Kelompok : 2A
Kelas :A
Jurusan : D3 Teknik Elektro
Tgl Praktikum : 29 Juni 2020
LAPORAN PRAKTEK
MODUL IV
II. TUJUAN
III. TEORI
Rangkaian RC
Secara umum, kondisi peralihan transient adalah kondisi pada saat suatu system sedang beralih
dari kondisi mantap yang satu ke keadaan mantap lainnya (misalnya dari kondisi tanpa
tegangan menjadi bertegangan). Kondisi peralihan pada rangkaian RC terjadi pada saat
pengisian ataupun pelepasan muatan pada / dari kapasitor. Kecepatan pengisian / pelepasan
muatan tersebut tergantung dari kapasitor, besar perlawanan / tahanan rangkaian serta
tegangan pengisi / tegangan kapasitor. Beberapa kondisi yang bisa terjadi pada rangkaian RC
adalah sebagai berikut.
Gambar 4.1 Saklar Terbuka Gambar 4.2 Saklar Baru Gambar 4.3 Saklar Tertutup
Tertutup
Bentuk gelombangnya :
Gambar 4.4
Dimana
VCK = besar tegangan kapasitor pada konstanta waktu = ± 0,8 E
tK = konstanta waktu
Sedangkan besarnya arus pengisian yang mengalir adalah:
𝑉𝑐 𝑡
𝐼= 𝑒 − ⁄𝑅𝐶 (Pers 4.2)
𝑅
Bila besar E diketahui, konstanta waktu yang diperlukan dapat dihitung dan nilai
RC dapat ditentukan. Adakalanya kondisi suatu rangkaian RC adalah sebagai berikut:
Gambar 4.5 Saklar Terbuka Gambar 4.6 Saklar Baru Gambar 4.7 Saklar Tertutup
Tertutup
Kondisi peralihan yang terjadi adalah sebagai berikut :
Sesaat setelah saklar dipindahkan dari posisi 1 ke posisi 2, terjadi aliran arus atau
pelepasan muatan kapasitor melalui rangkaian tertutup dengan melewati pelawan atau tahanan
R. Tegangan kapasitor turun secara eksponensial dengan kecepatan penurunan yang
merupakan fungsi dari waktu nilai R dan C.
Besar tegangan kapasitor mengikuti persamaan :
𝑡
𝑉𝐶 = 𝑉𝐶(0) 𝑒 − ⁄𝑅𝐶 (Pers 4.3)
Sedangkan arus pelepasan muatan kapasitor kurang lebih sama dengan arus pengisiannya.
Bentuk gelombang tegangan kapasitor sesuai persamaan di atas adalah :
𝑉𝐶(0) 𝑡
𝐼= 𝑒 − ⁄𝑅𝐶 (Pers 4.4)
𝑅
Gambar 4.8
1. Rangkaian RL
Baik kapasitor maupun induktor, keduanya mempunyai kemampuan untuk menyimpan
energi. Pada kapasitor, energi disimpan dalam bentuk akumulasi muatan listrik.
Sedangkan ada induktor, energi disimpan dalam bentuk medan magnet.
Pada saat suatu rangkaian RL beralih dari kondisi mantap satu ke kondisi lainnya, terjadi
proses peralihan. Kondisi peralihan yang terjadi akan mirip dengan peralihan pada
rangkaian RC (gambar 4.1, 4.2, 4.3 dan gambar 4.5, 4.6, 4.7), hanya saja kalau pada
rangkaian RC yang menjadi titik perhatian adalah perubahan tegangan pada kapasitor C,
sedangkan pada rangkaian RL adalah aliran arusnya.
Kondisi peralihan pada rangkaian RL mengikuti persamaan:
𝐸
𝐼 = 𝑅 (1 − 𝑒 −(𝑅⁄𝐿)𝑡 ) (Pers 4.5)
Pada gambar 4.10, energi elektromagnet yang tersimpan pada induktor dapat diubah
kembali menjadi energi listrik, sehingga terjadi aliran arus.
DAFTAR PUSTAKA
Dorf C. Richard, James A. Svodoba, 1996, Introduction to Electric Circuits, 3rd Edition, John
Wiley & Sons, Singapore
Rangkaian listrik (electrical transient) adalah suatu manifestasi keluaran dari keadaan perubahan
mendadak di dalam rangkaian lsitrik pada saat suatu saklar (switch) membuka, menutup, atau
timbulnya gangguan/ kesalahan (fault) pada system tersebut. Waktu transien umumnya sangat singkat
dibandingkan dengan waktu keadaan tunak (steady state).
Walaupun demikian, masa transien menjadi sangat penting dalam sistem karena pada masa tersebut
suatu perubahan mendadak akan termanifestasikan baik dalam bentuk arus maupun tegangan yang
kadangkala dalam hal ekstrim akan mengakibatkan kerusakan fatal pada system seperti memacetkan
mesin, memutuskan hubungan listrik, mengganggu/menggagalkan sistem komunikasi, dan lain-lain.
Transien dalam sistem listrik mekanis dapat dinyatakan oleh 3 jenis elemen rangkaian listrik berupa
resistansi, induktansi, dan kapasitansi. Ketiga jenis elemen listrik yaitu resistor, induktor, dan kapasitor
dapat mengeluarkan energi alam dalam jumlah terbatas, seperti misalnya resistor hanya mampu
mendisipasi energi lsitrik dalam bentuk panas I2R. Sedangkan induktor dan kapasitor mampu
menyimpan masing-masing energi magnetik (1/2)Li2 dan energi elektris (1/2)CV2.
Dalam keadaan tunak (steady state), energi yang tersimpan pada induktor dan kapasitor adalah konstan
(untuk sumber konstan) dan sesuai dengan perubahan arus dan tegangan bentuk gelombang sumber
bolakbalik (untuk sumber bolak-balik).
Begitu terdapat sedikit perubahan/ gangguan terhadap rangkaian listriknya akan terjadi redistribusi
energi yang akan memunculkan kondisi baru, dimana redistribusi energi tersebut tidak dapat terjadi
dalam waktu yang sangat cepat tetapi dalam waktu yang yang terbatas pula.
Dan selama interval waktu dalam proses transien akan berlaku prinsip bahwa jumlah energi yang
terkonservasi (yang disupply) sama dengan energi tersimpan ditambah dengan energi terdisipasi.
Tegangan DC (Direct Current) adalah tegangan yang memiliki besar tetap (tidak berubah) secara
periodik. Contoh tegangan keluaran dari adaptor, tegangan keluaran dari Power Supply komputer dll.
Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan DC rasanya seperti dicubit tanpa merasakan getaran.
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan dengan
cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang
disebut Power Supply atau Adaptor.
1) Elemen Primer
Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan penggantian bahan setelah dipakai.
Contoh elemen primer sebagai berikut:
a) Elemen Volta
Elemen volta adalah sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro Volta.. Elemen volta masih
diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah dimodifikasi. Elemen volta terdiri atas 2
elektroda dari logam yang berbeda yang dicelupkan pada cairan asam atau larutan garam. Pada zaman
dahulu, cairan asam atau garam tersebut berupa kain yang dicelup dalam larutan garam/asam.
b) Elemen Daniell
Penemu elemen daniel adalah John Frederic Daniell. Elemen Daniell adalah elemen yang gaya gerak
listriknya agak lama karena adanya depolarisator. Depolarisator adalah zat yang dapat menghambat
terjadinya polarisasi gas hidrogen. Depolarisator pada elemen ini adalah larutan tembaga (sulfat).
2) Elemen Sekunder
Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan penggantian bahan pereaksi
(elemen) setelah sumber arus habis digunakan. Sumber ini dapat digunakan kembali setelah diberikan
kembali energi (diisi atau disetrum).
Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator adalah termasuk sumber listrik yang
dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah (DC). Prinsip kerja dari aumulator adalah
berdasarkan proses kimia.
Pengisian
Setelah kedua kutub netral dan arus tidak mengalir, kita harus menyetrum aki agar dapat digunakan
kembali. Pada saat aki diestrum, arah arus berlawanan dengan pada saat digunakan,yaitu dari kutub
negatif ke positif. Contoh lainnya seperti batu baterai yang digunakan pada telepon genggam (Hp),
laptop, kamera, lampu emergensi dll.
Tegangan AC (Alternating Current) adalah tegangan yang besarnya selalu berubah-ubah secara
periodik. Tegangan AC dapat dilihat dengan menggunakan CRO (Cathode Ray Oscilloscope). Contoh
: tegangan PLN memiliki besar 220 VAC dengan periode ayunan 50-60 kali per detik atau biasa
dalam bahasa teknik dituliskan dengan istilah frekuensi = 50-60Hz. Oleh karena itu orang yang
kesetrum tegangan AC rasanya seperti bergetar dan bergoyang inul.
1. Sumber terhubung
Sumber arus listrik AC kependekan dari Alternating Current, dikenal dengan arus bolak-balik karena
merupakan sumber arus yang dihasilkan oleh generator dan PLN. Arus AC ini dikatakan bolak-balik
karena arus yang mengalir tidak tetap yaitu dari positif ke negatif dan dari negatif ke positif. Frekuensi
arus listrik yang bersumber dari PLN ditetapkan sebesar 50 Hz.
