NIM : 201160036
Mata Kuliah : Sejarah Sains dan Peradaban Islam
Dosen : Rizka Fadlia Nur, S. Pd, M. Pd
Sains sering dikatakan sebagai sains murni. Selain itu juga dikatakan sebagai sains terapan. Sains
terapan adalah aplikasi dari sains yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari manusia.
Adapun jenis-jenis sains yaitu:
o Natural sains atau Ilmu Pengetahuan Alam.
o Sosial Sains atau Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sains sebagai disiplin ilmu yang terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu:
Ilmu Alam
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk merujuk rumpun ilmu yang mana objek terdiri
dari benda alam dengan hukum pasti dan umum yang berlaku kapanpun dan dimanapun.
Contohnya seperti biologi, kimia dan fisika.
Ilmu Budaya
Ilmu budaya adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan. Contohnya bahasa,
kewarganegaraan, dan agama.
Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin ilmu dari akademis yang mempelajari aspek-aspek yang
memiliki hubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
Sementara investigasi empiris dari dunia alam telah diuraikan sejak Era Klasik (misalnya,
oleh Thales, Aristoteles, dan lain-lain), dan metode ilmiah telah digunakan sejak Abad
Pertengahan (misalnya, oleh Ibn al-Haytham, dan Roger Bacon ), munculnya sains
modern terkadang ditelusuri kembali ke periode modern awal, selama masa yang dikenal
sebagai Revolusi Ilmiah yang terjadi pada abad ke-16 dan ke-17 di Eropa. Metode ilmiah
dianggap begitu mendasar bagi sains modern sehingga beberapa orang menganggap
penyelidikan-penyelidikan alam sebelumnya sebagai pra-ilmiah. Secara tradisional,
sejarawan sains telah mendefinisikan sains cukup luas untuk mencakup penyelidikan-
penyelidikan tersebut.
Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai
fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa
bumi, gunung meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat
mereka cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir
sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya
lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ?pertanyaan-
pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan walaupun secara
sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan dan
kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink) belaka sementara Asimov
menyebutnya Idle Curiosity yang sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman
contohnya sarang burung manyar mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya,
tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap
begitu saja, berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua,
berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat
membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin
tahu yang berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus
berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan
dalam hidupnya.
Seperti dijelaskan dimuka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang melalui
pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang
diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas
dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang
tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering
mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan mereka-reka bahasa untuk memuaskan
dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh
mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab atas
pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba mencari-carai jawaban yang
sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya maupun orang lain, sehingga mereka
menjawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadari yang sedang mandi, dari jawaban
tersebut muncul pengetahuan baru yakni bidadari. Selanjutnya tetang pertanyaan
mengapa gunung meletus ? sekali lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan
kepuasan mereka menjawab gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang
marah, dari jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga
mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang
punya, mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang punya, pohon besar
ada yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan dari
yang punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka melakukan
upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, gerakan-gerakan tarian,
penyajian sesajen dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan
dari pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-
cerita mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai
suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan
penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai penyebab munculnya mitos adalah :
Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata,
mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada
tempat yang jauh mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari 30
sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu
per detik tak terdengar.
Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam, asin, dan
pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila
konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.
Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun
sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alat observasi yang tepat.
Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa factor di
bawah ini ;Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik
langsung mmaupun dengan alat.Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.
Hasrat ingin tahunya terpenuhi.
Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun
kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M ) menjelaskan akan berlangsung
dalam tiga tahap, Yaitu ;
Tahap teologi/fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan menemukan
sebab pertama dn tujuan akhir dari segala sesuatu, dan selalu diohubungkan
dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakan
dalammkaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa
setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib
lainnya.
Tahap filsafat/metafisik/abstrak
Tahap metafisika atau abstrak, merupakan tahapan manusia masih tetap mencari
sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusioa tidak lagi menyandarkan diri pada
kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan kepada akalnya sendiri, akal
yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat sesuatu.
Tahap positif atau ilmiah ril
Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir
secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan.
Puncak perkembangan pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700
– 500 SM pada zaman ini mereka sudah mampu menelaah bentuk bumi sehingga mereka
berpendapat bahwa bumi ini berbentuk setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit
beserta bintang-bintang sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah
mengenal bidang edar matahari sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap 365,25 hari
matahari beredar kembali pada titik semula dan ini yang disebut waktu tahun.
