Disusun oleh :
NIM : 210321606846
Kelas : GB1
Kelompok : 03
SEPTEMBER 2023
PERCOBAAN DIFRAKSI CAHAYA LESER OLEH KISI
A. Tujuan
1. Mempelajari difraksi Cahaya laser oleh kisi
2. Menentukan Panjang gelombang Cahaya laser
B. Dasar Teori
Salah satu elemen terpenting dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya.
Warna berbeda dalam kehidupan sehari-hari, dan apa yang membedakan salah satu
gelombang elektromagnetik adalah cahaya, dan panjang gelombangnya adalah
pembiasan, pemantulan, refleksi, dan difraksi adalah karakteristik yang dapat muncul.
Difraksi adalah ketika muka gelombang melengkung, membuat gelombang terlihat
lebih besar di sekitar celah dan pinggiran penghalang cahaya. Akibatnya, cahaya tidak
lagi merambat pada garis lurus. Difraksi merupakan salah satu peristiwa yang terjadi
pada gelombang yaitu gelombang mengalami pembelokan saat melewati celah sempit
(Shavira, R.A., n.d.)
Menurut Christian Huygens (1629-1695), akibat dari adanya difraksi
menjadikan setiap bagian celah berfungsi menjadi sumber gelombang yang
menyebabkan Cahaya dari satu bagian celah berinteferensi dengan cahaya dari bagian
celah lainnya. Gelombang mempunyai sifat yang menarik salah satunya gelombang
dapat dibelokkan oleh medium. Sehingga secara makroskopis difraksi dapat disebut
sebagai gejala penyebaran arah yang dialami oleh gelombang Ketika menjalar melalui
suatu celah sempit (Khilifudin, 2017).
Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation atau yang biasa
disebut dengan laser adalah penguatan sinar dengan emisi radiasi yang dirangsang.
Dalam prinsip kerja laser, atom atau molekul dipancarkan sedemikian rupa sehingga
laser lebih banyak yang memiliki energi yang tinggi, keadaan ini merupakan kondisi
dimana laser disebut berada dalam populasi invertasi (pembalikan populasi). Atom
dapat dirangsang ke tingkat tertentu dalam jumlah yang cukup untuk mencapai populasi
invertasi adalah dengan kejutan suatu elektron atau disebut juga pemompaan
(Kadarisman, N., 2009).
Dalam difraksi cahaya ada yang namanya kisi difraksi, yang merupakan salah
satu alat yang memiliki kegunaan untuk mengukur panjang gelombang cahaya (λ) yang
terdiri dari banyak celah sempit yang memiliki jarak yang sama dan permukaan yang
datar (Giancoli, D. C., 1989).
Leser mempunyai sifat-sifat cahaya yang dihasilkan yang tidak tidak dimiliki
oleh sumber Cahaya lain, dimana sifat-sifat dari leser sebagai berikut intensitas Cahaya,
monokromatik Cahaya, koheransi Cahaya, dan kesearahan Cahaya. Laser He-Ne
merupakan salah satu jenis laser gas yang ditimbulkan oleh molekul dan atom netral.
Laser He-Na dapat berisolasi pada Panjang gelombang 0,633 µm,1,15 µm (laser gas
yang pertama kali berisolasi), dan 3,39 µm (Handayani, S.L., 2014).
Laser He-Ne (Helium-neon Light Amplification by Stimulated Emisson of
Radiantion). Laser He-Ne memiliki keluaran berkas Cahaya tampak (visible) yang
sejajar, monokromatis, dan sefase. Sebagian besar laser He-Ne berupa Cahaya merah
dengan Panjang gelombang 632,8 nm (Abramczyk, 2005)
Kisi difraksi terdiri atas banyak celah dengan lebar yang sama antar celah. Lebar
tiap celah pada kisi difraksi disebut sebagai konstanta kisi dan dilambangkan dengan
(d). Jika dalam sebuah kisi memiliki panjang 1 cm terdapat N celah maka konstanta k
isinya adalah: d = 1/N. Pola terang oleh kisi difraksi diperoleh jika: d sin θ = n λ, dengan
n = 0, 1, 2, 3, ... Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika: d sin θ = (n – 1⁄2)λ,
dengan n = 1,2,3, ... Dalam optika dikenal difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer.
Difraksi Fresnel terjadi jika gelombang cahaya yang melalui celah dan terdifraksi pada
daerah yang relatif dekat, menyebabkan setiap pola difraksi yang teramati berbeda-beda
bentuk dan ukurannnya yang relatif terhadap jarak. Difraksi Fresnel juga disebut
difraksi medan dekat.
Difraksi Fraunhofer terjadi ketika gelombang medan melalui celah kisi yang m
enyebabkan perubahan hanya pada ukuran pola yang teramati pada daerah yang jauh.
Gelombang-gelombang cahaya yang keluar dari celah kisi pada difraksi Fraunhofer ha
mpir sejajar. Difraksi fraunhofer juga disebut difraksi medan jauh. Untuk menentukan
panjang gelombang cahaya tampak dari matahari dapat ditentukan dengan persamaan:
𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑛𝜆
𝑝
𝑑 = 𝑛𝜆
𝑙
𝑝𝑑
𝜆=
𝑙𝑛
Keterangan:
1 Laser He-Na
4 Statip
5 Penggaris
D. Skema Percobaan
Skema susunan set uo alat dalam percobaan difraksi Cahaya laser oleh kisi sebagai
berikut:
E. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Menyetting peralatan seperti pada gambar skema percobaan
2. Memilih kisi dengan jarak antar celah yang paling kecil, dan memasangkan pada
tempatnya
3. Menyalakan laser He-Ne
4. Mengamati pola gelap terang pada layer
5. Mengukur jarak titik paling terang pertama dari pusat (x)
6. Mengukur juga jarak dari kisi ke pusat terang (L)
7. Mengulangi Langkah 1 s.d. 5 untuk lebar celah kisi yang telah divariasi
8. Mengulangi Langkah 1 s.d. 7 serta dengan memvariasi jarak layer ke kisi
F. Data Percobaan
Berikut merupakan data hasil dari percobaan :
No 1 1 1
𝑑1 = 𝑚𝑚 𝑑2 = 𝑚𝑚 𝑑3 = 𝑚𝑚
100 300 600
1 4,8 70 14 70 30 70
5 3,4 50 10 50 21 50
6 3,1 45 9,4 45 19 45
10 1,6 25 5 25 10,8 25
𝑝𝑑
= 𝑚
𝐿
Dengan nilai:
0,001 0,001
∆𝑥 = = 0,0005 𝑚 dan ∆𝐿 = = 0,0005 𝑚
2 2
b. Sajian hasil
No 𝑑1 = 0,00001𝑚 𝑑2 = 0,0000033𝑚 𝑑3 = 𝑚
1 4,8 70 14 70 30 70
4 3,7 55 11 55 23 55
5 3,4 50 10 50 21 50
6 3,1 45 9,4 45 19 45
10 1,6 25 5 25 10,8 25
No 𝑆𝜆 𝜆 Ralat relatif
No 𝑑1 = 0,00001𝑚 𝑑2 = 0,0000033𝑚 𝑑3 = 𝑚
0,050
X (m)
0,040
0,030
Series1
0,020
0,010
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L (m)
0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L (m)
Series1
0,150
0,100
0,050
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L (m)
Series1
1. Perhitungan Ralat
• Percobaan 1 (𝒅𝟏 = 𝟏, 𝟎 × 𝟏𝟎−𝟓 𝒎)
- Data Pengamatan 1
Untuk L= 70 cm = 7,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥1 = 4,8 × 10−2 𝑚 ; m=1
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆1 =
2 2
(1,0×10−5 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(7,0 ×10−1 )(4,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
1((4,8×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 1((4,8×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,4568×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
7,6987×10−7
𝑆𝑓 = 0,18%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆2 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆2 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆2 =
2 2
(1,0×10−5 ) (6,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(6,5×10−1 )(4,6×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
2((4,6×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 2((4,6×10−2 )2 + (6,5×10−1 )2 )3
𝑆2 = 1,5684 × 10−7
❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 2
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,5684×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
4,0713×10−7
𝑆𝑓 = 0,38%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆3 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆3 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆3 =
2 2
(1,0×10−5 ) (6,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(6,0×10−1 )(4,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
3((4,4×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3 3((4,4×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,0549×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,8879×10−7
𝑆𝑓 = 0,71%(4𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆3 = ((2,88𝑥 ± 2,05) ×
10−7 )m dengan persentase alat 0,71% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 4
Untuk L= 55 cm = 5,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥4 = 3,7 × 10−2 𝑚 ; m=4
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆4 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆4 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆4 =
2 2
(1,0×10−5 ) (5,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(5,5×10−1 )(3,7×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
4((3,7×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3 4((3,7×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,8542×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,0465×10−7
𝑆𝑓 = 0,91%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆5 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆5 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆5 =
2 2
(1,0×10−5 ) (5,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(5,0×10−1 )(3,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
5((3,4×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3 5((3,4×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3
𝑆5 = 2,0391 × 10−7
❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 5
𝑥𝑑 (3,4 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
5 = = 2 = 1,7082 × 10
−7
2
𝑚√𝑥 + 𝐿 2
5((3,4 × 10−2 )2 + (5,0 × 10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,0391×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,7082×10−7
𝑆𝑓 = 1,19%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆6 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆6 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆6 =
2 2
(1,0×10−5 ) (4,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(4,5×10−1 )(3,1×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
6((3,1×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3 6((3,1×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,2702×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,4926×10−7
𝑆𝑓 = 1,52%(3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆6 = ((1,49𝑥 ± 2,27) ×
10−7 )m dengan persentase alat 1,52% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 7
Untuk L= 40 cm = 4,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥7 = 2,8 × 10−2 𝑚 ; m=7
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆7 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆7 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆7 =
2 2
(1,0×10−5 ) (4,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(4,0×10−1 )(2,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
7((2,8×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3 7((2,8×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,5519×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,3527×10−7
𝑆𝑓 = 1,88%(3𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆8 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆8 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆8 =
2 2
(1,0×10−5 ) (3,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(3,5×10−1 )(2,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
8((2,4×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3 8((2,4×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,9153×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,2124×10−7
𝑆𝑓 = 2,04%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆9 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆9 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆9 =
2 2
(1,0×10−5 ) (3,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(3,0×10−1 )(2,0×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
9((2,0×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3 9((2,0×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
3,3971×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,1032×10−7
𝑆𝑓 = 3,07%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆10 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆10 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆10 =
2 2
(1,0×10−5 ) (2,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(2,5×10−1 )(1,6×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
10((1,6×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3 10((1,6×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
4,0792×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0131×10−7
𝑆𝑓 = 4,02%(3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆10 = ((6,86 × ±1,46) ×
10−7 )m dengan persentase alat 4,02% (3 𝐴𝑃).
• Percobaan 2 (𝒅𝟐 = 𝟑, 𝟑 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎)
- Data Pengamatan 1
Untuk L= 70 cm = 7,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥1 = 14 × 10−2 𝑚 ; m=1
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆1 =
2 2
(3,3×10−6 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(7,0 ×10−1 )(14×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
1((14×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 1((14×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
4,2957×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
7,2414×10−7
𝑆𝑓 = 0,59%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆2 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆2 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆2 =
2 2
(3,3×10−6 ) (6,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(6,5×10−1 )(12,9×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
2((12,9×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3 2((12,9×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆3 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆3 = √| 2 . . ∆𝑥 | + |− 2 . . ∆𝐿|
3 3
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆3 =
2 2
(3,3×10−6 ) (6,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(6,0×10−1 )(11,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
3((11,8×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3 3((11,8×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
6,0232×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,5008×10−7
𝑆𝑓 = 2,40%(3 𝐴𝑃)
𝑆4 =
2 2
(3,3×10−6 ) (5,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(5,5×10−1 )(11×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
4((11×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3 4((11×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
5,4668×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,9618×10−7
𝑆𝑓 = 2,78%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆5 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆5 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆5 =
2 2
(3,3×10−6 ) (5,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(5,0×10−1 )(10×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
5((10×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3 5((10×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
6,0138×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,6201×10−7
𝑆𝑓 = 3,71%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆6 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆6 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆6 =
2 2
(3,3×10−6 ) (4,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(4,5×10−1 )(9,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
6((9,4×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3 6((9,4×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
6,6824×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,4572×10−7
𝑆𝑓 = 4,58%(3 𝐴𝑃)
𝑆7 =
2 2
(3,3×10−6 ) (4,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(4,0×10−1 )(8,2×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
7((8,2×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3 7((8,2×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
7,5183×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,2761×10−7
𝑆𝑓 = 5,89%(3𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆8 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆8 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆8 =
2 2
(3,3×10−6 ) (3,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(3,5×10−1 )(7,1×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
8((7,1×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3 8((7,1×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
8,5915×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,1558×10−7
𝑆𝑓 = 7,43%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆9 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆9 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆9 =
2 2
(3,3×10−6 ) (3,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(3,0×10−1 )(5,9×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
9((5,9×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3 9((5,9×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
10,0222×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0502×10−7
𝑆𝑓 = 9,54%(3 𝐴𝑃)
𝑆10 =
2 2
(3,3×10−6 ) (2,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(2,5×10−1 )(5,0×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
10((5,0×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3 10((5,0×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
12,0245×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0206×10−7
𝑆𝑓 = 11,78%(2 𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆10 = ((1,02𝑥 ± 12,02) ×
10−7 )m dengan persentase alat 11,78% (2 𝐴𝑃).
• Percobaan 3 (𝒅𝟑 = 𝟏, 𝟕 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎)
- Data Pengamatan 1
Untuk L= 70 cm = 7,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥1 = 30 × 10−2 𝑚 ; m=1
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆1 =
2 2
(1,7×10−6 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(7,0 ×10−1 )(30×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
1((30×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 1((30×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
0,7771×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
7,3330×10−7
𝑆𝑓 = 0,10%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆2 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆2 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆2 =
2 2
(1,7×10−6 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(6,5×10−1 )(27,5×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
2((27,5×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3 2((27,5×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
0,8352×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
3,7198×10−7
𝑆𝑓 = 0,22%(4𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆3 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆3 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆3 =
2 2
(1,7×10−6 ) (6,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(6,0×10−1 )(24,7×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
3((24,7×10−2 )2 + (6,0 ×10−1 )2 )3 3((24,7×10−2 )2 + (6,0 ×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,1153×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,4917×10−7
𝑆𝑓 = 0,45%(4 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆4 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆4 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆4 =
2 2
(1,7×10−6 ) (5,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(5,5×10−1 )(23×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
4((23×10−2 )2 + (5,5 ×10−1 )2 )3 4((23×10−2 )2 + (5,5 ×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
0,9853×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,9482×10−7
𝑆𝑓 = 0,50%(4 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆5 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆5 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆5 =
2 2
(1,7×10−6 ) (5,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(5,0×10−1 )(21×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
5((21×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3 5((21×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,0846×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,6145×10−7
𝑆𝑓 = 0,67%(4 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆6 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆6 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆6 =
2 2
(1,7×10−6 ) (4,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(4,5×10−1 )(19×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
6((19×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3 6((19×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,2061×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,3993×10−7
𝑆𝑓 = 0,86%(4 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆7 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆7 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆7 =
2 2
(1,7×10−6 ) (4,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(4,0×10−1 )(17,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
7((17,4×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3 7((17,4×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,3631×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,2773×10−7
𝑆𝑓 = 1,06%(3𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆8 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆8 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆8 =
2 2
(1,7×10−6 ) (3,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(3,5×10−1 )(14,5×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
8((14,5×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3 8((14,5×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,5463×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,1240×10−7
𝑆𝑓 = 1,37%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆9 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆9 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆9 =
2 2
(1,7×10−6 ) (3,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(3,0×10−1 )(12,7×10−2 ) 2
√| 2 . . 0,0005 | + |− 2 . . 0,0005|
3 3
9((12,7×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3 9((12,7×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,8098×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0702×10−7
𝑆𝑓 = 1,69%(3 𝐴𝑃)
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆10 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆10 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆10 =
2 2
(1,7×10−6 ) (2,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(2,5×10−1 )(10,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
10((10,8×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3 10((10,8×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3
𝑆10 = 2,1786 × 10−7
❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 10
𝑥𝑑 (10,8 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )
1 = = 2
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 10((10,8 × 10−2 )2 + (2,5 × 10−1 )2 )3
= 1,0401 × 10−7
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,1786×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0401×10−7
𝑆𝑓 = 2,09%(3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆10 = ((1,04𝑥 ± 2,17) ×
10−7 )m dengan persentase alat 2,09% (3 𝐴𝑃).
H. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan difraksi Cahaya laser oleh kisi ini dapat
diketahui bahwa difraksi Cahaya atau pelenturan Cahaya terjadi jika lebar kisi lebih
kecil daripada Panjang gelombang Cahaya laser yang digunakan, maka Batasan celah
sempit agar Cahaya dapat terdifraksi yaitu harus lebih kecil dari Panjang gelombang
Cahaya yang digunakan, di praktikum ini menggunakan Cahaya laser He-Ne.
berdasarkan teori dari Panjang gelombang Cahaya laser He-Ne yaitu sebesar 0,633𝜇𝑚
yang dimana dalam melakukan percobaan ini juga ditentukan Panjang gelombang
Cahaya laser berdasarkan precobaan
Pada percobaan ini dilakukan pengambilan data sebanyak 10 kali setiap kisinya.
Dengan percobaan untuk pengambilan nilai (L) yang dimana akan dilakukan variasi
sebanyak 10 kali dengan setiap kisi yang berbeda. Dimana nilai kisi yaitu 𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3
yang dimana grafik hubungan jarak antara terang pusat ke kisi terhadap jarak antara
terang pusat ke pola terang pertama untuk masing-masing kisi tersebut diperoleh grafik
yang linier, sehingga hal ini sesuai dengan teori dimana hubungan antara (l) terhadap
(x) adalah brebanding lurus.
I. Kesimpulan
J. Daftar Pustaka
Abramczyk, H., 2005. Lasers, in: Introduction to Laser Spectroscopy. Elsevier, pp.
59–106. https://doi.org/10.1016/B978-044451662-6/50005-8
Giancoli, D. C. (1989). Physics for Scientists and Engineers 2’nd ed, Prentice Hall
Handayani, S.L.,. (2014). Analisis Pola Interferensi Celah Banyak Untuk Menentukan
Panjang Gelombang Laser He-Ne Dan Laser Dioda. Univ. Negeri Semarang 4.
Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai Bagian Dari Sistem Kendali
K. Lampiran
• Soal dan Pembahasan
1. Turunkan persamaan (1)
Jawab:
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝜙
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
=𝜙
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
2𝜋 = 𝜙2𝜋
𝑘𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝛽
𝛽 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑓𝑎𝑠𝑒
2𝜋
𝑘=
Ketika 𝛽 = 2𝜋
2𝜋
2𝜋 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
= 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
Ketika 𝛽 = 4𝜋
2𝜋
4𝜋 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
2 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
Ketika 𝛽 = 6𝜋
2𝜋
6𝜋 =𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
3 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
Maka dapat disimpulkan pada pola gelap dapat dirumuskan: m = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
2. Dari data yang Saudara peroleh, tentukan panjang gelombang cahaya laser yang
digunakan!
Jawab:
a. Percobaan 1
• 𝜆1 = ((7,69𝑥 ± 1,46) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,18% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆2 = ((4,07𝑥 ± 1,57) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,38% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆3 = ((2,88𝑥 ± 2,05) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,71% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆4 = ((2,05𝑥 ± 1,85) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,91% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆5 = ((1,71𝑥 ± 2,03) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,19% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆6 = ((1,49𝑥 ± 2,27) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,52% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆7 = ((1,35𝑥 ± 2,55) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,88% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆8 = ((1,21𝑥 ± 2,91) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,04% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆9 = ((1,10𝑥 ± 3,39) × 10−7 )m dengan persentase alat 3,07% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆10 = ((6,86 × ±1,46) × 10−7 )m dengan persentase alat 4,02% (3 𝐴𝑃).
b. Percobaan 2
• 𝜆1 = ((7,24𝑥 ± 4,29) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,59% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆2 = ((3,68𝑥 ± 4,62) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,25% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆3 = ((2,50𝑥 ± 6,02) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,40% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆4 = ((1,96𝑥 ± 5,46) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,78% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆5 = ((1,62𝑥 ± 6,01) × 10−7 )m dengan persentase alat 3,71%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆6 = ((1,45𝑥 ± 6,68) × 10−7 )m dengan persentase alat 4,58%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆7 = ((1,27𝑥 ± 7,51) × 10−7 )m dengan persentase alat 5,89%(3𝐴𝑃).
• 𝜆8 = ((1,15𝑥 ± 8,59) × 10−7 )m dengan persentase alat 7,43%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆9 = ((1,05𝑥 ± 10,02) × 10−7 )m dengan persentase alat 9,54% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆10 = ((1,02𝑥 ± 12,02) × 10−7 )m dengan persentase alat
11,78% (2 𝐴𝑃).
c. Percobaan 3
• 𝜆1 = ((7,33𝑥 ± 0,77) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,10% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆2 = ((0,83𝑥 ± 3,72) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,22% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆3 = ((2,49𝑥 ± 1,11) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,45% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆4 = ((1,95𝑥 ± 0,98) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,50% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆5 = ((1,61𝑥 ± 1,08) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,67%(4 𝐴𝑃).
• 𝜆6 = ((1,39𝑥 ± 1,21) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,86%(4 𝐴𝑃).
• 𝜆7 = ((1,27𝑥 ± 1,36) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,06%(3𝐴𝑃).
• 𝜆8 = ((1,12𝑥 ± 1,54) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,37%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆9 = ((1,07𝑥 ± 1,81) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,69% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆10 = ((1,04𝑥 ± 2,17) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,09% (3 𝐴𝑃).