Anda di halaman 1dari 13

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


“MAKALAH DIODA”

DOSEN PENGAJAR : H.BAMBANG SURIANSYAH.ST.MT


DI SUSUN OLEH : NAZMUDIN (E03150054) DAN
FATHKHURRAHMAN (E03150037)
SEMESTER / KELAS : III / LISTRIK A2

KEMENTRIAN RISET
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang.....................................................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dioda.................................................................................................................3
2.2 Prinsip Kerja Dioda.............................................................................................................4
2.3 Jenis Jenis Dioda.................................................................................................................6
2.4 Fungsi Dioda......................................................................................................................11

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Kesimpulan........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat
arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi
katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik
kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan
kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang
digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang
tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Awal mula dari diode adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut
katup termionik). Saat ini diode yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor
seperti silikon atau germanium.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan
`masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari dioda ?
3. Bagaimana prinsip kerja dioda ?
4. Apa saja jenis – jenis dioda ?
4. Apa fungsi dioda ?
1.3.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian dari dioda,
2
prinsip kerja dioda, jenis-jenis dioda, dan fungsi dioda.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Dioda


Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus
listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah
dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu
Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan
p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n
(Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

3
Gbr. 1 Simbol Dioda

Gbr. 2 Kontruksi Dioda

Gbr. 3 Fisik Dioda

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti
anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

2.2 Prinsip Kerja Dioda


Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan
tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan
gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada saat
dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda terdapat
junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n
bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau
menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi

4
catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda
mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon
dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa
arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja
antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit
(Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3 situasi sebagai
berikut ini yaitu :
1) Dioda Diberi Tegangan Nol

Gbr. 4 Dioda Diberi Tegangan Nol

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari
katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai
pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge).
Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan
pada elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron
menjangkau plate.
2) Dioda Diberi Tegangan Negatif (Reverse Bias)

5
Gbr. 5 Dioda Diberi Tegangan Negatif
Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan
menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron tersebut tidak akan
dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda, sehingga tidak akan
ada arus yang mengalir.
3) Dioda Diberi Tegangan Positif (Forward Bias)

Gbr. 6 Dioda Diberi Tegangan Positif

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan
menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic, pada
situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir
tergantung daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar
tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir.
Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik pada
situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus listrik
(rectifier). Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan
AC menjadi tegangan DC.

6
2.3 Jenis-Jenis Dioda
1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau
mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah
reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan
disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener
dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru
terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan
dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt
7
dan sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian
setelah tegangan Zener.

Gambar 2. dioda zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan
mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama
seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-).Ada tiga kategori umum penggunaan
LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda.
Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah

8
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna

TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar 3. dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan
dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai
dengan elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan
warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau

9
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida. LED
ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir diNichia Corporation di
Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke
LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya
dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature
keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya
dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya
tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita
data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber
cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang
memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal
listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat
cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi
sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini
digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security)misal dalam penggunaan alarm.

Gambar 4. dioda foto.

5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse
mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini
sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan
tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada
10
pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).

Gambar 5. dioda varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan
campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya
disebut PNPN Trioda.

Gambar 6. dioda schottky.

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada
kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang

2.4 Fungsi Dioda


Fungsi Dioda sangat penting didalam rangkaian elektronika. Karena dioda adalah komponen

11
semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N. Dioda merupakan gabungan dari dua kata
elektroda, yaitu anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan
maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik. Selain itu, masih banyak lagi fungsi
diodalainnya, sebagai berikut :
Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
Sebagai pengaman atau sekering.
Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau bawah tegangan tertentu
pada rangkaian clipper.
Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian clamper.
Sebagai pengganda tegangan.
Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power amplifier.
Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen dioda varactor.
Secara keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut akan terbuka
pada saat air mengalir dari belakang menuju ke depan. Sedangkan katup akan menutup apabila ada
dorongan aliran air dari depan katub. Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya
terdapat garis yang melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal
anak panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut sebagai katoda (N).
Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali tegangan pemicu. Tegangan
pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa langsung mengisi hole melalui area depletin layer.
Didalam komponen dioda tidak akan terjadi pemindahan elekrton hole dari P ke N maupun
sebaliknya. Itu di sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang berlawanan. Bahkan
lapisan depletion layer semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Dioda adalah gabungan
bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P
adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Secara keseluruhan dioda dapat
kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut akan terbuka pada saat air mengalir dari
belakang menuju ke depan. Sedangkan katup akan menutup apabila ada dorongan aliran air
dari depan katub. Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya terdapat
garis yang melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal
anak panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut sebagai
katoda (N).

12
DAFTAR PUSTAKA

http://tipscheda.blogspot.co.id/2013/06/makalah-elektro-tentang-dioda.html
http://teddyhans.blogspot.co.id/2012/11/elektronika-dioda.html
http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-dioda-dan-fungsinya.html
http://komponenelektronika.biz/fungsi-dioda.html
http://afi-elektronika.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tentang-dioda.html
http://duniaelektonika.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-dioda-beserta-fungsinya.html

13

Anda mungkin juga menyukai