Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MINGGU 6

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

OLEH

NAMA : Dea Angreini

NIM : 18033134

PRODI/FAKULTAS : Pendidikan Fisika/FMIPA

DOSEN : Dr. Jasrial, M.Pd

MATA KULIAH UMUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
A. Evaluasi Kinerja PTK

Penilaian/evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi


data sebagai bahan pengambilan keputusan. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui tingkatan
suatu objek yang dievaluasi tersebut. Dalam konteks evaluasi guru / tenaga pendidik, yang
menjadi objek evaluasi ialah guru/tenaga pendidik tersebut. Evaluasi tersebu tmenganalisis
seberapa besar persentase kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.

PadaPeraturanMenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No.16 Tahun 2009 mengatakan bahwa penilaian kinerja guru adalah penilaian yang
dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugasu tama guru dalam rangka pembinaan karir,
kepangkatan, dan jabatannya. Evaluasi kinerja guru/tenaga pendidik merupakan sebuah
sistem pengelolaan kinerja berbasis guru yang di buat untuk menilai mengevaluasi tingkat
kinerja guru secara individu dalam rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang
berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik.

Tujuan pelaksanaan evaluasi kinerja guru/tenaga pendidik ialah sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru.


2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah.
3. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme
penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru.
4. Menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi
guru.
5. Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya serta
mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung pembelajaran peserta
didik untuk mencapai prestasinya.
6. Menyediakan dasar dalam system peningkatan promosi dan karir guru serta bentuk
penghargaan lainnya.

Prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga pendidik digunakan agar hasil


pelaksanaan dan evaluasi kinerja tenaga pendidik dapat dipertanggungjawabkan. Adapun
prinsip-prinsipnya diantaranya:

1. Berdasarkan ketentuan
Evaluasi kinerja tenaga pendidik harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
mengacu pada peraturan yang berlaku.

2. Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam evaluasi kinerja tenaga pendidik adalah kinerja yang
dapat diamati dan dipantau sesuai dengan tugas guru/tenaga pendidik sehari-hari
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan dokumen PK Guru
Penilai, guru/tenaga pendidik yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam
proses evaluasi kinerja tenaga pendidik harus memahami semua dokumen yang
terkait dengan system evaluasi kinerja tenaga pendidik, terutama yang berkaitan
dengan pernyataan kompetensi dan indicator kinerjanya secara utuh, sehingga penilai,
guru/tenaga pendidik dan unsur lain yang terlibat dalam proses evaluasi mengetahui
dan memahami tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan
dalam evaluasi.

4. Dilaksanakan secara konsisten


Dilaksanakan teratur setiap tahun diawali dengan penilaian formatif di awal tahun
dan penilaian sumatif di akhir tahun. Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik setidaknya
dilaksanakan satu tahun sekali pada tiap sekolah. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh

Dilaksanakan secara konsisten dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Objektif. Evaluasi kinerja tenaga pendidik dilaksanakan secara objektif sesuai


dengan kondisi nyata guru/tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas sehari hari.
2. Adil. Evaluator/penilai kinerja tenaga pendidik memberlakukan syarat, ketentuan,
dan prosedur standar kepada semua guru/tenaga pendidik yang dievaluasi.
3. Akuntabel. Hasil pelaksanaan evaluasi dapat dipertanggungjawabkan.
4. Bermanfaat. Evaluasi kinerja tenaga pendidik bermanfaat bagi guru/tenaga pendidik
dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus
pengembangan karir profesinya.
5. Transparan. Proses evaluasi kinerja tenaga pendidik memungkinkan bagi
evaluator/penilai, guru/tenaga pendidik yang devaluasi dan pihak lain yang
berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan evaluasi
tersebut.
6. Berorientasi pada tujuan. Evaluasi berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
7. Berorientasi pada proses. Evaluasi kinerja tenaga pendidik tidak hanya terfokus
pada hasil, tetapi juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana guru/tenaga
pendidik dapat mencapai hasil tersebut.
8. Berkelanjutan. Evaluasi-evaluasi kinerja tenaga pendidik dilaksanakan secara
periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi
guru/tenaga pendidik.
9. Rahasia. Hasil evaluasi hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang
berkepentingan.

Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik

Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik setidaknya dilaksanakan satu tahun sekali pada
tiap sekolah. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh kepala sekolah atau orang/panitia yang
ditunjuk/dibentuk langsung oleh kepala sekolah. Pada saat penelitian, petugas peneliti
sidak ke tempat pengajaran guru terkait. Dengan membawa lembar instrumen evaluasi
yang berisi tentang poin-poin berdasarkan kompetensi guru yang diuji. Hasil penelitian
di-coding ke lembar instrumen tersebut dalam bentuk skor-skor.

Setelah hasil tersebut telah terisi semua, hasil dalam lembar instrumen selanjutnya
di-display ke dalam lembar laporan evaluasi. Dalam bentuk laporan tersebut dapat dilihat
secara jelas kinerja tenaga pendidik yang telah di evaluasi.

Evaluasi Pendidikan yang Gagal

Penetapan standar nasional capaian pendidikan semestinya disesuaikan pula


dengan kondisi sosio-kultural serta geografis suatu daerah. Sehingga jika pemerintah
dalam hal ini melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementrian Agama
menetapkan standart capaian hasil pembelajaran bukanlah serta merta seluruh daerah
dengan keragaman latar belakangnya harus menggunakannya sebagai acuan wajib yang
pada akhirnya berdampak pula pada penilian kualitas lembaga pendidikan melalui
akreditasi lembaga.

