Anda di halaman 1dari 15

1.

Delapan hakekat perilaku manusia :


a. Kemampuan menyadari diri sendiri
Bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk lain, karena manusia mampu
mengambil jarak dengan obyeknya termasuk mengambil jarak terhadap dirinya
sendiri. Dia bisa mengambil jarak terhadap obyek di luar maupun kedalam diri
sendiri. Pengambilan jarak terhadap obyek di luar memungkinkan manusia
mengembangkan aspek sosialnya. Sedangkan pengambilan jarak terhadap diri
sendiri, memungkinkan manusia mengembangkan aspek individualnya.
b. Kemampuan bereksistensi
Dengan kemampuan mengambil jarak dengan obyeknya, manusia mampu
menembus dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemampuan
menerobos ini bukan hanya dalam kaitannya dengan soal ruang melainkan juga soal
waktu. Manuasi tidak terbelenggu oleh ruang (diruang ini atau disini) dan tidak
terbelenggu oleh waktu (waktu ini atau sekarang ini), tetapi mampu menembus ke
masa depan atau ke masa lampau. Kemampuan menempatkan diri dan menembus
inilah yang disebut kemampuan bereksistensi, maka dalam dirinya terdapat unsur
kebebasan.
c. Memiliki kata hati
Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik dan buruk bagi
manusia sebagai manusia. Orang yang tidak memiliki pertimbangan dan
kemampuan untuk mengambil keputusan tentang yang baik atau buruk atau
kemampuan dalam mengambil keputusan dari sudut pandang tertentu saja. Manusia
memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, sedang, dan telah
dibuatnya, bahakan mengerti pula akibat keputusannya baik atau buruk bagi
manusia sebagai manusia.
d. Memiliki moral
Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang singkron
dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik manusia sebagai manusia
merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur). Sebaliknya perbuatan
yang tidak sinkron dengan kata hati yang tajam ataupun merupakan realisasi dari
kata hati yang tumpul disebut moral yang buruk atau moral yang rendah (asor) atau
lazim dikatakan tidak bermoral. Seseorang dikatakan bermoral tinggi karena ia
menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinngi, serta segenap perbuatannya
merupakan peragaan dari nilai-nilai yang tinggi. Moral (etika) menunjuk kepada
perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang berperikemanusiaan atau yang
jahat.
e. Kemampuan bertanggung jawab
Kesedian untuk menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut jawab. Ada
beberapa wujud tanggung jawab yaitu : tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada
masyarakat dan kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada diri sendiri berarti
menanggung tuntutan kata hati. Tanggung jawab kepada masyarakat berarti
menganggung tuntutan norma-norma social, yang berarti siap menanggung sangsi
social manakala tanggung jawab social itu tidak dilaksanakan. Tanggung jawab
kepada Tuhan berarti menanggung tuntutan norma-norma agama, seperti siap
menanggung perasaan berdosa, terkutuk, dsb.
f. Memiliki rasa kebebasan
Perasaan yang dimiliki oleh manusia untuk tidak terikat oleh sesuatu, selain terikat
dengan tuntutan kodrat manusia. Manusia bebas berbuat sepanjang tidak
bertentangan dengan tuntutan kodratnya sebagai manusia. Orang hanya mungkin
merasakan adanya kebebasan batin apabila ikatan-ikatan yang ada telah menyatu
dengan dirinya, dan menjiwai segenap perbuatannya.
g. Melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dari
manusia sebagai makhluk sosial. Keduanya tidak bisa dilepasakan satu sama lain,
karena yang satu mengandaikan yang lain. Dalam kenyataan sehari-hari, hak sering
diasosiakan dengan sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban sering
diasosiakan dengan beban. Kewajiban itu suatu keniscayaan, artinya, selama
seseorang menyebut dirinya manusia dan mau dipandang sebagai manusia, maka
wajib itu menjadi suatu keniscayaan, karena jika mengelaknya berarti dia
mengingkari kemanusiannya sebagai makhluk sosial.
h. Kemampuan menghayati kebahagiaan
Bahwa kebahagian manusia itu tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual,
ataupun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya,
tetapi terletak pada kesanggupannya menghayati semua itu dengan keheningan jiwa
dan mendudukkan hal-hal tersebut dalam rangkaian atau ikatan tiga hal, yaitu :
usaha, norma-norma dan takdir.
2. Maksud penerapan fungsi sekolah dalam kehidupan peserta didik dari tinjuan aspek
sebagai berikut :
a. Menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk individu dengan berbagai
pengetahuan.
Di sekolah seorang anak di didik untuk mempunyai sikap yang mandiri. Seorang
anak itu harus mandiri, maksudnya dalam hal belajar di sekolah. Misalnya dalam
mengerjakan soal ujian, seorang anak harus mengerjakan sendiri dan tidak saling
bekerja sama.
b. Mengembangkan sikap sosial, toleran dan gotong royong.
Peserta didik di sekolah juga di didik untuk mempunyai sikap sosial, toleran dan
gotong royong antar teman di lingkungan sekolah. Misalnya menghargai
kepentingan teman, tidak membedakan sara, menghargai pendapat teman,
mendengarkan saat guru menerangkan pelajaran, tidak mengejek sesama dan
berteman dengannya, dan membantu sesama yang kesulitan.
c. Pembinaan watak anak
Di sekolah peserta didik di didik dalam hal pembinaan watak anak. Dalam hal ini
seorang guru atau pengajar mendidik watak anak agar mereka mempunyai watak
yang baik terhadap sesama teman dan guru di sekolah. Watak itu harus di bina sejak
dini, karena watak itu berhubungan dengan kepribadian seorang anak.
d. Pengembangan sikap religius
Seorang guru di sekolah wajib mendidik seorang anak untk mengembangkan sikap
religius. Karena sikap religius berhubungan dengan agama. Pengembangan sikap
religius bisa dilaksanakan dengan cara menciptakan suasana keagamaan di sekolah
dengan berbagai macam kegiatan keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram
dan terjadwal. Jenis-jenis kegiatan yang ada di dalamnya adalah sholat dhuha dan
sholat dhuhur berjamaah, membaca surat-surat pendek, shalat jumat berjamaah,
dan lain sebagainya. Tujuan dari program penciptaan suasana religius adalah untuk
menambah pengetahuan keagamaan para siswa, untuk menggugah minat orang tua
agar memperhatikan pendidikan anaknya, untuk meningkatkan sikap keagamaan
dan untuk membina akhlak para siswa.
e. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
Di sekolah didik banyak hal sehingga sekolah bisa mendidik anak didiknya dengan
baik dan nantinya dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan bisa
berguna untuk kehidupannya kelak. Dan akhirnya bisa menghasilkan tenaga kerja
yang berkualitas dalam hal bekerja nantinya.
f. Pewarisan dan pengembangan kebudayaan.
Di sekolah anak di didik untuk menjaga pewarisan dan menjaga kebudayaan.
Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita
sendiri agar tidak luntur atau hilang. Contohnya seperti tarian,makanan khas,baju
daerah,dan sebagainya. Karena budaya yang kita punya dapat mencerminkan
kepribadian bangsa kita yaitu Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki berbagai
macam suku dan adat tetapi tetap saja itu semua merupakan satu bagian dari
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Upaya melestarikan budaya
antara lain :
1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita
sendiri.
2. Kemudian mendalami kebudayaan itu. Setelah itu kita wajib memperkenalkan
kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut syukur-
syukur sampai ke negara lain.
3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti
memakai batik atau bahkan belajar membuat batik,karena pelestarian bisa
terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.
3. Berilah ilustrasi secara jelas menurut pendapat saudara, bahwa pandangan Adler,
manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dalam berbagai hal, mampu menentukan nasibnya sendiri, sehingga
manusia terbebas dari kecemasan dan kegelisahan. Pada hakikatnya gambaran pribadi
manusia adalah selalu dalam proses menjadi, yang merupakan satu kesatuan potensi
yang terus menerus berubah dan berkembang, tidak pernah selesai dan tidak pernah
sempurna.
4. Pendidikan sebagai suatu sistem dituntut pengelolaan (manajemen) yang baik melalui
peningkatan manajemen mutu.
a. Berikan penjelasan mengapa pendidikan dikatakan sebagai suatu sistem?
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses
usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat
digambarkan sebagai Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. Masukan usaha
pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta
didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku,
metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil
belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu
proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses
pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa,
Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.
(http://darsanadam.blogspot.co.id/)

b. Dari proses ada banyak faktor yang perlu diketahui (difahami) oleh pengelola
pendidikan dalam upaya manajemen mutu. Kemukan faktor-faktor tersebut.

Beberapa faktor dalam proses upaya manajemen mutu untuk mencapai mutu
pendidikan prima, yang termasuk dalam strategi Total Quality Education (TQE) antara
lain sebagai berikut:
1. Merancang secara terus menerus berbagai tujuan pengembangan siswa, pegawai, dan
layanan pendidikan.
2. Mengadopsi filosofi baru, yang mengedepankan kualitas pembelajaran dan kualitas
sekolah. Manajemen pendidikan harus mengambil prakarsa dalam gerakan
peningkatan mutu ini.
3. Guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang menghasilkan kualitas
kerja. Peserta didik harus berusaha mengajar kualitas, dan menyadari jika tidak
menghasilkan output yang baik, customers mereka (guru, orang tua, lapangan kerja)
tidak akan menyukainya.
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stake
holders) untuk menjamin bahwa input yang diterima berkualitas.
5. Melakukan evaluasi secara kontinu dan mencari terobosan-terobosan pengembangan
sistem dan proses untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
6. Para guru, staff lain dan murid harus dilatih dan dilatih kembali dalam pengembangan
mutu. Guru harus melatih siswa agar menjadi warga dan pekerja masa depan dengan
mengembangkan kemampuan pengendalian diri, pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
7. Kepemimpinan lembaga, yang mengarahkan guru, staff dan siswa mengerjakan tugas
pekerjaannya dengan lebih baik. Di dalam mengelola kelas, guru hendaknya
menerapkan visi kepemimpinan pada kepengawasan.
8. Mengembangkan ketakutan, yakni semua staff harus merasa mereka dapat
menemukan masalah dan cara pemecahannya, guru mengembangkan kerja sama
dengan siswa untuk meningkatkan mutu.
9. Menghilangkan penghalang kerja sama diantara staff, guru dan murid atau
antarketiganya.
10. Hapus slogan, desakan atau target yang bernuansa pemaksaan dari luar.
11. Kurangi angka-angka kuota, ganti dengan penerapan kepemimpinan, karena
penetapan kuota justru akan mengurangi produktivitas dan kualitas.
12. Hilangkan perintang-perintang yang dapat menghilangkan kebanggaan para guru
atau siswa terhadap kecakapan kerjanya.
13. Sejalan dengan kebutuhan penguasaan materi baru, metode-metode atau teknik-
teknik baru, maka harus disediakan program pendidikan atau pengembangan diri
bagi setiap orang dalam lembaga sekolah tersebut.
14. Pengelola harus memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk mengambil
bagian atau peranan dalam pencapaian kualitas.
15. Lama mengajar di kelas
16. Lamanya persiapan mengajar
17. Pemilihan metode mengajar
18. Memberikan pekerjaan rumah
19. Pengalaman
20. Tingkat pendidikan

5. Konsep pengajaran proyek dikemukakan oleh John Dewey dan dilaksanakan oleh
W.H.Kilpatrick. dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (jenis
pekerjaan), merancang dan memimpin kegiatan proyek. Proyek yang ditentukan sendiri
oleh anak akan mendorong mereka untuk mencari cara pemecahan masalah yang
ditemui secara aktif (sesuai keinginannya). Mata pelajaran tidak terpisah antara satu
dengan lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan pemecahan masalah. Bagaimana
pendapat saudara model pengajaran tersebut kalau diterapkan di negara kita, dimana
nilai keunggulan dan kelemahannya dari sisi komersial, sosial, budaya bangsa kita ?
6. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia.
a. Bagaimana pendapat anda, berikan alasan secara teori maupun praktis.
b. Apakah landasan hukumnya, kemukakan.
c. Apa hubungannya landasan Filosofis dengan menentukan arah pendidikan
kedepaan ataau tujuan pendidikan.

a. Pendidikan sebagai proses pemberdayaan


Pendidikan sebagai proses pemberdayaan maksudnya ialah manusia
pada dasarnya lemah sehingga harus diberdayakan atau diberi
kemampuan, proses pendidikan haruslah diarahkan sehingga potensi yang
ada pada anak manusia dapat dikembangkan seoptimal mungkin sesuai
dengan fitrahnya, dia dapat menyumbangkan kemampuannya untuk
pengembangan dirinya, masyarakatnya, negaranya, dan kehidupan
manusia pada umumnya. Di dalam proses pemberdayaan, lingkungan
kehidupan anak harus bisa memeberikan kesempatan untuk
pengembangan potensi anak tersebut. Karena kita tahu bahwa pendidikan
merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan, dan dalam
interaksi tersebut manusia tidak hanya merupakan hasil interaksi tetapi
juga sebagai pelaku aktif dalam interaksi tersebut.

Pendidikan sebagai proses pembudayaan

Maksudnya proses pembelajaran manusia dipengaruhi oleh


lingkungan, kultur, dan budaya sekitar, pendidikan merupakan salah satu
bentuk pelestarian budaya, sehingga apabila pendidikan itu dilepaskan dari
kebudayaan maka tujuan pendidikan dapat dimanipulasi ke arah yang
kurang jelas atau bahkan ke arah yang salah dan dapat direkayasa oleh
kekuatan politik penguasa. Kita harus ingat bahwa kebudayaan bukan
hanya membentuk pribadi seseorang tetapi juga dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Tanpa pendidikan yang kreatif dan inovatif maka
kebudayaan itu akan hilang.

b. Pembudayaan mengandung asfek afektif.


1) Manusia beriman, isi pendidikan itu adalah pelajaran agama
2) Tenaga pendidik / pendidik
Orang yang dapat disebut sebagai pendidik antara lain guru dan dosen.
Hal ini sesuai dalam UU Sisdiknas No. 5 dan 6,
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,


dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Berkualifikasi artinya kekhususan yang diarahkan dalam pendidikan


yang memang dia punya hak atas pendidikan itu yang diarahkan dalam
profesionalisme (kompeten dalam bidang tersebut).

Pasal 39 dalam UU Sisdknas tentang tenaga kependidikan

a) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,


pengelolaan, pengembangan, pengawasan. Dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
b) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merncanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan,serta melakukan penilitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
3) Adanya peserta didik (siswa/murid)
a. Dalam UU Sisdiknas pasal 1 No. 4
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Jalur yang dimaksud yaitu jalur pendidikan formal, non-formal, dan


informal.

b. Dalam UU Sisdiknas pasal 12 bab V dijelaskan tentang hak dan


kewajiban setiap peserta didik.
4) Isi pendidikan
Dijelaskan dalam UU Sisdiknas pasal 1 No. 19
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.

Pasal 36 menjelaskan tentang pengembangan kurikulum berdasarkan


standar pendidikan nasional. Kurikulum disusun berdasarka jenjang
pendidikan.

Pasal 37 menjelaskan tentang ketentuan mata pelajaran yang wajib


dimuat pada tiap jenjang pendidikan.

5) Alat / media / strategi dan metode


Alat dan media maksudnya adalah fasilitas yang menyangkut sarana dan
prasarana. Contoh : gedung, kursi, meja, dan lain-lain (yang berbentuk
fisik). Alatnya berupa LCD, OHP, VCD, dan lain-lain.

Pasal 45 berkaitan dengan strategi dan metode (cara) untuk mrndukung


tercapainya guru dan siswa dalam pembelajaran yang didukung dengan
strategi dan cara pembelajaran. Srategi ini berangkat dari teori-teori
pembelajaran. Contoh : Teori Behavioristik (Perubahan tingkah laku,
pendekatan informasi), teori kognitif (menekankan pada hasil belajar
pada pendekatan intelektual).

6) Lingkungan
Berkaitan dengsan lingkungan dalam kelas, keluar kelas, lingkungan
masyarakat (kota, pinggiran kota, dan pelosok), berkaitan dengan letak
sekolah dan keadaan geografis.

UU Sisdiknas bab III pasal 4 tentang prinsip penyelenggaraan


pendidikan, Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan
semua komponen masyarakat melalui peran sarta dalam
penyelenggaran dan pengendalian mutu leyanan pendidikan.

c. Dalam pasal 3 bab II UU Sisdiknas menjeleskan bahwa tujuan pendidikan


yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Terdapat kaitan yang erat
antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia
beserta masyarakatnya ikut menentukan.

7. Berikut ini merupakan tantangan internal pendidikan di Indonesia (1) masalah kesatuan
bangsa, (2) demokratisasi, (3) desentralisasi pendidikan, (4) peningkatan kualitas
(mutu) pendidikan.
a. Jelaskan secara rinci satu persatu 4 tantangan tersebut diatas, bagaimana solusinya.

1. Masalah kesatuan bangsa : nilai-nilai kesatuan bangsa hanya dapat ditanamkan


di dalam proses pendidikan, apabila peserta didik menghayati kesatuan antara
apa yang mereka pelajari di sekolah, dengan apa yang diperbuat oleh para orang
tua dan para pemimpin masyarakat. Rasa kesatuan bangsa berarti seseorang
bangga menjadi bangsa Indonesia. Apabila suatu bangsa terpuruk bukan hanya
dari segi ekonomi tetapi lebih dari segi moral dan etika, maka tidak mungkin
seseorang merasa bangga sebagai anggota suatu bangsa. Kebanggaan sebagai
suatu bangsa merupakan suatu kebanggaan moral dan etis. Inilah masalah yang
pertama dan utama di dalam pendidikan nasional dalam rangka membangun
masyarakat Indonesia baru. Rasa bangga menjadi orang Indonesia berarti
bangga dengan kebudayaan Indonesia.
2. Kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai akan potensi
individu, yaitu individu yang berbeda dan individu yang mau hidup bersama.
Dengan demikian segala jenis homogenisasi masyarakat yaitu menyamaratakan
anggota masyarakat untuk bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup
demokrasi. Termasuk di dalamnya pengakuan terhadap hak asasi manusia
merupakan inti dari kehidupan demokrasi di segala aspek kehidupan. Begitu
juga dalam bidang pendidikan, semua warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang baik, juga memiliki kewajiban yang sama
untuk membangun pendidikan nasional yang bermutu. Demokrasi bukan hanya
masalah prosedur atau susunan pemerintahan, tetapi nilai-nilai. Nilai-nilai
tersebut adalah nilai-nilai yang mengakui akan kehormatan atau martabat
manusia (human dignity). Maka, proses pendidikan nasional dapat dirumuskan
sebagai proses hominisasi dan proses humanisasi.
3. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan di daerah akan
berimplikasi langsung di dalam penyusunan dan penentuan kurikulum yang saat
ini masih sentralistis dan memberatkan peserta didik. Desentralisasi pendidikan
dan kebudayaan meminta artikulasi dalam semua jenis pendidikan dari TK
sampai perguruan tinggi diarahkan kepada kebutuhan perkembangan sumber-
sumber alam dan sumber-sumber manusia yang terdapat di daerah. Dengan
demikian, masalah akuntabilitas pendidikan yang selama ini telah
mengasingkan pendidikan dari kehidupan masyarakat akan dapat
diatasi. Community-based education atau school-based education merupakan
wujud nyata dari demokratisasi dan desentralisasi pendidikan. Dalam kaitan ini,
pendiidkan yang diinginkan adalah pendidikan pemberdayaan, yaitu pendidikan
yang bertujuan memberdayakan setiap anggota masyarakat untuk dapat
berprestasi setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuan yang telah
dikembangkan di dalam dirinya sendiri (Tilaar, 2000).
4. Terkait dengan masalah kualitas pendidikan, dari berbagai unsure
penyelenggaraan pendidikan, dapat dilihat betapa sulitnya peningkatan kualitas
pendidikan dengan sarana yang terbatas, dana pendidikan yang minim,
penghargaan kepada profesi guru yang sangat rendah, dan terbatasnya berbagai
sarana penunjang pendidikan lainnya. Peningkatan kualitas pendidikan
merupakan suatu syarat mutlak untuk mempercepat terwujudnya suatu
masyarakat yang demokratis. Dalam kaitan ini perlu digarisbawahi bahwa
pendidikan yang berkualitas bukan hanya pendidikan yang mengembangkan
intelegensi akademik, namun perlu mengembangkan seluruh spektrum
intelegensi manusia yang meliputi berbagai aspek kebudayaan.

b. Guru dituntut profesional dalam jabatan/tugasnya. Anda kemukakan ciri atau


persyaratan guru yang dikatakan profesional (boleh dari pendapat para ahli, dari
hasil penelitian diknas, dari NEA (Nation Education Assosiation) atau dari buku-
buku lain).
1. Ahli (ekspert)
Ahli dalam bidang pengetahuan yang diajarkan dan ahli dalam tugas mendidik.
Seorang guru tidak saja menguasai isi pengajaran yang diajarkan, tetapi juga
mampu dalam menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan.
Karena mengajar adalah sarana untuk mendidik, yaitu menyampaikan pesan-
pesan didik, maka guru yang profesional tidak cukup hanya ahli bidang studi
dan ahli mengajarkannya tetapi harus pula ahli menyampaikan pesan-pesan
didik melalui bidang studi yang diajarkannya.
2. Memiliki Otonomi dan Rasa Tanggungjawab

Guru yang profesional telah memiliki otonomi atau kemandirian dalam


mengemukakan apa yang harus dikatakan berdasarkan keahliannya. Melalui
proses belajar dan perkembangan profesi maka pada suatu saat ia akan memiliki
sikap mandiri. Ciri-ciri kemandirian antara lain: dapat memegang teguh nilai-
nilai hidup; dapat membuat pilihan nilai; dapat menentukan dan mengambil
keputusan sendiri; dan dapat bertanggung jawab atas keputusan itu. Guru yang
profesional mempersiapkan diri sematang-matangnya sebelum ia mengajar. Ia
menguasai apa yang akan disajikan dan bertangungjawab atas semua yang
diajarkan, dan bahkan bertanggungjawab atas segala tingkah lakunya.

3. Berjiwa Dinamis dan Reformis

Guru yang profesional akan selalu berjiwa dinamis. Ia tidaklah statis. Artinya
guru selalu berusaha untuk mengembangkan diri dan profesinya, serta mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan jaman. Karenanya ia harus
pula berjiwa reformis, yaitu mampu mengubah paradigma yang bertentangan
dengan profesionalisme, dan mengganggu keotonomiannya, serta memberantas
usaha-usaha dehumanisasi kependidikan.

4. Memiliki Rasa Kesejawatan

Menciptakan rasa kesejawatan sehingga ada rasa aman dan perlindungan


jabatan. Etik profesi ini dikembangkan melalui organisasi profesi. Melalui
organisasi profesi inilah diciptakan rasa kesejawatan. Semangat korps
dikembangkan agar harkat dan martabat guru dijunjung tinggi, baik oleh korps
guru sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Adalah ironi bila guru
diharuskan memikul tanggung jawab mendidik begitu berat, tetapi pada pihak
lain penghargaan dan perlindungan terhadap jabatan tidak sesuai dengan
tanggungjawab yang dilimpahkan kepada mereka.

a) Memilki kemempuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan.


Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan tinggi
b) Memiliki pengetahuan spesialisasi,yakni sebuah kekhususan penguasaan
bidang keilmuan tertentu.
c) Memilki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang
lain atau klien. Pengetahuan khusus itu bersifat aplikatif yaitu didasari
kerangka toeri yang jelas dan teruji.
d) Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable.
Seorang guru harus mampu berkomunikasi sebagai guru, dalam makna apa
yang disampaikanya dapat dipahami oleh peserta didik.
e) Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self
organization. Istilah mandiri di sini berarti pekerjaan yang dia lakukan
dapat dikelola tanpa bantuan orang lain , meskipun tidak berarti menafikan
bantuan atau mereduksi semangat kolegialitas.
f) Mementingkan kepentingan atau altruism. Seorang guru harus siap
memberikan layanan kepada anak didiknya saat diperluikan baik di kelas,
lingkungan sekolah, maupun diluar sekolah.
g) Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat
guru dalam bekerja, misalnya kode eik PGRI.
h) Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunita. Manakalan terjadi
malpraktik seorang guru harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari
masyarakat, atau sanksi dari atasannya. Ketika bekerja, guru harus
memilki tanggung jawab terhadap komunita, terutama anak didiknya.
i) Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksud di sini adalah standar
gaji.
j) Budaya professional. Budaya profsi, bias berupa penggunaan symbol-
simbol yang berbeda dengan symbol untuk profesi lain

https://asmunistkip.wordpress.com/profesi-kependidikan/kriteria-guru-
profesional/

8. Menurut pandangan aliran nativisme, manusia dilahirkan telah mempunyai pembawaan


(baik atau buruk). Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh lingkungan atau
pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat
pesimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah anak kearah lain selain dari
pembawaan yang dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka anak akan
berkembang kearah yang baik, tetapi jika pembawaan itu jelek, anak akan berkembang
ke arah yang jelek tanpa dapat diubah.
Silahkan saudara memberi tanggapan atau pendapat, mengenai aliran tersebut apabila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia pendidikan anak di
masyarakat dan keluarga.
9. UU RI No. 20 tahun 2003 Bab XI pasal 40 ayat 1 menyatakan : pendidik dan tenaga
kependidikan berhak memperoleh : (1) penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial
yang pantas dan memadahi, (2) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, (3)
pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas, (4) perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual, (5)
kesempatan untuk menggunakan sarana, prasana, dan fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Berilah penjelasan dari 5 aspek tersebut
dalam kehidupan sebagai profesi pendidik.
10. Aliran pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada kegiatan pengajaran yang
dilakukan di sekolah harus terkait dengan kehidupan nyata yang dialami oleh anak,
sehingga lebih konkrit dan terkait secara emosional dengan kebutuhan dan kehidupan
anak. Pelopornya F.A. Finger dan J. Ligthart. Terdapat 5 prinsip pengajaran alam
sekitar : (a) peragaan, (b) aktivitas anak, (c) pengajaran totalitas, (d) menyatu dengan
pengalaman anak, (e) memberikan apersepsi emosional anak. Jelaaskan secara terurai
dari kelima prinsip pengajaran alam sekitar tersebut (lebih bagus lebih sempurna
disertai dengan contoh).
a. Peragaan
Guru dapat meragakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-
dasar pengajaran.
b. Aktivitas anak
Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar
anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
c. Pengajaran totalitas
Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran
totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri: (a) suatu pengajaran yang tidak
mengenai pembagian mata pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru
memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai
tujuan, (b) suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu
dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan
diambilkan dan alam sekitamya, dan (c) suatu pengajaran yang memungkinkan
segala bahan pengajaran itu berhubung-hubungan satu sama lam seerat-eratnya
secara teratur.
d. Menyatu dengan pengalaman anak
pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang
kukuh dan tidak verbalitas. Yang dimaksud dengan apersepsi intelektual adalah
segala sesuatu yang baru dan masuk didalam intelek anak, harus dapat luluh
menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus
terjadi proses asimilasi antara pengatahuan lama dengan pengatahuan baru.
e. Memberikan apersepsi emosional anak
pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional. karena alam sekitar
mempunyai ikatan emosional dengan anak. Untuk anak ataupun orang dewasa
alam sekitar merupakan sebagian dari hidupnya sendiri, dalam duka maupun
suka.
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0810213_chapter2%281%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai