Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 9

ELEKTRONIKA DASAR 2

“APLIKASI TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN MULTIVIBRATOR


ASTABIL”

NAMA : DEA ANGREINI

NIM : 18033134

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA D

DOSEN : Drs. HUFRI,M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
APLIKASI TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN MULTIVIBRATOR
ASTABIL

Multivibrator merupakan kelompok rangkaian pembangkit gelombang yang juga


dikenal sebagai osilator relaksasi karena dalam operasi transistor-transistornya diputuskan
untuk suatu jangka waktu tertentu. Bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan biasanya
berupa pulsa segi empat atau persegi. Kelompok multivibrator terdiri dari tiga yaitu multivibrator
astabil, multivibrator bistabil dan multivibrator monostabil.
Jenis-jenis multivibrator:

A. MULTIVIBRATOR ASTABIL
1. Rangkaian Dasar
Multivibrator astabil merupakan suatu rangkaian yang men-switch dua keadaan output
yang berbeda yaitu dalam keadaan tinggi dan keadaan rendah, salah-satu adalah stabil.
Rangkaian berosilasi secara periodik sehingga dihasilkan tegangan keluaran berbentuk
gelombang persegi. Keluaran multivibrator astabil dapat berada pada dua keadaan, namun
keduanya tidak stabil. Keluaran astabil selalu bergantian keadaan sehingga astabil tidak lain juga
merupakan suatu osilator relaksasi. Jenis ini sering disebut multivibrator yang bekerja bebas
karena tidak memerlukan sinyal input tersendiri dan memproduksi deretan gelombang persegi
yang kontinu pada outputnya. Rangkaian dasar dari multivibrator astabil diberikan pada Gambar
1 berikut :
VCC

R3 R1 R2 R4

C1 C2
VO1 VO2

T1 T2

Rangkaian Multivibrator Astabil

Ada dua rangkaian dasar yang membangun suatu multivibrator astabil yaitu rangkaian
RC dan saklar transistor. Rangkaian RC bekerja berdasarkan prinsip pengisian dan pengosongan
kapasitor. Kapasitor C1 diisi melalui resistor R1 sedangkan kapasitor C2 diisi melalui resistor R2.
Penggantian pengisian dan pengosongan kapasitor dilakukan melalui transistor yang berfungsi
sebagai saklar. Pada saat dihubunkan dengan catu daya VCC, salah satu transistor akan saturasi
dan transistor lainnya akan padam. Transistor T 1 dan T2 bergantian menghantar untuk setiap
setengah perioda.

Pada saat transistor T2 terputus, tegangan keluaran pada transistor T2 tinggi dan arus pada
kolektor minimum, sedangkan transistor T1 menghantar sehingga tegangan keluarannya rendah
dan arus pada kolektor maksimum. Pada saat ini kapasitor C1 diisi melewati resistor R1.
Tegangan pada kapasitor C1 akan naik dengan pertambahan waktu. Tegangan ini merupakan
tegangan masukan bagi transistor T2. Apabila tegangan masukan pada transistor T2 melebihi
tegangan tertentu maka transistor T2 akan saturasi sehingga tegangan keluaran rendah dan arus
kolektor maksimum, sedangkan transistor T1 terputus sehingga tegangan keluarannya tinggi dan
arus kolektor minimum. Pada saat ini kapasitor C 2 diisi melalui resistor R2. Tegangan pada
kapasitor C2 akan naik dengan pertambahan waktu dan tegangan ini merupakan tegangan
masukan bagi saklar transistor T1. Bila tegangan ini melebihi tegangan tertentu menyebabkan
transistor T1 menghantar sedangkan transistor T2 terputus. Begitu seterusnya untuk setiap
setengah perioda transistor T1 dan T2 bergantian menghantar atau terputus.
Tegangan keluaran dari rangkaian saklar transistor T2 dan T1 dapat diperhatikan
pada Gambar 2:

VO1 VO2

t
t
(a) (b)
Gambar 2 a. Tegangan Keluaran Transistor T2, b. Tegangan Keluaran Transistor T1

Dari persamaan tegangan pada pengisian kapasitor C1 melalui resistor R1 dapat ditentukan
konstanta waktu pengisian kapasitor. Selang waktu saat transistor T1 menghantar (on) dan
transistor T2 terputus (off) diberikan oleh :

t1 = R1 C1 ln 2 = 0,693 R1 C1

dengan laju pengisian kapasitor C1 ditentukan oleh konstanta waktu 1 = R1 C1.

Disisi lain selang waktu saat transistor T1 terputus dan transistor T2 menghantar adalah :

t2 = R2 C2 ln 2 = 0,693 R2 C2

dengan laju pengisian kapasitor C2 ditentukan oleh konstanta waktu 2 = R2 C2.

Perioda osilasi dari multivibrator astabil merupakan penjumlahan dari selang waktu saat
transistor T1 menghantar (on) dan transistor T2 terputus (off) dan sebaliknya sehingga

T = t1 + t2 = 0,693 ( R1 C1 + R2 C2 )

Frekuensi dari multivibrator astabil didapat dari kebalikan perioda osilasi :

1 1
f 
T 0,693 ( R1 C1  R 2 C 2 )
Dalam kasus khusus dimana nilai kapasitansi C 1 = C2 dan tahanan R1 = R2 maka frekuensi dari
multivibrator adalah :

1
f 
1.4 R C

Frekuensi dari multivibrator astabil dapat divariasikan secara kontinu dengan cara
memodifikasi rangkaian pada gambar 1. Pada tahanan R1 dan R2 ditambahkan sebuah
potensiometer seperti pada Gambar .3

Gambar 3. Rangkaian Multivibrator Astabil Dengan Variasi Frekuensi

2. Aplikasi Rangkaian Multivibrator Astabil

Multivibrator astabil menggunakan transistor dapat diaplikasikan untuk berbagai


keperluan seperti lampu flip flop, bel elektronik, egg timer elektronik, alat penentu waktu yang
tepat pada kart, organ elektronik, dan sebagainya. Sebuah contoh rangkaian lampu flip flop
diperlihatkan pada Gambar 4
9V

L1 10k 10k L2

100F 100F
 

BC108 BC108

Gambar 4. Rangkaian Lampu Flip Flop

Contoh aplikasi kedua dari multivibrator astabil adalah rangkaian buzzer (bel elektronik).
Untuk menghasilkan suara pada kolektor atau emitor dipasang loudspeker akan akan
mengkonversi sinyal listrik menjadi suara. Salah satu contoh rangkaian buzzer dapat
diperhatikan pada Gambar 5

Gambar 5. Rangkaian Buzzer

B. MULTIVIBRATOR MONOSTABIL
Multivibrator monostabil merupakan salah satu pengembangan oscliator tipe relaksasi
dengan pemicu (trigerred). Multivibrator monostable memiliki satu kondisi stabil sehingga
sering juga disebut sebagai multibrator one-shot. Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu
kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat akan kembali ke titik awal pengoperasian.
Konstanta waktu dari rangkaian tank circuit RC menentukan periode waktu perubahan keadaan.
Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tak stabil. Rangkaian
akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa. Kondisi tak stabil diawali dengan pulsa
pemicu pada masukan. Setelah selang waktu 0,7 R2C1, rangkaian multivibrator kembali ke
kondisi stabil. Rangkaian monostable multivibrator tidak mengalami perubahan sampai ada pulsa
pemicu yang datang pada jalur input oscilator.

Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang waktu
tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa hanya satu saja
keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil, yang berarti
bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang waktu yang ditentukan dan
kemudian kembali kekeadaan awal. Akibatnya adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang
menghasilkan transisi keadaan stabil.

Rangkaian Multivibrator Monostabil

Prinsip kerja multivibrator Monostable :

Pada saat pertama kali sumber tegangan DC diberikan ke rangkaian multivibrator


monostable diatas. Awalnya tidak ada pulsa masukan pemicu, Q2 mendapatkan bias maju dari
rangkaian pembagi tegangan R2, D1 dan R5. Harga R2 dipilih agar Q2 mencapai titik jenuh.
Resistor R1 dan R3 masing-masing membuat kolektor Q1 dan Q2 mendapat bias mundur.
Dengan basis Q2 mendapat bias maju, maka transistor menjadi jenuh dengan cepat. Tegangan
kolektor Q2 drop kenilai sangat rendah dan terhubung ke basis Q1 melalui R4. Namun VB tidak
cukup besar untuk membuat Q1 berkonduksi. Karenanya rangkaian akan tetap berada pada
kondisi ini selama daya masih diberikan, sehingga rangkaian berada pada kondisi stabil sampai
ada sinyal picu (triger) yang diberikan ke jalur input rangkaian multivibrator monostabil.

Untuk mengawali suatu perubahan, pulsa pemicu harus diberikan pada jalur input
rangkaian monostable multivibrator. C2 dan R5 pada rangkaian masukan membentuk jaringan
deferensiator. Tepi kenaikan (leading edge) dari pulsa pemicu menyebabkan terjadinya aliran
arus yang besar melalui 5 R . Setelah C2 mulai termuati arus lewat R5 mulai menurun. Saat
pulsa pemicu sampai pada tepi penurunan (trailing edge), tegangan C2 jatuh ke nol. Dengan
tidak adanya sumber tegangan yang dikenakan pada C2 , kapasitor akan terkosongkan melalui
R5. Karena pulsa dengan polaritas berkelablikan terjadi pada tepi penurunan pulsa input. Pulsa
input kemudian berubah ke positif dan suatu pulsa negatif tajam (negative spike) muncul pada
R5. D1 hanya berkonduksi selama terjadi negative spike dan diumpankan pada basis Q2. Ini
mengawali terjadinya perubahan pada multivibrator. Gambar berikut merupakan diagram waktu
antar pulsa pemicu dan keluaran yang dihasilkan monostable multivibrator.

Sinyal Triger Dan Output Monostable Multivibrator

Saat basis Q2 pada rangkaian multivibrator monostable menerima negative spike, ini
akan membawa transistor ke arah cutoff. Ini akan mengakibatkan tegangan kolektor Q2 naik
dengan cepat ke harga +VCC dan membuat basis Q1 menjadi positif. Saat Q1 berkonduksi,
sehingga resistansi sambungan kolektor-basis menjadi sangat rendah. Arus pengisian mengalir
melewati Q1, C1 dan R2. Kaki R2 bagian bawah menjadi negatif akibat pengisian C1 dan
mengakibatkan basis Q2 negatif. Q2 tetap berada pada keadaan cutoff. Proses ini akan tetap
berlangsung sampai C1 terisi. Arus pengisian lewat R2 kemudian akan menurun dan bagian atas
R2 menjadi positif. Q2 secepatnya menjdi berkonduksi dan membawa Q1 cutoff. Rangkaian
multivibrator monostable kembali berubah pada kondisi stabil dan akan terus dipertahankan
sampai ada pulsa masukan pemicu berikutnya datang.

C. MULTIVIBRATOR BISTABIL

Bistable multivibrator merupakan jenis multivibrator yang memiliki output dengan dua
keadaan stabil. Pulsa triger pada input rangkaian akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada
salah satu kondisi stabil. Pulsa kedua akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil
lainnya. Multivibrator bistabil ini hanya akan berubah keadaan jika diberi pulsa triger sebagai
input. Multivibrator bistable ini sering disebut sebagai flip-flop. Output rangkaian multivibrator
bistabil akan lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser kembali ke kondisi lain (flop)
jika dipicu dengan pulsa triger berikutnya. Rangkaian kemudian menjadi stabil pada suatu
kondisi dan tidak akan berubah atau toggle sampai ada perintah dengan diberi pulsa triger.

Rangkaian multivibrator bistabil


Prinsip kerja multivibrator bistable :

Pada saat pertama kali catu daya diberikan pada rangkaian multivibrator bistable diatas,
maka multivibrator diasumsikan berada pada suatu kondisi stabil. Salah satu transistor pada
rangkaian multivibrator bistable diatas akan berkonduksi lebih cepat dibandingkan yang lain.
Apabila diasumsikan Q1 pada rangkaian multivibrator diatas berkonduksi lebih dahulu
dibandingkan Q2. Tegangan kolektor Q1 akan turun dengan cepat. Sambungan langsung antara
kolektor dan basis menyebabkan penurunan tegangan pada Q1 dan turunnya arus IB dan IC.

VC dari Q2 pada rangkaian multivibrator bistable diatas akan naik ke harga +V CC .


Tegangan ke arah positif ini tersambung kembali ke basis Q 1 melalui R3. Ini menyebabkan Q1
semakin berkonduksi dan sebaliknya mengurangi konduksi Q2. Proses ini berlangsung terus
sampai Q1 jenuh dan Q2 cutoff. Rangkaian multivibrator bistable akan tetap pada kondisi stabil
ini.

Untuk mengawali perubahan kondisi pada output multivibrator bistable diperlukan pulsa
triger. Pulsa negatif yang diberikan pada basis Q1 akan membuat Q1 menjadi cutoff. Pulsa positif
yang diberikan pada basis Q2 menyebabkan transistor ini berkonduksi.

Apabila Pada rangkaian diasumsikan pulsa negatif diberikan pada basis Q 1. Pada saat
kondisi ini, IB dan IC dari Q1 akan drop dengan cepat. VC dari Q1 naik ke harga +VCC . Tegangan
ke arah positif ini tersambung kembali ke basis Q2. IB dan IC dari Q2 akan naik dengan cepat. Ini
menyebabkan turunnya VC dari Q2. Sambungan langsung VC melalui R3 menyebankan turunnya
IB dan IC dari Q1. Proses ini berlangsung terus sampai Q1 cutoff dan Q2 jenuh. Rangkaian
multivibrator bistable akan tetap pada kondisi ini sampai ada pulsa triger untuk berubah atau catu
daya dilepas

CONTOH SOAL DAN JAWABAN:


DAFTAR PUSTAKA

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen, Rangkaian, dan Aplikasi. Padang: UNP.

Sutrisno. 1998. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB.

https://elektronika-dasar.web.id/monostable-multivibrator/

Anda mungkin juga menyukai