b. Dari proses ada banyak faktor yang perlu diketahui (difahami) oleh pengelola
pendidikan dalam upaya manajemen mutu. Kemukan faktor-faktor tersebut.
Beberapa faktor dalam proses upaya manajemen mutu untuk mencapai mutu
pendidikan prima, yang termasuk dalam strategi Total Quality Education (TQE) antara
lain sebagai berikut:
1. Merancang secara terus menerus berbagai tujuan pengembangan siswa, pegawai, dan
layanan pendidikan.
2. Mengadopsi filosofi baru, yang mengedepankan kualitas pembelajaran dan kualitas
sekolah. Manajemen pendidikan harus mengambil prakarsa dalam gerakan
peningkatan mutu ini.
3. Guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang menghasilkan kualitas
kerja. Peserta didik harus berusaha mengajar kualitas, dan menyadari jika tidak
menghasilkan output yang baik, customers mereka (guru, orang tua, lapangan kerja)
tidak akan menyukainya.
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stake
holders) untuk menjamin bahwa input yang diterima berkualitas.
5. Melakukan evaluasi secara kontinu dan mencari terobosan-terobosan pengembangan
sistem dan proses untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
6. Para guru, staff lain dan murid harus dilatih dan dilatih kembali dalam pengembangan
mutu. Guru harus melatih siswa agar menjadi warga dan pekerja masa depan dengan
mengembangkan kemampuan pengendalian diri, pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
7. Kepemimpinan lembaga, yang mengarahkan guru, staff dan siswa mengerjakan tugas
pekerjaannya dengan lebih baik. Di dalam mengelola kelas, guru hendaknya
menerapkan visi kepemimpinan pada kepengawasan.
8. Mengembangkan ketakutan, yakni semua staff harus merasa mereka dapat
menemukan masalah dan cara pemecahannya, guru mengembangkan kerja sama
dengan siswa untuk meningkatkan mutu.
9. Menghilangkan penghalang kerja sama diantara staff, guru dan murid atau
antarketiganya.
10. Hapus slogan, desakan atau target yang bernuansa pemaksaan dari luar.
11. Kurangi angka-angka kuota, ganti dengan penerapan kepemimpinan, karena
penetapan kuota justru akan mengurangi produktivitas dan kualitas.
12. Hilangkan perintang-perintang yang dapat menghilangkan kebanggaan para guru
atau siswa terhadap kecakapan kerjanya.
13. Sejalan dengan kebutuhan penguasaan materi baru, metode-metode atau teknik-
teknik baru, maka harus disediakan program pendidikan atau pengembangan diri
bagi setiap orang dalam lembaga sekolah tersebut.
14. Pengelola harus memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk mengambil
bagian atau peranan dalam pencapaian kualitas.
15. Lama mengajar di kelas
16. Lamanya persiapan mengajar
17. Pemilihan metode mengajar
18. Memberikan pekerjaan rumah
19. Pengalaman
20. Tingkat pendidikan
5. Konsep pengajaran proyek dikemukakan oleh John Dewey dan dilaksanakan oleh
W.H.Kilpatrick. dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (jenis
pekerjaan), merancang dan memimpin kegiatan proyek. Proyek yang ditentukan sendiri
oleh anak akan mendorong mereka untuk mencari cara pemecahan masalah yang
ditemui secara aktif (sesuai keinginannya). Mata pelajaran tidak terpisah antara satu
dengan lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan pemecahan masalah. Bagaimana
pendapat saudara model pengajaran tersebut kalau diterapkan di negara kita, dimana
nilai keunggulan dan kelemahannya dari sisi komersial, sosial, budaya bangsa kita ?
6. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia.
a. Bagaimana pendapat anda, berikan alasan secara teori maupun praktis.
b. Apakah landasan hukumnya, kemukakan.
c. Apa hubungannya landasan Filosofis dengan menentukan arah pendidikan
kedepaan ataau tujuan pendidikan.
6) Lingkungan
Berkaitan dengsan lingkungan dalam kelas, keluar kelas, lingkungan
masyarakat (kota, pinggiran kota, dan pelosok), berkaitan dengan letak
sekolah dan keadaan geografis.
7. Berikut ini merupakan tantangan internal pendidikan di Indonesia (1) masalah kesatuan
bangsa, (2) demokratisasi, (3) desentralisasi pendidikan, (4) peningkatan kualitas
(mutu) pendidikan.
a. Jelaskan secara rinci satu persatu 4 tantangan tersebut diatas, bagaimana solusinya.
Guru yang profesional akan selalu berjiwa dinamis. Ia tidaklah statis. Artinya
guru selalu berusaha untuk mengembangkan diri dan profesinya, serta mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan jaman. Karenanya ia harus
pula berjiwa reformis, yaitu mampu mengubah paradigma yang bertentangan
dengan profesionalisme, dan mengganggu keotonomiannya, serta memberantas
usaha-usaha dehumanisasi kependidikan.
https://asmunistkip.wordpress.com/profesi-kependidikan/kriteria-guru-
profesional/