Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA
MODUL I KARAKTERISTIK DIODA

Kelompok : 6B
Kelas :B
Program Studi : D3 Teknologi Listrik
Tgl Praktikum : 25 September 2020
Tgl Presentasi : 9 Oktober 2020
Nama Asisten : Dony Bagus Saputra

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKONOLGI PLN
JAKARTA
2020
Kelompok 6B

MODUL I
KARAKTERISTIK DIODA
I. TUJUAN
a) Mempelajari karakteristik Tegangan-Arus dioda.
b) Mengetahui prinsip kerja dari dioda.
c) Mempelajari karakteristik keluaran rangkaian dioda zener.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1) 1 Unit PC.
2) Software NI Multisim

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

III. TEORI MODUL


III.1 Cara Kerja Dioda
Dioda mempunyai dua buah elektroda, yaitu yang disebut dengan Anoda
(disingkat atau diberi notasi A) dan Katoda (disingkat atau diberi notasi K). Dioda
disebut juga sebagai penyearah karena hanya bisa menghantarkan arus dalam satu arah
saja. Bila dioda diberi Tegangan Arah Maju (forward bias) maka arus akan mengalir
seperti pada Gambar 35 (a), sedangkan bila diberi Tegangan Arah Mundur (reverse bias)
maka arus tidak akan dapat mengalir seperti Gambar 35 (b).

(a) (b)
Gambar 35. Kondisi Dioda (a) Forward Bias (b) Reverse Bias

Pada kondisi reverse bias mungkin saja ada arus sangat kecil yang mengalir yang
disebut arus bocor. Sehingga bila tegangan anoda adalah nol terhadap katoda, maka
anoda tidak menarik elektron dari katoda. Sebenarnya ada beberapa elektron
berkecepatan tinggi yang bisa mencapai anoda (sehingga terjadi aliran arus yang
meskipun sangat kecil). Namun karena sangat kecilnya arus yang terjadi, pada umumnya
amperemeter tidak dapat mendeteksi adanya arus tersebut. Bila tegangan anoda negatif
terhadap katoda (dioda diberi tegangan reverse), maka akan timbul medan listrik yang
arahnya menolak elektron. Dengan demikian tidak terjadi aliran listrik. Bila tegangan
anoda positif terhadap katoda (dioda diberi tegangan arah maju), maka timbul medan
listrik yang arahnya menarik elektron sehingga dioda menghantarkan elektron dari katoda
ke anoda, atau dengan kata lain menghantarkan arus dari anoda ke katoda.

III.2 Karakteristik Dioda


Karakteristik Dioda adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara arus dan
tegangan dioda (karakteristik V-I). Dioda dapat dianggap sebagai tahanan satu arah, yaitu
bernilai sangat besar bila mendapat tegangan reverse dan bernilai sangat kecil bila
mendapat tegangan arah maju. Perhatikan Gambar 36 di bawah ini, pada tegangan di
bawah 0.6 Volt arus naik perlahan-lahan (pertambahannya hanya sedikit demi sedikit).
Mulai dari tegangan 0.6 Volt arus naik dengan cepat. Tegangan dimana arus mulai naik
dengan cepat tersebut dinamakan tegangan “cut-in” atau potensial perintang. Pada dioda
germanium, tegangan ini bernilai sekitar 0.2 - 0.3 Volt.

Gambar 36. Karakteristik V-I Dioda Silikon dan Germanium (Forward Bias)

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Pada setiap titik pada kurva tersebut tetap berlaku Hukum Ohm :
V
R D=
I
Ket :
RD : Resistansi Dioda (Ω)
V : Tegangan Listrik (Volt)
I : Arus Listrik (Ampere)
Nilai RD tidak memiliki nilai yang tetap, tergantung dari titik kerja dioda (tegangan dan arus
dioda pada saat itu).

III.3 Dioda Zener


Dioda Zener adalah komponen elektronika yang terbuat dari semikonduktor dan
merupakan jenis dari dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi pada reverse
bias. Pada saat dipasanag pada rangkaian forward bias (bias maju), dioda zener akan
memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana dioda normal pada umumnya.
Pada dasarnya, dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir kea rah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau
tegangan tembus dioda zener nya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang
hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan tembus (breakdown voltage)
ini disebut juga dengan tegangan zener.
Untuk lebih jelas mengenai dioda zener, dapat dilihat rangkaian dasar dioda zener
di bawah ini :

Gambar 37. Rangkaian Dasar Dioda Zener

Dalam rangkaian di atas, dioda zener dipasang dengan prinsip bias balik (reverse
bias). Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan dioda zener. Dalam
rangkaian tersebut, tegangan input (masuk) yang diberikan adalah 12 Volt tetapi
multimeter menunjukkan tegangan yang melewati dioda zener adalah 2.8 Volt. Ini artinya
tegangan akan turun saat melewati dioda zener yang dipasang secara bias balik (reverse
bias). Sedangkan fungsi resistor dalam rangkaian tersebut adalah untuk pembatas arus
listrik.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Dioda zener bekerja pada daerah reverse bias. Karakteristik V-I adalah seperti
Gambar 38 di bawah ini :

Gambar 38. Karakteristik Dioda Zener

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

IV. TEORI TAMBAHAN


Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk
penyeimbang arah rangkaian elektronika. Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti
positif dan katoda berarti negatif. Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan
positif dan negative semikonduktor. Sehingga anode dapat menghantarkan arus litrik dari
anoda menuju katoda, tetapi tika sebaliknya katoda ke anoda. Banyak macam dan bentuk diode
yang ada di pasaran tetapi yang paling sering kita jumpai adalah diode yang berbentuk silinder
warna hitam terdapat gelang perak di salah satu sisinya. Karena cara penggunaan diode ini
sangat mudah dan sederhana di bandingkan dengan tipe yang lain.

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi
Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)


Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah
arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

 
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER 
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah
reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan
disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener
dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru
terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan
satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah
tegangan Zener.

Gambar 2. dioda zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan
mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA (LIGHT EMITTING DIODE) 


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti
dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED,
yaitu:
 Sebagai lampu indikator,
 Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
 Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Simbol bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda.
Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 

TABEL LED DAN TEGANGANYA


Warna Tegangan Maju
Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Gambar 3. dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan
sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya.

4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)


Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya
dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature
keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana
semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut.
Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data
berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan
dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki
lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik.
Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan
berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem
pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

Gambar 4. dioda foto.

5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai


kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip
dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat
kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya
semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat
penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio). 

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Gambar 5. dioda varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

            DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai


fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Gambar 6. dioda schottky.

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki
yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.

Cara Kerja Dioda


Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi
tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif
(reverse biased).
A. Kondisi tanpa tegangan
Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada
daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan
elektro dari sisi n ke sisi p. Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi p
yang disebut dengan holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion
positif di sisi n, dan holes yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p.
Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang
pergerakan elektron pada dioda.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

B. Kondisi tegangan positif (Forward-bias)


Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan
bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan
mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-
masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan
tertarik ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan
memungkinkan pergerakan elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti
pada rangkaian tertutup.

C. Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)


Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan
bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan
mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-
masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda
(n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (p-type) yang
diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang
menghalangi pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-
ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi
rangkaian terbuka.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari
Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di
rangkaian Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward Bias
(Bias Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana Dioda Normal
pada umumnya. Efek Dioda jenis ini ditemukan oleh seorang Fisikawan Amerika yang
bernama Clarence Melvin Zener pada tahun 1934 sehingga nama Diodanya juga diambil dari
nama penemunya yaitu Dioda Zener. Dibawah ini adalah bentuk dan Simbol Dioda Zener:

Prinsip Kerja Dioda Zener

Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau
Tegangan Tembus Dioda Zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya
dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini
disebut juga dengan Tegangan Zener.

Karakteristik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan arus
yang melalui dioda, yaitu ID. Dapat diubah dengan dua cara, yaitu mengubah VDD. Bila arus
dioda ID kita plotkan terhadap tegangan dioda Vab, kita peroleh karakteristik dioda. Bila anoda
berada pada tegangan lebih tinggi daripada katoda (VD positif) dioda dikatakan mendapat bias
forward. Bila VD negatip disebut bias reserve atau bias mundur. Pada diatas VC disebut cut-in-
voltage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila harga VDD diubah, maka
arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita mempunyai karakteristik dioda dan kita tahu
harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari
gambar pengujian dioda diats dapat ditentukan beberapa persamaan sebagai berikut.

Bila hubungan di atas dilukiskan pada karakteristik dioda kita akan mendapatkan garis lurus
dengan kemiringan (1/RL). Garis ini disebut garis beban (load line) seperti gambar berikut

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Kurva Karakteristik Dioda Dan Garis Beban Dari gambar karakteristik diatas dapat dilihat
bahwa garis beban memotong sumbu V dioda pada harga VDD yaitu bila arus I=0, dan
memotong sumbu I pada harga (VDD/RL). Titik potong antara karakteristik dengan garis
beban memberikan harga tegangan dioda VD(q) dan arus dioda ID(q). Dengan mengubah harga
VDD maka akan mendapatkan garis-garis beban sejajar seperti pada gambar diatas. Bila
VDD<0 dan |VDD| < VPIV maka arus dioda yang mengalir adalah kecil sekali, yaitu arus
saturasi IS. Arus ini mempunyai harga kira-kira 1 μA untuk dioda silikon.

Sumber:
1) https://www.studiobelajar.com/dioda/
2) http://duniaelektonika.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-dioda-beserta-fungsinya.html
3) https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-dioda-zener/
4) https://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-dioda/

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

V. LANGKAH PERCOBAAN
V.1Tegangan Catu Arah Maju
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 39. Percobaan Tegangan Catu Arah Maju

2. Atur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE seperti pada berikut ini.


Maximum Value : 1 V
Minimum Value : 0 V
Increment : 10%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Tegangan Sumber (Vs) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser
slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 39 digunakan
tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan
Sumber (Vs) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

V.2Tegangan Catu Arah Mundur


1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 40. Percobaan Tegangan Catu Arah Mundur

2. Atur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE seperti pada berikut ini.


Maximum Value : 1 V
Minimum Value : 0 V
Increment : 10%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Tegangan Sumber (Vs) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser slider
ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 40 digunakan tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan Sumber
(Vs) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

5.3 Karakteristik V-I Dioda Zener


1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 41. Percobaan Karakteristik Dioda Zener

2. Atur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE seperti pada berikut ini.


Maximum Value : 20 V
Minimum Value : 0 V
Increment : 10%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Tegangan Sumber (Vs) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser slider
ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 40 digunakan tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus dan tegangan yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai
Tegangan Sumber (Vs) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

5.4 Pembebanan Dioda Zener


1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 42. Percobaan Pembebanan Dioda Zener

2. Atur VARIABLE_RESISTOR seperti pada berikut ini.


Resistance : 2 kΩ
Increment : 20%
3. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
4. Atur Resistansi Beban (R2) sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser slider
ke kanan atau dengan menekan Tombol Key (Pada Gambar 42 digunakan tombol ‘A’).
5. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter A1 dan A2 untuk setiap nilai Resistansi
Beban (R2) dan catat pada Data Pengamatan.
6. Catat kedua nilai arus tersebut pada Data Pengamatan.
7. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

VI. DATA PENGAMATAN

VI.1 Tegangan Catu Arah Maju

V S (Volt) I I (A)
0.1 4.034 µA 4.034 ×10−7
0.2 16.305 µA 16.305 ×10−7
0.3 53.637 µA 53.637 ×10−7
0.4 167.207 µA 167.207 ×10−7
0.5 512.658 µA 512.658 ×10−7
0.6 1.563 mA 1.563 ×10−4
0.7 4.753 mA 4.753 × 10−4
0.8 14.408 mA 14.408 ×10−4

VI.2 Tegangan Catu Arah Mundur

V S (Volt) I (µA) I (A)


0.1 1.326 1.326 ×10−7
0.2 1.762 1.762× 10−7
0.3 1.905 1.905 ×10−7
0.4 1.952 1.952× 10−7
0.5 1.967 1.967 ×10−7
0.6 1.973 1.973 ×10−7
0.7 1.974 1.974 ×10−7
0.8 1.975 1.975 ×10−7

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

6.3 Karakteristik V-I Dioda Zener

V S (Volt) V Zener (Volt) I (mA) I (A)

2 2 2.021 2.021 ×10−4


4 3.24 7.598 7.598 ×10−4
6 3.273 27.267 27.267 ×10−4
8 3.287 47.125 47.125 × 10−4
10 3.297 67.034 67.034 × 10−4
12 3.303 86.967 86.967 ×10−4
14 3.309 106.913 106.913 ×10−4
16 3.313 126.868 26.868 ×10−4

6.4 Pembebanan Dioda Zener


V S =5 V

R2 (%) I 1(mA) I 2(mA)


0 49.99 49.99
20 17.542 8.115
40 17.451 4.069
60 17.427 2.714
80 17.415 2.037
100 17.409 1.63

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

VII. RANGKAIAN PERCOBAAN


Percobaan I 6.1 Tegangan Catu Arah Maju

Percobaan II 6.2 Tegangan Catu Arah Mundur

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Percobaan III 6.3 Karakteristik V-I Dioda Zener

Percobaan IV 6.4 Pembebanan Dioda Zener

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

VIII. TUGAS AKHIR


1. Berdasarkan percobaan I 5.1 yang telah dilakukan, buatlah kurva karakteristik dioda
yang anda amati!
Jawab:

I (A)
0

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

2. Berdasarkan percobaan II 5.2 yang telah dilakukan, buatlah kurva karakteristik dioda
yang anda amati!
Jawab:

I(A)
0

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

3. Buatlah kurva karakteristik V-I dioda zener pada percobaan III 5.3!
Jawab:

I(A)
0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

4. Berapakah tegangan ambang (Vcut-in) dari dioda yang anda amati?


Jawab:
 Percobaan I 5.1 dengan nilai V cut ∈¿ ¿-nya yaitu 0,5−0,7
 Percobaan II 5.2 dengan nilai V cut ∈¿ ¿-nya yaitu 0,2−0,3
 Percobaan III 5.3 dengan nilai V cut ∈¿ ¿-nya yaitu 3−4

5. Mengapa arus tidak mengalir pada waktu dioda mendapatkan tegangan terbalik?
Jelaskan dengan gambar depletion layer!
Jawab:
Pada kondisi Tegangan Arah Mundur (reverse bias), mungkin saja ada arus yang
sangat kecil yang mengalir disebut dengan arus bocor. Sehingga apabila tegangan anoda adalah 0
terhadap katoda maka anoda tidak menarik elektron dari katoda.
Dioda disebut juga sebagai penyearah karena hanya bisa menghantarkan arus dalam
satu arah saja. Bila dioda diberi Tegangan Arah Maju (forward bias) maka arus akan mengalir
seperti gambar dibawah ini.

Sedangkan bila diberi Tegangan Arah Mundur (reverse bias) maka arus tidak akan dapat
mengalir seperti gambar dibawah ini.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

6. Pada percobaan IV 5.4 mengapa nilai arus I 1 sama dengan nilai arus I 2?
Jawab:

Dikarenakan pada Percobaan IV 5.4 nilai resistansi yang digunakan pada Percobaan
IV 5.4 dengan nilai yang sama, maka nilai yang arus I 1 dan nilai arus I 2 yang dihasilkan juga
sama.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

IX. ANALISA
I) ANALISA (Elang Mulya Perkasa-201971058)
Pada praktikum yang pertama yaitu yang membahas tentang karakteristik diode . Dioda
adalah komponen elektronika aktif yang berfungsi untuk menyearahkan arus atau
menghantarkan arus dalam satu arah. Dioda biasa ditemukan di rangkaian power supply , karena
rangkaian power supply digunakan untuk menyearahkan arus dari arus AC menjadi arus DC.
Macam-macam diode antara lain adalah diode normal (diode PN Junction) , diode bridge , diode
zener , LED ( Light Emitting Diode ) , dioda foto , diode laser , diode varactor , diode tunnel ,
diode Schottky. Yang dibahas pada praktikum ini hanya diode normal dan diode Zener.
Dioda mempunyai dua electrode yaitu anoda dan katoda . Dimana junction positive pada
diode berada pada anoda dan junction negative pada diode berada pada katoda . Pada rangkaian ,
diode normal mempunyai dua keadaan , yang pertama adalah forward bias . Forward bias adalah
keadaan dimana diode “mengijinkan” arus untuk mengalir atau arus akan mengalir melalui diode
tersebut karena tegangan anoda positif terhadap katoda . yang kedua adalah reverse bias .
Reverse bias adalah dimana tegangan anoda negative terhadap katoda dan oleh karena itu diode
akan menghambat arus yang masuk (diode menjadi hambatan yang sangat besar) sehingga arus
yang melalui diode itu akan sangat-sangat kecil (nano Ampere). Pada diode normal (forward
bias) , V-cut in adalah tegangan Ketika arus mulai naik dengan cepat . lebih jelasnya ketika
sumber tegangan kita set 0,1 volt tetapi arus yang melalui diode masih sangat kecil , 0,2 volt arus
meningkat tetapi arus masih sangat kecil (nano ampere) , 0,3 v , 0,4 v , 0,5 v arus yang mengalir
sangat kecil setelah itu kita set sumber tegangannya ke 0,6 volt arus nya sudah agak naik
(besar) . Pada saat kita set tegangannya kita set ke 0,7 volt maka kita bisa melihat bahwa arus
sudah melonjak tinggi semisal dari 3mA ke 21mA . Itu adalah tegangan V-Cut in (0,7 volt) . 0,7
volt itu adalah V-Cut in nya . 0,7 volt ini adalah v-cut in dari bahan silicon. Jika bahan
germanium arus akan naik pada tegangan (0,2 volt sampai 0,3 volt).
Dioda Zener adalah versi lain dari diode normal dan berfungsi untuk penstabil tegangan juga
menyearahkan arus. Dioda Zener terbuat dari semikonduktor . Dioda Zener dapat bekerja pada
reverse bias dan juga forward bias . jika dipasang forward bias , maka diode Zener akan bekerja
seperti diode biasa dengan syarat harus mencapai v-Cut in dari bahan diode tersebut . bagaimana
jika diode tersebut di reverse bias . maka syarat agar diode Zener bekerja adalah tegangan harus
mencapai tengangan breakdown voltage . breakdown voltage adalah kondisi dimana tegangan
yang melalui diode Zener (reverse bias) berlebihan sehingga diode Zener menyalurkan arus
secara berlawanan dan arus bisa mengalir melalui diode Zener meskipun dalam kondisi reverse
bias. Jika V-cut in adalah Ketika diode Zener atau normal terpasang secara forward maka
breakdown voltage adalah Ketika diode Zener dipasang secara reverse bias. Pada
pengaplikasiannya , diode Zener digunakan pada Voltage regulator (Pengatur tegangan) dan
Over voltage Protection (Perlindungan terhadap kelebihan tegangan).
Pada percobaan pertama di multisim yaitu dengan rangkaian forward bias diode , kita
melihat bahwa diode normal akan menyalurkan arus yang maksimal pada saat tengangan pada
angka 0,7 volt yang berarti diode tersebut adalah berbahan silicon. Pada percobaan kedua yaitu
dengan rangkaian reverse bias diode . kita melihat bahwa diode normal menyalurkan arus tetapi
sangat sangat kecil (nano), tidak menyalurkan arus secara maksimal . arus yang sangat-sangat
kecil tersebut disebut arus bocor . Pada percobaan ketiga , kita membuat rangkaian diode Zener ,
pada saat tegangan mencapai 12 volt nilai arus melonjak tinggi dan itu yang disebut breakdown
voltage (arus maksimal karena melampaui breakdown voltage) dan setelah itu
Kita mencoba untuk menaikkan tegangan ke 14 voltage , hasilnya adalah nilai tegangannya

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

sekitar 12 volt. Ini membuktikan bahwa diode Zener berfungsi sebagai penstabil tegangan . Pada
percobaan keempat , kita merangkai rangkaian diode zener dengan beban (potensio meter) . Saat
kita run , arus hanya melewati potensio meter dikarenakan tegangan pada rangkaian tidak
melampaui breakdown voltage pada diode Zener tersebut . Jika sudah melampaui nilai
breakdown voltage maka arus akan melalui diode Zener tersebut.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

II) ANALISA (Catur Rara Paringga Rizaldi-201971057)


Pada praktikum pertama modul 1 ini membahas tentang Karakteristik Dioda. Dimana dioda
itu sendiri hanya dapat mengalirkan arus ke satu arah, pengertian dari Dioda adalah merupakan
salah satu bentuk dari komponen elektronik khusus dengan dua elektroda disebut anoda dan
katoda. Kebanyakan dari dioda dibuat dengan bahan semikonduktor seperti silikon dengan nilai
V cut ∈¿ ¿ pada dioda adalah 0,7 Volt, germanium dengan nilai V cut ∈¿ ¿ pada dioda adalah 0,3Volt,
atau biasa disebut dengan selenium. Untuk mengetahui karakteristik dioda dapat dilakukan
dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dari
rangkaian percobaan dioda tersebut dapat di ukur tegangan dioda dengan variasi sumber
tegangan yang diberikan. Rangkaian dasar untuk mengetahui karakteristik sebuah dioda dapat
menggunakan rangkaian dibawah. Dari rangkaian pengujian tersebut dapat dibuat kurva
karakteristik dioda yang merupakan fungsi dari arus I D , arus yang melalui dioda, terhadap
tegangan V D, beda tegangan antara titik a dan b. Dioda terdiri dari beberapa jenis yaitu Dioda
Normal atau Dioda PN Junction, Dioda Zener, LED atau Dioda Light Emitting Diode, Bridge
Diode, Photodiode, Tunnel Diode, Schottky Diode, dan Varactor Diode. Fungsi dari dioda itu
tersendiri berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.

Tujuan dari praktikum modul 1 tentang Karakteristik Dioda ini ada 3 yaitu, pertama
mempelajari karakteristik Tegangan-Arus Dioda, yang kedua untuk mengetahui prinsip kerja
dari Dioda, dan yang terakhir untuk mempelajari karakteristik keluaran rangkaian dari Dioda
zener. Dimana Dioda Zener ini merupakan salah satu dari jenis dioda yang digunakan pada
praktikum ini. Dioda Zener adalah komponen elektronika yang terbuat dari Semikonduktor.
Dioda zener dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian Reverse Bias atau Bias
Mundur. Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward Bias atau Bias Maju, Dioda Zener
akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana Dioda Normal pada umumnya. Dioda
Zener bisa mengalirkan arus listrik yang masuk dari arah yang berlawanan yaitu dari katoda
menuju anoda. Prinsip Kerja Dioda Zener memanfaatkan bias terbalik dari arus yang mengalir
melalui dioda. Ini bisa terjadi ketika tegangan yang diberikan melewati batas tegangan
breakdown. Dengan karakteristik ini, maka dioda zener tidak seperti dioda biasa yang hanya
dapat mengalirkan arus listrik satu arah saja dari anoda ke katoda. Dioda zener merupakan dioda
yang mengalirkan arus tidak hanya pada arah maju atau Forward seperti dioda biasa namun bisa
juga mengalirkan arus pada arah balik atau Reverse jika tegangan pada katodanya melebihi
tegangan breakdown dari dioda zener.
Pada praktikum modul 1 tentang Karakteristik Dioda ini menggunakan alat dan
perlengkapan yaitu 1 Unit PC dan software NI Multisim. Dimana PC ini digunakan sebagai
media untuk merangkai rangkaian elektronika dengan menggunakan software NI Multisim.

Pada praktikum modul 1 tentang Karakteristik Dioda ini terdapat 4 Percobaan, yang pertama
Percobaan 1 yaitu mengenai Tegangan Catu Arah Maju, Percobaan 2 yaitu mengenai Tegangan
Catu Arah Mundur, Percobaan 3 mengenai Karakteristik V-I Dioda Zener, dan Percobaan yang
terakhir yaitu Percobaan 4 mengenai pembebanan Dioda Zener.

Percobaan 1 yaitu mengenai Tegangan Catu Arah Maju, langkah yang pertama rangkailah
rangkaian seperti gambar 39 pada modul dengan menggunakan software NI Multisim. Langkah
yang kedua dengan mengatur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE dengan format Maximum Value
dengan nilai 1 V, Minimum Value dengan nilai 0 Vdan Increment dengan nilai 10%. Selanjutnya
langkah yang ketiga jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5. Langkah yang
keempat dengan mengatur Tegangan Sumber V S sesuai dengan data pengamatan dengan cara
menggeser slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key. Langkah yang kelima amatilah
nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan Sumber V S , kemudian
jangan lupa mencatat hasil pada Data Pengamatan. Dan langkah yang terakhir yaitu yang keenam
jangan lupa juga untuk menghentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Percobaan 2 yaitu mengenai Tegangan Catu Arah Mundur, langkah yang pertama
rangkailah rangkaian seperti gambar 40 pada modul dengan menggunakan software NI Multisim.
Langkah yang kedua dengan mengatur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE dengan format
Maximum Value dengan nilai 1 V, Minimum Value dengan nilai 0 Vdan Increment dengan nilai 10%.
Selanjutnya langkah yang ketiga jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
Langkah yang keempat dengan mengatur Tegangan Sumber V S sesuai dengan data pengamatan
dengan cara menggeser slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key. Langkah yang
kelima amatilah nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan Sumber
V S , kemudian jangan lupa mencatat hasil pada Data Pengamatan. Dan langkah yang terakhir yaitu
yang keenam jangan lupa juga untuk menghentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Percobaan 3 yaitu mengenai Karakteristik Dioda Zener, langkah yang pertama rangkailah
rangkaian seperti gambar 41 pada modul dengan menggunakan software NI Multisim. Langkah
yang kedua dengan mengatur DC_INTERACTIVE_VOLTAGE dengan format Maximum Value
dengan nilai 20 V, Minimum Value dengan nilai 0 Vdan Increment dengan nilai 10%. Selanjutnya
langkah yang ketiga jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5. Langkah yang
keempat dengan mengatur Tegangan Sumber V S sesuai dengan data pengamatan dengan cara
menggeser slider ke kanan atau dengan menekan Tombol Key. Langkah yang kelima amatilah
nilai arus yang terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan Sumber V S , kemudian
jangan lupa mencatat hasil pada Data Pengamatan. Dan langkah yang terakhir yaitu yang keenam
jangan lupa juga untuk menghentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Percobaan 4 yaitu mengenai Karakteristik Dioda Zener, langkah yang pertama rangkailah
rangkaian seperti gambar 42 pada modul dengan menggunakan software NI Multisim. Langkah
yang kedua dengan mengatur VARIABLE_RESISTOR dengan format Resistance dengan nilai
2kΩ, Minimum Value dengan nilai 0 Vdan Increment dengan nilai 20%. Selanjutnya langkah yang
ketiga jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5. Langkah yang keempat dengan
mengatur Tegangan Sumber V S sesuai dengan data pengamatan dengan cara menggeser slider ke
kanan atau dengan menekan Tombol Key. Langkah yang kelima amatilah nilai arus yang
terukur pada Multimeter DC untuk setiap nilai Tegangan Sumber V S , kemudian jangan lupa
mencatat hasil pada Data Pengamatan. Dan langkah yang terakhir yaitu yang keenam jangan
lupa juga untuk menghentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

Pada praktikum modul 1 tentang Karakteristik Dioda ini ditemukan beberapa


kemungkinan kesalahan, dari perhitungan yang dilakukan oleh praktikan dan tidak telitian
praktikan dalam membulatkan bilangan sehingga dapat dihasilkan nilai yang berbeda dari nilai
yang seharusnya.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

III) ANALISA (Muh Aan Al Rahmadan-201971056)

Pada praktikum kali ini yaitu tentang karakteristik dioda, dimana dioda adalah komponen
elektronika aktif yang berfungsi untuk menyearahkan arus atau menghantarkan arus dalam satu
arah. Dioda mempunyai dua buah elektroda, yaitu yang disebut dengan Anoda (diberi notasi A)
dan Katoda (diberi notasi K). Didalam power supply terdapat dioda, karena rangkaian power
supply digunakan untuk menyearahkan arus dari arus AC menjadi arus DC.

Karakteristik Dioda adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan
dioda (karakteristik V-I). Dioda dapat dianggap sebagai tahanan satu arah, yaitu bernilai sangat
besar bila mendapat tegangan reverse dan bernilai sangat kecil bila mendapat tegangan arah
maju. Perhatikan Gambar 36 di bawah ini, pada tegangan di bawah 0.6 Volt arus naik perlahan-
lahan (pertambahannya hanya sedikit demi sedikit). Mulai dari tegangan 0.6 Volt arus naik
dengan cepat. Tegangan dimana arus mulai naik dengan cepat tersebut dinamakan tegangan “cut-
in” atau potensial perintang.

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti Dioda rectifier adalah jenis dioda yang terbuat dari
bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke
arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Dioda Zener merupakan dioda junction P
dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. LED merupakan Solid State Lamp yang merupakan
piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada
keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu
anoda (+) dan Katoda (-). Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda SCR singkatan dari
Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali.

Pada percobaan pertama di multisim yaitu dengan rangkaian forward bias diode , kita
melihat bahwa diode normal akan menyalurkan arus yang maksimal pada saat tengangan pada
angka 0,7 volt yang berarti diode tersebut adalah berbahan silicon. Pada percobaan kedua yaitu
dengan rangkaian reverse bias diode . kita melihat bahwa diode normal menyalurkan arus tetapi
sangat sangat kecil (nano), tidak menyalurkan arus secara maksimal . arus yang sangat-sangat
kecil tersebut disebut arus bocor .
Pada percobaan keempat yaitu pembebanan diode zener, kita menggunakan dua buah multimeter
untuk menghitung arus 1 dan arus 2, resistor 100ohm, diode zener 1n4728A, DC power dengan
tegangan 5 Volt, dan RTD 2k Key=A. Pada percobaan ini saat R2=0% kedua multimeter
menunjukkan arus yang besarnya sama, namun pada saat R2=20% sampai 100% kedua
multimeter menunjukkan besar arus yang berbeda. Hal ini terjadi akibat dari adanya breakdown
voltage pada percobaan ketiga.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

IV) ANALISA (Al Ikhsan Muhammad Naufal-201971055)


Pada praktikum daring kali ini, kita membahas sekaligus memperdalam ilmu pada modul 1
yang berjudul “Karakteristik Dioda”. Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk
mempelajari karakteristik Tegangan-Arus diode, Mengetahui prinsip kerja dari diode, serta
mempelajari karakteristik keluaran rangkaian diode zener. Pada praktikum kali ini, kita
menggunakan aplikasi multisim untuk memperagakan pembuatan rangkaian. Ada beberapa jenis
diode, seperti diode normal (penyearah), diode zener, diode emisi cahaya atau lebih dikenal
dengan LED, diode cahaya, diode tunnel, diode varactor, diode scottky, dan diode bridge. Pada
analisa kali ini, kita akan menekankan pada diode normal dan diode zener saja.
Dioda biasa disebutkan sebagai penyearah, karena diode hanya dapat menghantarkan arus
dalam satu arah saja. Dioda memiliki dua buah elektroda, yaitu anoda (biasa diberi singkatan
atau notasi A) dan katoda (biasa diberi singkatan atau notasi K). Anoda adalah kaki elektroda
yang kekurangan elektron dan berlebihan hole. Sedangkan katoda adalah kaki elektroda yang
memiliki banyak elektron dan kekurangan hole (terdapat gelang pada diode). Cara kerja diode
yaitu pada kondisi reverse bias mungkin saja ada arus yang sangat kecil mengalir yang disebut
dengan arus bocor. Bila tegangan anoda adalah nol (0) terhadap katoda, maka anoda negative
terhadap katoda (diode diberi tegangan reverse), maka akan timbul medan listrik yang arahnya
menolak electron. Maka dari kejadian tersebut tidak akan terjadi aliran listrik. Sedangkan bila
tegangan anoda positif terhadap katoda (dibeeri tegangan arah maju) maka akan timbul medan
listrik yang arahnya menarik elektron, sehingga diode akan menghantarkan elektron dari katoda
ke anoda. Karakteristik diode yaitu grafik yang menunjukkan hubungan arus dan tegangan diode.
Tegangan dimana arus mulai naik dengan cepat dinamakan dengan tegangan cut-in. Adapun
contoh nilai v cut-in yaitu 0,3 V pada germanium dan 0,7 V pada silikon.
Dioda zener adalah komponen elektronika yang terbuat dari semikonduktor dan merupakan
jenis diode yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi pada reverse bias. Pada saat dipasang
pada rangkaian forward bias (bias maju), diode zener akan memiliki karakteristik dan fungsi
seperti diode normal. Prinsip kerja pada diode zener ini adalah diode zener akan menyalurkan
arus listrik yang mengalir kearah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui
batas “Breakdown Voltage” atau tegangan tembus diode zenernya. Diode zener akan bekerja
pada daerah bias. Dioda zener biasanya diaplikasikan pada Voltage Regulator dan Over Voltage
Protection untuk menstabilkan arus dan tegangan.
Pada pecobaan pertama yaitu tegangan catu arah maju, kita menggunakan meltimeter untuk
menghitung arus, diode 1s1888, dan DC interactive voltage dengan key=A dengan tegangan
yang diubah-ubah (0,1 V;0,2 V;0,3 V sampai dengan 0,8 V). Dari percobaan tersebut, saat diberi
tegangan 0,1 V sampai dengan 0,5 V dihasilkan arus mikro daya karena tegangannya sangat
rendah. Sedangkan saat diberi tegangan 0,6 sampai dengan 0,8 dihasilkan arus yang lebih besar.
Pada percobaan kedua yaitu tegangan catu arah mundur, kita menggunakan multimeter
untuk menghitung arus, diode 1s1888, dan DC interactive voltage dengan key=A dengan
tegangan yang diubah-ubah (0,1 V; 0,2 V; 0,3 V sampai dengan 0,8 V). Dari percobaan ini, arus
yang dihasilkan sangat kecil sekitar 1,3 mikroampere hingga 1,9 mikroampere.
Pada percobaan ketiga yaitu karakteristik V-I diode zener, kita menggunakan dua buah
ampere meter untuk menhitung arus, resistor 100ohm, diode zener 1n4728A, dan DC interactive
voltage dengan key=A dengan tegangan yang diubah-ubah (2 V, 4 V, 6 V, sampai dengan 16 V).
dari percobaan tersebut, terjadi breakdown voltage atau arus maksimal saat tegangan dinaikkan
dari 10 V ke 12 V
Pada percobaan keempat yaitu pembebanan diode zener, kita menggunakan dua buah
multimeter untuk menghitung arus 1 dan arus 2, resistor 100ohm, diode zener 1n4728A, DC
power dengan tegangan 5 Volt, dan RTD 2kΩ Key=A. Pada percobaan ini saat R2=0% kedua
multimeter menunjukkan arus yang besarnya sama, namun pada saat R 2=20% sampai 100%
kedua multimeter menunjukkan besar arus yang berbeda. Hal ini terjadi akibat dari adanya
breakdown voltage pada percobaan ketiga

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

V) ANALISA (El Khana Aburyzal Sihombing-201971054)


Dalam praktikum kali ini, kami membahas mengenai modul 1 dengan judul karakteristik
diode. Diode adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi
menyearahkan arus. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam praktikum ini adalah Mempelajari
karakteristik Tegangan-Arus diode, kemudian mengetahui prinsip kerja dari diode, dan terakhir
mempelajari karakteristik keluaran rangkaian dioda zener.
Dalam elektronika ada komponen aktif dan komponen pasif Komponen Elektronika Aktif
adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus eksternal untuk dapat beroperasi.
Dengan kata lain, komponen elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabila mendapatkan
sumber arus listrik dari luar (eksternal). Komponen-komponen elektronika yang digolongkan
sebagai komponen Aktif adalah Dioda, Transistor dan IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari
bahan semikonduktor seperti silikon, germanium, selenium dan metal oxides. Sedangkan
Komponen Elektronika Pasif adalah jenis Komponen elektronika yang tidak memerlukan
sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen-komponen elektronika yang
digolongkan sebagai komponen pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor dan Induktor.
Dioda mempunyai dua buah elektroda, yaitu yang disebut dengan Anoda (disingkat atau diberi
notasi A) dan Katoda (disingkat atau diberi notasi K). Dioda disebut juga sebagai penyearah
karena hanya bisa menghantarkan arus dalam satu arah saja. Karakteristik Dioda adalah grafik
yang menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan dioda (karakteristik V-I). Dioda dapat
dianggap sebagai tahanan satu arah, yaitu bernilai sangat besar bila mendapat tegangan reverse
dan bernilai sangat kecil bila mendapat tegangan arah maju. Dioda Zener adalah komponen
elektronika yang terbuat dari semikonduktor dan merupakan jenis dari dioda yang dirancang
khusus untuk dapat beroperasi pada reverse bias. Pada saat dipasanag pada rangkaian forward
bias (bias maju), dioda zener akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana dioda normal
pada umumnya. Pada dasarnya, dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir
kearah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage”
atau tegangan tembus dioda zener nya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang hanya
dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan tembus (breakdown voltage) ini disebut
juga dengan tegangan zener.
Pada praktikum ini kami menggunakan alat dan bahan yaitu 1 unit pc yang berfungsi
sebagai alat yang digunakan, kemudian ada software NI Multisim sebagai aplikasi yang
digunakan untuk membuat rangkaian dalam pc. Pada aplikasi multisim ini dalam menggunakan
rangkaian menggunakan DC Interactive voltage berfungsi untuk menyuplai Tegangan DC pada
rangkaian. Besarnya tegangan dapat diatur saat simulasi dalam keadaan run sesuai dengan skala
perubahan tegangan yang telah ditentukan sebelumnya , lalu ada diode dengan tipe 1S1888
sebagai sebagai penyearah karena hanya dapat mengalirkan arus ke satu arah, lalu ada diode
zener bertipe 1N478 , juga ada Resistor bernilai 100 ohm Berfungsi sebagai penghambat arus
listrik. Nilai resistansinya dapat diatur saat simulasi dalam keadaan Stop dan multimeter sebagai
alat ukur.
Berdasarkan data percobaan pertama catu arah maju atau forward bias diode diperoleh
tegangan dari 0.1 volt sampai 0.5 volt dihasilkan arus berbentuk mikro karena daya yang
rendah, tetapi saat tegangan 0.6 hingga seterusnya dihasilkan arus yang lebih kuat dalam bentuk
mA itu dikarenakan diode tersebut berbahan dari silicon. Kemudian percobaan kedua
menghasilkan arus yang yang sedikit atau cenderung kecil atau (nano) sehingga arus yang
dihasilkan tidak maksimal. Pada percobaan ketiga kita menggunakan diode zener, pada saat
tegangan 2 hingga 10 volt arus yang dihasilkan datar tetapi pada saat 12 volt arus yang
dihasilkan langsung melonjak tinggi, itu dinamakan breakdown voltage atau arus maksimal
kemudian saat tegangan dinaikkan ke 14 volt dan seterusnya maka arus tidak berbeda jauh
dengan yang 12 volt ini membuktikan bahwa diode zener berfungsi sebgai penstabil tegangan.
Pada percobaan ke empat rangkaian ditambah beban dengan potensiometer, pada saat dijalankan
arus hanaya melewati potensiometer karena teganagn yang dihasilkan tidak melampaui

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

breakdown voltage pada diode zener.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

X. KESIMPULAN

Pada praktikum pertama modul 1 ini membahas tentang Karakteristik Dioda. Dan dapat
disimpulkan bahwa:
1) Dioda sebagai penyearah karena hanya bisa menghantarkan arus hanya dalam satu
arah saja.
2) Apabila dioda diberi Tegangan Arah Maju atau forward bias maka arus akan
mengalir, sedangkan bila diberi Tegangan Arah Mundur atau reverse bias maka
arus tidak akan dapat mengalir.
3) Nilai tegangan dioda pada setiap percobaan berubah naik maupun turun dengan
drastis sesuai dengan perubahan nilai tegangan yang ditentukan.
4) Pada Percobaan IV 5.4 nilai arus I 1 sama dengan nilai arus I 2dikarenakan nilai
resistansi yang digunakan pada percobaan dengan nilai yang sama, maka nilai yang
dihasilkan juga sama.
5) Tegangan ambang dioda adalah ketika tegangan diubah pada pada nilai tertentu
arus tidak lagi bernilai 0, dan di dapatkan dari percobaan Tegangan ambang
Percobaan I 5.1 dengan nilai V cut ∈¿ ¿-nya yaitu 0,5−0,7, Percobaan II 5.2 dengan
nilai V cut ∈¿ ¿-nya yaitu 0,2−0,3 dan Percobaan III 5.3 dengan nilai V cut ∈¿ ¿-nya
yaitu 3−4

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

XI. PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK


 El Khana Aburyzal: Teori Tambahan, Data Pengamatan Percobaan 1 dan Percobaan 3,
Rangkaian percobaan 1 dan percobaan 3.
 Catur Rara Paringga: Susun laporan, Teori Modul, Kesimpulan, Cover.
 Al Ikhsan Muhammad Naufal: Data Pengamatan percobaan 2 dan percobaan 4, Rangkaian
percobaan 2 dan percobaan 4.
 Elang Mulya Perkasa: Kurva Tugas Akhir No 1 s/d 3.
 Muh Aan Al Ramadhan: Tugas Akhir No 4 s/d 6.

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN
Kelompok 6B

Laboratorium Rangkaian Listrik dan Elektronika


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai