Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DIODA ZENER SEBAGAI REGULATOR TEGANGAN

Oleh :

Budris Ariwibowo 2214030026

Fastabiq Khoir Al B. 2214030038

Candra Mashuri 2214030068

D3 TEKNIK ELEKTRO - FTI


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini bisa
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangatlah kurang. Oleh kerena itu kami harap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.

Surabaya, Maret 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR…………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………..
1.3 Tujuan ………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………
2.1 Dioda Zener …………………………………………………………
2.2 Resistor ……………………………………………………………...
2.3 Power Supply ……………………………………………………….
2.4 Potensio ……………………………………………………………..
2.5 Multimeter …………………………………………………………..
BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………………………..
3.1 Peralatan dan Komponen ………………..………………………….
3.2 Cara Kerja ………………….……………………………………….
3.3 Hasil Percobaan …………....……………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………
5.2 Saran …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, sebuah produk elektronika tersusun dari beberapa komponen
penting yang ada di dalamnya. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda untuk dapat membuat produk menjadi berguna. Dioda adalah piranti
elektronik yang hanya dapat melewatkan arus dalam satu arah saja. Karena itu, dioda
dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang
mengubah arus atau tegangan bolak-balik atau AC menjadi arus tegangan searah atau
DC.
Sebuah dioda sambungan P-N hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu
arah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah untuk mengubah arus bolak-
balik menjadi arus searah.
Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus
seperti pada sistem pengisaian. Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari arus
bolak-balik menjadi arus searah agar dapat dimanfaatkan untuk mengisi baterai dan
menyuplai kebutuhan arus pada kendaraan. Fungsi lain dioda ini pada kendaraan
adalah sebagai anti shock tegangan.
Di sisi lain, terdapat suatu dioda yang digunakan untuk menstabilkan tegangan
yaitu dioda zener. Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang mempunyai sisi
exsklusif pada daerah breakdownnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai stabilizer
atau pembatas tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada
umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang berbeda. Kurva karakteristik dioda
zener juga sama seperti dioda pada umumnya, namun pada daerah breakdown
dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik
dengan cepat. Daerah breakdown inilah yang menjadi referensi untuk penerapan dari
dioda zener. Sedangkan pada dioda biasa daerah breakdown merupakan daerah kritis
yang harus dihindari dan tidak diperbolehkan pemberian tegangan mundur sampai
pada daerah breakdown, karena bisa merusak dioda biasa.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diselesaikan melalui percobaan ini adalah :
1. Apa fungsi dari dioda zener ?
2. Bagaimana cara kerja dari dioda zener ?
3. Bagaimana cara menentukan arus dan tegangan pada rangkaian dioda zener ?

1.3 Tujuan Penulisan


Laporan ini disusun untuk memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi
para pembaca dalam pemahaman tentang dioda dan tabung hampa. Secara terperinci,
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui fungsi dari dioda zener
2. Untuk mengetahui cara kerja dioda zener sebagai regulator tegangan
3. Untuk mengetahui besar tegangan, dan arus yang mengalir dari rangkaian dioda
zener.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus
listrik mengalir ke arah yang berlawanan. Jika tegangan yang diberikan melampaui
batas tegangan tembus (breakdown voltage) atau tegangan Zener. Ini berlainan dari
diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik dibawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas
tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik
yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam
batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah),
diode ini akan memberikan tegangan jatuh sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode
silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa,
kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi,
disebut tegangan Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki
doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang
dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan
melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan
Zener.
Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh
pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga diode
Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk
menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar
diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping.
Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5%
dan 10%. Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin
Zener.
Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche,
seperti di dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui
proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam
diode silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini
menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche
menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif.
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua
koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt
menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat
diode-diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien
temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi,
koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah diode untuk 75 Volt
memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah diode 12 Volt.
Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase operasinya
ditulis dipermukaan kristal diode, biasanya dijual dinamakan diode Zener.
2.2 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua
kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri
tegangan listrik antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan
sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga
yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah
komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai
tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan.
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum
dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat
beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body
resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari
resistor. Kode-kode warna pada resistor nantinya akan kami jelaskan pada postingan
selanjutnya.

Gambar Resistor
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik
(noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida
dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak
kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan
juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.
2.3 Power Supply DC
Pengertian Power Supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu
menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik
ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply biasanya digunakan untuk komputer
sebagai penghantar tegangan listrik secara langsung kepada komponen-komponen
atau perangkat keras lainnya yang ada di komputer tersebut, seperti hardisk, kipas,
motherboard dan lain sebagainya. Power supply memiliki input dari tegangan yang
berarus alternating current (AC) dan mengubahnya menjadi arus direct current (DC)
lalu menyalurkannya ke berbagai perangkat keras yang ada dikomputer kita. Karena
memang arus direct current (DC)-lah yang dibutuhkan untuk perangkat keras agar
dapat beroperasi, direct current biasa disebut juga sebagai arus yang searah
sedangkan alternating current merupakan arus yang berlawanan.
2.4 Potensio
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Sebuah
Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur
(track) dengan terminal di kedua ujungnya.
Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper)
yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif
(Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang
mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif
pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan
Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-
nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear
(Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
Fungsi-fungsi Potensiometer: Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan
Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player, sebagai Pengatur
Tegangan pada Rangkaian Power Supply, sebagai Pembagi Tegangan, aplikasi
Switch TRIAC, digunakan sebagai Joystick pada Tranduser, sebagai Pengendali
Level Sinyal.

