Anda di halaman 1dari 29

PENGUKURAN JARAK BENDA DENGAN METODE SONAR

MENGGUNAKAN APLIKASI PHYPHOX

LAPORAN KOLOKIUM
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
M Irham Hafiza
NIM. 16302241028

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................ 2
C. Batasan Masalah ............................................................................. 3
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 5
A. Kerangka Teoritik........................................................................... 5
1. Gelombang Ultrasonik .............................................................. 5
2. Sonar........................................................................................... 6
3. PhyPhox...................................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 7
C. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 9
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 9
B. Variabel Penelitian ........................................................................ 9
C. Desain Penelitian ............................................................................ 9
1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 9
2. Alat dan Bahan......................................................................... 9
3. Desain Alat................................................................................ 10
4. Langkah Kerja ......................................................................... 10
D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 13
A. Data Hasil Pengamatan ................................................................. 13
B. Analisis Data ................................................................................... 17
C. Pembahasan .................................................................................... 19

ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 23
A. Kesimpulan ..................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komponen pokok dalam bidang ilmu fisika adalah
kegiatan pengukuran besaran fisika. Pengukuran memainkan peran yang
sangat besar dalam ilmu fisika karena dengan bantuan pengukuran,
fisikawan dapat memperoleh data yang nantinya bisa digunakan untuk
menjelaskan fenomena fisika yang sedang terjadi. Pengukuran fisika
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ukur fisika. Alat ukur fisika
biasanya dibuat khusus untuk mengukur suatu besaran fisika. Namun ada
juga alat ukur fisika yang bisa mengukur beberapa besaran fisika sekaligus.
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak alat ukur fisika baru
yang diciptakan. Biasanya alat-alat ukur baru diciptakan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam alat ukur yang lama. Metode-
metode baru juga digunakan dalam pembuatan alat ukur yang baru untuk
menambah efektivitas dan nilai guna dari alat ukur yang baru sehingga
besaran-besaran fisika yang dulunya mungkin belum bisa terukur dengan
tepat sekarang bisa diukur dengan lebih mudah.
Perkembangan zaman tidak hanya meningkatkan kualitas dari alat
ukur fisika, namun hampir semua peralatan yang digunakan oleh manusia
juga mengalami peningkatan. Salah satu perkembangan yang paling
menonjol adalah kemunculan ponsel pintar. Dahulu fungsi utama dari
sebuah ponsel adalah sebagai alat komunikasi jarak jauh baik itu berupa
pesan singkat maupun layanan telepon. Namun sekarang, fungsi ponsel
lebih dari itu. Kini ponsel telah dibekali dengan berbagai program dan
perangkat yang bisa multifungsi dan sangat berguna bagi penggunanya.
Bahkan varian ponsel terbaru sudah menyematkan beberapa sensor-sensor
ke dalam inti perangkatnya seperti sensor gerakan, sensor sidik jari, dll.
Karena itulah sekarang muncul istilah “ponsel pintar”, dikarenakan
banyaknya tugas yang bisa dikerjakan oleh ponsel itu.

1
Sayangya, meskipun kini ponsel pintar telah dilengkapi dengan
banyak program dan perangkat canggih, kebanyakan orang tetap hanya
menggunakan ponsel pintar untuk keperluan komunikasi social.
Kebanyakan aplikasi yang terpasang dalam ponsel pintar mayoritas orang
adalah aplikasi media sosial, aplikasi berbagi pesan, aplikasi penjelajah
internet, aplikasi edit foto, dll. Hal tersebut membuat keberadaan perangkat-
perangkat lain menjadi kurang maksimal karena banyak pengguna tidak
memasang aplikasi yang bisa memanfaatkan perangkat tersebut secara
optimal. Padahal ada banyak aplikasi yang tersedia dan bisa diunduh secaara
gratis. Aplikasi-aplikasi itu juga memiliki banyak fitur yang
memaksimalkan penggunaan perangkat-perangkat yang telah disematkan
dalam ponsel pintar. Bahkan ada juga aplikasi yang bisa mengubah ponsel
pintar menjadi alat ukur fisika seperti aplikasi Phyphox yang tersedia secara
gratis. Ada banyak fitur yang bisa dimanfaatkan dalam aplikasi tersebut
berkenaan dengan percobaan fisika. Salah satunya adalah memanfaatkan
ponsel pintar untuk menjadi suatu sonar yang bisa digunakan untuk
mengukur jarak.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berniat untuk melakukan
penelitian berjudul “PENGUKURAN JARAK BENDA DENGAN
METODE SONAR MENGGUNAKAN APLIKASI PHYPHOX”.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa fungsi ponsel
pintar tidak terbatas sebagai perangkat telekomunikasi namun juga bisa
digunakan untuk banyak hal termasuk pengukuran fisika sederhana.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat di latar belakang masalah, maka
dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Penggunaan ponsel pintar hanya sebagai alat komunikasi.
2. Penggunaan ponsel sebagai alat ukur jarak dengan menggunakan
bantuan aplikasi PhyPhox.

2
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka diperlukan adanya
pembatasan masalah agar peneliti mudah untuk melakukan penelitian.
Masalah yang dipilih oleh peneliti adalah masalah penggunaan ponsel
sebagai alat ukur jarak dengan menggunakan bantuan aplikasi PhyPhox.
Sehubungan dengan hal itu, maka penelitian ini akan mencoba melakukan
pengukuran jarak suatu benda dengan metode sonar menggunakan aplikasi
PhyPhox untuk kemudian diverifikasi dengan menggunakan alat ukur
meteran untuk menentukan apakah pengukuran menggunakan ponsel pintar
akurat. Selain itu, penelitian ini juga akan mencari tahu mengenai rentang
jarak minimal dan maksimal yang bisa diukur dengan menggunakan ponsel
pintar.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apakah hasil pengukuran jarak benda dengan metode sonar
menggunakan aplikasi PhyPhox sesuai dengan hasil pengukuran jarak
benda dengan metode konvensional?
2. Berapa rentang jarak minimal dan jarak maksimal serta interval antar
jarak yang bisa diukur dengan metode sonar menggunakan aplikasi
PhyPhox?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat diturunkan tujuan
penelitian sebagai berikut.
1. Mengetahui kecocokan data antara hasil pengukuran jarak benda dengan
metode sonar menggunakan aplikasi PhyPhox dan hasil pengukuran
jarak benda dengan metode konvensional.
2. Mengetahui rentang jarak minimal dan jarak maksimal serta interval
antar jarak yang bisa diukur dengan metode sonar menggunakan aplikasi
PhyPhox.

3
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Dapat melatih kreativitas dan keterampilan mahasiswa dalam
melakukan penelitian.
b. Melatih keterampilan mahasiswa dalam memaksimalkan kegunaan
benda yang ada di sekitarnya.
2. Bagi Pendidik
a. Menambah kemungkinan variasi media pembelajaran untuk
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kemajuan zaman.
b. Membantu mmperkecil kemungkinan kegagalan pelakssanaan
praktikum karena keterbatasan alat.
3. Bagi Masyarakat
a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang fungsi lain dari
ponsel pintar yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat
umum.
b. Menumbuhkan persepsi bahwa ponsel pintar tidak hanya sekadar
alat komunikasi dan media hiburan semata, namun bisa juga
digunakan untuk aktivitas bermanfaat lainnya.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritik
1. Gelombang Ultrasonik
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat
merambat melalui gas, zat padat, maupun cair dengan kecepatan yang
tergantung pada sifat elastis dan sifat inersia medium rambat. Ultrasonik
adalah ilmu yang mempelajari gelombang dengan frekuensi tinggi,
biasanya melebili 20 KHz (20.000 cycle per detik). Pada dasarnya
gelombang ultrasonik digunakan karena sifat gelombang ini tidak
berbeda dengan sifat gelombang mekanik pada umumnya, yaitu dapat
dipantulkan, dibiaskan, berinteferensi dan didifraksikan. Pantulan
gelombang ultrasonik dapat menghasilkan gema dan datanya dapat
ditampilkan dalam bentuk sinyal-sinyal pada layar osiloskop (Vidia
Susilo, dkk., 2015:1).
Karakteristik gelombang ultrasonik yang melalui medium
mengakibatkan getaran partikel dengan medium amplitudo sejajar
dengan arah rambat secara longitudinal sehingga menyebabkan partikel
medium membentuk rapatan (strain) dan tegangan (stress). Proses
kontinu yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam
medium disebabkan oleh getaran partikel secara periodik selama
gelombang ultrasonik melaluinya. Medium yang umumnya digunakan
sebagai perambatan gelombang ultrasonik adalah udara dan air.
Kecepatan dari rambatan gelombang ultrasonik pada medium lain
dipengaruhi oleh karakteristik medium yang dilaluinya. Karakteristik
tersebut antara lain kelembaban, tekanan, dan suhu (Vidia Susilo, dkk.,
2015:1).
Karena sifat gelombang ultrasonik yang dapat dipantulkan jika
mengenai suatu obyek, maka banyak aplikasi gelombang ultrasonik
digunakan dalam pengukuran jarak. Gelombang ultrasonik mampu

