Disusun Oleh :
Amik Tri Suprianto
11-2018-060
(Program Studi Teknik Elektro)
Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh Program Strata Satu
Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung
Disusun oleh:
Praktikan Asisten 1
Asisten 2
i
DAFTAR ISI
(Hal)
A. Penyearah Terkendali................................................................................ 1
A. Penyearah Terkendali................................................................................ 7
ii
2.4.1. Prinsip Kerja ............................................................................... 12
2.4.2. Parameter-Parameter.................................................................... 14
2.4.3. Tegangan Keluaran....................................................................... 15
2.4.4. Arus Masukan Ia,Ib,Ic ................................................................. 16
2.4.5. Faktor Daya Masukan .................................................................. 17
iii
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 35
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Thyristor ................................................................................................ 7
v
Gambar 4.5. Hasil Simulasi Kendali Tegangan AC 30° ............................................ 41
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Percobaan Penyearah Terkendali ............................................................... 36
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penyearah Terkendali
1.1. Latar Belakang
Semi konverter merupakan konverter satu kuadran dan hanya memiliki satu
polaritas tegangan dan arus keluaran. Sedangkan konverter penuh merupakan
konverter dua kuadran yang dapat memiliki tegangan keluaran baik positif dan
negatif. Akan tetapi keluaran arus dari konverter hanya dapat berharga positif.
Untuk dual konverter, beroperasi pada empat kuadran yangdapat menghasilkan
tegangan dan arus keluaran berharga positif maupun negatif.
Semi konverter satu fasa merupakan salah satu jenis konverter yang banyak
digunakan dalam industri skala kecil, industri rumah tangga, peralatan kantor dan
sebagainya, seperti pada motor induksi satu fasa, pengontrol heater, pengontrol
pencahayaan lampu, pengontrol putaran motor kipas angin dan lain-lain. Sedangkan
untuk konverter tiga fasa banyak digunakan pada industri skala besar seperti motor
induksi tiga fasa, variable speed drivers dengan daya.
1
Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.
Converter digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik.
Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut
agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Thyristor sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat
luas. Ada beberapa macam rangkaian penyearah terkendali dengan menggunakan
thyristor, diantaranya : penyearah terkendali satu fasa setengah gelombang (Half-
Wave Converter), penyearah terkendali satu fasa gelombang penuh (Full-Wave
Converter), penyearah terkendali tiga fasa setengah gelombang (Half-Wave
Rectifier), penyearah terkendali tiga fasa gelombang penuh (Full-Wave Rectifier).
2
1.3. Rumusan Masalah
1. Metoda pustaka dan studi literature, Studi literatur adalah metoda yang
dilakukan dengan membaca, mencatat dan mempelajari sumber-sumber
kepustakaan yang erat hubungannya dengan topik yang penulis sajikan.
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan
masalah, data dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan Penyearah
Terkendali
BAB III : Metodologi
Menguraikan tentang alat-alat praktikum, prosedur percobaan,
dan data hasil pengamatan
BAB IV : Analisa
Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan
pengolahan data yang dilakukan, serta menguraikan pertanyaan-
3
pertanyaan yang terdapat dalam Modul Praktikum Penyearah
Terkendali
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Menguraikan tentang kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh
dari praktikum yang telah dilakukan dan Saran mengenai hal-hal
yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada saat praktikum.
B. Kendali Tegangan AC
1.1. Latar Belakang
4
b. Mengetahui tipe-tipe kendali tegangan AC
c. Mengetahui gelombang input dan gelombang uotput untuk tiap percobaan
1.3. Rumusan Masalah
1. Metoda pustaka dan studi literature, Studi literatur adalah metoda yang
dilakukan dengan membaca, mencatat dan mempelajari sumber-sumber
kepustakaan yang erat hubungannya dengan topik yang penulis sajikan.