Gambar 3. Potensio
3.5 Multimeter
Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter:
multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat
hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat
mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk
menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat
mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Peralatan dan Komponen
1. Dioda Zener 5,6 V 1 buah
2. Resistor 100 Ω 1 buah
3. Power Supply DC 1 buah
4. Potensimeter 10K Ω 1 buah
5. Multimeter
3.2 Cara Kerja
Pada dasarnya, dioda zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah
yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas breakdown voltage
atau tegangan tembus dioda zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa
yang hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. tegangan tembus
(Breakdown Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener. Dan berikut ini
adalah langkah-langkah kerjanya:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini :

Gambar Rangkaian
2. Berilah tegangan supplay dengan nilai 4 V, resistansi R tetap sebesar 100 Ω
3. Ukurlah tegangan Vout dengan voltmeter
4. Naikkan tegangan supplay menjadi 7.5 V, 9 V, 12 V dan 15 V.
5. Ulangi langkah nomor 3 sampai seterusnya.
3.3 Hasil Percobaan

No Vin Vout I
1 4 4 0.04
2 7.5 5.57 0.75
3 9 5.75 0.09
4 12 5.91 0.12
5 15 6.06 0.15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, dioda zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel
dengan sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga terbalik, sebuah
dioda zener akan mengalami korsleting (hubungan singkat saat tegangan mencapai
tegangan breakdown diode tersebut). Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke nilai
yang telah diketahui sebelumnya.
Untuk cara menghitung tegangannya, kita dapat menggunakan sebuah alat bernama
voltmeter DC untuk mengetahui voltase dioda zener, dengan terlebih dahulu
menyambungkan secara paralel pada dioda zener. Kemudian kita bandingkan hasil dari
pengukuran tersebut dengan teori perhitungan aslinya.
Pada saat Vin diberi nilai 4 V maka Vout menunjukkan juga menunjukkan 4 V juga
hal ini dikarenakan Vin < Vz sehinnga diode zener nya dalam keadaan off. Kemudian
saat Vin diberi masukan 7,5 dan Vout nya menunjukkan angka 5,57 hal ini dikarenakan
tegangan dari Vin > Vz sehingga menyebabkan diode zener dalam keadaan aktif. Begitu
juga saat Vin di beri nilai 9 V, 12 V maupun 15 V hal ini menunjukkkan dioda zener aktif
karena tegangan dari sumber Vin > Vz nya. Sehingga peran Vz disini adalah untuk
menstabilkan tegangan yang masuk agar tidak melebihi voltase yang ditentukan.Dengan
demikian diode zener dapat difungsikan sebagai pengaman yang membatasi tegangan
output sehingga tidak melebihi batasan apabila sewaktu waktu terjadi malfungsi pada
inputnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa:
1. Dioda zener dimanfaatkan untuk mengatur stabilnya tegangan
2. Dioda zener ini bisa dipakai sebagai komponen utama dalam regulator untuk
membatasi tegangan sesuai dengan yang diinginkan
3. Dioda zener berfungsi sebagai pengatur atau regulasi dari tegangan sedangkan
arusnya tetap.
5.2 Saran
Sebelum kita mencari tegangan maupun arus pada rangkaian dida zener
maka hal yang penting kita lakukan adalah mengetahui sumber tegangan yang
akan kita masukkan serta membandingkan dengan tegangan pada dioda
zenernya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Dioda Zener http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_Zener (diakses pada
tanggal 22 Maret 2015 pukul 21.00 WIB)
Fadel. 2013. Prinsip Kerja Dioda Zener http://fadelmi.blogspot.com/2013/04/prinsip-
kerja-dioda-zener.html (diakses pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 21.00 WIB)
Gunawan, Hanapi. 1986. Prinsip-prinsip Elektronik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Rizaldi. 2013. Dioda Zener http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/dioda-
zener/ (diakses pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 21.00 WIB)
Septian, Alif. 2012. Pengertian Fungsi Dioda Zener http://teknikelektronika.com
/pengertian-fungsi-dioda-zener/ (diakses pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 21.00
WIB)
Setyawan, Danny. 2011. Regulator Tegangan http://elektronika-dasar.web.id/teori-
elektronika/regulator-tegangan/ (diakses pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 21.00
WIB)
Supriadi. 2013. Dioda Zener sebagai Regulator Tegangan http://www.spiderbeat.com
/2012/12/dioda-zener-sebagai-regulator.html (diakses pada tanggal 22 Maret 2015
pukul 21.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai