Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 8A

LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
MODUL I Karakteristik Dioda

Kelompok : 8A

Kelas :A

Program Studi : D3 TEKNOLOGI LISTRIK

Tgl. Praktikum : 24 September 2020

Tgl. Presentasi : 8 Oktober 2020

Nama Asisten : Amanah Yumna Rahma

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKONOLGI PLN
JAKARTA
2020
Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika
Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I

I. JUDUL
KARAKTERISTIK DIODA

II. TUJUAN
1.Mempelajari karakteristik Tegangan-Arus dioda.
2.Mengetahui prinsip kerja dari dioda.
3.Mempelajari karakteristik keluaran rangkaian dioda zener.

III. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1.1 Unit PC.
2.Software NI Multisim.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
IV. TEORI MODUL

A. Cara Kerja Dioda


Dioda mempunyai dua buah elektroda, yaitu yang disebut dengan Anoda (disingkat
atau diberi notasi A) dan Katoda (disingkat atau diberi notasi K). Dioda disebut juga
sebagai penyearah karena hanya bisa menghantarkan arus dalam satu arah saja. Bila dioda
diberi Tegangan Arah Maju (forward bias) maka arus akan mengalir seperti pada Gambar
35 (a), sedangkan bila diberi Tegangan Arah Mundur (reverse bias) maka arus tidak akan
dapat mengalir seperti Gambar 35 (b).

(a) (b)
Gambar 35. Kondisi Dioda (a) Forward Bias (b) Reverse Bias

Pada kondisi reverse bias mungkin saja ada arus sangat kecil yang mengalir yang
disebut arus bocor. Sehingga bila tegangan anoda adalah nol terhadap katoda, maka anoda
tidak menarik elektron dari katoda. Sebenarnya ada beberapa elektron berkecepatan tinggi
yang bisa mencapai anoda (sehingga terjadi aliran arus yang meskipun sangat kecil).
Namun karena sangat kecilnya arus yang terjadi, pada umumnya amperemeter tidak dapat
mendeteksi adanya arus tersebut. Bila tegangan anoda negatif terhadap katoda (dioda diberi
tegangan reverse), maka akan timbul medan listrik yang arahnya menolak elektron.
Dengan demikian tidak terjadi aliran listrik. Bila tegangan anoda positif terhadap katoda
(dioda diberi tegangan arah maju), maka timbul medan listrik yang arahnya menarik
elektron sehingga dioda menghantarkan elektron dari katoda ke anoda, atau dengan kata
lain menghantarkan arus dari anoda ke katoda.

B. Karakteristik Dioda
Karakteristik Dioda adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara arus dan
tegangan dioda (karakteristik V-I). Dioda dapat dianggap sebagai tahanan satu arah, yaitu
bernilai sangat besar bila mendapat tegangan reverse dan bernilai sangat kecil bila
mendapat tegangan arah maju. Perhatikan Gambar 36 di bawah ini, pada tegangan di
bawah 0.6 Volt arus naik perlahan-lahan (pertambahannya hanya sedikit demi sedikit).
Mulai dari tegangan
0.6 Volt arus naik dengan cepat. Tegangan dimana arus mulai naik dengan cepat tersebut
dinamakan tegangan “cut-in” atau potensial perintang. Pada dioda germanium, tegangan
ini bernilai sekitar 0.2 - 0.3 Volt.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A

Gambar 36. Karakteristik V-I Dioda Silikon dan Germanium (Forward Bias)

Pada setiap titik pada kurva tersebut tetap berlaku Hukum Ohm :

V
RD =
I
Ket :
RD = Resistansi Dioda (Ω)
V = Tegangan Listrik
(Volt) I = Arus Listrik
(Ampere)
Nilai RD tidak memiliki nilai yang tetap, tergantung dari titik kerja dioda
(tegangan dan arus dioda pada saat itu).

C. Dioda Zener
Dioda Zener adalah komponen elektronika yang terbuat dari semikonduktor dan
merupakan jenis dari dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi pada reverse
bias. Pada saat dipasanag pada rangkaian forward bias (bias maju), dioda zener akan
memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana dioda normal pada umumnya.
Pada dasarnya, dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir kea rah
yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage”
atau

tegangan tembus dioda zener nya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang hanya
dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan tembus (breakdown voltage) ini
disebut juga dengan tegangan zener.
Untuk lebih jelas mengenai dioda zener, dapat dilihat rangkaian dasar dioda zener
di bawah ini :

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A

Gambar 37. Rangkaian Dasar Dioda Zener

Dalam rangkaian di atas, dioda zener dipasang dengan prinsip bias balik (reverse
bias). Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan dioda zener. Dalam
rangkaian tersebut, tegangan input (masuk) yang diberikan adalah 12 Volt tetapi
multimeter menunjukkan tegangan yang melewati dioda zener adalah 2.8 Volt. Ini artinya
tegangan akan turun saat melewati dioda zener yang dipasang secara bias balik (reverse
bias). Sedangkan fungsi resistor dalam rangkaian tersebut adalah untuk pembatas arus
listrik.
Dioda zener bekerja pada daerah reverse bias. Karakteristik V-I adalah seperti
Gambar 38 di bawah ini :

Gambar 38. Karakteristik Dioda Zener

V. TEORI TAMBAHAN

Ketika tegangan diterapkan dalam bias terbalik, maka tidak ada arus sama sekali. Dioda ini
beroperasi seperti sakelar. Ketika dioda dalam bias maju, ia bekerja seperti sakelar tertutup.
Sedangkan, jika dioda ideal berada dalam bias terbalik, maka ia bekerja seperti sakelar terbuka.

Dioda ideal terdiri dari dua terminal seperti dioda normal. Koneksi ujung komponen dan terminal
terpolarisasi. Penting untuk diketahui bahwa tidak menggabungkan koneksi pada dioda. Dua

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
terminal dioda ideal disebut anoda dan katoda di mana anoda positif dan katoda negatif.

Simbol rangkaian dari dioda ideal adalah bentuk segitiga terhadap garis. Ada berbagai jenis dioda
yang tersedia di pasaran, tetapi umumnya simbol dioda akan terlihat seperti diagram berikut. Yang
terminal memasuki tepi halus segitiga menandakan anoda. Aliran arus dalam arah segitiga
menunjuk, tetapi tidak bisa sebaliknya.

Seperti dibahas di atas, dioda ideal adalah perangkat paling sederhana. Simbol rangkaian
untuk dioda ideal ditunjukkan di atas dan menunjukkan sifat dua terminalnya. Ini berarti, bahwa
ada dua terminal untuk memasang dioda ke rangkaian eksterior, yaitu anoda dan katoda.
Terminal anoda lebih positif daripada terminal katoda dan aliran arus akan ke arah yang
ditentukan.

Rangkaian di bawah ini adalah contoh dari beberapa rangkaian dioda ideal sederhana.
Di rangkaian pertama, dioda D1 adalah bias maju dan memungkinkan aliran arus melalui
rangkaian.

Sedangkan di rangkaian kedua, dioda D2 terhubung dalam bias terbalik, aliran arus
tidak dapat mengalir di rangkaian, dan pada dasarnya terlihat seperti rangkaian terbuka.
Karakteristik arus-tegangan adalah hubungan yang paling penting bagi dioda. Itu mendefinisikan
bagaimana arus mengalir melalui komponen dan bagaimana tegangan diukur melaluinya. Busur
I-V dari dioda ideal seluruhnya non-linear. Itu terlihat seperti grafik berikut.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A

Ada dua karakteristik diode yaitu dioda di bias maju dan diode di bias mundur berikut adalah
penjelasannya:

1. Dioda di Bias Maju

Karakteristik dioda yang pertama adalah di bias secara maju. Dioda di bias maju untuk
memberikan tegangan luar menuju terminal dioda. Jika anoda(+) terhubung dengan kutup positif
pada batere serta katoda(-) terhubung dengan kutub negatif pada batere maka akan
mengakibatkan bias maju atau forward bias.

2. Dioda di Bias Mundur

Karakteristik dioda yang ke dua adalah di bias secara mundur. Anoda(+) dihubungkan dengan
kutup negatif dan katoda(-) dihubungan dengan kutup positifsehingga jumlah arus yang mengalir
pada rangkaian bias mundur akan lebih kecil. Pada bias mundur dioda, terdapat arus maju yang
dihubungkan dengan batere yang memiliki tegangan tidak terlalu besar dan signifikan karena
tidak mengalami peningkatan. Ketika terjadi proses reserve, dioda tidak bisa menghantarkan
listrik karena nilai hambatannya besar. Dioda ini juga dianjurkan untuk tidak memiliki besar
tegangan dan arus yang melebihi batas.

Sumber : https://abdulelektro.blogspot.com/2019/11/karakteristik-dioda-ideal-rangkaian-dan.html

https://teknikelektronika.com/pengertian-komponen-elektronika-aktif-komponen-elektronika-
pasif/

https://rumus.co.id/dioda/#:~:text=Karakteristik%20dioda%20yang%20ke%20dua,bias%20mu
ndur%20akan%20lebih%20kecil.&text=Dioda%20ini%20juga%20dianjurkan%20untuk,dan%20arus
%20yang%20melebihi%20batas.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
VI. LANGKAH PERCOBAAN

A. Tegangan Catu Arah Maju


1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 39. Percobaan Tegangan Catu Arah Maju

2. Atur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE seperti pada berikut


ini. Maximum Value : 1 V
Minimum Value: 0
V Increment : 10%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Tegangan Sumber (Vs) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser
slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 39 digunakan
tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan
Sumber (Vs) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
B. Tegangan Catu Arah Mundur
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 40. Percobaan Tegangan Catu Arah Mundur

2. Atur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE seperti pada berikut


ini. Maximum Value : 1 V
Minimum Value : 0
V Increment : 10%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Tegangan Sumber (Vs) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser
slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 40 digunakan
tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan
Sumber (Vs) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
C. Karakteristik V-I Dioda Zener
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 41. Percobaan Karakteristik Dioda Zener

2. Atur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE seperti pada berikut


ini. Maximum Value : 20 V
Minimum Value : 0
V Increment :10%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Tegangan Sumber (Vs) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser
slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 40 digunakan
tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus dan tegangan yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai
Tegangan Sumber (Vs) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
D. Pembebanan Dioda Zener

1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 42. Percobaan Pembebanan Dioda Zener

2. Atur VARIABLE_RESISTOR seperti pada berikut


ini. Resistance : 2 kΩ
Increment : 20%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Resistansi Beban (R2) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser
slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 42 digunakan
tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter A1 dan A2 untuk setiap nilai
Resistansi Beban (R2) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Catat kedua nilai arus tersebut pada Data Pengamatan.
7. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
VII. DATA PENGAMATAN
A. Tegangan Catu Arah Maju

Vs (Volt) I
0.1 189.083 nA
0.2 1.496 µA
0.3 10.528 µA
0.4 72.949 µA
0.5 504.187 µA
0.6 3.476 mA
0.7 23.628 mA
0.8 147.388 mA

B. Tegangan Catu Arah Mundur

Vs (Volt) I (nA)
0.1 27.36
0.2 31.317
0.3 31.897
0.4 31.974
0.5 31.991
0.6 31.986
0.7 31.997
0.8 31.986

C. Karakteristik V-I Dioda Zener


Vs (Volt) VZener (Volt) I
2 2 2.021 nA
4 4 3.952 nA
6 6 5.862 nA
8 8 7.994 nA
10 10 9.948 nA
12 11.918 822.774 µA
14 12 19.997 mA
16 12.018 39.819

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
D. Pembebanan Dioda Zener
Vs = 5 V

R2 (%) I1 I2
(mA) (mA)
0 49.99 49.99
20 10 10
40 5.556 5.556
60 3.846 3.846
80 2.941 2.941
100 2.381 2.381

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
VIII. Rangkaian Percobaan ( Beserta hasil Alat Ukur )
1. Tegangan Catu Arah Maju

Vs = 0,7 V

2. Tegangan Catu Arah Mundur

Vs = 0,1 V

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
3. Karakteristik V-I Dioda Zener

Vs = 12 V

4. Pembebanan Dioda Zener

R2 = 0 %

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
IX. TUGAS AKHIR

1. kurva karakteristik dioda pada keadaan bias maju. Sumbu x adalah tegangan(V) sumbu y
adalah arus(𝜇𝐴)

kurva karakteristik dioda bias maju


160000

140000

120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

2. Kurva karakteristik dioda pada keadaan bias mundur.

kurva dioda bias mundur


33

32

31

30

29

28

27

26

25
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
3. Kurva karakteristik V-I dioda zener. Sumbu x adalah tegangan dioda(Vd) dan sumbu y
adalah arus(𝜇𝐴).

kurva dioda zener


45000

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0
2 4 6 8 10 11,918 12 12,018

4. Berapakah Tegangan Ambang (Vcut in) dari dioda yang anda amati?
Jawab :
Vcut in : 0,6-0,7 Volt dioda berbahan silicon

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A

5. Mengapa arus tidak mengalir pada waktu diode mendapaatkan tegangan terbalik? Jelaskan
dengan gambar Depletion Layer!
Jawab :
Karena, ketika tegangan sumber (+) bertemu dengan kaki katoda dan tegangan sumber (-)
bertemu dengan kaki anoda akan membuat depletion layer melebar sehingga arus tidak dapat
mengalir.

Gambar Depletion Layer :

6. Pada percobaan 7.4 mengapa nilai arus I1 sama dengan nilai arus I2?
Jawab :

Karena Dioda Zener belum bekerja pada tegangan 5 volt. Dioda Zener bekerja saat tegangan 12
V pada percobaan yang ketiga tersebut dimana arus naik secara drastis ini yang disebut dengan
Tegangan Breakdown atau Breakdown Voltage, jadi pada pembebanan Dioda Zener arusnya
sama besar karena tegangan yang diberikan tidak mencapai 12 V.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
X. ANALISA (Rega Nadifulloh Bimaulid)

Pada praktikum kali ini kita mempelajari modul 1 yang berjudul karakteristik dioda dengan
memiliki tujuan yaitu yang pertama yaitu untuk mempelajari karakteristik Tegangan-Arus
dioda, yang kedua yaitu untuk mengetahui prinsip kerja dari dioda, dan yang ketiga yaitu untuk
mempelajari karakteristik keluaran rangkaian dioda zener. Serta menggunakan alat dan
perlengkapan antara lain 1 Unit PC dan Software NI Multisim. Karakteristik Dioda adalah grafik
yang menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan dioda (karakteristik V-I). Dioda dapat
dianggap sebagai tahanan satu arah, yaitu bernilai sangat besar bila mendapat tegangan reverse
dan bernilai sangat kecil bila mendapat tegangan arah maju.