Pengamatan terhadap angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada masa itu, sehingga
pengetahuan dalam bidang ini cukup pesat, maka munculah pengetahuan rasi- rasi
perbintangan yang sekarang kita kenal yakni; rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo
dan sebagainya rasi-rasi ini erat kaitannya dengan peramalan nasib manusia dan
dikenalah dengan astrologi. Karena pengetahuan ini hanya bersifat peramalan, imajiner,
dugaan dan kepercayaan maka pengetahuan ini disebut Pseudo science (sain palsu) yakni
pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena alam yang sebenarnya (mirip
sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).
10.
Sains palsu tersebut sangat berpengaruh pada para pemikir filosuf Yunani seperti Thales
(624-549) ia berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring yang terapung di atas air,
ia pula yang pertama kali menggagas asal mula benda dan menurutnya semua kehidupan
berawal dari air, hal ini merupakan awal pemikiran yang sangat besar karena mampu
mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada dibumi ini adalah
ciptaan dewa, pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring pemikiran bangsa yunani
untuk meninggalkan berfikir mitos secara perlahan-lahan. Generasi filosuf Yunani yang
telah berhasil menyumbangkan buah pikiurannya diantaranya adalah : Anaximander,
Seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia berpendapat bahwa langit yang kita
lihat sebenarnya hanya separuh saja. Langit dan segala isinya itu beredar mengelilingi
bumi, Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat yang tegak lurus
dipermukaan bumi, bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu (jam tongkat) pada tahun
70-an sering kita temukan jenis ini di masjid untuk pedoman waktu shalat.
Anaximenes, (560-520) Ia berpendapat unsur dasar pembentuk benda adalah air, hal ini
sependapat dengan Thales. Yang dikembaqngkan bahwa air merupakan wujud benda
yang dapat berubah merenggang menjadi api, dan memadat menjadi tanah konsep ini
menjadi awal kansep transmutasi benda.
Demokritos (460-370), Pendapatnya adalah bahwa suatu benda dibelah secara terus
menerus akan menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian
terkecil itu disebutnya Atomos atau atom, istilah atom ini sampai saat ini masih
dipergunakan sekalipun konsepnya tidak seperti lagi Demokritus.
Empedokles (480-430 SM), Ia tergolong pendukung Phytagoras tentang empat unsure
dasar pembentuk benda ; tanah,air ,api dan udara. Dia mengembangkan konsep tersebut
dengan mengenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya tolak-
menolak, kedua gaya tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsure dasar
pembentuk benda tersebut.
Plato (427-345 SM), Ia memiliki cara berpikir yang berbeda dengan filosuf sebelumnya,
sebagai seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat materialistic sebagaimana para
filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa keanekaraman yang terlihat sekarang ini
hanyalah sesuatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang
bertubuh besar yang kita lihat hanyalah cofy atau duplikat belaka yang tidak sempurna,
maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini dikenal dengan konsep alam
idea plato.
Ariestoteles ( 384-322 SM), Ia seorang pemikir besar pada jamannya dan dikenal sebagai
perangkum intisari konsep-konsep filosuf sebelumnya dan memperbaiki konsep-konsep
yang dianggap tidak benar menurut pemikirannya yang selalu rasional dan Ia
menjelaskan tentang Zat tunggal yang disebut Hule sebagai pembentuk dasar benda yang
keberadaannya tergantung pada kondisi, sehingga ia dapat berubah menjadi tanah, air,
udara dan api yang mengalami transmutasi akibat kondisi dingin, lembab,panas dan
kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule akan berwujud api, sedang dalam kondisi
kering dan dingin hule akan berwujud tanah, Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak
ada ruang yang hampa menurutnya jika ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya
akan terisi ether yang bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari Aristoteles adalah
bahwa untuk mencari kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal sebagai
rasionalisme. Konsep pentingnya adalah orang yang pertama kali melakukan
pengklasifikasian hewan dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio spontanea).
Ptolemeus (127-151 SM), Ia seorang filosuf besar setelah Aristoteles kopnsepnya adalah ;
Bumi itu bulat daim seimbang tanpa tiang penyangga dan bumi sebagai pusat tatasurya
( mata hari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi ) dikenal dengan teori
Geosentris.
Al Razi, seorang rasionalisme murni yang tidak percaya pada wahyu dan nabi karena
menurutnya dengan akal sudah cukup untuk dapat membedakan baik dan buruk, yang
berguna dengan yang tidak berguna dengan akal pula kita dapat mengenal Tuhan
sehingga menurutnya tidak perlu ada wahyu dan nabi. Ia dikenal sebagai ahli kimia
(penemu air raksa) dan pengobatan/kedokteran diakhir hayatnya matanya buta karena
terlalu banyak baca dan pengaruh dari reaksi kimia.
Ibnu Rusdy ahli filsafat muslim yang menerjemahkan buku-buku yunani kedalam bahasa
Arab sehingga Arab menjadi pusat ilmu internasional yang kemudian alih bahasa
kedalam bahasa latin dan berkembang ke dunia barat sehingga terkenal dengan pusat
perpustakaan masjid Al Hamra Cordoba (spanyol).
Abu Musa Jabir Bin Hayyan, dikenal sebagai Bapak Kimia.
Pada masa Yunani berpikuir mitos mulai ditinggalkan sehingga munculah pemikir-
pemikir rasional (filsafat) yang kebenarannya hanya atas dasar rasio sehingga muncullah
konsep-konsep alam yang sebagiannya saat ini masih dapat digunaklan dan diakui
kebenarannya. Dunia Islam tidak kalah ketinggalan ketika filsafat Yunani mulai padam,
Islam bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim yang nama besarnya mendunia
karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai dengan saat ini masih dijadikan
reference (rujukan) bagi perkembangan sains.
Kemajuan ilmu pengetahuan di Mesir Kuno juga dibuktikan dari banyaknya profesi yang
dijalani masyarakat di sana saat itu. Ada yang menjadi dokter, ahli astronomi, seniman,
juru tulis, petani, pedagang, dan lain sebagainya.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tentunya selalu diikuti oleh
kemajuan teknologi. Seperti pada masyarakat Mesir Kuno yang berhasil menciptakan alat
transportasi berupa perahu untuk keperluan pelayaran dan perdagangan. Mereka berhasil
membuat perahu yang dapat melintasi Sungai Nil dengan sangat baik ketika membawa
beban yang cukup besar.
Pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Mesir saat itu dilakukan oleh para
pendeta atau imam. Mereka yang berhasil membuktikan keahliannya akan menduduki
kelas sosial yang sangat terhormat dan dibebaskan dari kerja kasar.
Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha untuk masuk dalam kelas tersebut. Para
pendeta itu memiliki kesempatan yang besar untuk mengembangkan teknologi,
matematika, sosial, dan politik.
Bukti peradaban tinggi Mesir Kuno lainnya adalah sistem penanggalan, yang saat itu
belum banyak digunakan oleh peradaban lain. Sistem penanggalan yang digunakan oleh
bangsa Mesir Kuno ada tiga, yaitu penanggalan pertanian untuk menentukan masa
bercocok tanam dan masa panen, penanggalan bintang, dan penanggalan bulan.
Para pendeta Mesir Kuno melihat pergerakan bulan untuk menentukan waktu upacara
Dewa Bulan Khonsu. Sementara penanggalan bintang digunakan untuk membangun kuil-
kuil yang sejajar dengan posisi bintang tertentu atau pergerakan matahari.
Salah satu penerapan ilmu pengetahuan yang baik dari bangsa Mesir Kuno adalah
pembangunan Piramida sebagai makam para raja Mesir dan kuil-kuil sebagai tempat
pemujaan bagi para dewa. Konstruksi piramida begitu rumit, sehingga kemajuan ilmu
pengetahuan di Mesir saat itu menjadi teka-teki.
Banyak orang yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan di Mesir saat itu lebih maju
dibandingkan ilmu pengetahuan zaman modern ini.
Mesir kuno membuat kemajuan yang signifikan dalam astronomi, matematika dan
pengobatan. Perkembangan geometri adalah hasil dari perkembangan dari pengukuran
tanah yang diperlukan untuk melestarikan tata letak dan kepemilikan lahan pertanian,
yang selalu kena banjir setiap tahun oleh sungai Nil. Segitiga siku-siku 3-4-5 dan aturan
praktis lainnya digunakan untuk membangun struktur bujur-sangkar, dan arsitektur pos
dan palang Mesir. Mesir juga merupakan pusat penelitian alkimia untuk kebanyakan
lembah sungai Mediterania.
Papirus Edwin Smith adalah salah satu dokumen medis pertama yang sampai sekarang
masih ada, dan mungkin dokumen awal yang mencoba untuk mendeskripsikan dan
menganalisis otak: hal ini dipandang sebagai awal dari ilmu saraf modern. Namun, saat
pengobatan Mesir memiliki beberapa praktik yang efektif, itu bukan berarti tidak adanya
praktik yang tidak efektif dan kadang-kadang juga membahayakan. Sejarawan medis
percaya bahwa farmakologi Mesir kuno, misalnya, sebagian besar tidak efektif. Namun,
orang Mesir kuno menerapkan komponen-komponen berikut untuk pengobatan penyakit:
pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis, yang menampilkan paralelisasi yang
kuat dengan dasar metode empiris sains dan menurut G. E. R. Lloyd memainkan peran
penting dalam pengembangan metodologi ini. Papirus Ebers (sekitar 1550 SM) juga
mengandung bukti empirisme tradisional.
Peradaban Maya adalah sebuah peradaban di Mesoamerika yang dibangun oleh bangsa
Maya. Peradaban ini dikenal akan aksara hieroglifnya dan juga seni rupa, arsitektur,
matematika, kalender, dan keahlian astronominya. Peradaban Maya berkembang di
wilayah Meksiko tenggara, seluruh wilayah Guatemala dan Belize, serta bagian barat
Honduras dan El Salvador. Kawasan ini terdiri dari dataran rendah di Semenanjung
Yukatan di utara dan Dataran Tinggi Sierra Madre yang terbentang dari Negara Bagian
Chiapas di Meksiko hingga Guatemala bagian selatan dan El Salvador, serta dataran
rendah di wilayah pesisir Samudra Pasifik di selatan.
Dalam sejarahnya yang panjang, peradaban Maya tidak pernah disatukan, tidak seperti
Persekutuan Tiga Kaum Aztek ataupun Kerajaan Inka. Sejarah mereka dimulai pada
zaman Arkaik (sebelum tahun 2000 SM), ketika peradaban Maya telah mengembangkan
pertanian dan desa-desa. Masyarakat kompleks untuk pertama kalinya muncul pada
zaman Praklasik (sekitar 2000 SM hingga 250 M), dan pada masa ini pula orang-orang
Maya sudah mulai menanam jagung, kacang, labu, dan cabai. Kota-kota Maya pertama
mulai muncul sekitar tahun 750 SM, dan pada tahun 500 SM, kota-kota tersebut memiliki
struktur-struktur monumental, termasuk kuil besar dengan tampak depan yang terbuat
dari stuko. Sistem tulisan hieroglif untuk pertama kalinya digunakan di wilayah Maya
pada abad ke-3 SM. Pada zaman Praklasik Akhir, banyak kota yang mengalami
perkembangan pesat di wilayah Cekungan Petén, sementara Kaminaljuyu menjadi kota
yang penting di Dataran Tinggi Guatemala. Dimulai dari sekitar tahun 250 M, peradaban
Maya memasuki zaman Klasik, yaitu zaman ketika orang-orang Maya mendirikan tugu-
tugu besar dengan pahatan-pahatan yang mencantumkan tanggal dari Kalender Hitung
Panjang. Pada zaman ini juga muncul berbagai negara kota besar yang saling terhubung
dalam jaringan perdagangan yang rumit. Di dataran rendah Maya, terdapat dua kota besar
yang menjadi musuh bebuyutan, yaitu Tikal dan Calakmul. Pada zaman Klasik, kota
Teotihuacan di Meksiko tengah juga melakukan campur tangan dalam politik dinasti di
peradaban Maya. Akan tetapi, pada abad ke-9, terjadi peristiwa keruntuhan Maya Klasik,
sehingga kota-kota Maya pun ditinggalkan dan para penduduk berpindah ke arah utara.
Kemudian, pada zaman Pascaklasik, kota Chichen Itza mengalami kebangkitan di utara,
dan Kerajaan K'iche' di Dataran Tinggi Guatemala juga berhasil memperluas wilayahnya.
Pada abad ke-16, Imperium Spanyol menjajah wilayah Mesoamerika, dan setelah
berlangsungnya upaya penaklukan yang panjang, kota terakhir Maya, Nojpetén, jatuh ke
tangan Spanyol pada tahun 1697.
Pada zaman Klasik, kekuasaan ada di tangan raja-raja yang memerintah di negara
kotanya masing-masing dengan konsep "raja dewata" yang bertindak sebagai penengah
antara dunia nyata dengan dunia gaib. Jabatan raja diturunkan secara patrilineal kepada
anak laki-laki sulung. Calon raja diharapkan menjadi seorang pemimpin perang yang
andal. Politik Maya didominasi oleh sistem patronasi yang tertutup, walaupun sistem
politik setiap negara kota tidak selalu sama. Pada zaman Klasik Akhir, golongan ningrat
menjadi semakin kuat, sehingga mengurangi kekuasaan "Raja Dewata".
Peradaban Maya mengembangkan karya seni dari bahan-bahan tahan lama maupun tidak
tahan lama, seperti kayu, giok, obsidian, batu, dan stuko. Karya seninya juga bermacam-
macam, dari pahatan, keramik, hingga lukisan dinding. Kota-kota Maya tidak memiliki
perencanaan yang terpusat, dan bangunan-bangunan baru didirikan sesuka hati. Pusat
kotanya terdiri dari pusat pemerintahan dan upacara yang dikelilingi oleh daerah
permukiman. Berbagai wilayah kota dihubungkan oleh jalan. Bangunan-bangunan utama
di kota-kota Maya meliputi Istana, Kuil, Piramida, Lapangan bola, dan bangunan-
bangunan untuk melakukan pengamatan benda langit. Peradaban Maya memiliki
golongan elit yang melek huruf, dan mereka telah mengembangkan sistem tulisan
hieroglif yang rumit. Mereka mencatat sejarah dan keterangan mengenai ritual di dalam
buku-buku, tetapi sebagian besar telah dihancurkan penjajah Spanyol. Saat ini, hanya ada
tiga buku yang telah disepakati oleh ilmuwan berasal dari peradaban Maya. Terdapat pula
banyak sekali contoh teks Maya dalam bentuk prasasti dan keramik. Salah satu
pencapaian bangsa Maya yang lain adalah dalam mengembangkan kalender ritual yang
rumit dan juga menjadi salah satu peradaban pertama yang mengenal angka nol. Orang
Maya juga dikenal melakukan pengorbanan manusia yang didasari atas keyakinan bahwa
ritual darah diperlukan untuk memuaskan para dewa.
Plato mendirikan Akademi Platonis pada 387 SM, dengan motonya adalah "Biarkan yang
tak paham dalam geometri masuk ke sini", dan ternyata menghasilkan banyak filsuf
terkenal. Murid Plato, Aristoteles, memperkenalkan Empirisme dan gagasan bahwa
kebenaran universal dapat diturunkan melalui observasi dan induksi, sehingga
meletakkan dasar-dasar bagi metode ilmiah. Aristoteles juga menghasilkan banyak
tulisan-tulisan biologis yang empiris secara alami, dengan fokus pada penyebab biologis
dan keragaman kehidupan. Dia membuat pengamatan tentang alam yang tak terhitung
jumlahnya, terutama kebiasaan dan atribut tumbuhan dan hewan di dunia sekelilingnya,
mengklasifikasikan lebih dari 540 spesies hewan, dan membedah setidaknya 50.
Warisan penting periode ini termasuk kemajuan substansial dalam pengetahuan faktual,
terutama
dalam anatomi, zoologi, botani, mineralogi, geografi, matematika dan astronomi;
kesadaran akan pentingnya permasalahan ilmiah tertentu, khususnya yang berkaitan
dengan masalah perubahan dan penyebabnya, dan pengakuan terhadap pentingnya
penerapan metodologi matematika untuk fenomena alam dan dalam melakukan penelitian
empiris. Pada zaman Helenistik para pelajar sering menggunakan prinsip-prinsip yang
dikembangkan dalam pemikiran sebelumnya di
"Dengan takjub kita menemukan diri kita di ambang sains modern. Juga tidak seharusnya
bahwa dengan beberapa trik terjemahan, ekstraksi tersebut telah memberikan udara
modernitas. Jauh dari itu. Perbendaharaan kata dari tulisan ini dan gaya tulisannya adalah
sumber dari perbendaharaan kata kita sendiri dan gaya yang telah diturunkan."
Matematika: Dari awal orang Tiongkok menggunakan sistem desimal posisional pada
papan penghitungan untuk menghitung. Untuk mengungkapkan angka 10, sebuah batang
tunggal ditempatkan di kotak kedua dari kanan. Bahasa lisan menggunakan sistem yang
mirip dengan bahasa Indonesia: misalnya, empat ribu dua ratus tujuh. Tidak ada simbol
yang digunakan untuk nol. Pada abad ke-1 SM, angka negatif dan pecahan desimal
digunakan dan The Nine Chapters on the Mathematical Art mengikutkan metode untuk
mengekstraksi akar orde tinggi dengan metode Horner dan memecahkan persamaan
linear dengan Teorema Pythagoras. Persamaan kubik dipecahkan pada Dinasti Tang dan
solusi dari persamaan orde lebih tinggi dari 3 muncul pada cetakan tahun 1245 M
oleh Ch'in Chiu-shao. Segitiga Pascal untuk koefisien binomial dijelaskan sekitar tahun
1100 oleh Jia Xian.
Ada banyak kontributor terkemuka untuk bidang sains Tiongkok sepanjang zaman. Salah
satu contoh terbaik adalah Shen Kuo (1031-1095), seorang ilmuwan polymath dan
negarawan yang pertama menggambarkan kompas ber-jarum-magnetik yang digunakan
untuk navigasi, menemukan konsep utara sejati, meningkatkan
desain gnomon astronomi, bola dunia, tabung penglihatan, dan clepsydra, dan
menggambarkan penggunaan galangan untuk memperbaiki perahu. Setelah mengamati
proses alami dari genangan lanau dan menemukan fosil laut di Pegunungan
Taihang (ratusan mil dari Samudera Pasifik), Shen Kuo menyusun teori pembentukan
tanah, atau geomorfologi. Ia juga mengadopsi teori perubahan iklim secara bertahap di
daerah-daerah dari waktu ke waktu, setelah mengamati bambu yang membatu yang
ditemukan di bawah tanah di Yan'an, provinsi Shaanxi. Jika bukan karena tulisan Shen
Kuo, karya arsitektur Yu Hao akan sedikit diketahui, bersama dengan penemu mesin
cetak jenis bergerak, Bi Sheng (990-1051). Su Song (1020-1101), seangkatan dengan
Shen, juga seorang polymath brilian, seorang astronom yang menciptakan sebuah atlas
langit dari peta bintang, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek
terkait botani, zoologi, mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan sebuah menara
jam astronomi besar di kota Kaifeng tahun 1088. Untuk mengoperasikan pendirian bola
dunia tersebut, menara jam itu menggunakan sebuah mekanisme pengatur gerakan dan
penggunaan tertua di dunia dari transmisi-tenaga rantai penggerak tak berakhir.
Misi Yesuit Tiongkok dari abad ke-16 dan ke-17 "belajar untuk menghargai prestasi
ilmiah dari budaya kuno dan membuat mereka dikenal di Eropa. Melalui korespondensi
mereka, ilmuwan Eropa pertama kali belajar tentang sains dan budaya Tiongkok.
"Pemikiran akademisi Barat terhadap sejarah teknologi dan sains Tiongkok digalvanisasi
oleh karya Joseph Needham dan Needham Research Institute. Di antara prestasi teknologi
Tiongkok adalah, menurut sarjana Inggris Needham, detektor seismologi awal (Zhang
Heng pada abad ke-2), yang globe langit bertenaga air (Zhang Heng), korek api,
penemuan independen dari sistem desimal, galangan, kaliper geser, pompa piston aksi
ganda, besi cor, tanur tinggi, besi bajak, benih bor multitabung, gerobak
dorong, jembatan gantung, mesin penampi, kipas berputar, parasut, gas alam sebagai
bahan bakar, peta garis-menonjol, baling-baling, busur panah, dan bahan
bakar roket padat, roket multitahap, tali kekang kuda bersama dengan kontribusi
dalam logika, astronomi, pengobatan dan bidang lainnya.
Namun, faktor budaya mencegah prestasi Tiongkok ini berkembang menjadi apa yang
kita sebut "sains modern". Menurut Needham, mungkin kerangka religius dan filosofis
intelektual Tiongkok yang membuat mereka tidak dapat menerima ide-ide hukum alam:
Bukannya tidak ada keteraturan dalam alamnya orang Tiongkok, tetapi karena ia
bukanlah keteraturan yang ditasbihkan oleh makhluk rasional pribadi, dan oleh karena itu
tidak ada keyakinan bahwa seorang yang rasional mampu menyebutkan dengan bahasa
bumi mereka aturan-aturan kode ilahi yang mana mereka sabdakan sepanjang waktu.
Para Taois, tentu saja, akan mencemooh gagasan seperti itu karena terlalu naif bagi
kesederhaan dan kompleksitas dari alam semesta yang mereka intuisikan.
Orang Hindu unggul dalam pembuatan besi, dan dalam mempersiapkan bahan-bahan
bersama dengan penyatuan untuk mendapatkan semacam besi lunak yang biasanya
bergaya baja India (Hindiah). Mereka juga memiliki bengkel dimana yang ditempa
adalah pedang paling terkenal di dunia.
Sains Islam mulai menurun pada abad ke-12 atau ke-13, dalam hubungannya
dengan Renaissance di Eropa, dan sebagian karena Penaklukan Mongol pada abad ke-11
sampai ke-13, di mana perpustakaan, observatorium, rumah sakit dan universitas
dihancurkan. Akhir zaman keemasan Islam ditandai dengan penghancuran pusat
intelektual Baghdad, ibu kota Khalifah Abbasiyah pada tahun 1258.
Pada awal abad ke-13, terdapat terjemahan Latin yang cukup akurat dari hampir semua
karya-karya utama penting penulis kuno intelektual, yang memungkinkan transfer ide-ide
ilmiah melalui universitas dan biara-biara. Pada saat itu, filsafat alam yang terkandung
dalam teks-teks tersebut mulai dikembangkan oleh skolastik terkenal seperti Robert
Grosseteste, Roger Bacon, Albertus Magnus dan Duns Scotus. Prekursor dari metode
ilmiah modern, dipengaruhi oleh kontribusi sebelumnya dari dunia Islam, sudah dapat
dilihat dalam penekanan Grosseteste pada matematika sebagai cara untuk memahami
alam, dan dalam pendekatan empiris yang dikagumi oleh Bacon, khususnya dalam Opus
Majus -nya. Tesis provokatif Pierre Duhem terhadap Gereja Katolik Condemnation of
1277 menyebabkan studi ilmu abad pertengahan sebagai suatu disiplin yang serius, "tapi
tidak ada lagi orang di bidang tersebut yang mendukung pandangannya bahwa sains
modern dimulai pada tahun 1277".
Paruh pertama dari abad ke-14 terlihat banyak karya ilmiah penting yang dilakukan,
terutama dalam kerangka tanggapan-tanggapan skolastik terhadap tulisan-tulisan ilmiah
Aristoteles. William Ockham memperkenalkan prinsip penghematan: filsuf alam
seharusnya tidak mendalilkan entitas yang tidak perlu, sehingga pergerakan bukanlah hal
yang berbeda tetapi hanya objek bergerak dan sebuah perantara "spesies yang masuk
akal" tidak diperlukan untuk mengirimkan gambar dari sebuah objek ke mata.
Cendekiawan seperti Jean Buridan dan Nicole Oresme mulai menafsirkan unsur-unsur
mekanika Aristoteles. Secara khusus, Buridan mengembangkan teori bahwa gaya dorong
adalah penyebab dari gerak proyektil, yang merupakan langkah pertama menuju konsep
modern dari inersia. Kalkulator Oxford mulai menganalisis secara matematis
gerak kinematika, membuat analisis ini tanpa mempertimbangkan penyebab pergerakan.