Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR

Efisiensi pada transformator satu fasa

Disusun Oleh:
Luthfi Riduan Akbar C010321063
Lutpi Nurrahman C010321064
Mangandar doli turnip C010321066
3C Teknik Listrik

Dosen Pengajar
IR. Purhani Burhan M.T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN ELEKTRO, PRODI D3 TEKNIK LISTRIK
2022/2023
I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, saudara diharapkan dapat:
1. Mengetahui cara kerja transformator satu fasa.
2. Mengerti konsep efisiensi pada transformator satu fasa.
3. Mampu mengukur efisiensi dari transformator satu fasa.

II. Pendahuluan
Data yang tercetak pada nameplate sebuah transformator adalah data nominal dari trafo
tersebut. Data tegangan, arus, daya, dan frekuensi merupakan data nominal. Pada semua
kasus konversi energy, rugi-rugi selalu timbul di transformator. Efisiensi didefinisikan
sebagai hubungan antara dua daya aktif, yaitu daya aktif pada lilitan sekunder dan daya
aktif pada lilitan dan inti. Rugi-rugi lilitan didefinisikan sebagai rugi-rugi tembaga,
dimana arus yang melewati lilitan akan mendisipasikan panas I2. R karena adanya
tahanan dalam pada lilitan. Rugi-rugi inti diklasifikasikan sebagagi rugi hysteresis dan
arus eddy. Rugi hysteresis terjadi karena adanya ketidakklinieran rangkaian magnetic dan
fluks bocor. Rugi-rugi arus eddy disebabkan oleh adanya arus pusar pada lempengan-
lempengan inti besi transformator.

Persamaan yang menggambarkan efisiensi dari transformator dapat dilihat dibawah ini.

atau

Pout adalah daya keluaran di lilitan sekunder trafo. Pin adalah daya masukan di lilitan
primer trafo. PVFe adalah daya yang hilang di inti besi ( rugi-rugi inti ). Dan PVCu adalah
daya yang hilang di lilitan ( rugi-rugi tembaga ). Efisiensi biasanya dituliskan dalam
notasi persentanse. Artinya persamaan di atas harus dikalikan dengan 100% untuk
mendapatkan nilai persentase yang dimaksud.

Ada dua cara untuk mengukur efisiensi dari transformator. Kedua cara itu akan dicoba
pada eksperimen ini. Cara pertama adalah dengan melakukan pengukuran langsung.
Pengukuran daya dilakukan langsung pada lilitan primer dan lilitan sekunder. Hasilnya
dibandingkan untuk mendapatkan nilai efisiensi. Daya masukan yang diberikan dalam
pengukuran cara langsung ini adalah nominal.

Untuk trafo berskala besar, cara ini jarang dipakai karena tidak ada perbedaan yang
signifikan antara daya input dengan daya output. Mengacu pada fakta tersebut, artinya
efisiensi untuk trafo berskala besar lebih tinggi dibandingkan dengan efisiensi pada trafo
berskala kecil. Sebagai ilustrasi, trafo dengan daya 100 W biasanya memiliki efisiensi
88%, sedangkan trafo dengan daya nominal 100 MW biasanya memiliki efisiensi 99%.

Cara kedua yang dapat dilakukan untuk mengatur efisiensi adalah dengan mengukur rugi-
rugi yang terjadi pada operasi trafo. Seperti telah dibahas sebelumnya, rugi-rugi trafo
meliputi rugi-rugi inti dan rugi-rugi tembaga. Pengukuran rugi-rugi inti dilakukan dengan
percobaan tanpa beban. Pada keadaaan tanpa beban, tidak ada arus yang mengalir di
lilitan sekunder sehingga tidak ada rugi lilitan di sekunder. Arus tanpa beban di primer
cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Maka dari itu, daya aktif yang terukur pada
keadaan tanpa beban ini menggambarkan rugi-rugi di inti besi transformator.

Pengukuran rugi-rugi tembaga dilakukan dengan percobaan hubung-singkat. Pada


percobaan ini, lilitan sekunder di hubung-singkat. Lilitan primer diberikan tegangan
suplai agar arus yang mengalir dililitan primer menunjukkan arus nominal. Tegangan
yang diberikan untuk menghasilkan arus nominal pada percobaan hubung-singkat ini
umunnya kurang dari 10% dari tegangan nominal. Karena tegangan suplai yang diberikan
cukup kecil, maka fluks magnetik yang dihasilkan sangat kecil. Secara praktis, rugi-rugi
besi yang muncul dapat diabaikan. Maka dari itu, daya aktif yang terukur pada percobaan
hubung singkat ini menggambarkan rugi-rugi tembaga dari sebuah transformator.

