya) dan gaya tau energy yang melingkupinya dengan segala keteraturan
yang dinamis dan luar biasa serta begitu indah.
Teori-teori tentang terbentuknya alam semesta diantaranya ialah Teori Keadaan
(Steady State Theory) dan Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory). Namun setelah
Jhon C. marther dan George F. smoot senagai pemenang BObel fisika tahun 2006,
mengukur dengan akurat radiasi pada latar belakang kosmik (cosmic microwave
nackground atau CMB). Maka temuan ini semakin mengukuhkan kebenaran ilmiah

teori Big-bang. Dimana teori ledakan besar ialah meledaknya massa yang sangat
besar dengan dahsyat, karena adanya reaksi inti dan membentuk dua dimensi.
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat semesta benda-benda lain seperti
planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu, dan gas antar planet, semuanya
beredar mengelilinginya.
Matahari dikelilingi oleh Sembilan planet. Empat buah yang dekat dengan
matahari disebut planet dalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Lima
lainnya yang disebut planet luar berada relatif jauh dengan Matahari dan umumnya
besar-besar yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Anggota tata surya
laiinya adalah asteroid, komet atau bintang berekor, dan meteor.
Bumi adalah salah satu bagian dari tata surya dan berbagai upaya oleh para ahli
telah ditenpuh untuk menentukan umur bumi. Berdasarkan teori radioaktifitas, kita
dapat menghitung bahwa bumi berumur antara 5 sampai 7 ribu juta tahun. Bumi
ternyata tidak sepenuhnya bulat, tetapi agak pipih di kedua kutubnya.

C. Interaksi Manusia dan Alam Semesta dalam Munculnya IPTEKS


Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan sangat erat. Keduanya
saling memberi dan menerima pengaruh besar satu sama lain. Pengaruh alam
terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam
lebih bersifat aktif. Manusia memiliki kemampuan eksploitatif terhadap alam
sehingga mampu mengubahnya sesuai yang dikehendakinya. Dan walaupun alam
tidak memiliki keinginan dan kemampuan aktif- eksploitatif terhadap manusia ,
namun pelan tapi pasti, apa yang terjadi pada alam, langsung atau tidak langsung,
akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Tindakan eksploitatif-manipulatif
terhadap alam akan mnegakibatkan kerusakan langsung terhadap alam, dan secara tak

langsung hal itu akan berdampak negative bagi kehidupan manusia. Sebaliknya,
apabila manusia menunjukkan kasih saying yang besar terhadap alam, dengan
memelihara dan melestarikannya, maka alam akan menjamin kelangsungan hidup
manusia dalam suasana nyaman dan menyenangkan.
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi manusia sebagai makhluk yang diberikan
amanah oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka manusia dalam berinteraksi dengan alam
semesta khususnya di Bumi ini berkewajiban memelihara, melestarikan dan
memberdayakannya. Tugas dan sekaligus tanggung jawab ini harus dilaksanakan
dengan penuh kesadaran dan keikhlasan yang dilandasi nilai-nilai kearifan, etika, dan
moral agar pengguanaan potensi manusia dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun
lingkungan alam sekitarnya.
Kemampuan berpikir pada manusia, menyebabkan terus berkembangnya rasa
ingin tahu tentang segala apa yang ada di alam semesta ini. Pengetahuan yang
diperoleh dari pengamatan terhadap alam semesta ini kemudian merupakan dasar
kelahiran ilmu pengetahuan dan selanjutnya di terapkan pada munculnya teknologi
dan seni. Menurut Medawar (1984) sains (dari istilah Inggris Science) diambil dari
kata scienta yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi tidak semua ilmu itu boleh
dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: Ilmu yang dapat diuji (hasil dari
pengamatan sesunggguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem
dengan kaedah-kaedah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata
sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui
eksperimen (observasi) maupun (pengalaman) secara teori.
Sementara teknologi adalah realitas/ kenyataan yang diperoleh dari dunia ide,
teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang
disempurnakan sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal

adalah teknologi. Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani
kuno techne berarti seni kerajinan. Sedangkan seni, Janet Woll mengatakan bahwa
seni adalah produk social. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, seni adalah
keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, dsb), seperti tari, lukis, ukir, dan sebagainya.
Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan dapat diturunkan dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. Maka informasi tentang IPTEKS ini akan terus
bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Dominasi manusia terhadap lingkungan tidak terjadi secara merata di permukaan
bumi ini, karena dipengaruhi juga oleh seberapa jauh kelompok manusia itu mampu
mengembangkan budaya dalam menguasai IPTEK dan merealisasikan sumber daya
lingkungan menjadi kekayaan yang menjamin kesejahteraan. Pemanfaatan potensi
sumber daya lingkungan sangat dipengaruhi oleh pengusaan IPTEK sehingga
timbullah ungkapan menjadi tuan dirumah orang lain, Menjadi budak di negeri
sendiri dan menjadi tuang di negeri sendiri. Dengan kata lain kemampuan
kompetitif sumber daya manusia lebih berarti daripada kemampuan komparatif
sumber daya alam, sehingga dalam hal ini muncullah letak kedudukan, fungsi dan
peranan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan
SDM yang pada akhirnya berpengaruh pada lingkungan hidup.
Manusia dengan IPTEK-nya telah mewarnai kehidupan alam semesta
termasuk didalamnya kehidupan abiotik. Penerapan IPTEK telah mengatur suhu
udara, kelembaban, tekanan dan sirkulasi udara, baik untuk kenyamanan hidup atau
untuk kepentingan produksi, tetapi kemampuan tersebut juga dapat menimbulkan
ketimpangan dalam bentuk masalah lingkungan seperti erosi, tanah, longsor, banjir,

kekeringan, pencemaran dan sebagainya. Maka sebagai dominator dalam lingkungan


manusia wajib menyadari setiap keserakahan dengan IMTAK, dimana azas ekologi
yang menjadi dasar keserasian, keseimbangan, demi kesejahteraan manusia dan
mahluk hidup lainnya.

BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai