Anda di halaman 1dari 15

1.

Model Pembelajaran
Strategi Genius Learning Strategi Genius Learning atau disebut juga sebagai Holistic Learning yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Strategi Genius Learning termasuk ke dalam model pembelajaran kooperatif. Manusia tidak hanya terdiri dari tubuh fisik. Manusia terdiri dari badan dan batin. Batin sendiri terdiri dari empat komponen yaitu pikiran, ingatan, perasaan, dan kesadarpan. Agar proses pembelajaran bisa berhasil dengan maksimal maka kedua aspek ini harus diakomodasikan, yaitu badan dan batin. Dasar Genius Learning adalah accelerated learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar negeri, metode ini dikenal dengan beragam nama, seperti Accelerated Learning, Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective Learning. Pada intinya, tujuan berbagai metode ini sama, yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan. Genius Learning menawarkan suatu sistem yang terancang dengan jalinan yang sangat efisien yang meliputi diri anak didik, guru, proses pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran. Lingkaran Genius Learning terdiri dari :
1. suasana kondusif
2. Hubungkan

8. Ulangi dan jangkarkan

Genius Learning

3. Gambaran Besar

7. Demonstrasi

4. Tetapkan Tujuan

6. Aktivasi

5. Pemasukan Informasi

Gambar 2.1. Lingkaran sukses pembelajaran Genius Learning 1. Suasana kondusif Inti dari Genius learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung, strategi apapun yang diterapkan dalam kelas akan sia-sia. Proses ini tidak terjadi begitu saja. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai

persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil maksimal. Siswa harus terbebas dari rasa takut, tekanan psikologis. Dapat dilakukan dengan menggunakan musik dan dikombinasikan dengan brain gym. Musik membantu siswa bekerja lebih baik dalam mengingat banyak hal, musik merangsang, meremajakan dan memperkuat daya ingat dalam belajar. Brain gym adalah serangkaian gerakan tubuh yang sederhana dan digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar. selain itu dapat juga dilakukan dengan cara memperagakan hal hal yang berhubungan dengan materi pelajaraan, misalnya seperti jarak dan perpindahan. dan langkah ini bias diulang pada langkah pembelajaran lainnya, apabila siswa sudah mulai bosan. Brain gym sangat baik dilakukan pada awal proses pembelajaran, fungsinya adalah untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa setelah menjalani proses pembelajaran yang mengakibatkan kelelahan otak . Cara lain utuk mengkondusifkan suasana kelas yaitu guru menunjukkan dan secara terus menerus menyampaikan pengharapan dan keyakinannya akan kemampuan murid. Robert Rosenthal dalam buku Pygmalion in the Classroom menyatakan bahwa menunjukkan bagaimana pengharapan guru dapat meningkatkan prestasi siswa. Ada 6 cara yang dapat digunakan oleh guru dalam mengkomunikasikan pengharapan yang positif, yaitu: 1. Guru menyatakan keyakinan dan kepercayaan diri akan kemampuannya dalam membantu siswa dalam proses pembelajaran 2. Guru menyatakan keyakinan dan kepercayaan dirinya terhadap kemampuan siswa 3. Guru menggunakan bahasa non-verbal secara tepat, misalnya; intonasi suara, kontak mata, bahasa tubuh 4. Guru memberikan umpan balik yang jelas dan spesifik, dan secara jelas menyatakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk 5. Guru memberikan masukan informasi secara detail kepada siswa 6. Guru mendorong kemajuan siswa dengan memberikan tantangan yang merangsang peningkatan semangat dan antusiasme belajar Guru senantiasa memberikan umpan balik positif yang bersifat mendidik. Guru menyambut siswa saat mereka masuk ke dalam kelas sambil tersenyum, menyalami siswa dengan antusias dan positif sambil menyebutkan nama mereka satu per satu. Selain itu, guru juga perlu menunjukkan pengharapan yang besar terhadap keberhasilan siswa, dengan demikian siswa tidak takut untuk membuat kesalahan. Rasa percaya diri siswa yang tinggi akan membangkitkan semangat belajarnya. Dengan keadaan demikian maka siswa akan memiliki motivasi untuk belajar.

2. Hubungkan Guru menghubungkan antara materi yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui oleh siswa, dan apa yang akan dapat dimamfaatkan oleh siswa dari informasi yang akan dia pelajari. Caranya dengan memulai proses pembelajaran dengan memastikan bahwa apa yang akan diajarkan pada siswa saat ini dapat dihubungkan dengan apa yang telah diketahui siswa, baik itu melalui pengalaman siswa itu maupun melalui proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, dan dihubungkan juga dengan apa yang akan dialami siswa di masa yang akan datang. 3. Gambaran besar Untuk lebih membantu menyiapkan pikiran siswa dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar dari keseluruhan materi. Memberikan gambaran besar materi, dapat berupa penyampaian ringkasan dari apa yang akan dipelajari, atau dapat juga dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban merangsang pemikiran yang mendalam. Peta pikiran (Mind Map) dapat digunakan sebagai peta jalan yang digunakan dalam membuat gambaran besar sebuah materi pelajaran. Peta pikiran dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah Cara siswa memproses suatu informasi baru yang diajarkan di dalam kelas sudah tentu mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar dan berpengaruh pula terhadap kemampuan retensi (daya ingat). Satu cara yang efektif untuk membantu siswa mempelajari dan mengingat materi pelajaran adalah dengan mengatur informasi ke dalam satu konsep atau tema. Dengan melakukan hal ini, siswa dapat melihat gambaran besar dari apa yang sedang dipelajari dan mampu memahami materi secara lebih mendalam. Dengan demikian siswa akan lebih mudah mengingat kembali fakta, data, informasi, gambaran yang berhubungan dengan konsep tersebut. 4. Tetapkan tujuan Pada tahap ini proses pembelajaran baru dimulai. Apa tujuan yang akan dicapai pada akhir pembelajaran harus dijelaskan dan disampaikan kepada siswa. Tahap ini disebut juga goal-setting. Tujuan dari proses pembelajaran tersebut dapat juga dituliskan di papan tulis sehingga siswa dapat melihat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera mereka mulai. Guru mengajarkan kepada siswa untuk membuat tabel goal-setting dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, dan mengajarkan siswa cara untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan tersebut. 5. Pemasukan informasi

Pada tahap ini, metode penyampaian informasi harus dapat melibatkan berbagai gaya belajar, seperti visual, auditori, dan kinestetik. Memori jangka panjang akan dapat diakses apabila proses pemasukan informasi bersifat menarik. Guru dapat juga menggunakan strategi yang berbeda dengan situasinya, misalnya menggunakan poster, membaca dengan dramatisasi, menggunakan pendekatan mendengar secara aktif dan melakukan refleksi, dan review. Pengakomodasian gaya belajar dapat berupa: Tabel 2.1. Gaya Belajar Gaya Belajar Visual Cara yang digunakan Gerakan tubuh Buku/majalah Peta pikiran Grafik Poster Model peraga Tulisan dengan warna menarik Suara/intonasi yang jelas Instruksi guru Kerja kelompok Musik Membuat peta pikiran Brain gym Merancang aktivitas Keterlibatan fisik

Auditori

Kinestetik

6. Aktivasi Saat siswa menerima informasi melalui proses pembelajaran, tepatnya pemasukan informasi, informasi ini masih bersifat pasif. Siswa masih belum merasa memiliki informasi atau pengetahuan yang diterma. Karena proses penyampaian berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Untuk bisa lebih menyakinkan bahwa siswa benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati siswa bahwa informasi yang barusan diajarkan benarbenar milik mereka, maka perlu dilakukan proses aktivasi. Proses aktivasi merupakan proses yang membawa siswa kepada satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan. Proses akivasi ini dapat diterapkan dengan menggunakan teori Howard Gardner, yaitu Multiple Intelligence. Aktivasi bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, atau secara berkelompok, seperti acuan berikut: Tabel 2.2. The Multiple Intelligence Menu

Kecerdasan Linguistik 7. Demonstrasi

Cara yang digunakan Menulis essai Menulis pokok-pokok pikiran Menulis laporan Membuat kata-kata kunci Membuat irama Peta pikiran Presentase powerpoint Gambar Video Menggunakan warna Rumus Analisis logis Kritik Menggurutkan Kerja kelompok Menjelaskan kepada teman Permainan jigsaw Jurnal Pemikiran pribadi Menghubungkan materi kehidupan sehari-hari

