Disusun oleh :
Fanesa Prousvaliza R.
(06101011012)
Afrita Utami
(06101011021)
(06101011027)
Yogi Sanjaya
(06101011033)
Reny
(06101011037)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan dengan materi Sistem Pemprosesan
Informasi yang merupakan salah satu dari materi pembelajaran Dasar-Dasar Proses
Pembelajaran Fisika, yang harus kami pelajari pada semester V ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak, kepada teman-teman yang telah
membantu menysun makalah ini dan kepada Bapak Dr. Ketang Wiyono,S.Pd.,M.Pd. selaku
dosen Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Fisika.
Dalam pembuatan makalah ini sudah pasti banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami minta maaf. Saran dan kritik yang besifat membangun sangat
kami harapkan guna mencapai kesempurnaan makalah ini untuk yang akan datang.
Penyusun
1 | Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
Penyajian Pengetahuan .. 6
2.4
10
Kesimpulan ....................................................................................................
15
3.2
Saran ..........................................................................................................
15
16
2 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teori pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan
teori-teori belajar yang telah ada. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi dan ilmu informasi.
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang penting
dalam teori pemrosesan informasi, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi
yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses.
Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang
dipelajari.
Mengingat kapasitas memori manusia yang amat sangat terbatas, maka dengan adanya
pemrosesan informasi yakni melalui sistem pemrosesan informasi akan sangat berguna untuk
mengurangi muatan memori kerja tersebut. Tentunya tidak semua informasi harus diproses
melalui sistem ini, dengan kata lain ada suatu bentuk penyajian tertentu agar memenuhi aspek
ekonomi dari memori kerja manusia yakni informasi yang diperoleh dapat tersimpan secara
optimal dalam memori. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk penyajian pengetahuan .
Lantas bagaimanakah proses belajar bila dipandang dari teori ini? Bagaimana peranan sistem
pemrosesan informasi ini terhadap hasil belajar siswa? Dan bagaimana pula cara
mengimplementasikan sistem pemrosesan informasi dalam mata pelajaran fisika?
Melalui makalah ini, kami akan membahas lebih jauh lagi mengenai teori dan sistem
pemrosesan itu sendiri, mulai dari definisi hingga implementasiannya dalam mata pelajaran
fisika.
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami teori pemrosesan informasi
1 | Page
BAB II
PEMBAHASAN
2 | Page
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisikondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
5 | Page
Dalam model ini, informasi dalam bentuk energi fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis,
bunyi untuk ucapan, tekanan untuk sentuhan, dan lain-lain) diterima oleh reseptor yang peka
terhadap energi dalam bentuk-bentuk itu. Reseptor-reseptor ini mengirimkan tanda-tanda
dalam bentuk implus elektrokimia ke otak. Jadi transformasi pertama yang dialami informasi
ialah dari berbagai bentuk energi ke satu bentuk yang sama. Imlplus-implus saraf dari
reseptor masuk ke suatu registor pengindraan yang terdapat dalam sistem saraf pusat.
Informasi pengindraan disimpan dalam sistem saraf pusat selama waktu yang sangat singkat
sekali; menurut Sperling hanya selama seperempat detik. Dari seluruh informasi yang masuk
ini sebagian kecil yang disimpan untuk selanjutnya diteruskan ke memori jangka pendek,
sedangkan selebihnya hilang darri sistem. Proses reduksi ini disebut presepsi selektif.
Memori jangka pendek secara kasar dapat disamakan dengan kesadaran. Artinya, apa yang
kita sadari pada suatu waktu, dikatakan terdapat pada memori jangka pendek kita. Informasi
keluar dari memori jangka pendek dalam waktu kira-kira 10 detik, keculi jika informasi itu
diulang-ulang. Memori jangka pendek ini dapat juga kita sebut sebagai memori kerja, yang
merupakan tempat dilakuakannya kegiatan mental secara sadar.
Informasi dalam memori kerja dapat dikode, kemudian disimpan dalam memori jangka
panjang. Pengkoden (coding) merupakan suatu proses transformasi dimana informasi baru
diintegrasikan pada informasi lama dengan berbagai cara. Memori jangka panjang
menyimpan informasi yang akan digunakan di kemudian hari.
Informasi yang telah disimpan dalam memori jangka panjang, bila akan digunakan lagi harus
dipanggil. Informasi yang telah dipanggil merupakan generasi respon. Dalam pikiran sadar
informasi mengalir dari memori jangka panjang ke generator respons selama pemanggilan.
Generator respon mengatur urutan respons, dan membimbing efektor-efektor. Efektor-efektor
ini meliputi semua otot dan kelenjar kita, tetapi untuk tugas sekolah, efektor yang utama ialah
tangan untuk menulis dan alat suara untuk berbicara.
Aliran informasi dalam sistem manusia ternyata bertujuan, dan diatur oleh kotak-kotak yang
disebut harapan dan kontrol eksekutif. Khususnya harapan tentang hasil kegiatan mental
mempengaruhi pemrosesan informasi, seperti prosedur pengontrolan dan strategi-strategi
mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan.
Proposisi
Proposisi merupakan unit dasar informasi dalam sistem pemrosesan informasi manusia.
Proposisi dapat disamakan dengan gagasan.
Hubungan dan Argumen Proposisi
Suatu proposisi selalu terdiri atas dua unsur:suatu hubungan dan sekumpulan argumen.
Argumen merupakan topik proposisi, yang dapat berupa kata benda atau kata ganti(kadangkadang dapat berupa kata kerja atau kata sifat). Hubungan suatu proposisi dapat berupa kata
kerja,kata sifat, dan kata keterangan.
1. Beberapa Contoh Proposisi serta Hubungan dan Argumennya
Proposisi
Hubungan (relasi)
Air menguap
Menguap
Maya membaca buku
Membaca
Ayah memberikan kunci Memberikan
pada Adi
Argumen
Air
Maya, buku
Ayah, kunci, Adi
Argumen
Ibu
(subjek),
Amir
(penerima),
pensil(objek)
Ahmad (subjek), sekolah(tujuan)
Ruli(subjek),suhu(objek),termometer(alat)
Perlu diperhatikan perbedaan antara kata, frasa dan kalimat di satu pihak dan proposisi di lain
pihak. Kata ,frasa dan kalimat merupakan cara mengkomunikasikan gagasan, sedangkan
proposisi merupakan gagasan itu sendiri ,jadi proposisi lebih abstrak.
R. gagne dalam bukunya the condition of learning mengungkapkan betapa pentingya
proposisi. Kata-kata yang mengungkapkan fakta-fakta tidak seluruhnya disimpan dalam
memori. Tetapi yang direproduksi ialah gagasan. Dengan demikian informasi faktual yang
dipelajari dan disimpan dalam memori sebagai proses bermakna.
Proposisi dalam Bentuk Lingkaran-Panah
7 | Page
Suatu proposisi yang terdiri atas satu relasi dan satu atau lebih argumen dapat dinyatakan atau
digambarkan dengan bentuk lingkaran panah. Bentuk semacam ini lebih berguna kalau akan
menggambarkan kaitan beberapa proposisi daripada jika digambarkan dalam bentuk daftar.
Panah mengarah pada setiap proposisi,dan diberi nama untuk menyatakan peranan unsur itu
dalam proposisi tertentu.
Jaringan Proposisi
Salah satu ciri suatu unit informasi yang paling penting adalah kaitannya dengan unit-unit
yang lain. Karena kaitan antara unit-unit informasi ini merupakan aspek yang penting dari
intelegensi, penting juga untuk mengetahui cara menggambarkannya.
Salah satu cara adalah dengan jaringan proposisi yang merupakan himpunana proposisi yang
saling berkaitan. Setiap dua proposisi yang memiliki bersama satu unsur ,saling terkait
melalui unsur itu.
Suatu jaringan proposisi merupakan konstruk hipotesis . Walaupun demikian, jaringanjaringan proposisi selanjutnya merupakan konstruk yang dapat menolong kita dalam berfikir
tentang proses kognitif.
Penelitian Hayes-Roth dan Thorndyke (dalam E.Gagne 1985) menunjukan bahwa manusia
menyimpan informasi dalan jaringan proposisi. Penelitian ini menyarankan bahwa baik atau
buruknya informasi itu terintregasi dalam memori bergantungpada apakah dua informasi
yang ada hubungannya itu aktif dalam memori kerja pada waktu yang sama. Prinsip ini
sangat penting dalam mengajar.
Pengetahuan Deklaratif dan Prosedural
Proposisi digunakan untuk menyajikan pengetahuan deklaratif, sedangakan pengetahuan
prosedural disajiakn oleh produksi. Pengetahuan deklaratif menyatakan pengetahuan apa
sesuatu itu, sedangakan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan
sesuatu.
Pengetahuan deklaratif dapat berbeda dalam topik dan ruang lingkup. Kita dapat mengetahui
tentang fakta, generalisasi, kejadian-kejadian pribadi. Selain itu, fakta-fakta dapat disusun
menjadi himpunan fakta,generalisasi-generalisasi di susun menjadi tori-teori ,dan kejadiankejadian pribadi dapat disusun menjadi sejarah hidup. Jelaslah bahwa pengetahuan deklaratif
memiliki banyak ragam.
Semua pengetahuan deklaratif itu relatif statis. Pengetahuan prosedural itu lebih dinamis. Bila
pengetahuan prosedural di aktifkan ,hasilnya bukan pemangilan informasi,melainkan suatu
transformasi informasi. Misalnya, hasil mengerjakan soal 333/3 adalah 111. Informasi input
(333/3) telah diubah menjadi suatu output (111) yang berbeda bentuknya dengan input. Jadi
pengetahuan prosedural digunakan untuk mentransformasi informasi.
8 | Page
Perbedaan lain dari pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural adalah dalam
kecepatan mengaktifkannya. Bila pengetahuan prosedural sekali telah dipelajari dengan baik,
pengetahuan ini bekerja secara cepat dan otomatis.
Produksi
Aturan Kondisi Aksi
Produksi meruapakan kondisi aturan aturan kondisi-aksi. Artinya, produksi memprogram
terjadinya aksi-aksi tertentu pada kondisi tertentu.
Suatu produksi mempunyai dua anak kalimat, satu anak kalimat jika, dan satu anak
kalimat maka. Anak kalimat JIKA menentukan kondisi atau kondisi yang harus ada agar
terjasi aksi-aksi tertentu. Anak kalimat MAKA memuat aksi-aksi yang terjadi bila kondisikondisi yang terdapat dalam anak kalimat JIKA terpenuhi.
System Produksi
Sistem produksi memperlihatkan gagasan otomatis yang merupakan suatu ciri penting
produksi. Suatu system produksi mirip dengan suatu set thermostat yang secara otomatis
mulai bekerja pada kondisi-kondisi tertentu. Bila pengetahuan disajikan dalam bentuk
produksi, pengambilan keputusan terjadi tanpa banyak pekerjaan yang disadari. Dengan lain
perkataan, terjadi secaa otomatis.
Gambaran Mental
Menurut E. Gagne, gambaran mental merupakan penyajian-penyajian analog (Gagne, E.
19985: 65). Biehler (1982: 205) mengemukakan bahwa pada umumnya gambaran mental
berarti suatu penyajian nonverbal suatu objek konkret atau kejadian, missalnya suatu gambar.
Gambaran mental digunakan dalam memori bekerja untuk memanipulasi informasi special,
yaitu informasi yang menyangkut ruang. Selain itu gambaran mental juga dapat digunakan
untuk memikirkan dimensi-dimensi abstrak. Penggunaan gambaran mental selama
menggungkapkan informasi baru kelihatannya menolong mengingat informasi itu (Gegne, E.
1985: 63).
Ekonomi Penyajian
Dalam bab ini kita membahas beberapa bentuk penyajian pengetahuan yang sesuai dengan
keterbatasan-keterbatasan arsitektural system pemrosesan informasi. Hal yang ditekankan
dalam bab ini ialah pengetahuan itu disajikan dalam bentuk-bentuk yang mengurangi beban
pada memori kerja. Jaringan proposisi mengurangi beban dengan tersedianya pengetahuan
9 | Page
yang berhubungan. Dengan demikian, bila kita memikirkan gagasan tertentu, gagasangagasan yang berhubungan dengan mudah timbul dalam pikiran. System produksi
mengurangi beban pada memori kerja dengan membiarkan control mengalir secara otomatis
dari satu tingkat dalam serangkaian operasi-operasi mental ke tingkat yang lain. Suatu proses,
yang berlangsung otomatis, mengambil sedikit tempat dalam memori kerja. Gambaran mental
mengurangi beban dengan menyajikan informasi spasial secara impilsit. Dibandingkan
dengan proposisi, gambaran mental dapat memasukan lebih banyak informasi spasial ke
dalam memori kerja tanpa melampaui kapasitasnya.
Kapabilitas Belajar
Unjuk Kerja
1.
Informasi verbal
Menyatakan informasi
10 | P a g e
Ketrampilan Intelektual
- Diskriminasi
- Konsep konkrit
- Konsep abstrak
- Kaidah
3.
Strategi Kognitif
4.
Sikap
5.
Ketrampilan Motorik
2.
Menarik perhatian.
2.
3.
4.
5.
6.
11 | P a g e
7.
8.
9.
2.
3.
12 | P a g e
4.
Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.
5.
6.
Kontrol belajar (content control, pace control, display control, dan conscious
cognition control) memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing
individu (prinsip perbedaan individual terlayani).
7.
Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja
yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Dengan demikian aplikasi teori sistem pemrosesan informasi dalam kegiatan pembelajaran
yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001) baik diterapkan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah
algoritmik atau heuristik).
5.
Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
6.
Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan
urutan materi pelajaran.
Bila kita kaitkan sistem pemrosesan informasi dalam pembelajaran fisika berdasarkan
paparan diatas, maka dapat kita lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah menarik perhatian siswa. Hal ini
merupakan langkah awal untuk membuat siswa dapat memusatkan perhatiannya pada
materi pembelajaran fisika yang akan diajarkan. Kita dapat menggunakan multimedia
misalnya. Karena seperti yang kita ketahui, multimedia memiliki tampilan yang lebih
menarik bagi siswa. Kita bisa memanfaatkan fungsi indera peserta didik secara lebih
optimal. Misalnya, peserta didik tidak lagi hanya akan melihat deretan tulisan yang
membosankan, namun akan jauh lebih menarik dari itu, peserta didik dapat melihat
sejumlah animasi-animasi yang dapat mewakili materi yang diajarkan, bukan sekedar
membayangkan.
Selain itu, kita juga dapat memberikan beberapa pertanyaan yang sifatnya
menantang di awal pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan ini diamaksudkan untuk
menstimulasi peserta didik, membuatkan alur (jalan cerita) sehingga keterkaitan
materi yang diajarkan lebih mudah dipahami.
2. Kita dapat merangkum materi yang akan kita ajarkan secara garis besarnya. Caranya
dapat melalui mind mapping. Dengan mind mapping peserta didik dapat menagkap
13 | P a g e
butir-butir pokok informasi secara signifikan. Selain itu dengan mind mapping siswa
dapat :
secara visual relatif lebih jelas urutan dan informasinya
membantu kemampuan otak untuk berkonsentrasi
membuat sambungan antara ide-ide sehingga mudah untuk dilihat
meningkatkan daya ingat menuju Long term memory
3. Dalam pembelajaran fisika, hanya dengan memanfaatkan minds on saja tidaklah
cukup. Dibutuhkan juga praktik kerja, hands on. Akan ada banyak hal yang diperoleh
peserta didik melalui praktik kerja ini. Bukan hanya kemampuan kognitif saja yang
dikembangkan disini, namun juga ada sikap dan keterampilan motorik. Disini peserta
didik dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, analitis, terampil, memiliki sikap teliti, jujur,
dan lain sebaginya. Melalui hal ini, diharapkan peserta didik mampu
mengimplemetasikannya dalam dunia nyata, khususnya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan belajar yaitu adanya
perubahan sikap menuju ke arah positif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teori pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran.
Menurut teori ini, belajar merupakan proses mengolah informasi. Proses belajar itu sendiri
memang penting dalam teori pemrosesan informasi, namun teori ini menganggap sistem
informasi yang diproses yang nantinya akan dipelajari siswa adalah yang lebih penting.
14 | P a g e
Karena Informasi inilah yang akan menentukan proses, dan bagaimana proses belajar akan
berlangsung, akan sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.
Komponen pemrosesan informasi dipilah menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut adalah;
1) sensory receptor, 2)working memory, dan 3) long term memory.
Mengingat kapasitas memori manuasia sangat terbatas, sehingga tidak semua informasi
(pengetahuan) yang diterima dapat disimpan, maka untuk menyiasatinya diperlukan sebuah
peyajian pengetahuan yang terdiri dari; 1) Proposisi, 2) Produksi, dan 3) Gambaran mental
Dan untuk mengimplemtasikan sisem pemrosesan informasi ini dalam pembelajaran fisika,
dapat dilakukan salah satunya dengan mengkombinasikan antara minds on dan hands on.
3.2 SARAN
Sebagai seorang pendidiknya hendaknya memahami berbagai jenis teori belajar yang ada,
tidak terkecuali dengan teori pemrosesan informasi ini. Teori-teori ini akan sangat berguna
bagi guru dalam kegiatan pembelajaran nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Willis, Ratna. 2006. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung : PT. Gelora Aksara
Pratama
http://www.erlangga.co.id/pendidikan/486-example-pages-and-menu-links.html
diakses pada 28 September 2012
http://www.scribd.com/doc/59213708/SISTEM-PEMROSESAN-INFORMASI diakses
pada 27 September 2012
15 | P a g e
16 | P a g e