COVER... i
KATA PENGANTAR..................ii
DAFTAR ISI............iii
BAB I PENDAHULUAN .
1.3 Tujuan
2.4 Potensio ..
2.5 Multimeter ..
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
1.2 Rumusan Masalah
3. Bagaimana cara menentukan arus dan tegangan pada rangkaian dioda zener
?
3
Untuk mengetahui besar tegangan, dan arus yang mengalir dari rangkaian dioda
zener.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara
berlawanan jika dicatu-balik dibawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas
tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik
yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam
batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar
panah), diode ini akan memberikan tegangan jatuh sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk
diode silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa,
kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi,
disebut tegangan Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki
doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang
dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan
melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan
Zener.
Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh
pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga
diode Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk
menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar
diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
5
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping.
Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah
5% dan 10%. Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin
Zener.
Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche,
seperti di dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui
proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam
diode silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini
menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche
menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif.
6
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua
koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt
menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat
diode-diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan
koefisien temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai
tegangan tinggi, koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah diode
untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah
diode 12 Volt.
Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase
operasinya ditulis dipermukaan kristal diode, biasanya dijual dinamakan diode
Zener.
2.2 Resistor
7
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik
(noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida
dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak
kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan
juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.
Pengertian Power Supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang
mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber
tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply biasanya digunakan
untuk komputer sebagai penghantar tegangan listrik secara langsung kepada
komponen-komponen atau perangkat keras lainnya yang ada di komputer tersebut,
seperti hardisk, kipas, motherboard dan lain sebagainya.
Power supply memiliki input dari tegangan yang berarus alternating current
(AC) dan mengubahnya menjadi arus direct current (DC) lalu menyalurkannya ke
berbagai perangkat keras yang ada dikomputer kita. Karena memang arus direct
current (DC)-lah yang dibutuhkan untuk perangkat keras agar dapat beroperasi,
direct current biasa disebut juga sebagai arus yang searah sedangkan alternating
current merupakan arus yang berlawanan
8
2.4 Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya.
Gambar 3. Potensiometer
9
2.5 Multimeter
Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter:
multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat
hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat
mengukur listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat
genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan,
maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat
tinggi.
10
Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat
cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator
tegangan. Regulator tegangan untuk suatu power supply paling sederhana adalah
menggunakan dioda zener. Rangkaian dasar penggunaan dioda zener sebagai
regulator tegangan dapat dilihat pada gambar rangkaian dibawah
Regulator Tegangan Pada Power Supply
Rangkaian pencatu daya (power supply) dengan regulator diode zener pada
gambar rangkaian diatas, merupakan contoh sederhana cara pemasangan regulator
tegangan dengan dioda zener. Diode zener dipasang paralel atau shunt dengan L
dan R . Regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener terhubung seri dengan
resistor RS . Perhatikan bahwa diode zener dipasang dalam posisi reverse bias.
Dengan cara pemasangan ini, diode zener hanya akan berkonduksi saat tegangan
reverse bias mencapai tegangan breakdown dioda zener.
Penyearah berupa rangkaian diode tipe jembatan (bridge) dengan proses
penyaringan atau filter berupa filter-RC. Resistor seri pada rangkaian ini berfungsi
ganda. Pertama, resistor ini menghubungkan C1 dan C2 sebagai rangkaian filter.
Kedua, resistor ini berfungsi sebagai resistor seri untuk regulator tegangan (dioda
zener).
Diode zener yang dipasang dapat dengan sembarang dioda zener dengan
tegangan breakdown misal dioda zener 9 volt. Tegangan output transformer harus
lebih tinggi dari tegangan breakdown dioda zener, misalnya untuk penggunaan
dioda zener 9 volt maka gunakan output transformer 12 volt. Tegangan breakdown
dioda zener biasanya tertulis pada body dari dioda tersebut.
11
2.6 Dioda Zener
Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki sisi exsklusif pada
daerah breakdownnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai stabilizer atau
pembatas tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada
umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang berbeda. Kurva karakteristik dioda
zener juga sama seperti dioda pada umumnya, namun pada daerah breakdown
dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik
dengan cepat.
13
Pada dasarnya, dioda zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas breakdown voltage atau
tegangan tembus dioda zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang
hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. tegangan tembus (Breakdown
Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener. Dan berikut ini adalah langkah-
langkah kerjanya
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, dioda zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel
dengan sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga terbalik, sebuah
dioda zener akan mengalami korsleting (hubungan singkat saat tegangan mencapai
tegangan breakdown diode tersebut). Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke nilai
yang telah diketahui sebelumnya.
Pada saat Vin diberi nilai 4 V maka Vout menunjukkan juga menunjukkan 4 V
juga hal ini dikarenakan Vin < Vz sehinnga diode zener nya dalam keadaan off.
Kemudian saat Vin diberi masukan 7,5 dan Vout nya menunjukkan angka 5,57 hal ini
dikarenakan tegangan dari Vin > Vz sehingga menyebabkan diode zener dalam keadaan
aktif. Begitu juga saat Vin di beri nilai 9 V, 12 V maupun 15 V hal ini menunjukkkan
dioda zener aktif karena tegangan dari sumber Vin > Vz nya. Sehingga peran Vz disini
adalah untuk menstabilkan tegangan yang masuk agar tidak melebihi voltase yang
ditentukan.Dengan demikian diode zener dapat difungsikan sebagai pengaman yang
membatasi tegangan output sehingga tidak melebihi batasan apabila sewaktu waktu
terjadi malfungsi pada inputnya.
14
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
2. Dioda zener ini bisa dipakai sebagai komponen utama dalam regulator
untuk membatasi tegangan sesuai dengan yang diinginkan
5.2 Saran
Sebelum kita mencari tegangan maupun arus pada rangkaian dida zener
maka hal yang penting kita lakukan adalah mengetahui sumber tegangan yang
akan kita masukkan serta membandingkan dengan tegangan pada dioda
zenernya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16