Musikal Visual

Logik-matematik

Interpersonal

Intrapersonal

dengan

Kinestetik

Membuat model dengan situasi yang ada Eksperimen

Guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan ujian. Dalam genius learning, guru langsung menguji pemahaman siswa pada saat itu juga. Ini bertujuan untuk benar-benar mengetahui sampai dimana pemahaman siswa dan sekaligus merupakan saat yang sangat tepat untuk bisa memberikan umpan balik. Bila siswa mampu melakukan demonstrasi maka hal ini berarti siswa menunjukkan dan membuktikan kalau mereka telah mengerti apa yang telah dipelajari. Demostrasi meliputi praktek langsung, membuat tes, mengajar, mengerti aplikasi pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari. 8. Ulangi dan jangkarkan Melakukan pengulangan pada akhir pembelajaran, dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Ini bermamfaat untuk meningkatkan daya ingat dan efektivitas dari proses pembelajaran. Melakukan self-tes atau tes yang dilakuakn oleh murid-murid

sendiri terhadap pemahamannya. Dapat juga digunakan pengundian dengan cara berpasangan dengan rekan siswa lainnya. Intinya adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dan bebas dari rasa stres saat melakukan tes. Guru meninjau ulang proses pembelajaran dan membandingkan dengan hasil atau tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa kelebihan strategi Genius Learning antara lain: (1) Guru memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa sehingga siswa dapat menikmati materi pelajaran tanpa dihadapkan dengan kondisi stres. (2) Pendekatan yang digunakan dalam Genius Learning membantu anak didik untuk bisa mengerti kekuatan dan kelebihan mereka sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. (3) Banyak aktivitas yang dapat dilakukan siswa yang akan meningkatkan kreativitas, dan interaksinya dengan guru maupun temannya.

2. Materi Pembelajaran
GERAK Pendahuluan Dapatkah kamu mengendarai sepeda sambil memperhatikan kecepatan sepedamu? Tentunya sangat sukar kamu lakukan karena sepeda tidak dilengkapi dengan speedometer sebagai alat pengukur kecepatan. Lalu bagaimana agar kamu tetap dapat mengetahui kecepatan sepeda yang kau kendarai. Kamu harus membagi jarak yang kau tempuh selama bersepeda dengan waktu tempuhnya. Hasil itulah yang dinamakan kecepatan rata-rata sepedamu. Kamu bersepeda berarti melakukan gerak. Dalam fisika gerak bersepeda itu dinamakan gerak lurus. Ada pula gerak lainnya misalnya gerak parabola, seperti gerak bola yang ditendang melambung. Mekanika terdiri dari dinamika dan kinematika, kinematika adalah sebagai ilmu gerak, yaitu mempelajari gerak tanpa memperhatikan gayanya. 2.1. Pengertian Gerak Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi, gerak adalah perubahan kedudukan atau posisi terhadap titik acuan tertentu. Gerak juga dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Orang berlari di mesin lari fitnes (mesin kebugaran), anak yang bermain komputer dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengalami perubahan posisi atau kedudukan

karena kerangka acuannya diam. Penempatan kerangka acuan dalam peninjauan gerak merupakan hal yang sangat penting, mengingat gerak dan diam itu mengandung pengertian yang relatif. Sebagai contoh, ada seorang yang duduk di dalam kereta api yang sedang bergerak, apat dikatakan bahwa orang tersebut diam terhadap kursi yang didudukinya dan terhadap kereta api tersebut, namun orang tersebut bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap pohon-pohon yang dilewatinya. Keadaan ini sering disebut gerak bersifat relatif artinya, benda dapat dikatakan bergerak terhadap titik acuan tertentu, tetapi tidak bergerak terhadap benda lain. 2.2. Jarak dan Perpindahan Selama bergerak benda mengalami perubahan kedudukan. Menurut Bresnick, garis lurus terpendek yang menghubungkan titik awal dan titik akhir, tanpa mempedulikan lintasannya disebut dengan perpindahan Jadi selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal disebut dengan perpindahan. Sedangkan seluruh lintasan yang ditempuh benda disebut sebagai jarak. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan termasuk besaran vektor. Sebagai contoh, seorang siswa yang berlari mengelilingi lapangan sepakbola satu kali putaran, dikatakan ia menempuh jarak sama dengan keliling lapangan itu, namun ia tidak menempuh perpindahan karena ia kembali ke titik semula berarti selisih kedudukan awal dan akhir adalah nol. Contoh lain, ada seorang siswa bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur sejauh 4 km, lalu berhenti. Berapa jarak yang ditempuh siswa tersebut ? Berapa pula perpindahannya ? 4km U 3 km x = 5 km Gambar 2.3 arah perpindahan Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan lintasan yang ditempuh yaitu 3 km + 4 km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang garis x pada gambar di atas, yaitu
32 4 2 25 5 km yang arahnya ke timur laut

Dengan demikian, jarak didefinisikan sebagai panjang seluruh lintasan yang ditempuh. Perpindahan merupakan jarak dan arah dari kedudukan awal ke kedudukan akhir atau selisih kedudukan akhir dengan kedududukan awal. 2.3. Kecepatan dan Kelajuan Dalam fisika kelajuan dan kecepatan mengandung arti yang berbeda.Sering terjadi kesalahan umum tentang kelajuan dan kecepatan . Misalkan mobil bergerak 70 km/jam, maka dikatakan Mobil bergerak dengan kelajuan 70 km/jam bukan kecepatannya. Kelajuan termasuk besaran skalar karena tidak bergantung pada arahnya. Sehingga kelajuan selalu bernilai positif. Alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan adalah spidometer. Istilah kecepatan dan kelajuan dikenal dalam perubahan gerak. Kecepatan termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Besaran vektor

memperhitungkan arah gerak, sedangkan besaran skalar hanya memiliki besar. Kecepatan merupakan perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
kecepatan perpindahan (meter) selang waktu (detik)

kelajuan

jarak (meter ) selang waktu (det ik )

kecepatan dan kelajuan hanya dibedakan oleh arahnya saja, sehingga keduanya mempunyai satuan yang sama yaitu m/s. 2.3.Kecepatan Rata-Rata dan Kelajuan Rata-Rata Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan yang ditempuh terhadap selang waktu yang diperlukan. Jika suatu benda bergerak sepanjang sumbu x dan posisinya dinyatakan dengan koordinat-x secara matematis persamaan kecepatan rata-rata dapat ditulis sebagai berikut: Kecepatan rata-rata
perpindahan waktu yang diperlukan

x t

Keterangan :

v
x

= kecepatan rata-rata (m/s) = x akhir x awal = perpindahan (m) = perubahan waktu (s)

Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh sepanjang lintasan terhadap waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. kelajuan rata-rata

jarak tempuh waktu tempuh yang diperlukan

s t

Keterangan :

= kelajuan rata-rata (m/s) = jarak tempuh (m) = waktu tempuh (s)

t
2.4. Percepatan

Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Misalnya, ada sepeda yang bergerak menuruni sebuah bukit memilki suatu kecepatan yang semakin lama semakin bertambah selama geraknya. Gerak sepeda tersebut dikatakan dipercepat. Jadi percerpatan adalah kecepatan tiap waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: percepatan
v t perubahan kecepa tan waktu

Keterangan : a v

= percepatan (m/s2) = perubahan kecepatan (m/s)

= waktu (s)

Percepatan merupakan besaran vektor Percepatan dapat bernilai positif (+a) dan bernilai (-a) bergantung pada arah perpindahan dari gerak tersebut. Percepatan yang bernilai negatif (-a) sering disebut dengan perlambatan. Pada kasus perlambatan, kecepatan v da percepatan a mempunya arah yang berlawanan. Berbeda dengan percepatan, percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan terhadap selang waktu yang diperlukan. Percepatan rata-rata memiliki nilai dan arah. Berikut ini grafik antara hubungan antara perubahan kecepatan dan selang waktu;

Gambar 2.4. hubungan antara perubahan kecepatan dan selang waktu Dari grafik A terlihat bahwa perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu sama dengan kemiringan grafik. Semakin besar kemiringan grafik semakin besar percepatan benda. Pada grafik B percepatan terbesar adalah A, kemudian B dan C., karena kemiringan grafik terbesar adalah A, B kemudian C. v (m/s)

v2 v1

t1

t2

Gambar 2.5. hubungan perubahan kecepatan dan selang waktu Berdasarkan dari grafik diatas terlihat bahwa hubungan antara perubahan kecepatan dan selang waktu adalah linier. Percepatan rata-rata dari grafik tesebut dapat dituliskan sebagai berikut: Percepatan rata-rata
v v 2 v 1 t t 2 t1

perubahan kecepa tan selang waktu

keterangan:

