Anda di halaman 1dari 21

Bagas Prakoso, M.

SI
 Rasa ingin tahu atau kuriositas pada hewan
itu didorong oleh naluri dan naluri itu
bertitik pusat pada mempertahankan
kelestarian hidup dan sifatnya tetap
sepanjang zaman. Manusia mempunyai naluri
seperti tumbuhan dan hewan, tetapi juga
mempunyai akal budi sehingga rasa ingin
tahu itu tidak tetap sepanjang zaman.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang
berkembang.
 Makhluk organis memiliki kehidupan
sehingga mempunyai perilaku. Tumbuhan
sebagai makhluk terendah memiliki
perikehidupan yang sederhana. Binatang
yang lebih tinggi tingkatannya memiliki
perilaku yang lebih baik. Manusia sebagai
makhluk tertinggi memiliki perilaku yang
lebih sempurna. Namun secara umum
makhluk-makhluk tersebut memiliki
beberapa prinsip yang sama , antara lain
daya gerak, naluri untuk mempertahankan
diri, serta untuk mengembangkan
keturunannya.
 Dibandingkan dengan makhluk lain jasmani
manusia adalah lemah tetapi rohani atau
akal budi dan kemauannya sangat kuat.
 Umumnya dikatakan bahwa manusia berbeda
dengan binatang karena akal budi yang
dimilikinya. Akal bersumber pada otak dan
budi bersumber pada jiwa.
 Perbedaan manusia dengan binatang nampak
lebih jelas bila dirinci lebih jauh :
a) manusi dapat berfikir sehingga merupakan makhluk
yang cerdas atau bijaksana (Homo sapiens)
b) manusi dapat mebuat alat-alat dan
mempergunakannya sehingga disebut manusia kerja
(Homo faber)
c) Manusia dapat berbicara (homo longuens) sehingga
apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat
disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain
d) manusi dapat hidup bermasyarakat (homo socius)
e) Manusi dapat mengadakan usaha atas dasar
perhitungan ekonomi (homo economicus)
f) Manusia menyadari akan adanya kekuatan gaib yang
memiliki kemampuan yang lebih hebat dari manusia
sehingga menjadi manusia berkeprcayaan aatu
beragama (Homo religius)
 Manusia mempunyai rasa ingin tahu
terhadap rahasia alam dengan
menggunakan pengamatan dan penggunaan
pengalaman tetapi tidak memuaskan.
Dengan menggunakan logika, muncullah
pengetahuan yang berkuasa pada lautan,
hutan, tambang dll.
 A. Mitos sebagai landasan perkembangan
pola pikir
 B. perkembangan ilmu pengetahuan
 C. Perkembangan pola pikir manusia di eropa
dan dunia islam
 D. hakikat manusia dan sifat keingintahuan
 E. Perkembangan fisik, sifat dan pikiran
manusia
 Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk
yang selalu ingin tahu terhadap seluruh
kehidupan yang dilakoninya
 Konon, mitos yang berkembang merupakan
metode untuk memahami segala sesuatu
yang ada dan terjadi di alam jagat raya ini.
berbagai pertanyaan dan ketidakthuan atau
rasa penasaran manusia atas eksistensi jagad
raya ini hanya dijawab oleh mitos
 Contoh mitos, legenda dan cerita rakyat yang
memiliki nilai-nilai kehidupan :
 1. legenda gunung tangkuban perahu
 2. Si kabayan
 3. Malin kundang
Cerita di atas memberikan inspirasi berfikir pada
perkembangan manusia, dari berfikir mitologis
menuju berfikir empiris dan rasional.
Pengetahuan yang merupakan kombinasi antara
pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut
mitos.
 Legenda adalah salah satu contoh pola pikir
masyarakat yang berkembang pada
zamannya.
 Pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan
manusia karena di dalamnya sarat dengan
pesan-pesan religius.
 Bagi masyarakat, legenda atau mitos-mitos
merupakan bagian dari kaidah kehidupan.
 Fabel, legenda, cerita rakyat, dongeng, anekdot
atau kisah fiksi dan agama bukan semata-mata
merupakan mitos dan tidak boleh disamakan
dengn mitos akan tetapi, semua itu melahirkan
mitos dan membangun pola pikir manusia.
 Secara filosofis semua bukan sekadar mitos yang
penting diketahui, melainkan pesan yang tersirat
didalamnya memberikan inspirasi berpikir pada
perkembangan manusia dari berpikir mitologis
menuju berpikir yang empiris dan rasional
 Semua manusia selalu ingin tahu (all men by
nature desire to know), yang disebabkan
pada dirinya melekat kehausan intelektual
yang diwujudkannya dalm bentuk
pertanyaan. Bertanya = berfikir.
 Membagai 3 tahap perkembangan alam pikiran
manusia :
 1. tahap teologis = diuasai oleh tahayul dan
prasangka. Manusia menciptakan mitos untuk
memahami gejala alam.
 *Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui pengalaman dan pemikiran sederhana
serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya
kekuatan gaib.
 Contoh : pelangi (bidadari), tanah longsong (ular
besar), gempa bumi (kura-kura), gerhana bulan
(raksasa)
 * cerita rakyat adalah cerita yang mengisahkan
peristiwa penting berkenaan dengan kehidupan
manusia yang disampaikan dari mulut ke mulut
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Contoh : lutung kasarung dari daerah pasundan,
timun emas dari jawa tengah.
 * legenda adalah cerita rakyat yang tokohnya
dikaitkan dengan nama suatu daerah.
 Contoh : malin kundang dihubungkan dengan
batu berbentuk perahu di pelabuhan teluk bayur
sumatera barat, roro jongrang riwayat pendirian
candi prambanan di Yogyakarta, Nyi roro kidul
dipandang sebagai penguasa laut selatan.
 2. tahap filosofis = abstrak. Manusia mencoba
menggunakan rasionya untuk memahami obyek secara
dangkal, obyek belum dipahami secara metodologis dan
definitif. Cirinya : rasio sudah terbentuk namun belum
menemukan metode berfikir yang obyektif.
 Contoh ; orang-orang jaman dahulu telah menemukan
berbagai obat-obatan yang diramu dari tumbuhan-
tumbuhan tetapi mereka tidak tahu mengapa ramuan
tersebut dapat menyembuhkan
 3. tahap positif ilmiah = ilmu pengetahuan/ sains
dimana pandangan dogmatis diganti dengan
pengetahuan faktual. (dapat diukur, di;ihat dan
dibuktikan). Manusia memandang alam dengan lebih
objektif. Cirinya : rasio terbentuk, objektif, sistematis
dan kritis (penalaran).
 Penalaran deduktif : bumi mengelilingi
matahari
 Penalaran induktif : loga dipanaskan
memuai.
 Tokoh Yunani :
 1. anaximander (624-549 SM) berpendapat bahwa
langit yang kita lihat sebenarnya adalah setengah.
 2. Anaximenes (560-520 SM) berpendapat bahwa
unsur-unsur dasar pembentukan semua benda itu
adalah air.
 3. phytagoras (500 SM) berpendapat bahwa
unsur dasar semua benda sebenarnya adalah
tanah, api udara dan air.
 4. Ptolomeus (127-151 SM) berpendapat
bahwa bumi sebagai pusat sistem tatsurya,
berbentuk bulat dan diam seimbang tanpa
tiang penyangga.
 Kiri kanan
 Matematika musik
 IPA seni
 Logika inovasi
 Kritis kreatif
 Analisis
konseptual
 A. zaman pra yunani kuno (abad XV-VII SM)
 B. zaman yunani kuno (abad VII-II SM)
 C. Zaman pertengahan (abad II – XIV M)
 D. zaman renaisan (abad XIV-XVII M)
 E. zaman modern (abad XVII-XIX M)
 F. Zaman ontemporer (abad XX- sekarang)

Anda mungkin juga menyukai