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan
masalah, data dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan Kendali
Tegangan AC
BAB III : Metodologi
Menguraikan tentang alat-alat praktikum, prosedur percobaan,
dan data hasil pengamatan
BAB IV : Analisa
Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan
pengolahan data yang dilakukan, serta menguraikan pertanyaan-
5
pertanyaan yang terdapat dalam Modul Praktikum Kendali
Tegangan AC
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Menguraikan tentang kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh
dari praktikum yang telah dilakukan dan Saran mengenai hal-hal
yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada saat praktikum.
6
BAB II
TEORI DASAR
A. Penyearah Terkendali
2.1. Thyristor
Thyristor adalah komponen semi konduktor untuk pensaklaran yang
berdasarkan pada struktur PNPN. Komponen ini memiliki kestabilan dalam
dua keadaan yaitu on dan off serta memiliki umpan-balik regenerasi
internal.Thyristor memiliki kemampuan untuk mensaklar arus searah (DC)
yaitu jenis SCR, maupun arus bolak-balik (AC), jenis TRIAC.
7
Konstruksi dasar thyristor adalah konstruksi 4 layer PNPN seperti yang
ditunjukkan pada gambar-1a. Jika dipilah, konstruksi ini dapat dilihat
sebagai dua buah konstruksi junction PNP dan NPN yang tersambung di
tengah seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP
dan NPN yang tersambung pada masingmasing kolektor dan base. Jika
divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka konstruksi thyristor ini
dapat diperlihatkan seperti pada gambar berikut.
8
Jika keadaan ini tercapai, maka konstruksi yang demikian todak lain
adalah konstruksi dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat
yang demikian, disebut bahwa thyristor dalam keadaan ON dan dapat
mengalirkan arus dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.
Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi
suplai tegangan dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar
diatas. Apa yang terjadi pada lampu ketika tegangan dinaikkan dari nol. Ya
betul, tentu saja lampu akan tetap padam karena lapisan N-P yang ada
ditengah akan mendapatkan reversebias (teori dioda). Pada saat ini disebut
thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau
sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan
reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan
hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu arus
mulai dapat mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya.
Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover Vbo thyristor.
9
2.3. Jenis-Jenis Thyristor
1. Thyristor SCR
SCR merupakan jenis thyristor yang terkenal dan paling tua,
komponen ini tersedia dalam rating arus antara 0,25 hingga ratusan
amper, serta rating tegangan hingga 5 kvolt. Struktur dan simbol
dari SCR dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah :.
2. Thyristor Triac
Triac dapat dianggap sebagai dua buah SCR dalam struktur
kristal tunggal, dengan demikian maka Triac dapat digunakan
untuk melakukan pensaklaran dalam dua arah (arus bolak balik,
AC). Simbol dan struktur Triac adalah seperti ditunjukan dalam
gamabr dibawah :
10
3. Thyristor Diac
Kalau dilihat strukturnya seperti gambar-8a, DIAC bukanlah
termasuk keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia
digolongkan sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP
mirip seperti transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat
tipis sehingga elektron dengan mudah dapat menyeberang
menembus lapisan ini.Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat
cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk
menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga
dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga dalam
beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.
11
Simbol dari DIAC adalah seperti yang ditunjukkan pada
gambar-8b. DIAC umumnya dipakai sebagai pemicu TRIAC agar
ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi. Contohnya
adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar-9.
12
bagian bawah (thyristor 4, 6, dan 2).
Lo
T1 T3 T5
V3
V2
B eban
Co
V1
T4 T6 T2
13
pasangan thyristor yang konduksi secara bersamaan, maka urutan
penyalaan thyristor-thyristor tersebut adalah 1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-6,
6-1. prosedur ini diulang terus, selama masih ada pulsa-pulsa
penyalaan diberikan pada thyristor, dimana dihasilkan sebanyak 6
gelombang kerut untuk setiap perioda penuh jala-jala AC dengan
frekuensi fd = 6 x 50 Hz = 300 Hz pada keluaran penyearah jembatan
3 fasa terkendali penuh.
2.4.2 Parameter-parameter
Adapun parameter-parameter pada penyearah terkendali penuh 3
fasa biasanya digunakan sebagai acuan dalam menentukan
karakteristik penyearah. Parameter-parameter tersebut antara lain
adalah:
1) Tegangan keluaran rata-rata (Vd) untuk half wave.
1
Vd V max.Sin .d
V max
1 cos
2 2
Vh Vrms 2
Vd 2 ……………………..(2)
Vh
RF ………………………..(3)
Vd
14
Po
PF ……………………….(4)
Pi
15
2.4.4 Arus Masukan Ia, Ib, Ic.
I a t 2.I h Sinht h
h 1
2 2
I t Cosht(t ) n Sinh 3 Sinh
1 1 4
ah
d
0 0
2 2
I t Sinhtt n Sinh 3 Cosh
1 1 4
bh
d
0 0
h
Ih
1
ah 2
bh 2 2 2 Id
h
Sin
3
2
Dan harga efektif dari arus fundamental adalah:
6
Is1 Id 0,779 Id
16
Arus masukan saluran efektif adalah:
5 6
2
Is 2
Id t = Id
2
0,8165 Id
2 6
3
THD1 s 1
I s1
17
B. Kendali Tegangan AC
• Kontrol on-off
• Kontrol sudut fasa
18
tegangan dan arus untuk dari sebuah aplikasi tertentu, pemakaian TRIAC
lebih banyak digunakan teknik komutasi thyristor, karena komutasi saris dan
natural. tidak ada rangkaian komutasi tambahan dan rangkaian untuk
pengontrol tegangan ac-nya sangat sederhana. Karena bentuk gelombang
keluaran yang alami, analisis turunan dari persamaan eksplisit untuk kinerja
parameter rangkaian tidak sederhana, khususnya untuk konverter terkontrol
sudut fasa dengan beban RL. Agar mudah, beban resistif digunakan pada bab
ini untuk membandingkan kinerja dari berhagai konfigurasi. Meskipun
demikian, beban yang lebih sering digunakan adalah jenis RL dan harus
dipertimbangkan ketika merancang dan menganalisis pengontrol tegangan ac.
n
k disebut sebagai duty cycle
nm
19
2.3 Prinsip Kerja Kontrol Fasa
Prinsip dari kontrol fasa dapat dijelaskan berdasarkan pada Gambar.
Energi mengalir ke beban dikontrol dengan menunda sudut tembak thyristor
T1. Gambar mengilustrasikan pulsa-pulsa gerbang thyristor T1 dan bentuk
gelombang tegangan masukan dan keluaran. Dengan adanya diode D1,
daerah kontrol terbatas dan rms efektif tegangan keluaran hanya dapat
bervariasi antara 70.7 dan 100%. Tegangan keluaran dan arus masuk tidak
simetris dab megnandung komponen dc. Jika ada sebuah trafo masukan akan
dapat menyebabkan problem kejenuhan. Rangkai ini adalah Pengontrol
setengah gelombang satu fasa dan cocok hanya untuk beban resistif berdaya
rendah, seperti pemanasan pencahayaan. Karena aliran daya dikontrol oleh
setengah gelombang positif tegangan masukan, jenis Pengontrol tipe ini
disebut juga dengan Pengontrol banyak arah (unidirectional) Jika vs = Vm
20
menyebutnya bahwa thyristor akan terhubung bila tegangan anodenya lebih
tinggi daripada katodenya dan terjadi firing. Pada saat thyristor mulai
terhubung, ia akan off hanya bila arusnya nienjadi nol.
Jika Vs adalah nilai rms untuk tegangan fasa masukan dan kita
mendefinisikan tegangan fasa masukan berturutan adalah
vAN = 2 VS sin t
2
vBN = 2 VS sin t
3
4
vCN = 2 VS sin t
3
vAB = 6 VS sin t
6
vBC = 6 VS sin t
2
7
vCA = 6 VS sin t
6
21
Perlu diketahui bahwa interval konduksi yang ditunjukkan pada Gambar 6-8
oleh garis putus-putus tidak berskala, tetapi memiliki lebar yang sama yaitu
30°. Untuk 0 60°, baik dua atau tiga divais dapat dihubungkan pada
waktu bersamaan dan kombinasi yang mungkin adalah (1) dua thyristor dan
satu diode, (2) satu thyristor dan satu diode, dan (3) satu thyristor dan dua
diode. Jika tiga divais dihubungkan, operasi tiga fasa yang normal terjadi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6-9a dan tegangan keluaran fasanya
sama dengan tegangan masukan fasa, misalnya,
Di samping itu, jika dua divais dihubungkan pada waktu bersamaan, arus
yang mengalir hanya melalui dua jalur sedangkan jalur ke tiga dianggap
sebagai rangkaian terhuka. Tegangan jalur ke jalur akan muncul melalui dua
terminal dari beban seperti ditunjukkan pada Gambar 6-9b. dan tegangan fasa
keluaran adalah satu setengah tegangan jalur (misalnya bila terminal c
dibuka)
v AB 3 2 VS
van = sin t
2 2 6
22
disebahkan oleh fakta bahwa tegangan fasa keluaran dapat bergantung pada
tegangan masukan jalur ke jalur. Pada saat vAB menjadi nol pada t = 150°,
arus thyristor T1 dapat terus mengalir sampai vCA menjadi nol pada saat t
2100 dan sudut tunda = 210° memberikan tegangan (dan daya) keluaran nol.
23
Gambar 2.14. Beban resistif terhubung wye
vAN = 2 VS sin t
2
vBN = 2 VS sin t
3
4
vCN = 2 VS sin t
3
24
vAB = 6 VS sin t
6
vBC = 6 VS sin t
2
7
vCA = 6 VS sin t
6
Untuk 600 90°, hanya dua resistor terhubung pada suatu waktu.
Untuk 90° 1500, meskipun dua thyristor terhubung suatu waktu,
terdapat periode ketika tidak ada thyristor yang on. Untuk 1500, tidak ada
periode untuk dua thyristor terhubung dan tegangan keluaran naenjadi nol
untuk = 1500. Interval untuk sudut tunda adalah
25
BAB III
LANDASAN PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan data
Validasi Data
Tidak
Sesuai?
Iya
Pengolahan data
analisis
kesimpulan
selesai
26
3.1.2 Kendali Tegangan AC
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan data
Validasi Data
Tidak
Sesuai?
