Anda di halaman 1dari 31

Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Aktif

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Memahami dasar-dasar Elektronika
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mengenal komponen elektronika aktif
2. Menjelaskan sifat komponen elektronika aktif
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta dapat mengenal dan mengetahui komponen elektronika aktif
2. Peerta dapat menjelaskan sifat komponen elektronika aktif
Uraian Materi

Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar
dapat bekerja, komponen ini dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik,
serta dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Macam-macam
komponen aktif adalah :

1. Diode
Diode merupakan salah satu komponen yang dipergunakan antara lain untuk
merubah arus bolak balik menjadi arus searah. Bergantung pada polaritas
tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar
tetutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan
katodenya mendapatkan tegangan negative) dan berlaku sebagai sebuah saklar
terbuka (apabila bagian anodenya mendapatkan tegangan negative dan
katodenya mendapatkan tegangan positif). Kondisi tersebut hanya pada diode
ideal-konseptual. Diode berbahan germanium memiliki tegangan hilang sekitar
0,3 Volt.
Gambar 1. Bentuk dan Simbol Diode

Karakteristik Diode

Gambar 2. Kurva karakteristik diode


Pada kurva terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa
menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda.
Karakteristik dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak
menghambat.
Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan
forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini
karakteristik dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik. Area
tegangan reverse adalah daerah pada level tegangan negatif (dibawah nol) dan
diatas tegangan breakdown. Sedangkan area tegangan cut off adalah area diatas
nol namun dibawah batas tegangan maju, misal untuk dioda silikon sebesar 0.7V
dan untuk germanium sebesar 0.3V.
Area ketiga adalah area tegangan dengan level diatas tegangan forward. Pada
area ini karakteristik dioda adalah menghantar. Ini seperti pada percobaan
sederhana dengan lampu pada rangkaian diatas dimana terlihat lampu menyala
karena ada arus yang mengalir.

Cara menguji diode dengan multimeter


Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan
menggunakan Multimeter (AVO Meter), langkah-langkah pengujian dan
pengukuran diade adalah sebagai berikut :
a. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
b. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
c. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
d. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
e. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
f. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal
Katoda (tanda gelang).
g. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
h. Jarum harus tidak bergerak.
Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Gambar 3. Cara menguji dioda dengan multimeter analog


Diode ini ada beberapa jenis, diantaranya :
1.1. Diode Zener
Sebuah diode biasanya dianggap sebagai alat yang menyalurkan listrik
ke satu arah, namun Diode Zener dibuat sedemikian rupa sehingga arus
dapat mengalir kearah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas “tegangan rusak” (breakdown voltage) atau “tegangan
Zener”.

Gambar 4. Simbol dan Bentuk Diode Zener

Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat,
yang memungkinkan electron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p dalam pita konduksi material tipe-n. Diode Zener biasanya
digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi atau untuk
menstabilkan tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil.
Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat rangkaian dasar
Dioda Zener dibawah ini :

Gambar 5. Simbol dan Bentuk Diode Zener


Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias
Balik (Reverse Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam
pemasangan Dioda Zener. Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input
(masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan
tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan
akan turun saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias Balik
(Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut
adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik
(Ampere) tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm seperti
dibawah ini :
Vinput  Vzener
I
R
12  2,8
I
460
I  19 ,6 mA

Gambar 6. Kurva karakteristik dioda zener

1.2. Diode Schottky


Dioda Schottky atau Schottky Diode ini biasanya digunakan pada
rangkaian switching berkecepatan tinggi, rangkaian Frekuensi Radio
(RF), Mixer dan rangkaian Penyearah Pencatu Daya. Nama Schottky ini
diambil dari nama penemu efek Schottky yaitu Walter H. Schottky yang
berasal Jerman. Efek Schottky adalah efek penghalang potensial yang
terbentuk pada pertemuan logam-semikonduktor yang mempunyai
karakteristik penyearahan. Efek tersebut cocok untuk penggunaannya
pada dioda. Oleh karena itu, Dioda Schottky (Schottky Diode) disebut
juga dengan Dioda Penghalang atau Barrier Diode.