III. Buku Bacaan


Untuk membantu dan menambah waawasan pengetahuan tentang materi pada percobaan
ini, pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini :
1. Chapman. SJ. “Fundamentals of Electric Machines”, MC- Graw Hill Book
Company. New York : 1991
2. Nagrath, I.J., “Electric Machine”, Tata Mc-Graw Hill Book Company.
New Delhi: 1958.
3. Zuhal, “ Dasar Tenaga Listrik”, penerbit ITB. Bandung :1987
IV. Peralatan
Utama : Single phase Supply Unit
With FCCB PTE-052-02 1 Unit

: Variable Power Supply PTE-052-03 1 Unit


: Single Phase Transformer
EI Core PTE-052-04 1 Unit
: Single Phase Transformer
Toroidal Core PTE-052-05 1 Unit
: Power Meter 1 Phase PTE-052-08 1 Unit
: Load Transformer PTE-052-09 1 Unit
: Safety Connecting Leads

V. Langkah Kerja
1. Pengukuran efesiensi Transformator menggunakan inti trafo EI dengan cara langsung
a. Siapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan Gambar dibawah
ini.

b. Kemudian buatlah rangkaian pengawatan seperti gambar dibawah ini.

c. Setelah selesai merangkai, periksakan rangkaian pada instruktur/dosen.


d. Setelah di setujui instruktur/dosen, atur keluaran catu daya AC 1 Phasa agar tidak
menghasilkan tegangan ( tegangan keluaran = 0 Volt ).
e. Ubah posisi saklar utama ke posisi „ON‟ sehingga tercipta hubungan antara
sumber tegangan dengan lilitan primer trafo.
f. Atur posisi rheostat pada nilai tahanan maksimum.
g. Perbesar nilai tegangan keluaran dari catu daya hingga mencapai 230 Volt.
h. Kurangi resistansi dari beban sehingga arus yang mengalir di lilitan sekunder
menunjukkan Is = 0.9 A. ( Perhatikan nilai Is max.0.9 A ).
i. Catat besar daya output di lilitan sekunder ( Ps ) pada Tabel.
j. Kemudian putuskan sumber tegangan dengan cara memutar saklar utama ke
posisi “ OFF “.
k. Pindahkan Digital Power Meter ke sisi primer kemudian hubungkan kembali
sumber tegangan ke rangkaian dengan cara memutar saklar utama ke posisi „ON‟.
l. Catat daya input di lilitan primer ( Pp ) pada tabel kembali.
m. Setelah selesai, perbesar kembali resistansi beban ke posisi maksimal.
n. Kurangi tegangan suplai dari catu daya AC 1 fasa ke posisi 0 Volt, lalu putuskan
hubungan dengan rangkaian percobaan dengan cara memutar saklar utama ke
posisi “OFF”.
o. Selanjutnya kita akan melakukan percobaan serupa untuk trafo dengan
perbandingan tegangan 230:230. Memodifikasi rangkaian percobaan secukupnya
sehingga lilitan sekunder melliputi dua buah lilitan seri seperti pada gambar
dibawah ini.
p. Lakukan percobaan yang sama seperti sebelumnya, catat hasilnya pada tabel 1
dan tabel 2 berikut ini.
Tabel 1
Trafo dengan perbandingan tegangan 230 : 115

Vp (Volt) Ip (Amp.) Vs (Volt) Is(Amp.) Pin Pout


(Watt) (Watt)

230 0,350 110,9 0,611 0,080 0,067

Tabel 2
Trafo dengan perbandingan tegangan 230 : 230

Vp (Volt) Ip (Amp.) Vs (Volt) Is(Amp.) Pin Pout


(Watt) (Watt)

230 1,223 212,4 1,180 0,280 0,251

q. Hitung efesiensi untuk setiap perbandingan lilitan trafo dengan menggunakan


persamaan yang ada pada pendahuluan. Efesiensi adalah perbandingan antara
daya output dengan daya input dalam satuan persen. Isikan hasilnya pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3
V1 : V2 = 230 : 115

Pin (Watt) Pout (Watt) ℼ (%)

0,080 0,067 0,8375

Tabel 4
V1 : V2 = 230 : 230

Pin (Watt) Pout (Watt) ℼ (%)

0,280 0,251 0,8964

r. Percobaan selesai. Matikan rangkaian dengan meng-offkan catu daya tegangan


AC 1 fasa.
VI. Analisa
 Perbandingan dari 230 : 115
ℼ=
 Perbandingan dari 230 : 230
ℼ=

VII. Kesimpulan
1) Transformator yang dihubungkan dengans ebuah beban akan mengalirkan arus yang
lebih besar dibandingkan dengan keadaan tanpa beban.
2) Transformator memiliki tahanan dalam yang menyebabkan timbulnya jatuh tegangan
apabila ada arus yang cukup besar melalui lilitan trafo.
3) Adanya tahanan dalam tembaga menyebabkan rugi-rugi pada transformator yang
dinamakan rugi-rugi tembaga.

Anda mungkin juga menyukai