= percepatan rata-rata (m/s2) = perubahan kecepata (m/s) = perubahan waktu (s)

v t
2.5. Gerak Lurus

Gerak suatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus. Sebuah mobil melaju di jalan raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus. Seorang siswa berlari mengelilingi lapangan sepakbola juga merupakan contoh dari gerak lurus dengan empat segmen lintasan lurus yang berbeda pada saat menempuh sisi-sisi lapangan yang berbeda. Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya disebut gerak lurus. Gerak bumi mengelilingi matahari merupakan gerak dengan kecepatan tetap dengan waktu tempuh satu tahun. Berdasarkan bentuk lintasan, gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

1. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan melakukan gerak lurus beraturan. Jadi, syarat benda bergerak lurus beraturan apabila gerak benda menempuh lintasan lurus dan kelajuan benda tidak berubah. Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik, maka satu detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitulah seterusnya. Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan. Pada gerak lurus beraturan (GLB) kelajuan dan kecepatan hampir sulit dibedakan karena lintasannya lurus menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama. Persamaan GLB, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
v s t

atau

s v.t

Keterangan : v s t

= kecepatan (m/s) = perpindahan (m) = waktu (s)

Hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut :

jarak s

kelajuan . waktu v .t
Jika benda sudah memiliki jarak tertentu terhadap titik acuan maka,

so v .t

Dengan so = kedudukan benda pada t = 0 (kedudukan awal) Kecepatan gerak benda pada GLB adalah tetap. Seperti terlihat pada grafik di bawah, benda bergerak dengan kecepatan tetap v m/s. Slama t sekon maka jarak yang ditempuh adalah s = v x t. Jarak yang ditempuh benda tersebut dalam suat grafik v t pada GLB adalah sama dengan luas daerah yang diarsir. v (m/s)

t (s)

Gambar 2.7. jarak yang ditempuh benda

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik. Pertubahan kecepatan tiap detik disebut percepatan. Dengan demikian, pada GLBB benda mengalami percepatan secara teratur atau tetap.

Persamaan dalam GLBB adalah

1 s v o t a.t 2 2
s menyatakan jarak yang ditempuh benda yang bergerak dengan percepatan tetap a selama waktu t dari kedudukannya mula-mula. 2.6. Penerapan GLB dan GLBB dalam Kehidupan Sehari-Hari Gerak suatu benda dapat diselidiki dengan menggunakan pewaktu ketik (ticker timer). Alat ini dilengkapi dengan pemukul getar dengan frekuensi listrik PLN 50 Hz atau sebanyak 50 kali ketikan dalam satu detik. Hal ini berarti satu ketikan memerlukan waktu 0,02 detik. Alat ini juga dilengkapi dengan troli (kereta dinamik), papan luncur dan pita rekaman. Benda bergerak lurus beraturan (GLB) akan menghasilkan tanda ketikan/ketukan yang jaraknya selalu sama dalam selang waktu tertentu.Untuk benda yang bergerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat akan menghasilkan tanda ketukan yang jaraknya semakin besar

dan perubahannya secara teratur, dan sebaliknya apabila dihasilkan tanda ketikan semakin kecil berarti benda melakukan GLLB diperlambat. Beberapa peristiwa gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, sebagai berikut : 1). Gerak mobil yang dipercepat dengan cara menekan pedal gas. 2). Gerak mobil yang diperlambat dengan cara menekan pedal rem

3. Pembahasan
Berdasarkan model dan materi diatas maka implikasi pembelajaran itu lebih mengarah ke teori belajar piaget. Karena, dalam pandangan Piaget, seorang anak dapat membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagaian besar bergantung kepada sejauh anak aktif

memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian mengajar bukanlah sebuah proses memindahkan gagasan-gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan siswa yang sudah ada dan mungkin saja masih salah, sehingga memperoleh perbaikan dan pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A. 2007. Genius Learning Strategy. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII. Depdikanas: Jakarta Budi, kartika dkk. 2008. IPA Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Widya Utama

Anda mungkin juga menyukai