Gambar 7. Simbol dan Bentuk Diode schottky

1.2.1 Struktur Dioda Schottky


Pada Dioda Normal yang menggunakan persimpangan Positif-Negatif
(PN Junction), semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n digunakan
untuk membentuk persimpangan p-n. Sedangkan pada Schottky Diode,
semikonduktor tipe-p digantikan dengan bahan jenis logam seperti
aluminium ataupun platinum sehingga membentuk sambungan
persimpangan logam-semikonduktor tipe-n (Metal-Semiconductor tipe-n).
Sambungan antara logam dan semikonduktor ini menghasilkan lapisan
penghalang atau lapisan deplesi yang dikenal dengan istilah “schottky
barrier” atau “penghalang schottky”.

Gambar 8. Perbedaan Struktur Dioda Schottky dan Dioda Silikon biasa


1.2.2 Prinsip Kerja Dioda Schottky
Pada saat Dioda Schottky (Diode Schottky) tidak diberikan tegangan
atau dalam kondisi unbiased (kondisi tanpa tegangan), tingkat energi
elektron yang berada di sisi semikonduktor tipe-n sangat rendah jika
dibandingkan dengan tingkat energi di sisi logam. Dengan demikian,
elektron tidak dapat mengalir melalui penghalang persimpangan yang
disebut dengan penghalang schottky ini. Namun apabila Dioda Schottky
diberikan tegangan bias maju (forward bias), elektron di sisi
semikonduktor tipe-n akan mendapat energi yang cukup untuk melewati
penghalang persimpangan dan masuk ke wilayah logam. Elektron ini
masuk ke dalam wilayah logam dengan energi yang sangat besar
sehingga disebut juga elektron pembawa panas (hot carrier). Oleh
karena itu, Schottky Diode ini sering juga disebut dengan Dioda
Pembawa Panas atau Hot Carrier Diode.
Arus listrik akan mengalir melalui Schottky Diode secara bias maju
(forward bias) apabila terdapat tegangan maju yang cukup diberikan ke
Schottky Diode. Karena aliran arus listrik ini, akan terjadi kehilangan
tegangan kecil pada saat melintasi terminal dioda Schottky, kehilangan
tegangan inilah yang disebut dengan “drop voltage”. Kehilangan
Tegangan atau Drop Voltage pada Dioda Silikon (dioda normal) biasanya
adalah sekitar 0,6V hingga 0,7V, sementara drop voltage pada Dioda
Schottky hanya sekitar 0,2V hingga 0,3V.
Karakteristik utama Schottky Diode yang bisa dinyalakan (switch ON)
dan dimatikan (switch OFF) lebih cepat serta tidak menghasilkan noise
yang berlebihan (noise yang tidak diinginkan) dibandingkan dengan
dioda normal yang menggunakan persimpangan PN ini menjadikannya
cocok untuk diaplikasikan ke rangkaian yang memerlukan switching
ON/OFF berkecepatan tinggi.

1.3. Diode Pemancar Cahaya / LED (Light Emitting Diode)


Light Emitting Diode merupakan suatu semikonduktor yang
memancarkan cahaya monokromatik.
Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V
dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator
dan peraga (display).

Gambar 9. Bentuk dan Simbol LED

1.4. Diode Foto (Photo Diode)


Diode foto adalah jenis diode yang berfungsi mendeteksi cahaya.
Berbeda dengan diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah
cahaya menjadi arus listrik.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra
merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode
foto ini mulai dari alat penghitung kendaraan dijalan umum secara
otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan
medis.

Gambar 10. Bentuk dan Simbol Diode Foto


1.5. Diode Varactor
Dioda varactor adalah dioda semikonduktor dengan sambungan P-N
yang dirancang khusus sehingga mempunyai sifat kapasitansi ketika
dipasang pada rangkaian sesuai prinsip reverse bias. Dioda varactor juga
biasa disebt sebgai dioda variabel kapasitansi (variable capacitance
diode) atau varicap diode. Dioda jenis ini biasa digunakan pada
rangkaian elektronik seperti pada ponsel, radio, dan televisi.
Bentuk simbol dioda varactor berbentuk seperti gabungan antara simbol
dioda dan kapasitor. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dioda varactor.
Dalam memilih dioda varikap perlu diperhatikan beberapa spesifikasi
yaitu minimum voltage break down (V), power dissipation (mW), nilai
kapasitansi dioda (pF), dan maximum peak current (A).

Gambar 11. Bentuk dan Simbol Diode Varactor

1.6. Diode Tunnel


Dioda tunnel adalah jenis dioda semikonduktor dengan sambungan P-N
yang diancang khusus sehingga mempu membentuk daerah deplesi
menjadi sangat sempit. Hal tersebut bisa terjadi karena dioda tunnel
diberi pengotor berat 1000 kali lebih banyak dibandingkan dioda pada
umumnya.

Gambar 12. Bentuk dan Simbol Diode Tunel


1.7. Diode Laser
Diode Laser adalah sejenis laser dimana media aktifnya sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada
diode pemancar cahaya. Diode Laser kadang disingkat LD atau ILD.
Diode laser ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas
Harvard. Prinsip kerja diode ini sama seperti diode lainnya yaitu melalui
sirkuit dari rangkaian elektronika yang terdiri atas p dan n.
Pada kedua jenis ini dihasilkan 2 tegangan yaitu: biased forward adalah
arus yang dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian v puncak,
bentuk gelombang diatas (+) dan Backforward biased, ini merupakan
tegangan berbalik yang dapat merusak suatu komponen elektronika.

Gambar 13. Bentuk dan Simbol Diode

2. Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 3 lapisan
semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai 3 kaki
yang disebut Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/Collector (C).
Emitor bertugas untuk menimbulkan electron-elektron (Emitor penimbul),
Base bertugas untuk menyalurkan electron keluar dari transistor, Collector
bertugas untuk mengatur gerakan electron dari Emitor terus keluar dari
transistor melalui Collector.

Cara menentukan kaki transistor


Secara umum transistor dikemas dalam beberapa varian yg sudah dapat
dipastikan tiap kakinya secara kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk
kemasan transistor yang langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan
emeitor tanpa harus menentukannya dengan alat ukur.
Gambar 14. Menentukan kaki dari kemasan transistor

Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas maka
dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam elektronika
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian digital transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Transistor dapat digunakan antara lain:
a. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
b. Sebagai penyearah
c. Sebagai mixer
d. Sebagai isolator
e. Sebagai switch

Secara umum transistor terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :


2.1 Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan
kutub.

Gambar 15. Bentuk dan Simbol Transistor Bipolar

2.2 Transistor Unipolar


Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah
persambungan kutub. Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor)
yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan
MOSFET kanal P.
2.2.1. FET (Field Effect Transistor)
Field Effect Transistor adalah suatu jenis transistor khusus. Tidak seperti
transistor biasa yang akan menghantar bila diberi arus di basis , transistor
jenis FET akan menghantar bila diberikan tegangan (bukan arus).
Kaki-kakinya diberi nama Gate (G), Drain (D), Source (S). Beberapa
kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa adalah antara lain
penguatannya sangat besar serta desah yang rendah. Karena harga FET
lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang
memang memerlukan. FET, ada dua jenis yaitu JFET(Junction FET) Kanal
N dan JFET Kanal P.

Gambar 16. Simbol JFET Kanal N dan Kanal P

2.2.2. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET)


MOSFET adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu Drain, satu
Source dan dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang sangat
tinggi. Dalam pengemasannya dan perakitan menggunakan MOSFET perlu
diperhatikan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik,
mengemasnya menggunakan kertas timah dan pematriannya menggunakan
solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. MOSFET ada dua macam
yaitu MOSFET Kanal N dan MOSFET Kanal P.
Gambar 17. Simbol MOSFET

2.3 Uni Juction Transistor (UJT)


Uni Junction Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu
kaki Emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk
switch elektronis. Ada dua jenis UJT yaitu UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

Gambar 18. Simbol UJT

3. Thyristor
Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar
(switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor
yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki dua
hingga empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor, Thyristor
tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. Istilah “Thyristor”
berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”.
Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan
arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk
mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua terminal
lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak memiliki
terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan
pada kedua terminalnya mencapai level tertentu. Level tegangan yang
dimaksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown Voltage atau
Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya, kedua kaki
terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.
Jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang didedikasi sebagai
Komponen Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan
Transistor memerlukan tegangan/arus yang tepat untuk mengoperasikan
fungsi saklarnya, jika tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut akan berada diantara
keadaan ON dan OFF. Saklar yang berada diantara keadaan ON dan OFF
bukanlah suatu saklar yang baik. Berbeda dengan Transistor, Thyristor
dirancang untuk hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan ON atau
keadaan OFF saja.
Dalam aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di perangkat atau
rangkaian-rangkaian elektronika seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator,
peredam cahaya, pengendali kecepatan motor listrik dan lain sebagainya.
Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain adalah
komponen-komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon
controlled rectifier), TRIAC dan DIAC.

Gambar 19. Struktur Thyristor


3.1 SCR (Silicon Control Rectifier)
SCR adalah diode yang berfungsi sebagai pengendali. Sebagai
pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut sebagai Therystor. SCR
terbuat dari bahan campuran P danya disebut PNPN Trioda. Isi SCR terdiri
dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif).

Gambar 20. Bentuk dan Simbol SCR

Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali


diperkenalkan secara komersial pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan
untuk mengendalikan tegangan dan daya yang relatif tinggi dalam suatu
perangkat kecil. Oleh karena itu, SCR atau Thyristor sering difungsikan
sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali (Controller) dalam rangkaian
elektronika yang menggunakan tegangan/arus menengah-tinggi
(Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di rangkaian elektronika
diantaranya seperi rangkaian lampu dimmer, rangkaian logika, rangkaian
osilator, rangkaian chopper, rangkaian pengendali kecepatan motor,
rangkaian inverter, rangkaian timer dan lain sebagainya.
Gambar 21. Diagram SCR

Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR
memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai
pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke
Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON
meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju
Anoda-Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current)
SCR. Besarnya arus Holding atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari
datasheet SCR itu sendiri. Karena masing-masing jenis SCR memiliki arus
Holding yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan
SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju
Anoda-Katoda ke titik Nol.
Gambar 22. Kurva karakteristik SCR

3.2 TRIAC
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang berfungsi
sebagai pengendali arus listrik. Nama TRIAC ini merupakan singkatan dari
TRIode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak balik). Sama seperti
SCR, TRIAC juga tergolong sebagai Thyristor yang berfungsi sebagai
pengendali atau Switching. Namun, berbeda dengan SCR yang hanya dapat
dilewati arus listrik dari satu arah (unidirectional), TRIAC memiliki
kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah (bidirectional)
ketika dipicu.

Gambar 23. Bentuk, Konstruksi dan simbol TRIAC


Terminal Gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif rendah untuk
dapat mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua arah
terminalnya. TRIAC sering juga disebut dengan Bidirectional Triode
Thyristor.Pada dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua buah SCR yang
disusun dan disambungkan secara antiparalel (paralel yang berlawanan arah)
dengan Terminal Gerbang atau Gate-nya dihubungkan bersama menjadi satu.
Jika dilihat dari strukturnya, TRIAC merupakan komponen elektronika yang
terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga Terminal tersebut
diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah singkatan dari Main
Terminal.

Gambar 24. Kurva karakteristik TRIAC

Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter


seperti Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya
besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam
perhitungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga lebih
mudah di hitung.

Aplikasi TRIAC
TRIAC merupakan komponen yang sangat cocok untuk digunakan
sebagai AC Switching (Saklar AC) karena dapat megendalikan aliran arus
listrik pada dua arah siklus gelombang bolak-balik AC. Kemampuan inilah
yang menjadi kelebihan dari TRIAC jika dibandingkan dengan SCR. Namun
TRIAC pada umumnya tidak digunakan pada rangkaian switching yang
melibatkan daya yang sangat tinggi. Salah satu alasannya adalah karena
karakteristik Switching TRIAC yang non-simetris dan juga gangguan
elektromagnetik yang diciptakan oleh listrik yang berdaya tinggi itu sendiri.
Beberapa aplikasi TRIAC pada peralatan-peralatan Elektronika maupun listrik
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengatur pada Lampu Dimmer.
2. Pengatur Kecepatan pada Kipas Angin.
3. Pengatur Motor kecil.
4. Pengatur pada peralatan-peralatan rumah tangga yang berarus listrik AC.

Rangkaian Switching TRIAC

Gambar 25. Rangkaian Switching TRIAC

Gambar diatas adalah Rangkaian dasar dari aplikasi TRIAC yang


digunakan sebagai Switching (Saklar). Pada saat SW1 terbuka, tidak ada
arus listrik yang mengalir ke terminal Gate TRIAC dan Lampu dalam kondisi
OFF (mati). Saat SW1 tertutup/dihubungkan, Terminal Gate pada TRIAC
akan dialiri oleh arus listrik melalui Resistor (R) dari sumber daya DC atau
Baterai (VG). Hal ini akan menggerakkan TRIAC menjadi Konduktor yang
menghubungkan Lampu dengan sumber arus listrik AC. Lampu akan berubah
menjadi ON (Nyala).

3.3 DIAC
Diode Alternating Current (DIAC) adalah komponen aktif Elektronika
yang memiliki dua terminal dan dapat menghantarkan arus listrik dari kedua
arah jika tegangan melampui batas breakover-nya. DIAC merupakan anggota
dari keluarga Thyristor, namun berbeda dengan Thyristor pada umumnya
yang hanya menghantarkan arus listrik dari satu arah, DIAC memiliki fungsi
yang dapat menghantarkan arus listrik dari kedua arahnya atau biasanya
disebut juga dengan “Bidirectional Thyristor”.
DIAC biasanya digunakan sebagai pembantu untuk memicu TRIAC dalam
rangkaian AC Switch, DIAC juga sering digunakan dalam berbagai rangkaian
seperti rangkaian lampu dimmer (peredup) dan rangkaian starter untuk lampu
neon (florescent lamps).

Struktur Dasar dan Simbol DIAC


Ditinjau dari segi strukturnya, DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor
yang hampir mirip dengan sebuah Transistor PNP. Berbeda dengan
Transistor PNP yang lapisan N-nya dibuat dengan tipis agar elektron mudah
melewati lapisan N ini, Lapisan N pada DIAC dibuat cukup tebal agar elektron
lebih sulit untuk menembusnya terkecuali tegangan yang diberikan ke DIAC
tersebut melebihi batas Breakover (VBO) yang ditentukannya. Dengan
memberikan tegangan yang melebihi batas Breakovernya, DIAC akan dapat
dengan mudah menghantarkan arus listrik dari arah yang bersangkutan.
Kedua Terminal DIAC biasanya dilambangkan dengan A1 (Anoda 1) dan A2
(Anoda 2) atau MT1 (Main Terminal 1) dan MT2 (Main Terminal 2).

Gambar 26. DIAC


4. Integrated Circuit (IC)
IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya yang
diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3
(tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari
penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC
adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah
Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat
sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai otak pada sebuah komputer yang
disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta transistor dan jumlah tersebut
belum lagi termasuk komponen-komponen elektronika lainnya.

Gambar 27. Bentuk dan Simbol IC

4.1 Aplikasi dan Fungsi IC (Integrated Circuit)

Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan


menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.

4.1.1 Integrated Circuit Linear

IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya
berfungsi sebagai :
 Penguat Daya (Power Amplifier)
 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
 Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
 Voltage Comparator
 Multiplier
 Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

4.1.1 Integrated Circuit Digital

IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam
kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.

IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :

 Flip-flop
 Gerbang Logika (Logic Gates)
 Timer
 Counter
 Multiplexer
 Calculator
 Memory
 Clock
 Microprocessor (Mikroprosesor)
 Microcontroller

Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan komponen


elektronika aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD).
Jadi, diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
IC tersebut.
Rangkuman
1. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik
agar dapat bekerja, komponen ini dapat menguatkan dan menyearahkan
sinyal listrik, serta dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
2. Komponen yang termasuk komponen aktif adalah diode, transistor, thyristor
dan Integrated Circuit (IC).
3. Diode merupakan salah satu komponen yang dipergunakan antara lain untuk
merubah arus bolak balik menjadi arus searah. Bergantung pada polaritas
tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah
saklar tetutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif
sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negative) dan berlaku sebagai
sebuah saklar terbuka (apabila bagian anodenya mendapatkan tegangan
negative dan katodenya mendapatkan tegangan positif).
4. Diode ada beberapa jenis, diantaranya; diode zener, diode schottky, LED,
diode varactor, dioda tunel, photo diode dan diode laser.
5. Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 3 lapisan
semikonduktor sebagai contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai 3 kaki
yang disebut Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/Collector (C).
6. Transistor terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya; transistor bipolar, transistor
unipolar (FET, MOSFET) dan unijuction transistor.
7. Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar (switch)
atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor yang
secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki dua
hingga empat kaki terminal.
8. Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain adalah
komponen-komponen thyristor yang dikenal dengan sebutan SCR (silicon
controlled rectifier), TRIAC dan DIAC.
9. IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai
dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).
10. Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen
Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika.
IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD
(Electro Static Discharge).

Tugas
1. Jelaskan masing-masing komponen yang termasuk komponen aktif.
2. Jelaskan karakteritik diode dari kurva karakteristik dibawah ini.

3. Tentukan jenis transistor dari gambar dibawah ini.


4. Jelaskan prinsip kerja dari komponen SCR.
5. Buatlah bentuk dan simbol IC

Tes Formatif

1. Berikut ini yang bukan merupakan komponen dalam jenis diode adalah…
a. Light Emitting Diode
b. Thyristor
c. Photo diode
d. Diode zener
e. Diode laser
2. Pada dioda, bila terminal negatif sumber dihubungkan dengan bahan
tipe-n,dan terminal positif dengan bahan tipe-p,hubungan ini disebut
dengan…
a. Forward bias
b. Bias semu
c. Tanpa bias
d. Bias nyata
e. Reverse bias
3. Secara umum transistor terbagi dalam 3 jenis yaitu…
a. Unipolar, bipolar, dan bijunction
b. Unipolar, bipolar, dan unijunction
c. Unipolar, duopolar, dan duojunction
d. NPN, PNP dan BJT
e. Unipolar, bipolar, dan threepolar
4. Transistor mempunyai 3 elektroda yakni :
a. kolektor, basis dan drain
b. kolektor, emitor dan anoda
c. emitor, basis dan gate
d. emitor, basis dan kolektor
e. gate, emitor, basis
5. Transistor dapat digunakan antara lain untuk
a. Sebagai penguat arus,
b. Sebagai penguat tegangan
c. Sebagai penguat daya
d. Sebagai penyearah
e. Sebagai switch
6. Gambar dibawah ini merupakan bentuk dan simbol dari komponen…

a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. IC
7. Komponen aktif elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas
breakover-nya, komponen tersebut adalah..
a. Transistor
b. Diode
c. SCR
d. TRIAC
e. DIAC
8. Gambar dibawah ini merupakan simbol dari komponen…

a. Diode
b. SCR
c. TRIAC
d. DIAC
e. IC
9. Komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan
transistor, resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
a. Diode
b. SCR
c. TRIAC
d. DIAC
e. IC
10. IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi sebagai…
a. Penguat Daya (Power Amplifier)
b. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
c. Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
d. Flip-flop
e. Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
Penilaian
Penilaian hasil belajar didasarkan pada nilai tugas dan nilai tes formatif, bobot
masing-masing sama yaitu 50% dan skala nilai 100. Untuk nilai akhir diperoleh
dengan cara:
NilaiTugas  NilaiTesFormatif
Nilai Akhir =
2
Nilai Tugas diperoleh dengan menilai aspek aspek yang dijelaskan, sehingga nilai
akhir tugas adalah:
aspek1  aspek 2  aspek 3
Nilai Tugas = x100%
3
Nilai tes formatif dilakukan dengan menghitung jumlah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan formulasi berikut untuk mengetahui nilai tes formatif.
Jumlah Jawaban Benar
Nilai Tes Formatif =  100%
Jumlah Soal
Jika Anda mencapai nila ≥80%, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar
berikutnya. Apabila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus
mengulangi kegiatan belajar ini.
Referensi
Abdurrahman, Syaifi, Elektronika Dasar untuk SMK, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 2017.
A.R.Hambley, Electronics, Prentice Hall, 2000.
https://teknikelektronika.com/pengertian-dioda-schottky-prinsip-kerja-schottky-dio
de/, diakses tanggal 10 April 2017.
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-da
n-simbolnya/, diakses tanggal 10 April 2017.
http://www.nulis-ilmu.com/2015/08/memahami-karakteristik-dioda.html, diakses
tanggal 10 April 2017.
https://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuit-aplikasi-fungsi-ic/,
diakses tanggal 10 April 2017.
Sutiman, Listrik dan Elektonika Dasar, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta, 2004.
Willem, Teknik Listrik Dasar Otomotif untuk SMK, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 2015.

Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. B
4. D
5. D
6. C
7. E
8. C
9. E
10. D

Anda mungkin juga menyukai