Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

RANGKAIAN COMMON BASE DENGAN BJT

WAHYU ADI PRATAMA SOEWANDI

3110181012

2 MEKATRONIKA A

ENDAH SURYAWATI NINGRUM

YASIN SETIO BUDI

10 SEPTEMBER 2019
PERCOBAAN 1
RANGKAIAN COMMON BASE DENGAN BJT
1. Tujuan:
Memahami karakteristik rangkaian common base/basis suatu BJT dengan pengukuran
beberapa parameter sehingga dapat diketahui sifat-sifatnya.

2. Dasar Teori
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Base
mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.

Gambar 1. Penguat common basis : Input antara emitor dan basis, output antara kolektor
dan basis

Konfigurasi seperti ini disebut konfigurasi penguat common-basis karena (power supply
disamping), sumber sinyal dan beban menetapkan atau menjadikan basis sebagai titik
koneksi common.
Penguat Common base mempunyai karakter sebagai berikut :
 Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga meminimalkan efek
umpan balik.
 Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk penguat
sinyal kecil (pre amplifier).
 Sering dipakai pada penguat frekuensi tinggi pada jalur VHF dan UHF.
 Bisa juga dipakai sebagai buffer atau penyangga
Karakteristik yang paling mencolok dari konfigurasi seperti ini adalah sumber sinyal input
membawa arus penuh emitor, seperti yang ditunjukkan oleh panah tebal pada gambar
ilustrasi yang pertama diatas. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa arus emitor
merupakan arus yang paling besar dari arus-arus yang lainnya dalam transistor, karena arus
emitor merupakan nilai penjumlahan dari arus basis dan arus kolektor.
Karena arus masukan (input) melebihi semua arus yang lain di sirkuit, termasuk juga arus
keluaran, keuntungan perolehan arus pada penguat ini akan kurang dari 1 (perhatikan
beban R (Rload) yang terhubung ke kolektor, sehingga arus yang dibawa akan menjadi sedikit
atau berkurang bila dibandingkan dengan sumber sinyal). Dengan kata lain, yang terjadi
bukannya memperkuat arus, melainkan memperlemah arus. Pada konfigurasi penguat
common-emitor dan common-kolektor, parameter yang terkait dengan keuntungan rasio
penguatan adalah β (beta). Namun dalam konfigurasi common-basis, yang digunakan
adalah parameter dengan basic yang lain: rasio antara arus kolektor dan arus emitor,
dimana perbandingan rasio ini akan selalu kurang dari 1. Dan nilai perbandingan ini disebut
rasio alpha (α).
Karena sudah jelas tidak bisa meningkatkan atau memperkuat arus sinyal, mungkin akan
tampak lebih masuk akal bila konfigurasi ini digunakan untuk meningkatkan tegangan sinyal.
Sebuah simulasi rangkaian dibawah ini akan menjelaskan asumsi tersebut benar atau tidak.

Analisis AC pada Penguat Common Base


Pada rangkaian ekivalen AC, dikenal 2 rangkaian dasar ekivalen AC yaitu:
1. Rangkaian dasar ekivalen AC model Ellbers-Moll
Model AC yang pertama kali adalah model Ebers-Moll yang berbentuk seperti huruf T.
Rangkaian ini menggunakan sinyal AC yang kecil, Dan menggunakan diode emitter sebagai
resistansi r’e dan diode colector sebagai sumber arus Ic.
2. Rangkaian dasar ekivalen Ac model h
Model rangkaian dasar ekivalen ac yang kedua adalah model h, pada rangkaian ini, saat
sinyal input AC dihubungkan dengan penguat transistor, ada tegangan basis-emiter AC Vbe
pada diode emitter. Sehingga transistor akan menghasilkan arus AC Ib, sehingga Sumber
tegangan AC akan mensuplay arus basis AC ini, sehingga penguat transistor dapat bekerja
dengan baik.
Selain rangkaian ekivalen AC , dikenal juga rangkaian ekivalen DC, Rangkaian Ekivalen DC
diperlukan untuk menentukan tegangan dan arus pada emiter, basis dan
kolektor. Rangkaian ekivalen ini diperoleh dengan menganggap semua kapasitor terbuka
sehingga dapat dihilangkan dari rangkaian.

3. Tinjauan Teori:
Suatu penguat common kolektor dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Rangkaian Common Base


Dengan menggunakan analisa ac-nya, rangkaian diatas dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 2. Rangkaian Ekivalen ac Penguat Common Base

Tegangan keluaran dari rangkaian sama dengan tegangan pada resistor beban (dalam
hal ini Rc), dimana tegangannya adalah :

Vo   I o RC    I c Rc 

Sedangkan arus keluaran adalah I o yang memiliki arah berlawanan dengan arus kolektor
atau Ic. Sesuai dengan transfer karakteristik masukkan dan keluaran (seperti pada
gambar 2., Ic adalah fungsi dari arus masukkan yaitu I e, melalui parameter Alpha ().
Sesuai dengan rumus berikut:

Vo  I e RC

Sedangkan adalah:
IC

Ie

Sehingga kita dapat menghitung penguatan tegangan melalui perbandingan tegangan


keluaran dan masukkan. Seperti pada gambar 2., tegangan masukkan sama dengan
tegangan pada resistor re, yaitu resistor pada dioda emitter yang disebabkan karena
masukkan tegangan ac (seperti pada percobaan 1.).

Vi V  Vo RC
Ie  dan Vo    i  RC Sehingga: Av  
re  re  Vi re

RC
Karena besarnya  hampir mendekati 1 maka dapat diabaikan. Av 
re
4. Peralatan Percobaan:
 DC Power Supply (2)
 DC mili Ammeter (2)
 Electronic Voltmeter (2)
 Function Generator (1)
 Breadboard
 Transistor 2SC535 / 2SC373 / 2SC828 / 2SC829
 RC=1k, 2k2, 3.3k, 4.7k
 RE=2.2k
 C1=10uF, C2=10uF
5. Rangkaian Percobaan:
Gambar 3. Rangkaian Common Base
6. Prosedur Percobaan:
A. Pengukuran Penguatan Tegangan
a. Dengan menggunakan gambar 3, rangkai rangkaian tersebut pada breadboard.
b. Atur function generator sebesar 100mV(rms) dengan frekuensi 1kHz, dan
hubungkan ke rangkaian.
c. Hati-hati pada saat memasang power supply ganda, tanyakan pada dosen atau
asisten untuk memastikannya!
d. Pasang RC=1k pada kolektor!
e. Dengan menggunakan electronic voltmeter (ac), ukur tegangan outputnya (ac)!
Vo
f. Dari hasil d, hitung penguatan tegangan-nya! ( Av  ) Dan isikan hasilnya
Vin
pada tabel 1!
g. Bandingkan dengan perhitungan secara teori:
RC 25mV
Av  ; dan re '
re Ic

h. Gantilah RC=1k berturut-turut dengan RC=2.2k, 3.3k dan 4.7k dan ulangi
langkah d, e dan f!
i. Setiap menggati nilai RC jangan lupa untuk mencatat harga arusnya.

B. Frekuensi Respon Suatu Penguat Tegangan


a. Dengan menggunakan gambar 3, rangkai rangkaian tersebut pada breadboard.
b. Pasang RC=1k pada kolektor!
c. Atur function generator sebesar 100mV(rms) dengan frekuensi 10Hz sampai
1MHz! Jagalah agar Vin selalu konstan 100mV!
d. Dengan menggunakan electronic voltmeter (ac), ukur tegangan outputnya (ac)!
Isikan hasilnya pada tabel 2!
e. Gambarkan kurva respon frekuensinya pada kertas semilog!

7. Tabel Pengukuran:
C. Pengukuran Penguatan Tegangan

Tabel 1. Penguatan Tegangan


Voltage Gain (Av)
RC ()
Pengukuran Perhitungan
1
2.2k
3.3k
4.7

D. Frekuensi Respon Suatu Penguat Tegangan

Tabel 2. Frekuensi Respon


Frekuensi (Hz) Vout Av=Vout / Vin
10
20
50
100
200
500
1K
2K
5K
10 K
20 K
50 K
100 K
200 K
500 K
1M

8. Tugas:
1. Dapatkan penurunan dari semua rumus yang dipakai pada modul percobaan ini.
2. Sebutkan contoh aplikasi dari rangkaian penguat Common Base dengan BJT,
Jelaskan cara kerjanya!

Anda mungkin juga menyukai