5
menentukan lokasi benda-benda kecil atau mengidentifikasi secara
detail suatu benda berdasarkan pantulan gelombangnya (Tipler, 1998).

2. Sonar
Sonar merupakan kependekan dari Sound Navigation and Ranging, bila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bisa berarti pengukuran jarak dan
navigasi suara. Dengan kata lain, Sonar merupakan teknik yang digunakan
untuk menentukan posisi (jarak) dan navigasi dengan menggunakan
gelombang suara (akustik). Navigasi sendiri merupakan tata cara
menjalankan pesawat ataupun kapal laut. Lebih spesifik lagi, teknik sonar
dapat digunakan untuk mencari keberadaan suatu objek yang berada di
dalam atau dasar laut. Pada peralatan sonar terdapat suatu alat yang
memancarkan gelombang bunyi yang merambat dalam air, gelombang
bunyi tersebut akan memantul kembali ketika mengenai suatu obyek (Muis,
2018:20).
Prinsip pengukuran jarak dengan gelombang suara umumnya
menggunakan metode waktu tempuh (Time of Flight), yaitu selang waktu
yang dibutuhkan sejak gelombang ditransmisikan atau dipancarkan oleh
perangkat pemancar sampai gelombang tersebut diterima kembali oleh
perangkat penerima setelah dipantulkan oleh objek pemantul. Dengan
mengetahui selang waktu tersebut maka jarak antara perangkat pemancar
dengan objek dapat ditentukan.
Untuk menghitung jarak dapat menggunakan rumus berikut ini:
𝑣×𝑡
𝑆=
2
Dimana:
𝑆 = Jarak (m)
𝑣 = Kecepatan suara (340 m/s)
𝑡 = Selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonic sampai
diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonic (s).

Prosedur pengukuran jarak dengan menggunakan sonar kurang lebih


seperti berikut:

6
a. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut
berfrekuensi diatas 20 kHz, biasanya yang digunakan untuk
mengukur jarak benda adalah 40 kHz. Sinyal tersebut
dibangkitkan oleh pemancar ultrasonik.
b. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat
sebagai sinyal/gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang
berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan
dan akan diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.
c. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian
sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.

3. PhyPhox
PhyPhox adalah sebuah aplikasi untuk ponsel pintar yang bebas
diunduh baik untuk platform Android maupun iOS yang memberikan
akses kepada pengguna ponsel pintar untuk bisa menggunakan sensor
pada ponselnya baik secara langsung atau melalui eksperimen siap pakai
yang menganalisis data Anda dan memungkinkan Anda mengekspor
data mentah bersama dengan hasil untuk analisis lebih lanjut. Anda
bahkan dapat mendefinisikan eksperimen Anda sendiri di phyphox.org
dan membaginya dengan kolega, siswa, dan teman. Aplikasi ini telah
dikembangkan di Institut Fisika ke-2 di RWTH Aachen University.
Sensor-sensor yang yang didukung melalui aplikasi ini antara lain
adalah akselerometer, magnetometer, giroskop, intensitas cahaya,
tekanan, mikrofon, kedekatan, dan GPS. Sedangkan format data hasil
ekspor tersedia dalam format CSV (Nilai yang dipisahkan koma), CSV
(Nilai yang dipisahkan oleh tab), dan Excel.

B. Kerangka Berpikir
Kebanyakan ponsel pintar yang beredar di pasaran saat ini sudah
dilengkapi dengan beragam sensor, salah satunya adalah Speaker dan
Microphone. Dengan bantuan aplikasi PhyPhox, kedua perangkat tersebut
bisa difungsikan selayaknya sonar yang berguna untuk mengukur jarak

7
suatu objek. Speaker akan difungsikan sebagai perangkat pemancar
gelombang ultrasonic dan Microphone akan difungsikan sebagai perangkat
penerima gelombang ultrasonik hasil pantulan dari objek yang akan diukur
jaraknya. Setelah itu dengan mengolah data berupa selang waktu yang
dibutuhkan sejak gelombang ditransmisikan atau dipancarkan oleh perangkat
pemancar sampai gelombang tersebut diterima kembali oleh perangkat
penerima setelah dipantulkan oleh objek pemantul, maka jarak objek dapat
ditentukan.

C. Hipotesis Penelitian
Sonar sudah lama digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengukur jarak benda, khususnya digunakan dalam bidang kelautan.
Walaupun begitu, bukan berarti prinsip sonar tidak bisa digunakan untuk
mengukur jarak benda yang terdapat di daratan. Dengan menyesuaikan
kecepatan rambatan gelombang suara di udara yang diasumsikan sebesar
340 m/s, data selang waktu yang dibutuhkan sejak gelombang ditransmisikan
atau dipancarkan oleh perangkat pemancar sampai gelombang tersebut diterima
kembali oleh perangkat penerima setelah dipantulkan oleh objek pemantul
dapat dimanfaatkan untuk menentukan jarak benda. Hasil pengukuran dari
penelitian ini seharusnya tidak berbeda jauh dengan hasil pengukuran jarak
konvensional jika selama proses pengambilan data tidak ada hambatan yang
berarti.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian ini adalah bulan Desember 2019. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNY.

B. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang digunakan ada 3 variabel, yaitu:
1. Variabel bebas
- Jarak objek pemantul
2. Variabel terikat
- Jarak yang terukur
3. Variabel kontrol
- Ponsel yang digunakan
- Bentuk objek pemantul
- Ukuran objek pemantul
- Permukaan objek pemantul
- Orientasi objek pemantul terhadap ponsel

C. Desain Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dikumpulkan melalui metode eksperimen
2. Alat dan Bahan
a. Papan datar
b. Ponsel pintar
c. Meteran
d. Spons

9
3. Desain Alat

Objek Pemantul

jarak

Peredam Noise Ponsel pintar Gelombang


Ultrasonik

4. Langkah Kerja
a. Menguji keakuratan pengukuran dengan menggunakan sonar ponsel
pintar.
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membentuk sebuah wadah tanpa tutup dari spons yang berfungsi
sebagai peredam Noise.
3) Memasukkan ponsel pintar ke dalam wadah dengan sisi terbuka
menghadap ke arah objek.
4) Menentukan jarak objek dengan menggunakan bantuan meteran.
5) Mengaktifkan fungsi sonar ponsel pintar menggunakan aplikasi
PhyPhox.
6) Mencatat data yang diperoleh.
7) Mengulangi langkah 4 – 6 dengan jarak objek yang berbeda-
beda
b. Mencari rentang jarak minimal dan jarak maksimal yang bisa diukur
dengan metode sonar menggunakan aplikasi PhyPhox.
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membentuk sebuah wadah tanpa tutup dari spons yang berfungsi
sebagai peredam Noise.
3) Memasukkan ponsel pintar ke dalam wadah dengan sisi terbuka
menghadap ke arah objek.

