Disusun oleh:
1 D4 Elektronika B
1. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami rangkaian common basis pada Bipolar Junction Transistor
(BJT).
2. Mengukur nilai tegangan dan arus input – output pada rangkaian common basis.
3. Memahami dan menganalisa karakteristik input dan karakteristik output pada rangkaian
common basis.
2. TINJAUAN TEORI
2.1 Dasar pengoperasian BJT
Terdapat dua jenis konstruksi dasar BJT, yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p. Untuk jenis n-p-
n, BJT terbuat dari lapisan tipis semikonduktor tipe p dengan tingkat doping yang relatif
rendah, yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor tipe n. Bagian di tengah disebut “basis”
(base), salah satu bagian tipe n (biasanya mempunyai dimensi yang kecil) disebut “emitor”
(emitter) dan yang lainnya sebagai “kolektor” (collector). Secara skematik kedua jenis
transistor diperlihatkan pada Gambar 4.1. Tanda panah menunjukkan kaki emitor.
Gambar 4.1
a. Transistor n-p-n b. Transistor p-n-p
Untuk jenis n-p-n, transistor terdiri dari dua sambungan p-n yang berperilaku seperti diode.
Setiap diode dapat diberi bias maju (forward bias) atau bias mundur (reverse bias),sehingga
transistor dapat memiliki empat mode pengoperasian. Salah satu mode yang banyak
digunakan pada BJT disebut “mode normal”, dimana BJT dioperasikan pada daerah aktif
yaitu sambungan emitor-basis mendapatkan bias maju dan sambungan kolektor-basis
mendapatkan bias mundur. Gerakan pembawa muatan pada transistor n-p-n ditunjukkan
pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
a. Mode Normal Pada BJT N-P-N b. Arah Gerak Pembawa Muatan
Karakteristik DC dari BJT dapat diprediksi dengan melihat aliran pembawa muatannya.
Pada BJT baik pembawa muatanmayoritas maupun pembawa muatan minoritasmempunyai
peranan yang samapentingnya. Pemberian bias maju pada sambungan emitor – basis akan
menurunkan potensial barrier sehingga elektron dapat melakukan injeksi ke daerah basis
dimana pada daerah
ini miskin elektron (minoritas). Pemberian bias mundur pada sambungan kolektor – basis
akan meningkatkan potensial barriernya, namun karena daerah basis sangat tipis, hampir
semua elektron yng terinjeksi ke basis dari emiter akan masuk ke daerah kolektor.
Dengan proses pabrikasi transistor yang benar, sebagian besar elektron dari emitor akan
mencapai kolektor, kurang lebih 99 – 99,9% elektronyang terinjeksi berhasil mencapai
sambungan basis-kolektor (menunjukkan besarnya faktor α, biasanya berharga sekitar 0,9 -
1).
iC = iE 4.1
VVBE
iE = I O e T − 1 4.2
Dimana Io adalah arus saturasi yang muncul karena adanya efek thermal (fungsi temperatur),
harganya sangat bervariasi dari satu transistor ke transistor yang lainwalaupun tipe dan
pabriknya sama. Sedang VTsebesar25 mV pada temperatur ruang.
Hampir seluruh elektron emitor berdifusi ke daerah basis dan menghasilkan arus
kolektor, dimana harganya lebih besar dari arus basis.
iC = iB 4.3
iE = iC + iB 4.4
Dari penjelasan diatas, beberapa hal yang dapat dicatat tentang BJT adalah sbb :
- Arus emitor ditentukan oleh tegangan emitor – basis dalam bentuk hubungan
eksponensial.
- Arus kolektor besarnya hampir sama dengan arus emitor dan hampir tidak
dipengaruhi oleh tegangan kolektor - basisVCB jika VCB ≥ 0.
- Arus basis iBmerupakan bagian yang sangat kecil dari arus kolektor iCdengan faktor
perbandingan sebesar β.
- Dibandingkan dengan FET, BJT dapat memberikan penguatan yang jauh lebih
besar dan respon frekuensi yang lebih baik.
2.2 Karakteristik input common basis
Rangkaian transistor seperti pada Gambar 4.3 disebut konfigurasi basis bersama
(common base) karena basis digunakan bersama untuk terminal masukan maupun keluaran
(common terminal).
E B C IE IC
IE IC E C
n p n
V EE V CC
V EE V CC B
IB IB
4. PROSEDUR
4.1 Pengukuran karakteristik input common basis
IE
RE RC
E C
mA
V EE V CC
VBE V VCB V
B
V EE V CC
VCB V
B
IC (mA)
VCB (volt)
IE = 1 mA IE = 5 mA IE = 8 mA
9. PERTANYAAN
1. Tunjukkan hubungan antara α dan β pada transistor BJT.
Jawab:
Dengan menggabungkan ekspresi untuk kedua Alpha, α dan Beta, β hubungan matematis
antara parameter ini dan oleh karena itu arus gain dari transistor dapat diberikan sebagai:
Di mana: " Ic " adalah arus yang mengalir ke terminal Collector, " Ib " adalah arus yang mengalir
ke terminal Base dan " Ie " adalah arus yang mengalir keluar dari terminal Emitter.
3. Terangkan mengapa pada karakteristik input common base, semakin besar tegangan VCB
arus input iE semakin besar pada tegangan input VBE yang sama.
Jawab:
Semakin besar tegangan VCB arus input IE semakin besar pada tenganan input VBE yang
sama, hal ini terjadi karena pengaruh dari sumber tenganan VCC yang mengatur besarnya
tegangan pada voltmeter VCB, dan pada IE besarnya arus yang mengalir di pengaruhi oleh
besarnya sumber arus pada VCC, selain dari itu hal lain yang menyebapkan semakin besar
tegangan VCB arus input IE semakin besar pada tegangan VBE yang sama adalah besarnya
tegangan dari VCB di pengaruhi oleh besarnya IE, sehngga jika arus pada IE kecil maka tegangan
pada VBE juga mengecil.
10. TUGAS
1. Hitunglah harga α berdasar hasil percobaan saudara. Dari hasil perhitungan α tersebut,
hitunglah harga β – nya. Bandingkan harga α dan β perhitungan dengan data sheet
transistor. Berikan analisanya.
JAWAB
Alpha ( α )
• Dalam analisa DC, besarnya arus 𝐼𝐶 berkaitan dengan besarnya arus 𝐼𝐸 yang
diakibatkan adanya pembawa mayoritas
• Hubungan ini disebut dengan alpha ( α )
𝑰𝒄
α= 𝑰𝑬
Beta ( β )
• Dalam analisa DC, besarnya arus 𝐼𝐶 dan 𝐼𝐵 direlasikan dengan sebutan beta ( β )
• Dalam datasheet, β𝑑𝑐 biasa dituliskan sebagai ℎ𝐹𝐸.
𝑰𝒄
β= 𝑰𝑩
Hubungan antara α dan β
𝛃 𝛂
𝛼= 𝛽= 𝐼𝐸 = (𝛽 + 1)𝐼B
𝛃+𝟏 𝛂 −𝟏
IC (mA)
VCB
𝑰𝒄 𝜶 𝑰𝒄 𝜶 𝑰𝒄 𝜶
IE = 1 α= 𝑰𝑬 β=𝟏−𝜶 IE = 5 α=𝑰𝑬 β=𝟏−𝜶 IE = 8 α= 𝑰𝑬 β=𝟏−𝜶
(volt)
mA mA mA
0.74
0.72
0.7
0.68
0.66
0.64
0.62
VCB(Volt)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
16
14
12
10
0
0 0.2 0.4 0.5 0.7 0.8 1 5 9 10
IE(mA)