Iya
Pengolahan data
analisis
kesimpulan
selesai
27
3.2 Prosedur Laporan Praktikum Penyearah Terkendali
28
1. Pahami modul penyearah terknedali
2. Mulai merangkai di software PSIM sesuai dengan gambar diatas.
3. Atur nilai setiap komponen seperti di modul.
4. Atur juga nilai setiap komponen untuk 30°,60° dan 90°
5. Klik simulate lalu run simulate atau tekan f8.
6. Klik yang ingin ditampilkan lalu add-ok.
7. Setelah muncul sinyal klik add one screen.
8. Catat hasil dan isikan pada tabel pengamatan.
9. Srceen shot hasil simulasi
Tegangan masuk
𝑉𝑅+𝑉𝑆+𝑉𝑇
Vin =
3
Nilai resistansi
𝑉𝑖𝑛 2
R = 𝑃
Daya keluaran AC
Pac = Vrms x Irms
29
Effisiensi
Pdc
η = Pac x 100%
Faktor daya
Pdc
Pf = Pac
Tegangan keluaran AC
Vh = √𝑉𝑟𝑚𝑠 2 − 𝑉𝑑𝑐 2
Faktor riac
Vh
Pf = Vdc
3.2.5. Analisis
3.2.6. Kesimpulan
30
3.3 Prosedur Laporan Praktikum Kendali Tegangan AC
31
Dimana prosedurnya adalah :
32
3.3.4. Pengolahan data
Regulator AC 1 fasa
R= 484Ω
α = 0°
180−α 𝑠𝑖𝑛2α
Vo = Vin√ +
180 2𝑥180
𝑉𝑜
Io = 𝑅
Pout = Vo x Io
𝑉𝑜
PF = 𝑉𝑠
α = 30°
180−α 𝑠𝑖𝑛2α
Vo = Vin√ +
180 2𝑥180
𝑉𝑜
Io = 𝑅
Pout = Vo x Io
𝑉𝑜
PF = 𝑉𝑠
α = 60°
180−α 𝑠𝑖𝑛2α
Vo = Vin√ +
180 2𝑥180
𝑉𝑜
Io = 𝑅
Pout = Vo x Io
𝑉𝑜
PF =
𝑉𝑠
α = 90°
180−α 𝑠𝑖𝑛2α
Vo = Vin√ +
180 2𝑥180
𝑉𝑜
Io =
𝑅
Pout = Vo x Io
𝑉𝑜
PF = 𝑉𝑠
α = 120°
33
180−α 𝑠𝑖𝑛2α
Vo = Vin√ +
180 2𝑥180
𝑉𝑜
Io = 𝑅
Pout = Vo x Io
𝑉𝑜
PF = 𝑉𝑠
α = 150°
180−α 𝑠𝑖𝑛2α
Vo = Vin√ +
180 2𝑥180
𝑉𝑜
Io = 𝑅
Pout = Vo x Io
𝑉𝑜
PF = 𝑉𝑠
3.3.5. Analisis
3.3.6. Kesimpulan
34
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan Penyearah Terkendali
35
Percobaan penyearah terkendali 90°
Sudut Besar Vi Besar Vo Besar Io Gambar sinyal input (vi) Gambar sinyal output (vo)
Fasa (rms) (rms) (rms)
[V] [V] [A]
36
90° 380 380 0,784
Tegangan masuk
𝑉𝑅+𝑉𝑆+𝑉𝑇 380+380+380
Vin = = = 380 V
3 3
Nilai resistansi
𝑉𝑖𝑛 2 3802
R = = = 1444Ω
𝑃 100
Daya keluaran AC
Pac = Vrms x Irms = 427,62 x 0,3 = 128,28 W
Effisiensi
Pdc 70,22
η = x 100% = x 100% = 54,73%
Pac 128,28
37
Faktor daya
Pdc 70,22
Pf = Pac = 128,28 = 0,547
Tegangan keluaran AC
Tegangan masuk
𝑉𝑅+𝑉𝑆+𝑉𝑇 380+380+380
Vin = = = 380 V
3 3
Nilai resistansi
𝑉𝑖𝑛 2 3802
R = = = 1444 Ω
𝑃 100
Daya keluaran AC
Pac = Vrms x Irms = 398,48 x 0,27 = 107,58 W
Effisiensi
Pdc 43,62
η = Pac x 100% = 107,58 x 100% = 40,54%
38
Faktor daya
Pdc 43,62
Pf = Pac = 107,58 = 0,4
Tegangan keluaran AC
Tegangan masuk
𝑉𝑅+𝑉𝑆+𝑉𝑇 380+380+380
Vin = = = 380 V
3 3
Nilai resistansi
𝑉𝑖𝑛 2 3802
R = = = 1444 Ω
𝑃 100
Daya keluaran AC
Pac = Vrms x Irms = 268,7 x 0,18 = 48,36 W
Effisiensi
39
Pdc 18,81
η = x 100% = x 100% = 38,8%
Pac 48,36
Faktor daya
Pdc 18,81
Pf = Pac = 48,36 = 0,38
Tegangan keluaran AC
40
Percobaan kendali tegangan AC 30°
41
Percobaan kendali tegangan AC 90°
42
Percobaan penyearah terkendali 150°
Sudut Besar Besar Besar Gambar sinyal input (vi) Gambar sinyal output (vo)
Fasa Vi (rms) Vo (rms) Io (rms)
[V] [V] [A]
43
60° 220 197 0,26
R= 484Ω
α = 0°
180−α 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 α
Vo = Vin√ +
180 2 𝑥 180
180−(0) 𝑠𝑖𝑛2(0)
= 220√ + = 220 V
180 2 𝑥 180
44
𝑉𝑜 220
Io = = = 0,45 A
𝑅 484
α = 30°
