Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI PENGUAT SATU TRANSISTOR DAN

PENGUAT BERTINGKAT

NAMA : GATRAJENIUSA ARIPRIMA

NIM : 061540341840

KELAS : 4 ELB

DOSEN PEMBIMBING : EVELINA GINTING, S.T ., M.Kom


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI KONSENTRASI MEKATRONIKA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017

Aplikasi Penguat Satu Transistor


dan Penguat Bertingkat
Gatrajeniusa Ariprima1, Evelina,S.T.,M.Kom.2
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139
1
gatrajeniusaariprima@gmail.com
2
evelina_ginting13@yahoo.com

AbstractPenguat adalah suatu peranti yang berfungsi menguatkan daya sinyal masukan. Salah satu
syarat yang dituntut pada penguat adalah bahwa sinyal keluaran harus tepat benar bentuknya
seperti sinyal masukan, hanya saja amplitudo-nya lebih tinggi.Transistor dapat berfungsi sebagai
penguat sinyal. Jika sinyal AC dipasang pada masukan akan mengakibatkan perubahan arus pada
keluarannya. Jika resistor beban dipasang. Sinyal keluaran yang dihasilkan dapat lebih besar dari
sinyal masukannya. Pembesaran sinyal ini disebut sebagai penguatan.

Keywords: Transistor, Penguatan, Amplitudo, Sinyal Masukan.

I. PENDAHULUAN Pada perkembangan zaman saat ini telah


ditemukan banyak sekali kemajuan terutama pada
bidang elektronik, Salah satunya transistor dimana
penerapannya digunakan sebagai penguatan. Pada
jurnal ini menjelaskan tentang prinsip kerja
transistor pada penguatan 1 transistor dan Menentukan penguatan tegangan
penguatan bertingkat. Tegangan keluaran (VC) adalah :

II. LANDASAN TEORI


V C = Ic . Rc (Ic Ie)
Transistor dapat berfungsi sebagai = Ic . Rc (Ic Ie)
penguat sinyal. Jika sinyal AC dipasang pada
masukan akan mengakibatkan perubahan arus
pada keluarannya, jika resistor beban dipasang. Tegangan masukan (VB) adalah :
Sinyal keluaran yang dhasilkan dapat lebih besar
dari sinyal masukkan. Pembesaran sinyal ini
disebut sebagai penguatan. Hal ini tentunya
Vb = Vbe + Ie . Re
terjadi jika transistor diberi bias (tegangan DC)
dengan benar = Ie . re' + Ie . Re
Prinsip dasar transistor sebagai penguat = Ie (re' + Re) re <<Re
adalah arus kecil pada basis mengontrol arus yang
lebih besar dari kolektor melewati transistor.
Transistor berfungsi sebagai penguat ketika arus
basis berubah. Perubahan kecil arus basis
mengontrol perubahan besar pada arus yang
mengalir dari kolektor ke emitter. Pada saat ini
transistor berfungsi sebagai penguat. Dan dalam
pemakiannya transistor juga bisa berfungsi
sebagai saklar dengan memanfaatkan daerah
penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan
(cut-off).. Penguatan tegangan untuk transistor

Dalam percobaan ini, akan dilakukan Konfigurasi common emitor dapat dihitung
pengukuran terhadap penguat transistor dengan secara pendekatan
konfigurasi emittor bersama, sehingga base
sebagai masukan, sedangkan kolektor sebagai
keluaran (Gambar 2.1). dalam pembahasan Vc
Av =
perlu diperhatikan komponen-komponen yang Vb
dapat mempengaruhi sinyal AC untuk itu
ie.Rc
rangkaian penguat dapat digambarkan sebagai =
berikut. ie. Re
Rc
=
Re
Gambar 2.1

Untuk rangkaian penguat AC, pada umumnya


Untuk sinyal AC sumber tegangan dan dipasang kapasitor langsung pada resistor emitor
kapasitor dianggap hubung singkat (diganti yang berfungsi untuk memperbesar pengutan
dengan tahanan dalamnya). Tegangan AC dasar tegangan. Dalam pemakaian, secara umum,
pada penguat adalah tegangan kolektor terhadap diperlukan suatu penguat sinyal dengan penguat
ground (VC), tegangan emittor (VE), dan yang ckup besar sehingga diperlukan beberapa
tegangan basis (VB). penguat diskrit yang dihubungkan. Untuk
penggabungan penguat-penguat ini diperlukan - Penguat CE satu tingkat
komponen penghubung yang disebut kopling.
Kopling yang banyak dijumpai untuk penguat sinyal
dengan frekuensi di atas 10Hz adalah jenis kopling 1. Rangkailah rangkaian seperti pada
RC (resistance kapasitance kopling). kapasitor Gambar 2.1
kopling mempunyai sifat melewatkan sinyal AC
tetapi menghalangi tegangan DC. Ini perlu untuk 2. Atur tegangan catu daya 12V dan
hubungkan ke rangkian.
mencegah bergesernya titik kerja (Q point)
transistor. Penguatan tegangan peguat bertingkat ini 3. Pasang generator fungsi pada masukan,
merupakan perkalian antara tingkat pertama dan atur pada frekuensi 1Khz dengan
kedua. amplitudo 50 mVp-p
Av = A1.A2 4. Amati bentuk gelombang masukan dan
keluaran. Berapakah beda fasenya. Beda
fase =
II. METODE PRAKTIKUM
5. Ukur tegangan masukan dan keluarannya

A. Komponen yang Digunakan 6. Berapakah penguatan tegangannya


7. Lepaskan kapasitor 470F pada emiter
1. Catu daya DC 8. Ulangi pengukuran tegangan masukan dan
2. Generator Fungsi. keluarannya.

3. Osiloskop 9. Berapakah penguatan tegangannya

4. Multimeter 10. Pasangkan kembali kapasitor pada emittor,


naikkan amplitudo generator fungsi
5. Transistor BC 550 sampai tegangan keluaran mulai distrosri
6. Kapasitor 4,7 F (terpotong).

7. Resistor 10K, 47K ,150 11. Ukur tegangan masukan dan keluarannya
serta hitung penguatannya.
8. Resistor 1K dan 3K3
12. Matikan semua peralatan yag diperlukan.
9. Potensiometer 220
10. Papan percobaan
- Penguat RC dua tingkat
11. Kawat penghubung
12. Kapasitor 100 F
1. Rakitlah rangkaian seperti pada Gambar
13. Kapasitor 470F 2.2.
2. Atur tegangan catu daya 12 V dan
hubungkan ke rangkaian.
3. Pasang generator fungsi pada masukan,
atur pada frekuensi 1 kHz dengan
amplitudo 100 mVp-p.
4. Ukur tegangan masukan dan keluaran
TR1 dan keluaran TR2.
5. Hitung penguatan daari TR1 dan TR2 dan
B. Prosedur Perancangan
penguat bertingkat.
6. Dengan menggunakan multimeter ukurlah dengan simbol Omega(). Sesuai hukum Ohm
tegangan DC padaa base emiter dan bahwa resistansi berbanding terbalik dengan
colektor emiter masing-masing transistor. jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain
nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki
7. Gantilah R15K (pada base TR2) dengan R nilai yang lain seperti nilai toleransi dan
3k3. kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
8. Amati gambar keluaran dengan osiloskop, tersebut penting untuk diketahui dalam
gambarkan. perancangan suatu rangkaian elektronika oleh
karena itu pabrikan resistor selalu
9. Ulangi pengukuran pada langkah 6.
mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
10. Kembalikan lagi R1,5K sehingga
tegangan keluaran menjadi tidak ditorsi.
Gambar Simbol dan Jenis Resistor
11. Ukurlah frekuensi respon penguat dengan
mengukur tegangan keluaran sebagai
fungsi dari frekuensi untuk tegangan B. Kapasitor
masukan kostan.
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga
dengan Kondensator (Condensator) adalah
Komponen Elektronika Pasif yang dapat
menyimpan muatan listrik dalam waktu
sementara dengan satuan kapasitansinya
adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut
diambil dari nama penemunya yaitu Michael
Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari
Inggris. Namun Farad adalah satuan yang
sangat besar, oleh karena itu pada umumnya
Kapasitor yang digunakan dalam peralatan
Elektronika adalah satuan Farad yang
dikecilkan menjadi piko Farad, Nano Farad
Gambar Simbol dan Polaritas Transistor dan Micro Farad.

A. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang III. METODOLOGI PENELITIAN
berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang A. Peralatan
sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk
salah satu komponen elektronika dalam kategori 1. Power Supply +5VDC berfungsi
komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi sebagai sumber tegangan DC.
suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan
2. Generator Fungsi berfungsi untuk
menciptakan gelombang listrik.
Gelombang ini bisa berulang-ulang atau
satu kali yang dalam kasus ini semacam
sumber pemicu diperlukan, secara
internal ataupun eksternal.

3. Osiloskop 2 kanal berfungsi


memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari biasanya
digunakan untuk mengamati bentuk
gelombang yang tepat dari sinyal listrik.
4. Multimeter berfungsi untuk mengukur 9. Berapakah penguatan
tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan tegangannya
(resistansi). Av =
10. Pasangkan kembali kapasitor
5. Kabel Penghubung berfungsi sebagai pada emiter, naikkan amplitudo
penghubung komponen dengan generator fungsi sampai
komponen pada rangkaian. tegangan keluaran mulai
distorsi(terpotong).
6. Papan Percobaan. 11. Ukur tegangan masukan dan
keluarannya serta hitung
penguatannya
B. Komponen
Vin =
1. Transistor BC550 Vout =
2. Resistor10K, 47K,150 1 Av =
buah
12. Matikan semua peralatan yang
3. Resistor 1K dan 3k3 2 buah diperlukan.
4. Kapasitor 4,7F 3buah, 100F 2
buah, 470F 1 buah b. Penguat RC dua tingkat
5. Potensiometer 220 1. Rakitlah rangkaian seperti
gambar 4.2.
2. Atur tegangan catu daya 12 V
C. Prosedur percobaan dan hubungkan ke rangkaian.
3. Pasang generator fungsi pada
a. Penguatan CE satu tingkat masukkan, atur pada frekuensi 1
KHz dengan amplitudo 100
1. Rakitlah rangkaian seperti mVp-p
gambar 4.1 4. Ukur tegangan masukan dan
2. Atur tegangan catu daya 12 V keluaran TR1 dan tegangan
dan hubungkan ke rangkaian. keluaran TR2
3. Pasang generator fungsi pada
masukkan, atur pada frekuensi 1 Vin =
KHz dengan amplitudo 50 mVp-
p. Vout1 =
4. Amati bentuk gelombang Vout2=
masukan dan keluaran.
Berapakah beda fasenya. 5. Hitung penguatan dari TR1 dan
Beda fase = TR2 dan penguatan bertingkat
5. Ukur tegangan masukan dan Av 1=
keluarannya Av 2 =
Av =
Vin = 6. Dengan menggunkan multimeter
Vout = ukurlah tegangan Dc pada base
emiter dan colector emiter
6. Berapakah penguatan masing-masing transistor
tegangannya VCE1= ,VCE2=
Av = VBE1= ,VBE2=
7. Lepaskan kapasitor 470F pada 7. Gantilah R15K (pada base TR2)
emiter dengan R3K3
8. Ulangi pengukuran tegangan 8. BerapakahAmati gambar
masukan dan keluarannya keluaran dengan osciloscope.
9. Ulangi pengukuran pada langkah
Vin = 6
Vout = VCE1= ,VCE2=
VBE1= ,VBE2=
10. Kembalikan lagi R15K sehingga (setelah kapasitor 470F dilepas)
tegangan keluaran menjadi tidak
distorsi Vinput = 200 mV= 0,2 V
11. Ukurlah frekuensi respon
Voutput = 300 mV = 0,3 V
penguat dengan mengukur
tegangan keluaran sebagai 0,05
Av = 1,5
fungsi dari frekuensi untuk 0,08
tegangan masukan konstan.
(setelah kapasitor dipasang kembali
pada emiter)
D. Gambar Rangkaian
Vinput = 210 mV= 0,21 V
1. Penguat CE Satu Tingkat
Voutput = 1V
1
Av = 4,76
0,17

2. Penguat RC Dua Tingkat


Channel 1 Masukan = 100 mV
Channel 2 Keluaran = 100 mV
Vinput = 180 mV= 0,18 V
Voutput1 = 220mV = 0,22 V
2. Penguat RC Dua Tingkat
Voutput2 = 120 mV = 0,12 V
0,32
Av1 = 1,22
0,18

0,24
Av2 = 0,67
0,18

Frekuensi V in V out Av
IV. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA
(Hz)
100 160 mV 200 mV 1,25
1. Penguatan Konfigurasi Base
Bersama 300 160 mV 210 mV 1,3

Channel 1 Masukan = 200 mV 500 160 mV 210 mV 1,3


1k 180 mV 220 mV 1,22
Channel 2 Keluaran = 300mV
3k 140 mV 220 mV 1,57
Vinput = 200 mV= 0,2 V
5k 130 mV 230 mV 1,76
Voutput = 1000 mV = 1 V
10k 120 mV 230 mV 1,9
0,5
Av = 5
0,05

Beda Fasa = 00
V. ANALISA

Dalam percobaan ini membahas mengenai


penguat dasar transistor 1 tingkat dan penguat transistor
bertingkat, berdasarkan data yang didapat dari
pengukuran dapat diketahui bahwa transistor dapat
dibuat menjadi 3 pengutat dasar yaitu Konfigurasi Base
bersama, Konfigurasi Emitor bersama, dan Konfigurasi
Kolektor bersama. Pada rangkaian ini menggunakan
konfigurasi emiter bersama. dimana kaki basis
digroundkan lalu input dimasukkan ke basis dan
output diambil pada kaki kolektor. Sambungan
emiter-base diberi bias maju oleh Ebe, sedangkan
sambungan dari ( Ece-Ebe) dimana Ece > Ebe.
Masukan dihubungkan lewat elektroda base,
sedangkan keluaran diambil dari kolektor, sehingga
untuk memperoleh penguatan arus pada rangkaian
itu adalah perbandingan perubahan arus kolektor Arus dan tegangan DC pada rangkaian di
terhadap perubahan base. Untuk rangkaian ini atas dapat dipahami dengan mengingat prinsip dasar
mempunyai penguatan cukup besar ( hfe<1). kita yang diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum
mengatur tegangan catu daya menjadi 12 Volt dan Kirchoff I tentang arus dan Hukum Kirchoff II
pasang generator fungsi pada input dengan tentang tegangan. Sesaat setelah catu daya diberikan
frekuensinya 1KHz, serta amplitudo 50 mVp-p, R1 arus listrik mengalir dari kutub positip VCC masuk
bersama-sama R2 membentuk rangkaian seri resistor R1 dan R2 dan selanjutnya menuju kutub
resistor yang dihubungkan ke catu daya (power negatif Gnd. Sesuai prinsip Hukum Ohm, arus
supply). Rangkaian seri ini menghasilkan tegangan listrik yang mengalir melalui R1 akan menimbulkan
drop pada ujung-ujung kakinya yang diberikan tegangan drop pada R1 tersebut dan demikian juga
kepada transistor untuk membuat transistor bekerja arus yang mengalir pada R2 menimbulkan drop
dan mengalirkan arus listrik melalui transistor. R3 tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1
yang dipasangkan pada kaki kolektor berfungsi selanjutnya kita sebut VR1 dan drop tegangan pada
untuk membatasi besar arus yang boleh mengalir R2 kita sebut VR2. Terminal atau kaki resistor yang
masuk ke kaki kolektor. Pembatasan arus masuk ke lebih dekat ke arah kutub positif baterei bernilai
kolektor agar tidak melewati batas maksimum arus lebih positif dibandingkan dengan terminal yang
yang boleh masuk ke kaki kolektor agar tidak cenderung dekat ke arah kutub negatif.
merusakkan transistor yang bersangkutan. R4 yang
dipasangkan pada kaki emitor berfungsi untuk
membatasi besar arus yang boleh mengalir masuk
ke kaki emitor. Pembatasan arus masuk ke
emitor agar tidak melewati batas maksimum arus
yang boleh masuk ke kaki emitor agar tidak
merusakkan transistor yang bersangkutan. C1 yang
dipasang pada rangkaian input berfungsi untuk
menolak (mem blok) arus searah dari terminal
masukan agar tidak masuk ke rangkaian tetapi
meneruskan arus bolak-balik dari terminal masukan
untuk diteruskan masuk ke dalam rangkaian dan
dikuatkan. C2 yang dipasang pada rangkaian output
berfungsi untuk menolak (mem blok) arus searah
pada rangkaian dibagian keluaran agar tidak masuk
VI. KESIMPULAN
ke rangkaian tetapi meneruskan arus bolak-balik
yang sudah dikuatkan untuk diteruskan masuk ke
rangkaian penguat berikutnya. C3 yang dipasang
1. Prinsip yang di pakai didalam transistor
paralel terhadap resistor Emitor berfungsi sebagai
sebagai penguat yaitu arus kecil pada
jalan pintas (by pass) arus sinyal bolak-balik (ac)
basis dipakai untuk mengontrol arus
sehingga sinyal ac tersebut (yang sesuai dengan
yang lebih besar yang diberikan ke
sinyal masukan yang dikuatkan) tidak perlu
kolektor melalui transistor tersebut.
melewati resistor emitor yang bernilai cukup besar.
Dari sini bisa kita lihat bahwa fungsi
Dengan demikian diperoleh arus sinyal bolak-balik
dari transistor adalah hanya sebagai
yang besar dan menghasilkan tegangan sinyal yang
penguat ketika arus basis akan berubah.
besar pula di keluaran (output).
Perubahan arus kecil pada basis inilah
yang dinamakan dengan perubahan
Transistor dalam rangkaian penguat ini
besar pada arus yang mengalir dari
berfungsi melipatgandakan arus yang kecil di
kolektor ke emitter.
bagian masukan (basis) menjadi jauh lebih besar
(sesuai kemampuantransistor) di bagian keluaran 2. Tujuan utama dari penguat bertingkat
(emitor kolektor). Perubahan-perubahan pada arus adalah untuk mendapatkan penguatan
basis ini juga dirasakan sebagai perubahan- daya yang besar tanpa terjadi kecacatan
perubahan yang lebih besar di bagian keluaran. pada outputnya. Susunan penguat
bertingkat dapat berupa hubungan
antara masing-masing susunan penguat
satu dengan yang lain, misalnya CB
dengan CE; CE dengan CC; CE dengan
CE dan sebagainya disesuaikan tujuan
dari penguat.

VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Elektronika Dasar. [Online]. Available:


http://elektronika-
dasar.web.id/Pengertian-Transduser
[2](2017)http://skemaku.com/fungsi-transistor-
pada-rangkaian-elektronika
[3](2017)https://id.wikipedia.org/wiki/Transist
or
[4](2017)http://elektronikadasar.web.id/definisi
-kapasitor/
[5](2017)http://zonaelektro.net/resist
or-karakteristik-nilai-dan-
fungsinya/
[6]https://sekolahelektronika.wordpr
ess.com/2012/11/03/penguat-1-
tingkat-dengan-transistor/
[7]http://sekolahtechno.blogspot.co.i
d/2015/03/penguat-dasar-
transistor-dan-penguat.html

Anda mungkin juga menyukai