B. Peran Guru Dalam Administrasi PTK

Dalam administrasi PTK lebih di focus kepada guru sebagai pegawai negeri. Pegawai
negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri atau disertai tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan
suatu perundang-undangan yang berlaku. Seorang calon guru bias menjadi seorang pegawai
negeri jika telah melalui rekrutmen guru. Rekrutmen merupakan satu aktivitas manajemen
yang mengupayakan di dapatkannya seorang atau lebih calon pegawai yang betul-betul
potensial untuk menduduki posisi tertentu atau melaksanakan tugas tertentu di sebuah
lembaga.

Adapun peran guru dalam administrasi PTK menurut Arikunto, dkk (2008) yaitu:

1. Membuat buku induk pegawai


2. Mempersiapkan usul kenaikan pangkat pegawai negeri, prajabatan, Karpeg, cuti
pegawai, dan lain–lain.
3. Membuat inventarisasi semua file kepegawaian, baik kepala sekolah, guru, maupun
tenaga tata administrasi.
4. Membuat laporan rutin kepegawaian harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
5. Membuat laporan data sekolah dan pegawai.
6. Mencatat tenaga pendidik yang akan mengikuti penataran.
7. Mempersipkan surat keputusan Kepala Sekolah tentang proses KBM, surat tugas,
sura tkuasa, dan lain – lain.
Jika seorang guru mampu melaksanakan segala tugasnya dalam pendidikan serta
mampu berperan di dalam tata administrasi sekolah, dapat dikatakan guru tersebut
mampu memenuhi tuntutan profesionalisme seorang guru.

Adapun peranan guru dalam Administrasi pendidikan yang sesuai dengan klasifikasinya
yaitu :

a) Administrasi kurikulum :

Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam pengertian secara sempit
kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan
dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah
kepada siswa, selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu. Undang-undang nomor 2
tahun 1989 mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar-mengajar. Adapun peran guru dalam administrasi kurikulum yaitu menyusun sebuah
kurikulum sebagai pedoman proses kegiatan belajar dan mengajar dalam sebuah instansi
guna mensukseskan dan memperlancar kegiatan yang bermanfaat di instansi tersebut.

b) Administrasi Kesiswaan :
Menurut Sutisna (1991 :46), (dalam Mohammat Syaifuddin, 2007 : 2.38) tugas guru
dalam administrasi siswa adalah :

1. Menyeleksi siswa baru,


2. Menyelengarakan pembelajaran,
3. Mengontrol kehadiran siswa,
4. Melakukan uji kompetensi akademik / kejuruan,
5. Melaksanakan bimbingan karier serta penelusuran lulusan.
Guru harus menyadari bahwa kepuasan peserta didik dan orang tuanya serta
masyarakat, merupakan indikator keberhasilan sekolah.

c) Administrasi Kepegawaian (administrasi personal) :

Dalam administrasi kepegawaian ini lebih difokus kepada guru sebagai pegawai
negri. Pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau disertai tugas Negara lainnya yang ditetapkan
berdasarkan suatu perundang-undangan yang berlaku. Seorang calon guru bisa menjadi
seorang pegawai negeri jika telah melalui rekrutmen guru. Menurut Ibrahim Bafadal, 2006 :
21 rekrutmen merupakan satu aktivitas manajemen yang mengupayakan didapatkannya
seorang atau lebih calon pegawai yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu
atau melaksanakan tugas tertentu di sebuah lembaga

Adapun peran guru dalam administrasi kepegawaian yaitu :

 Membuat buku induk pegawai


 Mempersiapkan usul kenaikan pangkat pegawai negeri, prajabatan, Karpeg, cuti
pegawai, dan lain – lain.
 Membuat inventarisasi semua file kepegawaian, baik kepala sekolah, guru, maupun
tenaga tata administrasi.
 Membuat laporan rutin kepegawaian harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
d) Administrasi Keuangan

Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun demikian, guru
diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini meskipun menambah beban mereka,
juga memberikan kesempatan untuk ikut serta mengarahkan pembiayaan itu untuk perbaikan
proses belajar mengajar. Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib
administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Beberapa peran guru dalam administrasi keuangan ini meliputi:

1. Membuat file keuangan sesuai dengan dana pembangunan.


2. Membuat laporan data usulan pembayaran gaji, rapel ke Pemerintah Kota.
3. Membuat pembukuan penerimaan dan penggunaan dana pembangunan.
4. Membuat laporan dana pembangunan pada akhir tahun anggaran.
5. Membuat laporan Rancangan Anggaran Pendapatan Bantuan Sekolah ( RAPBS ).
6. Membuat laporan tribulan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ).
7. Menyetorkan pajak PPN dan PPh.
8. Membagikan gaji atau rapel.
9. Menyimpan dan membuat arsip peraturan keuangan sekolah.
e) Administrasi Sarana/Prasarana Sekolah :

Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda yang bergerak maupun tidak
bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan belajar-mengajar baik secara
langsung maupu tidak langsung. Administrasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan
keseluruhan perencanaan pengadaaan, pendayagunaan dan pengawasan prasarana peralatan
yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dapat dicapai. Salah satu contoh sarana dan prasarana pendidikan yang langsung digunakan
dalam pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala macam
sarana yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran guna menopang
pencapaian hasil belajar (Sudarma dan Parmiti, 2007 : 5)

Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah:

1. Terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran


2. Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang
digunakan guru.
3. Pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa

Anda mungkin juga menyukai