180−α 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 α
Vo = Vin√ +
180 2 𝑥 180
180−(30) 𝑠𝑖𝑛2(30)
= 220√ + = 200,72 V
180 2 𝑥 180
𝑉𝑜 200,72
Io = = = 0,41
𝑅 484
α = 60°
180−α 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 α
Vo = Vin√ +
180 2 𝑥 180
180−(60) 𝑠𝑖𝑛2(60)
= 220√ + = 179,84 V
180 2 𝑥 180
𝑉𝑜 179,84
Io = = = 0,37 A
𝑅 484
α = 90°
180−α 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 α
Vo = Vin√ +
180 2 𝑥 180
180−(90) 𝑠𝑖𝑛2(90)
= 220√ + = 155,21 V
180 2 𝑥 180
𝑉𝑜 155,21
Io = = = 0,32 A
𝑅 484
45
α = 120°
180−α 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 α
Vo = Vin√ +
180 2 𝑥 180
180−(120) 𝑠𝑖𝑛2(120)
= 220√ + = 127,51 V
180 2 𝑥 180
𝑉𝑜 127,51
Io = = = 0,26 A
𝑅 484
α = 150°
180−α 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 α
Vo = Vin√ +
180 2 𝑥 180
180−(150) 𝑠𝑖𝑛2(150)
= 220√ + = 89,06 V
180 2 𝑥 180
𝑉𝑜 89,06
Io = = = 0,18 A
𝑅 484
46
BAB V
47
Setelah rangkaian dirubah menjadi Full Wave nilai menjadi kecil
4. Jelaskan fungsi dari setiap komponen yang ada pada rangkaian percobaan.
Jawab:
1. 3ph Sine : Sebagai sumber tegangan 3 fasa
2. Induktor : Sebagai penyimpan arus listrik didalam
medan magnet dan menahan arus bolak-balik AC
3. Current probe : Sebagai pengukur arus keluar dari
induktor dan rangkaian tersebut
4. Voltage Probe : Sebagai pengukur tegangan input dan
tegangan keluar pada rangkaian
5. Thyristor : Sebagai saklar elektronik pada rangkaian
6. Resistor : Sebagai tahanan dan mengatur arus dalam
rangkaian
48
7. Gating block : Untuk memberi nilai pada sinyal dengan
frekuensi tertentu
5. Apa yang terjadi jika nilai dari induktor dan resistor diubah-ubah (untuk
nilainya bebas). Sertakan gambar sinyal outputnya.
Jawab:
Nilai induktor dan resistor seperti modul Setelah nilai induktor dan resistor diperkecil
Dari percobaan dengan memperkecil nilai induktor dan resistor maka nilai Iout
dan Vout akan menjadi lebih kecil
49
Jawab: Dari pengolahan data dapat dibandingkan bahwa tegangan output yang
dihasilkan lebih besar dari hasil percobaan simulasi dikarenakan sedikit akan
kesalahannya dibandingkan secara teori karena ada proses pembulatan dan
terkadang ada kurang ketelitian dalam pembacaan nilainya.
5.2 Analisa
5.2.1 Analisa Penyearah Terkendali
Dari praktikum tentang penyearah terkendali dapat di analisa
bahwa dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan
teori/perhitungan dengan hasil simulasi bisa dilihat bahwa pengaruh sudut
penyalaan terhadap parameter penyearah berupa tegangan, arus dan daya.
Jika sudut penyalaan semakin besar hasil yang akan didapat pada Vdc,Idc,
Pdc, Vrms, Irms dan Pac akan semakin kecil begitupun sebaliknya jika
50
sudut penyalaan semakin kecil maka hasil dari Vdc,Idc, Pdc, Vrms, Irms
dan Pac mendapat hasil yang besar.
51
BAB VI
52
6.2. Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Tim Asisten Praktikum (2020), Modul Praktikum Penyearah Terkendali dan Kendali
Teknologi Nasional
54
LAMPIRAN
55
Percobaan Penyearah Terkendali
56
Percobaan Kendali Tegangan AC
57
Dokumentasi menampilkan diri serta PC yang dipakai
58