Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Nama : Diajeng Ayu Berliana


NIM : 21502241009
Mata Kuliah : Praktik Elektronika Dasar
Dosen : Dr. Sri Waluyanti, M.Pd
Tanggal praktik : 23 November 2021
Judul Job : DIAC TRIAC

A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan prinsip kerja dan sifat Bistabel Multivibrator
2. Menjelaskan prinsip kerja dan sifat-sifat Astabel Multivibrator
3. Menjelaskan prinsip kerja dan sifat-sifat Monostabel Multivibrator

B. Alat dan Bahan


1. Laptop / PC
2. Internet
3. Browser (Firefox, Chrome, Opera)
4. Mouse
5. Simulator Falstad https://www.falstad.com/circuit/circuitjs.html

C. Gambar Kerja
1. Rangkaian Astabel Multivibrator

Gambar 1. Gambar Kerja Astabel Multivibrator


https://tinyurl.com/yybcuzxz
2. Rangkaian Bistabel Multivibrator

Gambar 2. Gambar Kerja Bistabel Multivibrator


https://tinyurl.com/y5q8fpbw

3. Rangkaian Monostabel Multivibrator

Gambar 3. Gambar Kerja Monostabel Multivibrator


https://tinyurl.com/y4bw77p4
D. Data dan Pembahasan
1. Rangkaian Astabel Multivibrator
a. Bentuk gelombang pada keluaran kolektor,base dari transistor
Q1 juga kolektor dan base kolektor Q2
Tabel 1. Pengamatan Astabel Multivibrator 1
Keluaran VC1 VB1 VC2 VB2
Amplitudo 4,39 V 703 mV 4,421 V 703 mV
Perioda 0,0249 s 0,0249 s 0,0249 s 0,0249 s

Bentuk
Glb

Frekuensi 40,064 Hz 40,064 Hz 40,064 Hz 40,064 Hz

b. Ganti RB2 dan RB1 5 KΩ


Tabel 2. Pengamatan Astabel Multivibrator 2
Keluaran VC1 VB1 VC2 VB2
Amplitudo 5V 696 mV 5V 696 mV
Perioda 0,145 s 0,145 s 0,145 s 0,145 s
Bentuk
Glb
Frekuensi 6,89 Hz 6,89 Hz 6,89 Hz 6,89 Hz

c. Ganti RB1 = 10 KΩ
Tabel 3. Pengamatan Astabel Multivibrator 3
Keluaran VC1 VB1 VC2 VB2
Amplitudo 5V 697 mV 5V 696,9 mV
Perioda 0,196 s 0,196 s 0,196 s 0,196 s
Bentuk
Glb
Frekuensi 5,1 Hz 5,1 Hz 5,1 Hz 5,1 Hz

d. Bentuk gelombang ketika dipasangkan kapasitor 100µF pada


keluaran

Dengan dipasangi kapasitor 100µF pada keluaran,bentuk


gelombang outputnya menjadi seperti gigi gergagi.

e. Masing-masing RC di ganti dengan LED


LED tersebut akan menyala secara bergantian.Dapat di katakan
juga, LED akan otomatis melakukan reset secara bergantian.
2. Rangkaian Bistabel Multivibrator
Tabel Kebenaran Bistabel Multivibrator
Set Reset H Inv H
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 1 1 1

3. Rangkaian Monostabel Multivibrator


a. Tabel Pengamatan Multivibrator
Titik Pengukuran RC1 C1 T/Perioda Amplitudo
VCE1 1k 18 µF 0,002 s 1,718 V
VCE1 10k 18 µF 0,14 s 1,715 V
VCE1 10k 22 µF 0,16 s 1,715 V

b. Mengganti saklar dengan sumber tegangan gelombang kotak


dengan frekuensi 1kHz. Dalam percobaan ini,monostabel
dimaksud sebagai frekuensi devider.
Bentuk Gelombang Input dan Output Monostabel Multivibrator
yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data gambar bentuk gelombang input dan output


tersebut, dapat diketahui faktor pembaginya adalah 6.
Maka setiap keluaran monostabel akan mewakili 6 sinyal trigger
Misal sinyal input (trigger) tersebut frekuensi nya 600 Hz ,
maka frekuensi sinyal output dari monostabel tersebut adalah
100Hz.

c. Ganti R dari 10k menjadi 5k , C 22 µF dengan 10 µF. Frekuensi


sinyal masukan diatur sebesar 500 Hz.
Jika dihitung sesuai range yang terbentuk oleh dua garis merah
yang digambarkan diatas,maka faktor pembagi nya adalah 3.

E. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan cara kerja Astabel Multivibrator
a. Apa pengaruh perubahan RB terhadap sinyal keluaran
Apabila nilai RB diubah nilainya menjadi semakin besar ,maka
frekuensi yang dihasilkan semakin kecil. RB bersifat sebagai
penghambat arus,maka untuk nilai tunda akan sebanding dengan
nilai resistor. Semakin besar nilai resistor,maka nilai tunda akan
semakin lama (Nilai perioda semakin besar) dan nantinya
panjang gelombang akan semakin semakin besar.

b. Apa yang terjadi ketika RB1 tidak sama dengan RB2


Apabila RB1 tidak sama dengan RB2 ,bentuk gelombang output
yang dihasilkan menjadi tidak simetris. Bias transistor Q1
terhubung dengan RB1,sedangkan bias transistor Q2 terhubung
dengan RB2.Apabila nilai RB1 lebih besar dibandingkan nilai
RB2,maka frekuensi yang dihasilkan oleh transistor Q1 lebih
kecil dibanding frekuensi yang dihasilkan oleh transistor Q2.
Dengan begitu, bentuk gelombang output yang dihasilkan
transistor Q1 lebih lebar dibandingkan bentuk gelombang output
yang dihasilkan transistor Q2. Semakin besar panjang
gelombangnya,maka perioda waktu yang dibutuhkan juga tentu
semakin besar (semakin lama).

2. Jelaskan cara kerja Bistabel Multivibrator


a. Perbedaan mendasar apa antara Bistabel dengan Astabel
Multivibrator yaitu Multivibrator Astabil adalah rangkaian yang
secara otomatis beralih di antara dua keadaan/kondisi secara
terus menerus tanpa adanya pulsa eksternal sebagai pemicu
untuk pengoperasiannya. Multivibrator Astabil ini juga sering
disebut dengan Multivibrator Free Running karena multivibrator
jenis ini menghasilkan keluaran gelombang persegi yang
continue atau berubah status/kondisi dengan sendirinya setelah
beberapa interval waktu yang telah ditentukan. Dengan
demikian ,multivibrator astabil tidak memiliki keadaan stabil
yang berjalan bergantian kondisi terus menerus antara dua
keadaan/kondisi dalam menghasilkan gelombang pulsa pada
frekuensi tetap.
Sedangkan Multivibrator Bistabil memiliki dua kondisi
stabil.Multivibrator jenis ini membutuhkan dua pulsa pemicu
untuk mengubah status/keadaanya.Multivibrator ini tidak dapat
mengubah status/keadaanya apabila tidak menerima input dari
pemicu.
b. Jelaskan bagaimana mekanisme pengaruh pemberian masukan
logic 1 pada Set terhadap hasil keluaran
Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal set atau dalam
kata lain Set diberi masukan logic 1,maka transistor Q1 akan
berada pada daerah aktif,sedangkan transistor Q2 akan berada
pada daerah cut-off. Transistor Q1 akan mendapat panjar maju
dari kaki basis yang terhubung dengan input Set.Dengan begitu
transistor Q1 akan konduksi dan LED yang terhubung dengan
input VCC dan transistor Q1 akan menyala,sedangkan pada
Reset tidak diberi sinyal input sebagai pemicu,dengan begitu
,transistor Q2 dalam kondisi cutoff ,hal tersebut menyebabkan
LED yang terhubung dengan transistor Q2 tidak akan
menyala,karena jika reset tidak diberikan sinyal untuk
pemicu,maka VCC tidak akan memberikan arus maksimal ,hal
itu akan menyebabkan LED yang terhubung dengan Q2 tidak
menyala.
c. Jelaskan bagaimana mekanisme pengaruh pemberian masukan
logic 1 pada Reset terhadap hasil keluaran
Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal reset atau dalam
kata lain Reset diberi masukan logic 1,maka transistor Q2 akan
berada pada daerah aktif,sedangkan transistor Q1 akan berada
pada daerah cut-off. Transistor Q2 akan mendapat panjar maju
dari kaki basis yang terhubung dengan input Reset.Dengan
begitu transistor Q2 akan konduksi dan LED yang terhubung
dengan input VCC dan transistor Q2 akan menyala,sedangkan
pada Set tidak diberi sinyal input sebagai pemicu,dengan begitu
,transistor Q1 dalam kondisi cutoff ,hal tersebut menyebabkan
LED yang terhubung dengan transistor Q1 tidak akan
menyala,karena jika set tidak diberikan sinyal untuk
pemicu,maka VCC tidak akan memberikan arus maksimal ,hal
itu akan menyebabkan LED yang terhubung dengan Q1 tidak
menyala.

3. Jelaskan bagaimana prinsip kerja Monostabel Multivibrator


a. Jelaskan bagaimana mekanisme pemberian trigger dapat
memaksa perubahan keluaran
Pada saat saklar di hubungkan ,pada saat itu juga trigger
dilakukan. Pemicuan masukan dapat keseluruhan pulsa transisi
detak dari rendah ke tinggi atau transisi pulsa dari tinggi ke
rendah bergantung pada satu tembakan. Untuk dapat mengatur
lamanya waktu pulsa keluaran dengan menggunakan kombinasi
kapasitor C1 dan tahanan RC1. Semakin besar nilai kapasitor
C1 dan tahanan RC1,maka pulsa keluaran akan membutuhkan
waktu yang lama untuk menahan transistor pada daerah aktif.

b. Jelaskan bagaimana Monostabel Multivibrator dalam


implementasi sebagai frekuensi devider
Ketika saklar yang digunakan pemicu diganti dengan sumber
tegangan gelombang kotak dengan frekuensi tertentu,pada saat
itu juga,rangkaian monostabel multivibrator bekerja sebagai
frekuensi devider. Gelombang keluaran monostabel
multivibrator akan mewakili beberapa sinyal input yang
digunakan sebagai trigger. Lebar denyut yang dikeluarkan oleh
multivibrator tergantung pada nilai harga R dan C.
Semakin besar nilai R dan C ,maka denyut yang dikeluarkan
oleh multivibrator akan semakin lebar. Semakin lebar denyut
yang dikeluarkan oleh multivibrator ini,maka akan semakin
banyak sinyal input trigger yang terwakilkan,dalam kata
lain,nilai faktor pembaginya akan semakin besar karena semakin
banyak sinyal input trigger yang diwalikkan oleh tiap denyut
keluaran multivibrator

c. Bila Monostabel Multivibrator menggunakan R=56 kΩ dan C =


18 µF,diberi masukan trigger 1 kHz

Maka setiap keluaran monostabel akan mewakili 34 sinyal


trigger.

F. Kesimpulan
1. Multivibrator Bistable
Pada awal rangkaian diaktifkan,kedua transistor berada dalam
keadaan aktif karena tidak ada kapasitor. Jika ada masukan denyut
pemicu dari terminal Set ,maka transistor Q1 akan berada pada
daerah aktif ,sedangkan transistor Q2 akan berada pada daerah
cutoff. Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal Reset,maka
transistor Q2 akan berada pada daerah aktif,sedangkan transistor Q1
akan berada pada daerah cutoff.

Sifat-sifat mutivibrator bistable yaitu memiliki 2 keadaan


stabil,diaplikasikan untuk rangkaian flip-flop

2. Multivibrator Astable
Keadaan 1
a. Q1 menahan tegangan kaki R1 dan C1 yang terhubung pada
kolektor di 0V.
b. Kapasitor C1 diisi melalui R2 hingga tegangan basis Q2
mencapai 0,6V
c. R3 menaikkan tegangan basis-emitor Q1,tetapi dioda basis-
emitor Q1 menahan tegangan basis pada taraf 0,7V
d. R4 mengisi muatan C2 hingga mencapai tegangan sumber VCC
yang waktu pengisiannya lebih cepat dari waktu pengisian C1
e. Karena tegangan basis-emitor mencapai 0,7V,maka Q2 aktif dan
menahan tegangan kaki R4 dan C2 yang terhubung pada
kolektor Q2 di 0V
f. Tegangan basis-emitor Q1 akan menurun kurang dari 0V,yang
mengakibatkan Q1 nonaktif
g. R1 dan R2 akan mengisi muatan kapasitor hingga mencapai
tegangan sumber VCC akan tetapi dioda basis-emitor Q2
menahan tegangan basis-emitor pada taraf 0,7V

Keadaan 2
Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1,dimana pada
keluaran awal Q1 nonaktif,sedangkan Q2 aktif. Siklus pengisian
dan pengosongan akan berulang jika tegangan basis transistor
mencapai 0,6 V.

Sifat-sifat multivibrator monostable yaitu mempunyai 2 keadaan


yang tidak stabil,dapat diaplikasikan untuk pembangkit gelombang
kotak, untuk menghasilkan bentuk gelombang yang simetris dibuat
R1=R4,R2=R3 dan C1=C2 dengan R2>>R1.

3. Multivibrator Monostable
Keadaan tidak stabil
a. Jika diberi suatu denyut masukan pada basis ,maka kapasitor
akan mengosongkan muatan karena tegangan pada titik
sambungan R3 dan R4 adalah 0V,sehingga tegangan basis dari
Q2 berada dibawah tegangan ground (0V) ,yang menyebabkan
Q2 berada dalam daerah cutoff sehingga Q2 nonaktif.
b. Arus basis Q1 akan naik dengan cepat mencapai nilai 0,7V
akibat tidak adanya kapasitor pada R3,sehingga Q1 berada
dalam daerah aktif dalam waktu yang relatif singkat dan
keadaan ini merupakan keadaan tidak stabil.
Keadaan stabil (Q2 aktif)
a. Kapasitor C1 akan diisi muatannya oleh R1 dan R2 sehingga
arus basis Q2 akan naik mencapai 0,7 V , dan akibatnya Q2
berada dalam daerah aktif yang menandakan bahwa
multivibrator dalam keadaan stabil.
b. Saat C2 berada dalam keadaan jenuh,jika ada suatu denyut
masukan pada basis Q2,maka siklus pengosongan dimulai
kembali hingga Q1 kembali aktif

Sifat-sifat multivibrator monostable yaitu memiliki satu kondisi


stabil dan satu kondisi tak stabil,terdapat mesukan trigger untuk
mengubah keadaan stabil ke kondisi tak stabil,keadaan stabil akan
menjadi tak stabil apabila diberikan trigger negatif pada komponen
yang sedang aktif. Dapat diimplementasikan sebagai frekuensi
devider.

Anda mungkin juga menyukai