Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

COVER... i

KATA PENGANTAR..................ii

DAFTAR ISI............iii

BAB I PENDAHULUAN .

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah ..

1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dioda Zener

2.2 Resistor ...

2.3 Power Supply .

2.4 Potensio ..

2.5 Multimeter ..

BAB III PEMBAHASAN .

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, sebuah produk elektronika tersusun dari beberapa komponen


penting yang ada di dalamnya. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi
yang berbeda-beda untuk dapat membuat produk menjadi berguna. Dioda adalah
piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus dalam satu arah saja. Karena
itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti
elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik atau AC menjadi arus
tegangan searah atau DC.
Sebuah dioda sambungan P-N hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu
arah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah untuk mengubah arus
bolak-balik menjadi arus searah.
Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus
seperti pada sistem pengisaian. Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari
arus bolak-balik menjadi arus searah agars dapat dimanfaatkan untuk mengisi
baterai dan menyuplai kebutuhan arus pada kendaraan. Fungsi lain dioda ini pada
kendaraan adalah sebagai anti shock tegangan.
Di sisi lain, terdapat suatu dioda yang digunakan untuk menstabilkan tegangan
yaitu dioda zener. Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang mempunyai sisi
exsklusif pada daerah breakdownnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
stabilizer atau pembatas tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda
pada umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang berbeda. Kurva karakteristik
dioda zener juga sama seperti dioda pada umumnya, namun pada daerah
breakdown dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka
arus dioda naik dengan cepat. Daerah breakdown inilah yang menjadi referensi
untuk penerapan dari dioda zener. Sedangkan pada dioda biasa daerah breakdown
merupakan daerah kritis yang harus dihindari dan tidak diperbolehkan pemberian
tegangan mundur sampai pada daerah breakdown, karena bisa merusak dioda
biasa.

2
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan mel


alui percobaan ini adalah :

1. Apa fungsi dari dioda zener ?

2. Bagaimana cara kerja dari dioda zener ?

3. Bagaimana cara menentukan arus dan tegangan pada rangkaian dioda zener
?

1.3 Tujuan Penulisan

Laporan ini disusun untuk memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat


bagi para pembaca dalam pemahaman tentang dioda dan tabung hampa. Secara
terperinci, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui fungsi dari dioda zener

2. Untuk mengetahui cara kerja dioda zener sebagai regulator tegangan

3
Untuk mengetahui besar tegangan, dan arus yang mengalir dari rangkaian dioda
zener.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dioda Zener

Dioda Zener merupakan dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus


listrik mengalir ke arah yang berlawanan. Jika tegangan yang diberikan melampaui
batas tegangan tembus (breakdown voltage) atau tegangan Zener. Ini berlainan dari
diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.

Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik dibawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas
tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik
yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam
batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar
panah), diode ini akan memberikan tegangan jatuh sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk
diode silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai.

Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa,
kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi,
disebut tegangan Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki
doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang
dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan
melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan
Zener.

Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh
pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga
diode Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk
menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar
diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
5
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping.
Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah
5% dan 10%. Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin
Zener.

Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche,
seperti di dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui
proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam
diode silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini
menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche
menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif.

6
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua
koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt
menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat
diode-diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan
koefisien temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai
tegangan tinggi, koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah diode
untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah
diode 12 Volt.

Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase
operasinya ditulis dipermukaan kristal diode, biasanya dijual dinamakan diode
Zener.

2.2 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua


kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri
tegangan listrik antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan
sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga
yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah
komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai
tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan.
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum
dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat
beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body
resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari
resistor. Kode-kode warna pada resistor nantinya akan kami jelaskan pada
postingan selanjutnya.

7
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik
(noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida
dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak
kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan
juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.

2.3 Power Supply DC

Pengertian Power Supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang
mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber
tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply biasanya digunakan
untuk komputer sebagai penghantar tegangan listrik secara langsung kepada
komponen-komponen atau perangkat keras lainnya yang ada di komputer tersebut,
seperti hardisk, kipas, motherboard dan lain sebagainya.
Power supply memiliki input dari tegangan yang berarus alternating current
(AC) dan mengubahnya menjadi arus direct current (DC) lalu menyalurkannya ke
berbagai perangkat keras yang ada dikomputer kita. Karena memang arus direct
current (DC)-lah yang dibutuhkan untuk perangkat keras agar dapat beroperasi,
direct current biasa disebut juga sebagai arus yang searah sedangkan alternating
current merupakan arus yang berlawanan

8
2.4 Potensiometer

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya.

Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu


(Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif
(Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang
mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif
pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan
Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen
resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer
Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic
Potentiometer).
Fungsi-fungsi Potensiometer: Sebagai pengatur Volume pada berbagai
peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player, sebagai
Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply, sebagai Pembagi Tegangan,
aplikasi Switch TRIAC, digunakan sebagai Joystick pada Tranduser, sebagai
Pengendali Level Sinyal.

Gambar 3. Potensiometer
9
2.5 Multimeter

Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter:
multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat
hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat
mengukur listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat
genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan,
maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat
tinggi.

Regulator tregangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk


memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari
penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat
dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan
penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply.

10
Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat
cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator
tegangan. Regulator tegangan untuk suatu power supply paling sederhana adalah
menggunakan dioda zener. Rangkaian dasar penggunaan dioda zener sebagai
regulator tegangan dapat dilihat pada gambar rangkaian dibawah
Regulator Tegangan Pada Power Supply

Rangkaian pencatu daya (power supply) dengan regulator diode zener pada
gambar rangkaian diatas, merupakan contoh sederhana cara pemasangan regulator
tegangan dengan dioda zener. Diode zener dipasang paralel atau shunt dengan L
dan R . Regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener terhubung seri dengan
resistor RS . Perhatikan bahwa diode zener dipasang dalam posisi reverse bias.
Dengan cara pemasangan ini, diode zener hanya akan berkonduksi saat tegangan
reverse bias mencapai tegangan breakdown dioda zener.
Penyearah berupa rangkaian diode tipe jembatan (bridge) dengan proses
penyaringan atau filter berupa filter-RC. Resistor seri pada rangkaian ini berfungsi
ganda. Pertama, resistor ini menghubungkan C1 dan C2 sebagai rangkaian filter.
Kedua, resistor ini berfungsi sebagai resistor seri untuk regulator tegangan (dioda
zener).
Diode zener yang dipasang dapat dengan sembarang dioda zener dengan
tegangan breakdown misal dioda zener 9 volt. Tegangan output transformer harus
lebih tinggi dari tegangan breakdown dioda zener, misalnya untuk penggunaan
dioda zener 9 volt maka gunakan output transformer 12 volt. Tegangan breakdown
dioda zener biasanya tertulis pada body dari dioda tersebut.

11
2.6 Dioda Zener

Pengertian Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik


menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang
diberikan melampaui batas "tegangan tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan
Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu
arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika
melampaui batas tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena
kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel
jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai
dengan arah gambar panah), diode ini akan memberikan tegangan jatuh (drop
voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode silikon. Tegangan jatuh ini
tergantung dari jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa,
kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi,
disebut tegangan Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki
doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang
dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan
melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan
12
Zener.
Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan
jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi,
sehingga diode Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan
referensi, untuk menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk
melewatkan arus besar diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor
sebagai output.

2.7 Prinsip Kerja Dioda Zener

Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki sisi exsklusif pada
daerah breakdownnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai stabilizer atau
pembatas tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada
umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang berbeda. Kurva karakteristik dioda
zener juga sama seperti dioda pada umumnya, namun pada daerah breakdown
dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik
dengan cepat.

2.8 Cara Kerja

13
Pada dasarnya, dioda zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas breakdown voltage atau
tegangan tembus dioda zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang
hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. tegangan tembus (Breakdown
Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener. Dan berikut ini adalah langkah-
langkah kerjanya
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada dasarnya, dioda zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel
dengan sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga terbalik, sebuah
dioda zener akan mengalami korsleting (hubungan singkat saat tegangan mencapai
tegangan breakdown diode tersebut). Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke nilai
yang telah diketahui sebelumnya.

Untuk cara menghitung tegangannya, kita dapat menggunakan sebuah alat


bernama voltmeter DC untuk mengetahui voltase dioda zener, dengan terlebih dahulu
menyambungkan secara paralel pada dioda zener. Kemudian kita bandingkan hasil dari
pengukuran tersebut dengan teori perhitungan aslinya.

Pada saat Vin diberi nilai 4 V maka Vout menunjukkan juga menunjukkan 4 V
juga hal ini dikarenakan Vin < Vz sehinnga diode zener nya dalam keadaan off.
Kemudian saat Vin diberi masukan 7,5 dan Vout nya menunjukkan angka 5,57 hal ini
dikarenakan tegangan dari Vin > Vz sehingga menyebabkan diode zener dalam keadaan
aktif. Begitu juga saat Vin di beri nilai 9 V, 12 V maupun 15 V hal ini menunjukkkan
dioda zener aktif karena tegangan dari sumber Vin > Vz nya. Sehingga peran Vz disini
adalah untuk menstabilkan tegangan yang masuk agar tidak melebihi voltase yang
ditentukan.Dengan demikian diode zener dapat difungsikan sebagai pengaman yang
membatasi tegangan output sehingga tidak melebihi batasan apabila sewaktu waktu
terjadi malfungsi pada inputnya.

14
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa:

1. Dioda zener dimanfaatkan untuk mengatur stabilnya tegangan

2. Dioda zener ini bisa dipakai sebagai komponen utama dalam regulator
untuk membatasi tegangan sesuai dengan yang diinginkan

3. Dioda zener berfungsi sebagai pengatur atau regulasi dari tegangan


sedangkan arusnya tetap.

5.2 Saran

Sebelum kita mencari tegangan maupun arus pada rangkaian dida zener
maka hal yang penting kita lakukan adalah mengetahui sumber tegangan yang
akan kita masukkan serta membandingkan dengan tegangan pada dioda
zenernya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fadel. 2013. Prinsip Kerja Dioda Zener http://fadelmi.blogspot.com/2013/04/prinsip-


kerja-dioda-zener.html (diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 21.00 WIB)

Gunawan, Hanapi. 1986. Prinsip-prinsip Elektronik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Septian, Alif. 2012. Pengertian Fungsi Dioda Zener http://teknikelektronika.com


/pengertian-fungsi-dioda-zener/ (diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 21.00
WIB)

Setyawan, Danny. 2011. Regulator Tegangan http://elektronika-dasar.web.id/teori-


elektronika/regulator-tegangan/ (diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 21.00
WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai