LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN 14
KARAKTERISTIK SWITCHING TRANSISTOR
Dibimbing oleh :
Disusun oleh
Zulkifli
1920401418
1
Praktikum Elektronika Analog
1
PERCOBAAN 14
KARAKTERISTIK SWITCHING TRANSISTOR
14.1 Tujuan
1. Memahami prinsip transistor sebagai piranti switching.
2. Memahami karakteristik switching transistor.
VCC
VCC
Vin
0V
(a) (b)
Transistor OFF
Pada Gambar 1a, tegangan input Vin = 0V, sehingga junction basis-emitter belum mengalami
forward bias. Oleh karena itu, transistor berada pada daerah cut-off. Pada kondisi ini, semua arus
pada transistor sangat kecil atau dengan kata lain arus-arus transistor mendekati nol.
Tegangan VCE pada rangkaian tersebut sama dengan tegangan VCC dikurangi tegangan jatuh
pada resistor RC.
V€E(cutoff) = V€€ − I€R€
Karena arus kolektor mendekati nol, tegangan jatuh pada resistor RC (IC RC) juga mendekati
nol. Sehingga tegangan kolektor-emitter:
𝑉CE(cutoff) ≅ 𝑉CC
Transistor ON
Pada Gambar 1b, junction basis-emitter diberi forward bias dan arus basis di desain cukup
besar untuk menjadikan arus kolektor mencapai nilai saturasiya. Sehingga transistor berada pada
daerah saturasi. Tegangan kolektor-emitter saturasi sangat kecil atau mendekati nol atau seolah-olah
abtara kolektor-emitter seperti switch dalam keadaan ON (Switch tertutup). Tegangan jatuh pada
resistor RC akan sama dengan VCC.
𝐼C(cat) 𝑉CC
𝑅C = sehingga: 𝐼C(cat)
2
Praktikum Elektronika Analog
1
R C
VCC
=
Besar arus basis, IB minimum untuk mengkondisikan trasistor ke daerah saturasi dihitung
dengan persamaan
I
IB(min) C(sat )
dc
dalam disain, biasanya digunakan IB yang lebih besar daripada IB(min) dengan faktor 2 hingga
10 yang disebut overdrive factor.
Diantara karakteristik penting dari switching transistor adalah kecepatan transisi kondisi
transistor dari OFF ke ON dan sebaliknya. Kecepatan transisi ini dalam datasheet dinyatakan dengan
waktu, diantaranya turn-on time (ton) dan turn-off time (toff). Semakin kecil waktunya, artinya
semakin cepat perubahan transisi kondisi transistor. Semakin cepat transisinya, maka transistor dapat
digunakan pada rangkaian digital dengan frekuensi clock yang lebih tinggi.
14.3 Komponen dan Peralatan
1. DC power supply 1 buah
2. Osiloskop 1 buah
3. Function Generator 1 buah
4. Project board 1 buah
5. Transistor 2N3904 1 buah
6. Resistor 1 K/0,5 Watt 1 buah
7. Resistor 6,8 K/0,5 Watt 1 buah
8. Kapasitor 1 uF/16 V 1 buah
9. Kabel jumper secukupnya
10. Kertas milimeter blok secukupnya
3
14.4 Diagram Rangkaian
Functi R VC
on E RL
B
Gen.
VCC
RL
C
VCC
VC
Func R E
tion B
Gen.
1hz
10hz
100hz
1hz 5V
10hz
100hz
Gambar
Frekuensi VCC Output VCE (Merah)
Sinyal Input (Biru)
1hz 12V
10hz
100hz
5V
1hz
10hz
100hz
3. Amati apa yang terjadi pada bentuk sinyal respon pulsa V CE ketika ditambahkan kapasitor
parallel dengan RB!
Dengan merubah nilai kapasitor paralel pada rangkaian akan mempengaruhi besar frekuensi
dan pulsa yang terjadi. Dengan nilai frekuensi pembangkit dan tegangan Vce tetap, semakin
besar nilai kapasitor pulsa atau frekuensi yang terjadi akan semakin kecil. Begitu pula
sebaliknya, semakin kecil nilai kapasitor maka frekuensi yang terjadi akan semakin besar.