10
4) Mengaktifkan fungsi sonar ponsel pintar menggunakan aplikasi
PhyPhox.
5) Menggerakkan objek pemantul mendekati ponsel sambil
mengamati data yang terukur. Kemudian mencatat data yang
ditunjukkan sesaat sebelum data memiliki selisih yang sangat
besar dengan data hasil pengukuran dengan menggunakan
meteran.
6) Menggerakkan objek pemantul menjauhi ponsel sambil
mengamati data yang terukur. Kemudian mencatat data yang
ditunjukkan sesaat sebelum data memiliki selisih yang sangat
besar dengan data hasil pengukuran dengan menggunakan
meteran.
c. Menentukan interval antar jarak yang bisa terukur dengan
menggunakan metode sonar.
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Membentuk sebuah wadah tanpa tutup dari spons yang berfungsi
sebagai peredam Noise.
3) Memasukkan ponsel pintar ke dalam wadah dengan sisi terbuka
menghadap ke arah objek.
4) Mengaktifkan fungsi sonar ponsel pintar menggunakan aplikasi
PhyPhox.
5) Meletakkan objek pada jarak 50 cm dari sonar sambil mengamati
data yang terukur.
6) Menggeser posisi objek menjauhi pemancar sonar dengan
interval jarak sebesar 20 cm, 10 cm, 5 cm, dan 1 cm.
7) Mengamati tiap data yang terukur untuk masing-masing
perubahan interval jarak.

D. Teknik Analisis Data


Program yang digunakan secara otomatis akan menghitung estimasi
jarak dari objek yang diukur dengan menggunakan persamaan berikut ini:
𝑣×𝑡
𝑆=
2

11
Dimana:
𝑆 = Jarak (m)
𝑣 = Kecepatan suara (340 m/s)
𝑡 = Selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonic sampai
diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonic (s).

Data yang diolah oleh aplikasi tersebut lalu ditampilkan dalam bentuk
grafik kurva hubungan antara jarak dengan amplitude gelombang ultrasonik.
Untuk mengetahui estimasi jarak, peneliti harus melihat jarak dimana
amplitudo gelombang yang ditampilkan paling besar.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan


1. Hasil Pengukuran jarak benda dengan metode sensor.
a. Pada jarak 50 cm.

b. Pada jarak 100 cm.

c. Pada jarak 150 cm.

13
d. Pada jarak 200 cm.

2. Rentang jarak pengukuran jarak benda dengan metode sensor.


a. Perkiraan jarak terdekat (40 cm).

b. Perkiraan jarak terjauh (250 cm).

3. Interval jarak yang bisa terukur dengan metode sonar.


a. Pengukuran dengan interval 50 cm

14
b. Pengukuran dengan interval 20 cm

c. Pengukuran dengan interval 10 cm

15
d. Pengukuran dengan interval 5 cm

e. Pengukuran dengan interval 1 cm

16
B. Analisis Data
1. Keakuratan hasil ukur menggunakan metode sonar dibanding dengan hasil
ukur tradisional.
Keakuratan hasil ukur dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 (%) = × 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
Persamaan di atas berlaku jika hasil ukur < hasil yang diharapkan. Jika
hasil ukur > hasil yang diharapkan, maka persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 (%) = × 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑢𝑘𝑢𝑟

a. Pada jarak 50 cm.


Hasil yang diharapkan : 50 cm
Hasil yang terukur : 50,64 cm
50
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 50,64 × 100% = 98,72%

b. Pada jarak 100 cm.


Hasil yang diharapkan : 100 cm
Hasil yang terukur : 100,58 cm
100
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = × 100% = 99,42%
100,58

c. Pada jarak 150 cm.


Hasil yang diharapkan : 150 cm
Hasil yang terukur : 150,17 cm
150
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 150,17 × 100% = 99,89%

17
d. Pada jarak 200 cm.
Hasil yang diharapkan : 200 cm
Hasil yang terukur : 201,88 cm
200
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 201,88 × 100% = 99,07%

2. Keakuratan hasil ukur untuk setiap interval jarak pengukuran.


Keakuratan hasil ukur untuk setiap interval jarak pengukuran
ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 (%) = × 100%
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
Persamaan di atas berlaku jika interval pengukuran < interval yang
diharapkan. Jika interval pengukuran > interval yang diharapkan, maka
persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 (%) = × 100%
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛

a. Untuk interval jarak sejauh 50 cm.


Interval yang diharapkan : 50 cm
Interval pengukuran : 49,94 cm
49,94
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 50
× 100% = 99,88%

b. Untuk interval jarak sejauh 20 cm.


Interval yang diharapkan : 20 cm
Interval pengukuran : 18,78 cm
18,78
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = × 100% = 93,90%
20

c. Untuk interval jarak sejauh 10 cm.


Interval yang diharapkan : 10 cm
Interval pengukuran : 9,91 cm
9,91
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 10
× 100% = 99,10%

d. Untuk interval jarak sejauh 5 cm.


Interval yang diharapkan : 5 cm
Interval pengukuran : 4,6 cm
3,54
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 5
× 100% = 92,00%

18
e. Untuk interval jarak sejauh 1 cm.
Interval yang diharapkan : 1 cm
Interval pengukuran : 3,55 cm
1
𝐾𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 = 3,55 × 100% = 28,17%

C. Pembahasan
Kegiatan pengukuran jarak dengan metode sonar menggunakan
aplikasi PhyPhox telah selesai dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Januari 2019
bertempat di Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. Percobaan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah kegiatan pengukuran jarak dapat dilakukan dengan
metode sonar menggunakan aplikasi PhyPhox serta untuk mengetahui rentang
jarak pengukuran yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode tersebut.
Pada percobaan kali ini, ponsel pintar yang digunakan adalah ponsel
pintar dengan merk Xiaomi dengan tipe Redmi Note 4X. Ponsel pintar yang
digunakan tentu saja sudah dilengkapi dengan perangkat-perangkat yang
diperlukan untuk menggunakan ponsel tersebut seperti sebuah sonar. Selain itu,
ponsel yang digunakan juga telah dilengkapi dengan aplikasi PhyPhox. Objek
pemantul yang digunakan adalah sebuah nampan datar dengan ukuran 28 x 20,5
cm. Peneliti menyadari bahwa kegiatan pengukuran jarak dengan metode sonar
akan menemui permasalahan karena semua benda yang terdapat di sekitar
lokasi pengambilan data dapat memantulkan sinyal ultrasonik yang dikirimkan.
Hal itu tentu akan mengurangi keakuratan data yang dihasilkan. Oleh karena
itu, peneliti membuat suatu wadah yang berfungsi untuk meredam gelombang
dari arah lain selain dari arah objek yang ingin diukur. Wadah tersebut dibuat
dari bahan baku spons dan memiliki ukuran yang cukup besar untuk bisa
dimasuki oleh ponsel pintar yang digunakan.
Data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah time delay yang
terjadi saat gelombang ultrasonik dipancarkan sampai gelombang ultrasonik
tersebut diterima kembali. Namun, hasil data yang akan ditampilkan nanti
bukan berupa time delay melainkan langsung hasil perhitungan jarak yang
berupa grafik. Perhitungan jarak sendiri dilakukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

19
𝑣×𝑡
𝑆=
2
Dimana:
𝑆 = Jarak (m)
𝑣 = Kecepatan suara (340 m/s)
𝑡 = Selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonic sampai
diterima kembali oleh bagian penerima gelombang ultrasonik (s).

Setelah semua persiapan selesai, proses pengambilan data pun dimulai.


Untuk mengetahui apakah pengukuran dengan metode sonar menunjukkan
hasil yang sama dengan pengukuran dengan metode tradisional, peneliti
melakukan pengukuran dengan 4 variasi jarak yaitu pada jarak 50 cm, 100 cm,
150 cm, dan 200 cm. Pengukuran pada tiap variasi jarak dilakukan dengan cara
meletakkan objek pemantul pada jarak yang diinginkan dengan menggunakan
bantuan meteran, setelah itu peneliti mengaktifkan sonar untuk melihat hasil
pengukuran yang diperoleh melalui metode sonar. Berdasarkan data yang telah
diperlihatkan sebelumnya, terlihat bahwa untuk setiap variasi jarak, hasil
pengukuran dengan metode sonar menunjukkan hasil yang cukup akurat
berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran. Hal
itu terlihat dari tiap puncak sinyal yang ditangkap oleh ponsel pintar yang selalu
menunjukkan jarak yang sesuai dengan jarak yang diinginkan. Selain itu, hasil
perhitungan data juga menunjukkan keakuratan data yang terukur memiliki
tingkat keakuratan data di atas 95 %. Pada data jarak 150 cm, terlihat muncul
bias pada data yang terukur. Bias tersebut kemungkinan muncul karena
lingkungan sekitar tempat pengambilan data tidak steril dari benda-benda yang
dapat memantulkan gelombang ultrasonik yang dipancarkan.
Untuk mengetahui rentang jarak pengukuran yang bisa dilakukan
dengan metode sonar, peneliti menerapkan metode pengambilan data yang
berbeda. Pertama-tama, untuk mengetahui jarak terdekat yang bisa diukur
secara akurat dengan menggunakan metode sonar, peneliti meletakkan objek
pemantul pada jarak 50 cm sambil mengaktifkan sonar. Setelah itu, peneliti
menggeser posisi objek pemantul ke arah sumber sonar secara perlahan sambil
memperhatikan data yang ditunjukkan di layar ponsel pintar. Peneliti berhenti
menggeser objek pemantul pada jarak 40 cm karena pada jarak tersebut data

20
yang ditampilkan oleh ponsel pintar mulai mengalami banyak bias (sulit untuk
menentukan jarak yang terukur). Kemudian untuk mengetahui jarak terjauh
yang dapat terukur dengan metode sonar, peneliti meletakkan objek pemantul
pada jarak 200 cm sambil mengaktifkan sonar. Setelah itu, peneliti menggeser
posisi objek pemantul menjauhi arah sumber sonar secara perlahan sambil
memperhatikan data yang ditampilkan oleh ponsel pintar. Peneliti berhenti
menggeser objek pemantul pada jarak 250 cm karena pada jarak tersebut data
yang ditampilkan oleh ponsel pintar mulai mengalami banyak bias (sulit untuk
menentukan jarak yang terukur). Jadi, menurut kesimpulan peneliti, untuk
objek yang berukuran 28 x 20,5 cm pengukuran jarak dapat dilakukan pada
jarak 40 cm sampai dengan 250 cm.
Untuk menentukan interval pengukuran terbaik untuk digunakan dalam
kegiatan pengambilan data, peneliti mengambil data untuk setiap interval yang
biasa digunakan (50 cm, 20 cm, 10 cm, 5 cm, dan 1 cm) untuk kemudian
dibandingkan dengan hasil ukur manual. Data yang didapat lalu dicari tangkat
keakuratannya berdasarkan data hasil ukur manual. Analisis data menunjukkan
bahwa untuk data pengukuran dengan interval sebesar 50 cm, 20 cm, 10 cm,
dan 5 cm memiliki tingkat keakuratan yang tinggi (>90%), sedangkan untuk
data pengukuran dengan interval sebesar 1 cm memiliki tingkat akurasi yang
rendah yaitu sebesar 28,17 %. Dengan begitu, peneliti menyimpulkan bahwa
interval pengukuran terbaik untuk digunakan dalam pengambilan data jarak
dengan menggunakan metode sonar adalah 5 cm.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ada beberapa data yang
menunjukkan bias sehingga mempengaruhi tingkat keakuratan data
pengukuran yang diperoleh. Munculnya bias tersebut kemungkinan besar
berasal dari sistem kerja dari sonar itu sendiri yang masih belum bisa
difokuskan untuk satu titik saja (sifat alami gelombang suara adalah menyebar
ke segala arah) sehingga benda-benda benda yang tidak terkait dengan
penelitian pun ikut terdeteksi. Walaupun peneliti telah berusaha meminimalisir
hal tersebut dengan membuat sebuah wadah khusus untuk meredam gelombang
yang tidak diinginkan, ternyata hal tersebut masih belum cukup untuk benar-
benar menghilangkan bias yang muncul. Selain itu, peneliti juga menyadari
bahwa ukuran dari bidang penampang objek yang akan diukur juga
mempengaruhi jangkauan pengukuran yang dapat dilakukan. Seperti yang telah

21
disebutkan sebelumnya, untuk objek yang berukuran 28 x 20,5 cm jarak
pengukuran terjauhnya adalah 250 cm. Namun, jika objek yang memiliki
ukuran lebih besar digunakan dalam pengukuran, maka jarak terjauhnya bisa
lebih dari 250 cm. Hal tersebut dimungkinkan untuk terjadi karena semakin
besar bidang penampang objek yang memantulkan gelombang ultrasonik,
maka sinyal yang dipantulkan juga akan semakin besar sehingga sinyal yang
diterima oleh sonar juga semakin kuat walaupun jarak yang ditempuh lebih
jauh. Selain hal-hal tersebut, peneliti selaku manusia juga pasti pernah
melakukan kesalahan sehingga muncul data yang bias. Kesalahan tersebut bisa
berasal dari prosedur pengambilan data yang tidak sesuai, kesalahan penafsiran
data, kesalahan dalam penggunaan instrument, dan lain-lain.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengukuran jarak benda yang dilakukan dengan metode sonar
menggunakan aplikasi PhyPhox menunjukkan hasil yang cukup akurat
dengan tingkat keakuratan di atas 95%.
2. Rentang jarak pengukuran jarak benda dengan metode sonar menggunakan
aplikasi PhyPhox adalah paling dekat dari jarak 40 cm dan paling jauh dari
jarak 250 cm (dengan objek pemantul berukuran 28 x 20,5 cm). Interval
pengukuran terbaik untuk digunakan dalam kegiatan pengambilan data
jarak dengan menggunakan metode sonar adalah 5 cm.

B. Saran
Agar hasil penelitian yang serupa di kemudian hari memiliki tingkat
keakuratan data yang lebih tinggi, maka peneliti memberi saran seperti berikut:
1. Menggunakan busa dengan kualitas yang lebih baik dalam hal meredam
gelombang bunyi seperti busa yang digunakan dalam studio rekaman.
2. Melakukan percobaan di lingkungan yang sepi dan jauh dari objek-objek
yang tidak terkait dengan percobaan.
3. Memperbesar ukuran objek pemantul untuk memperjauh jangakauan
pengukuran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Salaudin Muis. 2008. Prinsip & Aplikasi Sonar Sebuah Pengantar Praktis.
Yogyakarta:GRAHA ILMU.
Tipler. 1998. FISIKA untuk Sains dan Teknik Terjemahan Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Okta Wijaya SN. 2015. KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR SRF
(Sonar Range Finder) PADA ROBOT WEBCAM BERBASIS ANDROID.
PALEMBANG [Thesis]. Palembang [ID]: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Roni Salambue dan Arby Winata. 2016. “PERANCANGAN ALAT PENGUKUR
TINGGI BADAN DIGITAL DENGAN METODE SONAR” dalam Jurnal
Teknologi dan Sistem Informasi UNIVRAB VOL. 1 No. 1. Pekanbaru:
Universitas Riau, Universitas Abdurrab.
Vidia Susilo, dkk. 2015. “Rancang Bangun Sistem Pengukuran Kedalaman Sungai”
dalam e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer. Manado:Jurusan Teknik
Elektro-FT, UNSRAT.

24
LAMPIRAN

Tampilan Sonar Aplikasi Wadah Peredam Getaran


PhyPhox

Proses Pengambilan Data Objek Pemantul

25
Skema Alat Percobaan Skema Alat Percobaan

26

Anda mungkin juga menyukai