A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan prinsip kerja dan sifat Bistabel Multivibrator
2. Menjelaskan prinsip kerja dan sifat-sifat Astabel Multivibrator
3. Menjelaskan prinsip kerja dan sifat-sifat Monostabel Multivibrator
C. Gambar Kerja
1. Rangkaian Astabel Multivibrator
Bentuk
Glb
c. Ganti RB1 = 10 KΩ
Tabel 3. Pengamatan Astabel Multivibrator 3
Keluaran VC1 VB1 VC2 VB2
Amplitudo 5V 697 mV 5V 696,9 mV
Perioda 0,196 s 0,196 s 0,196 s 0,196 s
Bentuk
Glb
Frekuensi 5,1 Hz 5,1 Hz 5,1 Hz 5,1 Hz
E. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan cara kerja Astabel Multivibrator
a. Apa pengaruh perubahan RB terhadap sinyal keluaran
Apabila nilai RB diubah nilainya menjadi semakin besar ,maka
frekuensi yang dihasilkan semakin kecil. RB bersifat sebagai
penghambat arus,maka untuk nilai tunda akan sebanding dengan
nilai resistor. Semakin besar nilai resistor,maka nilai tunda akan
semakin lama (Nilai perioda semakin besar) dan nantinya
panjang gelombang akan semakin semakin besar.
F. Kesimpulan
1. Multivibrator Bistable
Pada awal rangkaian diaktifkan,kedua transistor berada dalam
keadaan aktif karena tidak ada kapasitor. Jika ada masukan denyut
pemicu dari terminal Set ,maka transistor Q1 akan berada pada
daerah aktif ,sedangkan transistor Q2 akan berada pada daerah
cutoff. Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal Reset,maka
transistor Q2 akan berada pada daerah aktif,sedangkan transistor Q1
akan berada pada daerah cutoff.
2. Multivibrator Astable
Keadaan 1
a. Q1 menahan tegangan kaki R1 dan C1 yang terhubung pada
kolektor di 0V.
b. Kapasitor C1 diisi melalui R2 hingga tegangan basis Q2
mencapai 0,6V
c. R3 menaikkan tegangan basis-emitor Q1,tetapi dioda basis-
emitor Q1 menahan tegangan basis pada taraf 0,7V
d. R4 mengisi muatan C2 hingga mencapai tegangan sumber VCC
yang waktu pengisiannya lebih cepat dari waktu pengisian C1
e. Karena tegangan basis-emitor mencapai 0,7V,maka Q2 aktif dan
menahan tegangan kaki R4 dan C2 yang terhubung pada
kolektor Q2 di 0V
f. Tegangan basis-emitor Q1 akan menurun kurang dari 0V,yang
mengakibatkan Q1 nonaktif
g. R1 dan R2 akan mengisi muatan kapasitor hingga mencapai
tegangan sumber VCC akan tetapi dioda basis-emitor Q2
menahan tegangan basis-emitor pada taraf 0,7V
Keadaan 2
Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1,dimana pada
keluaran awal Q1 nonaktif,sedangkan Q2 aktif. Siklus pengisian
dan pengosongan akan berulang jika tegangan basis transistor
mencapai 0,6 V.
3. Multivibrator Monostable
Keadaan tidak stabil
a. Jika diberi suatu denyut masukan pada basis ,maka kapasitor
akan mengosongkan muatan karena tegangan pada titik
sambungan R3 dan R4 adalah 0V,sehingga tegangan basis dari
Q2 berada dibawah tegangan ground (0V) ,yang menyebabkan
Q2 berada dalam daerah cutoff sehingga Q2 nonaktif.
b. Arus basis Q1 akan naik dengan cepat mencapai nilai 0,7V
akibat tidak adanya kapasitor pada R3,sehingga Q1 berada
dalam daerah aktif dalam waktu yang relatif singkat dan
keadaan ini merupakan keadaan tidak stabil.
Keadaan stabil (Q2 aktif)
a. Kapasitor C1 akan diisi muatannya oleh R1 dan R2 sehingga
arus basis Q2 akan naik mencapai 0,7 V , dan akibatnya Q2
berada dalam daerah aktif yang menandakan bahwa
multivibrator dalam keadaan stabil.
b. Saat C2 berada dalam keadaan jenuh,jika ada suatu denyut
masukan pada basis Q2,maka siklus pengosongan dimulai
kembali hingga Q1 kembali aktif