Dioda mempunyai dua buah elektroda, yaitu yang disebut dengan Anoda (disingkat atau
diberi notasi A) dan Katoda (disingkat atau diberi notasi K). Dioda disebut juga sebagai
penyearah karena hanya bisa menghantarkan arus dalam satu arah saja. Bila dioda diberi
Tegangan Arah Maju (forward bias) maka arus akan mengalir sedangkan bila diberi Tegangan
Arah Mundur (reverse bias) maka arus tidak akan dapat mengalir. Pada kondisi reverse bias
mungkin saja ada arus sangat kecil yang mengalir yang disebut arus bocor. Sehingga bila
tegangan anoda adalah nol terhadap katoda, maka anoda tidak menarik elektron dari katoda.
Sebenarnya ada beberapa elektron berkecepatan tinggi yang bisa mencapai anoda (sehingga
terjadi aliran arus yang meskipun sangat kecil). Namun karena sangat kecilnya arus yang terjadi,
pada umumnya amperemeter tidak dapat mendeteksi adanya arus tersebut. Bila tegangan anoda
negatif terhadap katoda (dioda diberi tegangan reverse), maka akan timbul medan listrik yang
arahnya menolak elektron. Dengan demikian tidak terjadi aliran listrik. Bila tegangan anoda
positif terhadap katoda (dioda diberi tegangan arah maju), maka timbul medan listrik yang
arahnya menarik elektron sehingga dioda menghantarkan elektron dari katoda ke anoda, atau
dengan kata lain menghantarkan arus dari anoda ke katoda.

Pada percobaan karakteristik dioda ada beberapa percobaan yaitu antara lain menentukan
tegangan catu arah maju, menentukan tegangan catu arah mundur, menentukan karakteristik V-I
Dioda Zener, dan menentukan pembebasan diode Zener. Dioda tersebut dirangkai dan diberi
tegangan maju dan tegangan mundur untuk mengetahui dan mengamati karakter masing-masing
dioda, serta mengetahui hubungan tegangan dan arus pada masing-masing dioda.
Percobaan pertama yaitu tegangan catu arah maju, dengan menggunakan dioda 1N4002. Pada
dioda diberikan tegangan 0,1 Volt sampai 0,8 Volt, dengan skala perubahan 0,1 Volt. Pada data
pertama hingga kelima arus yang mengalir sangat kecil, akan tetapi saat data keenam pada tegangan
0,6 Volt arus yang mengalir mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Yang pada awalnya dari
arus 504,187 µA naik hingga 3,476 mA. Dan kenaikan ini berlanjut hingga data terakhir, bisa
dikatakan Vcut in berada pada tegangan 0,6 Volt – 0,7 Volt. sehingga dapat disimpulkan bahwa
percobaan ini menggunakan dioda Silicon.

Percobaan yang kedua tegangan catu arah mundur, dengan menggunakan dioda 1N4002.
Percobaan ini dilakukan dengan cara membalikkan kutub dioda yang ada pada rangkaian. Pada
percobaan tegangan yang diberikan yaitu 0,1 Volt sampai 0,8 Volt, dengan skala perubahan 0,1 Volt.
Arus yang mengalir pada dioda ketika tegangannya ditambah arusnya stabil, atau perubahan arus tidak
naik atau turun secara signifikan. jadi dapat disimpulkan hal ini terjadi arus bocor, karena pada saat

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
dioda kondisi reverse bias tidak dapat mengalirkan elektron dan membuat depletion layer melebar
sehingga arus mengalir pada kulit luar depletion layer.

Pada percobaan ketiga yaitu karakteristik V-I Dioda Zener, menggunakan Dioda Zener
1N4742A. Pada percobaan tegangan yang diberikan yaitu 2 Volt sampai 16 Volt, dengan skala
perubahan 2 Volt. Kemudian amati tegangan zener dan arusnya untuk mendapatkan tegangan
breakdownnya yaitu ada pada 12 volt dimana pada tegangan tersebut arusnya naik secara drastis. Pada
percobaan kali ini breakdown voltage berada pada tegangan 12 Volt.

Percobaan terakhir yaitu pembebasan Dioda Zener, dengan menggunakan dioda zener 1N4742A.
tegangan sumber tegangan yang diberikan 5 volt. berdasarkan pada data pengamatan nilai I1 dan nilai
I2 sama dikarenakan, Pada pembebanan Dioda Zener diberi tegangan sumber sebesar 5 V dengan
beban (%) kelipatan 20 kemudian didapat untuk arusnya I1 dan I2 yaitu sama besar, hal ini dikarenakan
Dioda Zener belum bekerja. Dioda Zener bekerja saat tegangan 12 V pada percobaan yang ketiga
tersebut dimana arus naik secara drastis ini yang disebut dengan Tegangan Breakdown atau
Breakdown Voltage, jadi pada pembebanan Dioda Zener arusnya sama besar karena tegangan yang
diberikan tidak mencapai 12 V.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
XI. ANALISA (Windari Nur Rahma)

Pada Praktek Modul I Elektronika berjudul Karakteristik Dioda. Dioda adalah komponen
elektronika aktif berbahan semikonduktor, komponen aktif sendiri merupakan jenis dari komponen
listrik. Komponen listrik dibagi menjadi dua yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen
aktif merupakan komponen yang memerlukan arus atau tegangan tertentu agar dapat bekerja,
contohnya dioda, transistor, thyristor dan lain-lain. Komponen pasif merupakan komponen yang
tidak memerlukan arus atau tegangan tertentu agar dapat bekerja, contohnya resistor, induktor,
kapasitor, dan lain-lain. Sifat-sifat dari bahan listrik ada tiga yaitu konduktor, semikonduktor, dan
isolator. Bahan konduktor ialah bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Bahan
semikonduktor ialah bahan yang bersifat diatas isolator dan dibawah konduktor tergantung dari pita
energinya, contoh bahan semikonduktor adalah silikon (Si), germanium (Ge), Galium Arsenida
(GaAs). Bahan isolator ialah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Pita
energi ada tiga macam, yang pertama pita konduksi merupakan pita yang berisi elektron bebas, yang
kedua pita valensi merupakan pita yang berisikan hole dan elektron valensi, yang ketiga pita
terlarang merupakan daerah yang memisahkan pita konduksi dan pita valensi terdapat energi gap
yang menentukan sifat suatu bahan dengan berada di dalam orde elektron volt sebesar 1 elektron volt
disingkat eV atau 1.6 dikali 10 pangkat minus 19 satuan Joule .

Dioda memiliki dua elektroda yaitu anoda dan katoda dimana fungsinya sebagai penyearah, jadi
dioda adalah komponen elektronika yang dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Anoda
adalah kaki elektroda yang kekurangan elektron dan kelebihan hole, sedangkan Katoda adalah kaki
elektroda yang memiliki banyak elektron dan kekurangan hole yang mana ada gelang pada diodanya.
Pada dioda terdapat dua kondisi yaitu Forward Bias dan Reverse Bias, kondisi tersebut bisa
dikatakan bagaimana cara kerja dioda. Kondisi dioda pada saat Forward Bias yaitu apabila positif
tegangan sumber bertemu dengan Anoda dan negatif tegangan sumber bertemu dengan Katoda,
maka akan membuat pita terlarang atau depletion layer menyempit sehingga elektron dapat
berpindah dari katoda ke anoda. Kondisi dioda pada saat Reverse Bias yaitu apabila positif tegangan
sumber bertemu dengan Katoda dan negatif tegangan sumber bertemu dengan Anoda, maka akan
membuat pita terlarang atau depletion layer melebar sehingga elektron tidak dapat berpindah.

Adapun macam-macam dioda salah satunya yang akan dipraktikumkan yaitu Dioda Zener. Diode
Zener dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian reverse bias, akan tetapi apabila
dipasang pada rangkaian forward bias maka Dioda Zener akan bekerja sebagaimana dioda normal
pada umumnya. Prinsip kerja dari Dioda Zener ini akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke
arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau
tegangan tembus dioda zenernya.

Pada percobaan pertama adalah Tegangan Catu Arah Maju. Dalam rangkaian dibutuhkan
komponen tegangan sumber menggunakan DC_INTERACTIVE_VOLTAGE dan diatur sesuai
dengan yang dibutuhkan, komponen selanjutnya adalah multimeter dan dioda 1N4002 dengan
kondisi dioda forward bias, kemudian tambahkan ground. Setelah semua komponen terhubung dan
dijalankan akan diperoleh data arus listik yang mengalir dalam rangkaian forward bias yang mana
tegangannya akan diubah-ubah dari 0.1 volt sampai dengan 0.8 volt dan dari sini tujuannya adalah
mencari V cut in dioda yang merupakan tegangan ketika arus naik dengan cepat. Dari percobaan
yang telah dilakukan ini diperoleh V cut in diodanya yaitu 0.6 volt - 0.7 volt, jadi pada percobaan
yang pertama ini menggunakan semikonduktor berbahan silikon.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
Pada percobaan yang ke dua yaitu Tegangan Catu Arah Mundur. Rangkaiannya membutuhkan
komponen tegangan sumber menggunakan DC_INTERACTIVE_VOLTAGE, komponen
selanjutnya adalah multimeter dan dioda 1N4002 dengan kondisi dioda reverse bias, kemudian
tambahkan ground. Setelah dihubungkan semua komponen dan dijalankan akan diperoleh data arus
listrik yang mengalir dalam rangkaian reverse bias yang mana tegangannya akan diubah-ubah dari
0.1 volt sampai dengan 0.8 volt dan tujuan dari percobaan ke dua ini adalah kita mengamati arusnya
karena jika dilihat arusnya sangat kecil ketika tegangannya naik, jadi dapat disimpulkan pada saat
dioda kondisi reverse bias tidak dapat mengalirkan elektron dan membuat depletion layer melebar
sehingga arus mengalir pada kulit luar depletion layer, maka dari itu sering disebut dengan arus
bocor.

Pada percobaan ketiga adalah Karakteristik V-I Dioda Zener. Rangkaian dengan komponennya
yaitu pada tegangan sumber menggunakan DC_INTERACTIVE_VOLTAGE, multimeter, Dioda
Zener 1N4742A dan resistor. Setelah dihubungkan semua komponen dan dijalankam akan diperoleh
data tegangan zener dan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian yang mana tegangannya akan
diubah-ubah dengan kelipatan dua, dimulai dari 2 volt sampai dengan 16 volt. Kemudian amati
tegangan zener dan arusnya untuk mendapatkan tegangan breakdownnya yaitu ada pada 12 volt
dimana pada tegangan tersebut arusnya naik secara drastis.

Pada percobaan ke empat adalah Pembebanan Dioda Zener. Rangkaian dengan komponen yang
dibutuhkan ada tegangan sumber menggunakan DC POWER besar tegangan yang diberikan 5 volt,
multimeter, dioda zener 1N4742A, resistor dan juga menggunakan komponen
VARIABLE_RESISTOR diatur resistancenya 2 kiloOhm kemudian increment 20 % dan pada
variable resistor untuk beban yang akan diberikan akan diubah-ubah dari 0 % sampai 100 %, akan
tetapi yang dicari hanya kelipatan 20. Setelah dihubungkan antar komponennya dan dijalankan maka
akan diperoleh arus yang sama antara I1 dan I2. Misalnya pada percobaan ini beban resistor sebesar
0 % maka arus I1 dan I2 akan sama sebesar 49.99 dengan satuan milliampere, ini berlanjut sampai
dengan beban resistor 100 %. Arusnya sama besar karena Dioda Zener belum bekerja pada tegangan
5 volt. Dioda Zener bekerja saat tegangan 12 V pada percobaan yang ketiga tersebut dimana arus
naik secara drastis ini yang disebut dengan Tegangan Breakdown atau Breakdown Voltage, jadi pada
pembebanan Dioda Zener arusnya sama besar karena tegangan yang diberikan tidak mencapai 12 V.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
XII. ANALISA (Mochammad Aqmal Huzairi)

Dioda adalah komponen elektronika aktif yang berbahan dasar material semikonduktor, yang
terdiri dari dua buah kaki yaitu anoda (positif) dan katoda (negatif). Umumnya, dioda digunakan dan
berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.

Prinsip kerja dari dioda adalah ketika kaki anoda dioda dihubungkan dengan terminal positif dari
sumber teganan atau catudaya dan kaki katoda dioda bertemu dengan negatif sumber tegangan, maka
arus listrik akan mengalir melewati dioda. Keadaan ini disebut dengan bias maju (forward bias).
Sedangkan, ketika kaki anoda dioda dihubung dengan terminal negatif sumber tegangan dan katoda
bertemu dengan positif sumber tegangan, maka arus listrik tidak akan terjadi dan tidak melewati
dioda. Keadaan ini disebut bias mundur (reverse bias).

Namun, berbeda dengan dioda penyearah, dioda zener dapat bekerja di kedua kondisi tersebut.
Prinsip kerja dioda zener dapat bekerja pada situasi bias maju dan bias mundur dengan ketentuan
jika tegangan input dari catu daya melampaui tegangan breakdown dari dioda zener tersebut, maka
arus listrik dapat mengalir melewati dioda.

Praktikum kali ini dilaksanakan untuk dapat membuktikan dan mengetahui bagaimana
karakteristik dari suatu dioda. Pada percobaan pertama bias maju di peroleh data pengamatan,

V sumber I
0,4 72𝜇𝐴
0,5 504𝜇𝐴
0,6 3,4 mA
0,7 23 mA
0,8 147 mA

Dari data yang sudah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa dioda dikatakan mengalirkan
arus listrik pada tegangan sebesar 0,7 V. Terjadi lonjakan arus yang tinggi dari tegangan 0,4 V
ke 0,7 V. Pada tegangan 0,4 V sampai 0,6 V arus listrik memang mengalir dan terbaca di
multimeter, namun arus yang terbaca sangat kecil. Sehingga, dioda pada percobaan pertama ini
dapat bekerja dan mengalirkan arus listrik yang signifikan pada tegangan dari catu daya sebesar
0,7 V. Sehingga, jenis dioda yang digunakan di percobaan pertama ini adalah dioda silikon.

Kemudian, pada percobaan kedua adalah untuk mengetahui kerja dioda pada situasi bias
mundur. Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, dengan tegangan dari catu daya sebesar
0,1 V sampai 0,8 V, arus listrik yang terbaca pada multimeter adalah rata – rata sebesar 31
nanoamper. Dan dapat dikatakan bahwa arus yang mengalir sangat kecil sehingga dioda tidak
bekerja efektif.

Selanjutnya, pada percobaan ketiga yaitu untuk mengetahui karakteristik dari dioda zener.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh,

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A

V sumber(V) V zener(V) I

8 8 7nA

10 10 9nA

12 11,9 822𝜇𝐴

14 12 19,9mA

16 12 39mA

Dari data pengamatan ini, dapat dikatakan bahwa dioda zener dapat mengalirkan arus listrik pada
keadaan bias mundur (reverse bias). Dan dapat diperhatikan terjadi lonjakkan arus listrik yang besar
dari tegangan V sumber sebesar 8 volt sampai 12 volt. Saat rangkaian diberi tegangan 12 volt, arus
listrik yang melewati dioda zener dan terbaca pada multimeter cukup signifikan dan besar.
Kemudian, tegangan pada dioda zener konstan setelah diberi 12 volt dari V sumber. Hal ini terjadi
karena dioda zener yang digunakan memiliki parameter 12 V, yang mana 12 Volt ini adalah tegangan
breakdown zener. Sehingga, pada percobaan ini dioda zener yang digunakan memiliki karakteristik
tegangan breakdown sebesar 12 Volt. Yang artinya adalah, dioda zener ini dapat bekerja ketika V
sumber menyuplai tegangan diatas 12 volt.

Pada percobaan terakhir, diketahui dari data pengamatan yang diperoleh, arus listrik yang terbaca
baca multimeter adalah sama. Dan hal ini terjadi karena supplai tegangan dari V sumber terlalu kecil
yaitu sebesar 5 volt, untuk menembus tegangan breakdown zener tersebut. Sehingga, nilai tahanan
pada dioda zener mencapai tak hingga. Seperti yang diketahui, arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian akan terlebih dahulu melewati nilai tahanan yang lebih kecil. Sehingga, arus listrik yang
tidak dapat menembus dioda zener dengan parameter 12 volt, akan mengalir ke multimeter saja.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
XIII. ANALISA (Avika Nur Anjani)

Pada praktikum kali ini saya melakukan percobaan “Dioda Zener”. Dioda Zener adalah dioda
yang akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang
diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya.
Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah
saja sedangkan dioda zener bisa mengalirkan arus pada arah sebaliknya. Tegangan Tembus
(Breakdown Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener. Dioda zener biasa dipakai pada arah
balik sehingga voltase diodanya konstan sebesar voltase zener. Dioda zener berfungsi sebagai
penstabil tegangan (regulator).

Dioda zener didefinisikan sebagai komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan merupakan jenis dioda khusus yang dapat beroperasi dirangkaian reverse bias (bias balik). Pada
saat dipasang pada rangkaian forward bias maju, dioda zener memiliki karakteristik dan fungsi
sebagai dioda normal pada umumnya.

Pada percobaan praktikum kali ini kami melakukan empat macam percobaan, yang pertama
menentukan tegangan catu arah maju, kedua menentukan tegangan catu arah mundur, ketiga
menentukan karakteristik V-1 Dioda Zener dan yang keempat mengukur pembebanan Dioda Zener.

Pada percobaan pertama ialah menentukan Tegangan Catu Arah Maju (Forward Bias), dimana
pada percobaan kali ini menggunakan tegangan 0,1 – 0,8 volt. Tujuan dari percobaan pertama ini
untuk mengamati antara teori dengan praktikum benar atau tidak. Tegangan diatur dari 0,1 - 0,8 volt
dan hasil yang didapatkan itu mulai dari nA sampai dengan mA. Mulai dari 0,1 – 0,5 volt arus yang
mengalir sangat kecil karna hasilnya nA atau bisa disebut dengan arus bocor. Arus bocor mengalir
pada sisi terluar pita energi. Ketika ditegangan 0,6 – 0,8 volt arus mulai naik, dikarenakan arusnya
mulai mengalir dan dinamakan Vcut in. Bahan dioda dipercobaan ini menggunakan dioda silikon
karna arus mulai mengalir pada 0,6 volt. Jadi kesimpulan pada praktikum pertama Tegangan Catu
Arah Maju (Forward Bias) ini adalah arus mengalir pada 0,6 volt dan juga bisa menentukan bahan
dari diodanya yaitu dioda silikon.

Pada percobaan kedua menentukan Tegangan Catu Arah Mundur (Reverse Bias), dimana
diodanya berfungsi sebagai penghambat arus. Kali ini menggunakan 0,1 – 0,8 volt. Karna semua
arus yang sangan kecil dan yang dihasilkan nA karna arus mengalir disisi luar pita terlarang yang
berarti arus bocor.

Pada percobaan ketiga menentukan Karakteristik V-I Dioda Zener, dimana Dioda Zener bekerja
dengan dengan 2 keadaan. Ketika reverse dia akan bekerja seperti dioda pada umumnya sedangkan
ketika dioda forward akan mengalihkan arus tergantung breakdown voltage (tegangan tembus). Pada
tegangan 2 – 10 volt, arus yang dihasilkan sangat kecil karna masih satuan nA. Tetapi, ketika diberi
tegangan 12 volt arus sudah mulai mengalir dan diode zener mulai bekerja. Tujuan dari percobaan
ini agar kita mengetahui dioda zener bekerja di tegangan berapa, yaitu pada 12 volt dan ini yang
dinamakan Tegangan Tembus diode zener atau Breakdown Voltage.

Pada percobaan keempat menentukan Pembebanan Dioda Zener, dimana kita mencari arus pada
rangkaian ketika dioda zener diberikan beban. Arus pada percobaan kali ini sama, dikarenakan
supplai tegangan 5 volt sedangkan pada percobaan sebelumnya dioda zener bekerja pada 12 volt.
jadi, dioda zener ini belum bekerja karna tegangan yang disupplai 5 volt dan tidak melewati

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
Breakdown Voltage sebesar 12 Volt. Arus cenderung mengalir kearah yang lebih rendah karna
pembebanannya 2K. Jadi, arus mengalir kearah 2K dikarenakan diodanya bernilai tak hingga. Karna
arus A1 dan A2 sama seperti rangkaian seri dan dioda zener dianggap tidak ada.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
XIV. KESIMPULAN

Pada praktikum Modul I Karakteristik Dioda dapat disimpulkan :

1. Cara kerja dari dioda ada 2 yaitu Forward Bias dan Reverse Bias. Kondisi dioda pada saat
Forward Bias yaitu apabila positif tegangan sumber bertemu dengan Anoda dan negatif tegangan
sumber bertemu dengan Katoda, maka akan membuat pita terlarang atau depletion layer
menyempit sehingga elektron dapat berpindah dari katoda ke anoda. Kondisi dioda pada saat
Reverse Bias yaitu apabila positif tegangan sumber bertemu dengan Katoda dan negatif tegangan
sumber bertemu dengan Anoda, maka akan membuat pita terlarang atau depletion layer melebar
sehingga elektron tidak dapat berpindah.
2. Dioda dapat bekerja setelah melewati V cut in (potensial barrier), V cut in adalah tegangan
dimana ketika arus naik dengan cepat. V cut in dioda silicon 0,6 V – 0,7 V dan dioda germanium
0,2 V - 0,3 V.
3. Pada saat kondisi Reverse Bias atau percobaan Tegangan Catu Arah Mundur maka arus akan
terhambat sehingga arus yang dihasilkan akan sangat kecil karena pada saat kondisi tersebut tidak
dapat mengalirkan elektron. Maka dari itu sering disebut dengan arus bocor.
4. Dioda zener akan menyalurkan arus listrik dan menstabilkan tegangan yang diberikan sudah
melewati “Breakdown Voltage” dimana arus naik secara drastis atau tegangan tembus dioda
zenernya.
5. Pada pembebanan Dioda Zener diberi tegangan sumber sebesar 5 V dengan beban (%) kelipatan
20 kemudian didapat untuk arusnya I1 dan I2 yaitu sama besar, hal ini dikarenakan Dioda Zener
belum bekerja. Dioda Zener bekerja saat tegangan 12 V pada percobaan yang ketiga tersebut
dimana arus naik secara drastis ini yang disebut dengan Tegangan Breakdown atau Breakdown
Voltage, jadi pada pembebanan Dioda Zener arusnya sama besar karena tegangan yang diberikan
tidak mencapai 12 V.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 8A
XV. PEMBAGIAN TUGAS PERKELOMPOK
• Rega Nadifulloh Bimaulid = Penyusun Laporan
• Windari Nur Rahma = Rangkaian Percobaan dan Kesimpulan
• Avika Nur Anjani = Tugas Akhir
• Mochammad Aqmal Huzairi = Tugas Akhir dan Teori Tambahan

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai