Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL III FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN


OPTIK
ARUS BOLAK - BALIK

Nama : Frengky Alfianis Kedoa


NIM : 2020-72-001
Kelas :A
Prodi : D3 Teknik Mesin
Tgl Praktikum : 7 April 2021
Nomor Paket :1
Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR


Institut Teknologi PLN
Jakarta
2021
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

MODUL IV
ARUS BOLAK – BALIK

I. TUJUAN
1. Menentukan besaran besaran dalam arus bolak-balik.
2. Mengukur besaran dalam arus bolak-balik.
3. Melakukan Percobaan resonansi dalam arus bolak-balik.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Catu daya
2. Papan perangkat 216 lubang
3. Resistor 10 kΩ
4. Kumparan 250 lilitan
5. Kumparan 500 lilitan
6. Kumparan 1000 lilitan
7. Kapasitor 1 µF, 35 V
8. Kapasitor 470 µF, 25 V
9. Kapasitor 1000 µF, 16 V
10. Kapasitor 4,7 µF, 35 V
11. Generator Frekuensi Audio
12. Kotak Hambatan : 0 – 10 Ω
0 – 100 Ω
0 – 1000 Ω
13. Saklar satu katub
14. Multimedia Digital
15. Jembatan Penghubung
16. Kabel Penghubung

III. TEORI DASAR

Arus bolak-balik merupakan arus listrik yang besar dan arahnya berubah-ubah.
Bentuk arus bolak-balik yang paling sederhana secara matematis adalah
sinusoidal. Jumlah muatan yang lewat dalam selang waktu antara t dan t+ dt
ditunjukan oleh luas yang dibatasi kurva I(t) dengan sumbu t, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:

dq = I(t)dt

Arus yang diukur oleh amperemeter pada listrik bolak-balik merupakan arus
efektif, Ief, yang sering disebut sebagai Irms.

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

Pada percobaan ini akan dipelajari tentang arus dan tegangan yang ada pada
induktor dan kapasitor sesuai dengan karakteristik listrik bolak-balik. Pertama-
tama, tinjau rangkaian seri RL seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Rangkaian seri RL.

Jika induktor murni, L, dialiri arus bolak-balik I, maka akan timbul GGL induksi
sebesar

E = -LdI/dt sehingga dikedua ujungnya ( A – B ) akan muncul beda potensial sebesar :

V AB = RI – E

V AB = RI + LdI / dt

Vm dan Ø dicari menggunakan diagram fasor dengan langkah-langkah sebagai


berikut :

1. Ubah nama fungsi kedalam fungsi cosinus


2. Ubah fungsi tersebut menjadi vektor fasor, misalnya persamaan (2) menjadi VAB
= Vm < Ø ...................................................................................... (3)

3. Gambarkan vektor tersebut seperti dalam gambar 2 dengan asumsi t = 0

Gambar 2. Vektor tegangan rangkaian

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

Dari gambar 2 diperoleh : VAB VR + VL

VR = RIef√2 < 0
VL = L ω Ief

Kemudian diperoleh :

Bentuk diatas dapat juga kita tuliskan sebagai Vm = Z Ief√2

Z adalah impedansi dengan satuan ohm. Impedansi diperoleh dengan rumus :

Z = √𝑅2 + (𝜔𝐿)2 = √𝑅2 + 𝑋2............................................. (4)

Reaktansi XL = Ωl . Impedansi Z juga dapat digambarkan dalam diagram fasor sebagai


berikut :

Gambar 3. Diagram fasor impedansi, reaktansi induktif, hambatan.

Karakteristik untuk rangkaian RC juga dapat diturunkan dengan cara serupa.


Jika pada rangkaian seri RL tegangan mendahului arus, maka pada rangkaian
seri RC tegangan mengalami keterlambatan arus, Sehingga,

Gambar 4. Diagram Fasor impedansi, reaktansi kapasitif, hambatan.

Untuk impedansi rangkaian RLC diperoleh :

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

Gambar 5. Diagram fasor impedansi, reaktansi kapasitif, reaktansi, kapasitif, hambatan.

Z= √𝑅2 + (X𝐿 − X𝐿)2 ........................................................................................ (6)

Jika nilai XL = Xc , maka kondisi ini disebut sebagai peristiwa resonansi rangkaian RLC.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum melaksanakan percobaan ukur temperatur dan tekanan ruangan


sesudah dan sebelum pratikum.

➢ Mengukur tegangan efektif sumber arus bolak – balik


1. Atur multimeter pada mode pengukuran voltmeter AC dengan batas 20V.
2. Hubungkan probe ke terminal AC, kemudian atur tegangan keluaran di 3V.
3. Amati tegangan yang terukur dari catu daya AC, kemudian catat hasilnya
pada tabel dibawah ini.
4. Balikan probe multimeter tersebut, amati dan catat hasilnya.
5. Ulangi langkah percobaan diatas untuk nilai tegangan keluarkan 6V, 9V, dan 12V.

➢ Mengukur impedansi rangkaian arus bolak-balik Rangkaian RL


1. Siapkan kumparan induktor 250, 500, dan 1000 lilitan serta kotak hambatan 0 – 10
Ω, 0 - 100 Ω, dan 0 - 1000 Ω .
2. Susun rangkaian induktor seperti gambar dibawah ini :

E : Sumber arus Listrik


L : Induktor
RL :Hambatan dalam
Laboratorium Fisika Dasar
IT-PLN
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

E : Sumber arus searah ( catu daya )


C : kapasitor
R : Resistor
S : Saklar
1. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125Ω .
2. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran
tegangan, dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
3. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda
potensial antara ujung kapasitor (VC) dan ukur arus I yang mengalir pada
rangkaian. Catat nilainya pada tabel di bawah ini
4. Ulangi percobaan dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500
Ω. Catat nilai arus dan tegangannya.
5. Ulangi langkah 5 - 6 dengan menggunakan kapasitor 470 µF, dan 1000 µF

➢ Rangkaian RLC
1. Siapkan salah satu kapasitor misalnya kapasitor 470 μF, kumparan
1000 lilitan, dan hambatan 100Ω.
2. Susunlah rangkaian RLC seperti gambar di bawah ini :

Gambar 8. Rangkaian RLC.


3. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk
pengukuran tegangan, dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
4. Amati dan catat beda potensial VL, VC, dan VR yang terukur,
kemudian catat pula nilai arus I yang terbaca oleh multimeter
5. Hitung nilai reaktansi induktif XL, kapasitif XC, dan impedansi Z.

➢ Resonansi Rangkaian RLC


1. Susunlah rangkaian RLC secara seri seperti gambar di bawah ini
menggunakan kumparan 1000 lilitan, hambatan 1 Ω dari kotak hambatan,
dan kapasitor 4,7 μF.
induktor S : Saklar

2. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125 Ω.


3. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20V untuk pengukuran
Laboratorium Fisika Dasar
IT-PLN
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

tegangan, dan arus 200 m untuk pengukuran arus.


4. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda
potensial antara ujung induktor ( VL ) dan ukur arus I yang mengalir pada
rangkaian. Catat nilainya pada tabel dibawah ini.
5. Ulangi percobaan dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500 Ω.
Catat nilai arus tegangannya.
6. Ualngi langkah 5 – 6 dengan menggunakan kumparan induktor 500 dan
1000 lilitan.

➢ Rangkaian RC
1. Siapkan kapasitor 1 µF , 470 µF, 1000 µF dan kotak hambatan 0 – 10 Ω, 0 - 100
Ω, dan 0 - 1000 Ω .
2. Susunlah rangkaian kapasitor AC seperti dibawah ini.

Gambar 7. Rangkaian RC.


E : Sumber arus searah ( catu daya )
C : kapasitor
R : Resistor
S : Saklar
3. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125Ω .
4. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran
tegangan, dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
5. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda
potensial antara ujung kapasitor (VC) dan ukur arus I yang mengalir pada
rangkaian. Catat nilainya pada tabel di bawah ini
6. Ulangi percobaan dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500
Ω. Catat nilai arus dan tegangannya.
7. Ulangi langkah 5 - 6 dengan menggunakan kapasitor 470 µF, dan 1000 µF

➢ Rangkaian RLC
1. Siapkan salah satu kapasitor misalnya kapasitor 470 μF, kumparan
1000 lilitan, dan hambatan 100Ω.
2. Susunlah rangkaian RLC seperti gambar di bawah ini :

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Frengky Alfianis Kedoa
202072001

Gambar 8. Rangkaian RLC.


3. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk
pengukuran tegangan, dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
4. Amati dan catat beda potensial VL, VC, dan VR yang terukur,
kemudian catat pula nilai arus I yang terbaca oleh multimeter
5. Hitung nilai reaktansi induktif XL, kapasitif XC, dan impedansi Z.

➢ Resonansi Rangkaian RLC


1. Susunlah rangkaian RLC secara seri seperti gambar di bawah ini
menggunakan kumparan 1000 lilitan, hambatan 1 Ω dari kotak hambatan,
dan kapasitor 4,7 μF.

Gambar 9. Rangkaian RLC seri. SG : generator frekuensi audio.

2. Dalam rentang frekuensi 100 – 500 Hz dengan selang 50 Hz, carilah nilai
frekuensi resonansi rangkaian RLC. Catat nilai tegangan dan arus yang
dihasilkan. Kemudian hitung impedansinya.

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN

Anda mungkin juga menyukai