Ø Dinamo arus AC
Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau
memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang
tidak bergerak disebut stator.
Pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin). Alat pembangkit listrik arus
bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor
adalah roda sepeda. Jika roda berputar,kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda,
makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang
dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo
dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah
lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
Dinamo adalah mesin listrik atau pembangkit tenaga listrik. Alat untuk mengubah energy kinetic
menjadi tenaga listrik. Jika dynamo itu menghasilkan arus bolak-balik (AC), maka sering disebut
alternator.
Dalam dynamo, kumparan berada dalam ruangan bermedan magnet homogeny. Jika kumparan
berputar, maka fluks magnet yang menembus kumparan itu selalu berubah-ubah setiap waktu. Menurut
Faraday hal ini mengakibatkan timbulnya arus listrik yang disebut arus imbas (arus induksi) berupa
arus bolak-balik (AC). Jika dilihat dengan osiloskop, grafik arus listrik ini berupa fungsi sinusoida.
Dynamo yang menghasilkan arus listrik searah (DC) mempunyai prinsip sama, hanya pada dynamo ini
menggunakan cincin belah atau komutator sebagai penyearah. Dengan demikian, pada saat kumparan
berputar, selalu menghasilkan arus imbas yang arahnya selalu tetap setiap selang putaran 180° (p)
sedangkan grafik arus listrik terhadap waktu berupa parabola yang selalu positif.
Ø Generator
Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan berupa arus bolak-
balik. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda.
Generator AC dapat diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda dengan
sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan berputar di antara kutub-
kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang saling berhadapan.
Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan magnet. Kedua
ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat
pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang berputar (bergerak)
disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut stator.
2. Sumber terlepas
Ø Generator arus AC
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-
balik.
Konstruksi generator AC
– Rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator.
Ø Dinamo arus AC
Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda.Dinamo
sepeda ada yang menerapkan magnet sebagai stator (bagian yang diam) dan kumparan sebagai rotor
(bagian yang berputar), tetapi pada umumnya menggunakan magnet sebagai rotor.Magnet berputar
dekat kumparan yang berinti besi sebagai stator. Akibat perputaran magnet, garis gaya magnet yang
memotong kumparan berubah-ubah akibatnya timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. Arus
induksi akan mengalir sehingga lampu menyala, semakin cepat perputaran roda sepeda semakin terang
nyala lampu.
Ø Power supply
Power supply atau catu daya adalah sebuah perangkat atau system yang memasok listrik atau energy
ke output yang dihubungkan pada beban atau kelompok beban. Sumber listrik AC dibutuhkan
untuk menyalakan peralatan utama, tapi hampir semua sirkuit elektronik memerlukan pasokan DC
stabil. Sebuah rangkaian penyearah sederhana yang dijelaskan di sini mengubah masukan dari sumber
AC menjadi tegangan DC.
Sumber : http://fadilahlakson.blogspot.com/2013/05/transien-acdan-dc.html
V. CARA KERJA
2. Rangkaian RL
Pengisian Pelepasan
E (Volt)
R (Ω) C (µF) t (detik) VC (Volt) t (detik) VC (Volt)
0 0 0 0
233,6834 0,000196
248,4491 9,75E-05
258,6963 6,06E-05
267,7861 3,99E-05
270 3,61E-05
0 0 0 0
4E-10 9,58E-07 4E-10 0,000599
8E-10 1,92E-06 8E-10 0,000598
1,6E-09 3,83E-06 1,6E-09 0,000596
3,2E-09 7,63E-06 3,2E-09 0,000592
6,4E-09 1,52E-05 6,4E-09 0,000585
1,28E-08 2,99E-05 1,28E-08 0,00057
2,56E-08 5,84E-05 2,56E-08 0,000542
5,12E-08 0,000111 5,12E-08 0,000489
1,02E-07 0,000202 1,02E-07 0,000398
2,05E-07 0,000337 2,05E-07 0,000263
10K 2,5 6
4,1E-07 0,00049 4,1E-07 0,00011
6,69E-07 0,000565 6E-07 4,94E-05
1,01E-06 0,000593 7,49E-07 2,67E-05
1,44E-06 0,0006 9,09E-07 1,37E-05
0,000002 0,0006 1,07E-06 6,96E-06
0 0 1,25E-06 3,35E-06
1,41E-06 1,68E-06
1,58E-06 8,35E-07
1,75E-06 4,23E-07
1,91E-06 2,09E-07
0,000002 1,48E-07
VIII. ANALISA
Pada praktikum kali ini yang berjudul rangkaian transient,dimana rangkaian transient adalah yang
terdiri dari komponen RL atau komponen RC.Jadi Rangkaian transient biasanya tersusun atas komponen
R atau hambatan C atau kapasitor dan L atau inductor.Pada praktikum kali ini kita juga akan paham apa
yangdimaksud konstanta waktu secara visual lalu dan mencari konstanta waktu dari rangkaian RC dan
RL.Kemudian maksud dari memahami konstanta secara visual adalah melihat bagaimana proses
terjadinya transient pada suatu rangkaian,jadi kita akan mengenal istilah kondisi mantap dan kondisi
mantap lainnya.Maksud dari kondisi mantap ialah Ketika pada saklar gambar 1 terbuka lalu gambar 2
mau tertutup dan gambar ke 3 tertutup kondisi inilah yang disebut transient.
Jadi untuk memahami transient secara visual kita dapat melihat gambar diatas serta dimana
Ketika tegangan mengalir ke kapasitor saat itulah terjadi pengisian dimana tegangan pada saat mengisi
memiliki jeda waktu,nah proses inilah yang memperlihatkan bagaimana proses transient terjadi serta
konstanta waktu secara visualnya.
Semakin jauh beda tegangan antara tegangan dengan kapasitornya maka akan semakin cepat
tetapi ketika tegangan sumber dan tegangan pada kapasitor sama maka akan lambat juga pada saat
pengisisan yang terjadi pada kapasitornya ini bisa terlihat pada grafik,jadi pada dasarnya hanya awal-
awal saja tegangannya akan cepat melakukan pengisian karena semakin lama maka akan semakin
melambat demikian juga dengan pelepasan dimana dia sebaliknya dari pengisian karena semakin lama
maka akan semakin habis tegangan yang telah disimpan tadi dan perlu diketahui bahwa kapasitor tidak
akan melepsakan tegangan hingga mencapai nol.Hal itu disebabkan karena pada kapasitor terdpat bahan
“DiElektrik” dielektrik itu adalah bahan yang memiliki electron-elektron bebas itulah yang
menyebabkan pada proses pelepasan kapasitor tidak bisa sampai nol.Nah itulah proses transient pada
rangakain RC atau rangkaian kapasitor.
Nah pada rangakaian RL atau inductor pada dasarnya hampir sama saja tetapi yang membedakan
hanya pada prosesnya , jika pada kapsitor dia mengubah tegangan menjadi medan listrik yaitu disimpan
maka biasa juga disebut dengan kapasitor “charging” disini bukan berarti jenis kapasitornya namun
cara kerjanya yaitu dengan menyimpan tegangan tadi.Nah jika pada rangkaian RL atau inductor dia
mengubah tegangan menjadi medan magnet dan pada inductor yang dapat kita ukur adalah arusnya
karena tegangnya tidak mempengaruhi,dimana ada arus yang mengalir maka dia akan membentuk
medan magnet pada lilitan,nah medan magnet inilah yang bisa menghasilkan listrik jadi pada proses
rangkaian inductor ini dia hanya mengubah tegangan menjadi medan magnet kemudian dialirkan
Kembali menjadi arus dan dia tidak menyimpan tegangan hanya mengubahnya saja.
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
IT-PLN
KELOMPOK 2A
Kita mengetahui bahwa kapasitor dan induktor adalah piranti-piranti dinamis dan rangkaian yang
mengandung piranti-piranti jenis ini kita sebut rangkaian dinamis. Piranti dinamis mempunyai
kemampuan untuk menyimpan energi dan melepaskan energi yang telah disimpan sebelumnya. Hal
demikian tidak terjadi pada resistor, yang hanya dapat menyerap energi. Oleh karena itu, pada waktu
terjadi operasi penutupan ataupun pemutusan rangkaian, perilaku rangkaian yang mengandung kapasitor
maupun induktor berbeda dengan rangkaian yang hanya mengandung resistor saja.Jadi rangkaian
transien merupakan sumber tegangan atau sumber arus mempunyai nilai yang merupakan fungsi dari
atau berubah terhadap waktu.
IX. KESIMPULAN
• Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner (maksimum) atau
sebaliknya.
• Pada rangkaian RC, kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus
listrik di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik. Jika kapasitor sudah penuh terisi arus listrik,
maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.
• Pada saat pengosongan, arus pengosongan akan berhenti setelah muatan C habis. Nilai arus
sangat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kapasitor.
Noted :
Rega Nadifulloh Bimaulid : Kesimpulan, Penyusun Laporan, Kirim Laporan
R.M Rafli Muliawan : Tugas Akhir
Rizki Setyo Pamungkas : Tugas Akhir
Karen Marthin Fernandes S : Video Simulasi
Yoel Fadli Pongtandi : Teori Tambahan, Analisa
Windari Nur Rahma : Video Simulasi, Edit Video, Upload Youtube