Anda di halaman 1dari 9

Bintang Prima Anzaeny

2017-71-035
MODUL V

ARUS BOLAK-BALIK
I. TUJUAN

1. Menentukan besaran-besaran dalam arus bolak-balik.


2. Mengukur besaran dalam arus bolak-balik.
3. Melakukan percobaan resonansi dalam arus bolak-balik.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Catu daya
2. Papan perangkai 216 lubang
3. Resistor 10 kΩ
4. Kumparan 250 lilitan
5. Kumparan 500 lilitan
6. Kumparan 100 lilitan
7. Kapasitor 1µF, 35 V
8. Kapasitor 470 µF, 25 V
9. Kapasitor 100 µF, 16 V
10. Kapasitor 4,7 µF, 35 V
11. Generator Frekuensi Audio
12. Kotak hambatan : 0-10 Ω
0-100 Ω
0-1000 Ω
13. Saklar kutub kutub
14. Multimeter Digital
15. Jembatan Penghubung
16. Kabel Penghubung

III. TEORI DASAR

Arus bolak-balik merupakan arus listrik yang besar dan arahnya berubah-ubah. Bentuk
arus bolak-balik yang paling sederhana secara matematis adalah sinusoidal. Jumlah muatan
yang lewat dalam selang waktu antara t dan t+ dt ditunjukan oleh luas yang dibatasi kurva
I(t)dengan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

dq = I(t)dt

Arus yang diukur oleh amperemeter pada listrik bolak-balik merupakan arus efektif, lef, yang
sering disebut lrms.

Pada percobaan ini akan dipelajari tentang arus dan tegangan yang ada pada induktor dan
kapasitor sesuai dengan karakteristik listrik bolak-balik. Pertama-tama, tinjau rangkaian seri RL
seperti pada gambar di bawah ini :

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035

Jika induktor murni, L, dialiri arus bolak-balik l, maka akan timbul GGL induksi sebesar

E=-Ldl/dt sehingga di kedua ujungnya (A-B) akan muncul beda potensial

Sebesar:

VAB= RI-E

VAB=RI+Ldl/dt

π
VAB=RIef√ 2cos(ωt ¿+¿LωIef √ 2cos(ωt+ )...................................(1)
2

Persamaan (1) dapat disederhanakan dalam bentuk :

VAB=Vmcos(ωt+∅)........................................................................(2)

Vmdan ∅ dicari menggunakan diagram fasor dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ubah semua fungsi kedalam fungsi cosinus


2. Ubah fungsi tersebut menjadi vektor fasor, misalnya persamaan (2) menjadi V AB=Vm¿ ∅
..............................................................................(3)
3. Gambarkan vektor tersebut seperti dalam gambar 2 dengan asumsi t=0

Dari gambar 2 diperoleh :

VAB= VR+ V
VR= RIef √ 2 ¿ 0
π
VL = L ω Ief√ 2<
2
Kemudian diperoleh :
Vm= [(RIef√ 2)2]1/2= Ief√ 2 √ R 2+(ω L) 2

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035
ωL
∅ = tan-1
R
Bentuk diatas dapat juga kita tuliskan seebagai Vm = ZIef√ 2
Z adalah impedansi dengan satuan ohm. Impedansi diperoleh dengan rumus :
Z = √R2+ (ωL)2= √R2+ X2L...................................................................(4)
Reaktansi XL= ωL. Impedansi Z juga dapat digambarkan dalam diagram fasor sebagai
berikut :

Karakteristik umtuk rangkaian RC juga dapat diturunkan dengan cara serupa. Jika pada
rangkaian seri RL tegangan mendahului arus, maka pada rangkaian seri RC tegangan
mengalami keterlambatan arus.
Sehingga,

1 2
Z = √R2+ = R2+ X2c.....................................................................(5)
(ωC ) √
Untuk impedansi rangkaian RLC diperoleh :

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035

Z = √ R 2+ (XL- XL)2.................................................................................(6)
Jika nilai XL = XC, maka kndisi ini disebut sebagai peristiwa resonansi rangkaian RLC.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pustaka Scientific, Manual Arus Bolak-Balik

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


Sebelum melaksanakan percobaan ukur temperatur dan tekanan ruangan sesudah dan
sebelum praktikum.

 Mengukur tegangan efektif sumber arus bolak – balik

1. Atur multimeter pada mode pengukur voltmeter AC dengan batas 20 V.


2. Hubungkan probe ke terminal AC, kemudian atur tegangan keluaran di 3 V.
3. Amati tegangan yang terukur dari satu daya AC, kemudian catat hasilnya pada tabel
di bawah ini.
4. Balikkan probe multimeter tersebut, amati dan catat hasilnya. 5.
5. Ulangi langkah percobaan di atas untuk nilai tegangan keluaran 6 V, 9 V, dan 12 V.

 Mengukur impedansi rangkaian arus bolak – balik Rangkaian RL


1. Siap kumparan induktor, 250, 500, dan 1000 lilitan serta kotak hambatan 0−10 Ω,
0 – 100 Ω, 0 – 1000 Ω.
2. Susun rangkaian induktor seperti gambar di bawah ini :

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035

E : sumber arus searah (catu daya)


L : induktor
RL : hambatan dalam induktor
S : saklar
3. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125 Ω.
4. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran tegangan,
dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
5. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda potensiak
antara ujung inductor (VL) DAN UKUR ARUS I yang mengalir pada rangkaian.
Catat nilainya pada table di bawah ini.
6. Ulangi percobaam dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500 Ω.
Catat nilai arus dan tegangannya.
7. Ulangi langkah 5 – 6 dengan menggunakan kumparan indukator 500 dan 1000
lilitan.

 Rangkaian RC
1. Siapkan kapasitor 1 µF, 470 µF, 1000 µF dan kotak hambatan 0 – 10 Ω, 0-
100 Ω, dan 0-1000 Ω.
2. Susunlah rangkaian kapasitor AC seperti di bawah ini.

E : sumber arus searah (catu daya)


C : kapasitor
R : resistor
S : saklar
3. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125 Ω
4. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran tegangan,
dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
5. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda potensiakl
antara ujung kapasistor (VC) dan ukur arus I yang mengalir pada rangkaian. Catat
nilainya pada tabel di bawah ini.
6. Ulangi percobaan dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500 Ω.
Catat nilai arus dan tegangannya.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035
7. Ulangi langkah 5-6 dengan menggunakan kapasitor 470 µF, dan 1000 µF

 Rangkaian RLC
1. Siapkan salah satu kapasitor misalnya kapasitor 470 µF, kumparan 1000 lilitan dan
hambatan 10 kΩ.
2. Susunlah rangkaian RLC seperti gambar di bawah ini :

Gambar 8. Rangkaian RLC

3. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran tegangan,


dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
4. Amati dan catat beda potensial VL, VC, dan VR yang terukur, kemudian catat
pula nilai arus I yang terbaca oleh multimeter
5. Hitunglah nilai reaktansi induktif XL, kapasitif xc, dan impedansi Z.

 Resonansi Rangkaian RLC


1. Susunlah rangkaian RLC secara seri seperti gambar di bawah ini menggunakan
kumparam 1000 lilitan, hambatan 1 Ω dari kotak hambatan, dan kapasitor 4,7 µF.

Gambar 9. Rangkaian RLC seri.

SG : generator frekuensi audio.


2. Dalam rentang frekuensi 100 – 500 Hz dengan selang 50 Hz, carilah nilai frekuensi
resonansi rangkaian RLC. Catat nilai tegangan dan arus yang dihasilkan. Kemudian
hitung impedansinya.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL V ARUS BOLAK BALIK

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :

JURUSAN : Tawal : Takhir :

1. Tabel data pengukuran tegangan

V sumber (V) V ukur (V) V ukur probe dibalik (V)


3    
6    
9    
12    

2. Tabel data RL

R L 250 Lilitan L 500 Lilitan L 1000 Lilitan


V(V XL(Ω V(V XL(Ω V(V XL(Ω
(Ω) I(A) Z(Ω) I(A) Z(Ω) I(A) Z(Ω)
) ) ) ) ) )
125
                       
250
                       
500
                       

3. Tabel data RC

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035

R C 1 µf C 470 µF C 1000 µF

V(V XC(Ω Z(Ω V(V XC(Ω Z(Ω V(V XC(Ω Z(Ω


(Ω) I(A) I(A) I(A)
) ) ) ) ) ) ) ) )

125
                       
250
                       
500
                       

4. Tabel data RLC

Induktor Kapasitor Resistor


V(V) I(A) XL(Ω) V(V) I(A) XC(Ω) V(V) I(A) R(Ω)

                 

5. Tabel data resonansi RLC

f (Hz) V (V) I (A) Z (Ω)

100
     
150
     
200
     
250
     
300
     
350
     
400
     
450
     
500
     
550
     
600
     
650
     
Laboratorium Fisika Dasar
STT-PLN
Bintang Prima Anzaeny
2017-71-035

700
     
750
     
800
     
850
     
900
     
950
     
1000
     

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai