Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM OPTIKA

PERCOBAAN DIFRAKSI CAHAYA LESER OLEH KISI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Optika

yang Dibimbing Oleh Sutrisno M. T

Disusun oleh :

Nama : Miska Wahyu Mithata Ika Setata

NIM : 210321606846

Kelas : GB1

Kelompok : 03

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2023
PERCOBAAN DIFRAKSI CAHAYA LESER OLEH KISI

A. Tujuan
1. Mempelajari difraksi Cahaya laser oleh kisi
2. Menentukan Panjang gelombang Cahaya laser
B. Dasar Teori
Salah satu elemen terpenting dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya.
Warna berbeda dalam kehidupan sehari-hari, dan apa yang membedakan salah satu
gelombang elektromagnetik adalah cahaya, dan panjang gelombangnya adalah
pembiasan, pemantulan, refleksi, dan difraksi adalah karakteristik yang dapat muncul.
Difraksi adalah ketika muka gelombang melengkung, membuat gelombang terlihat
lebih besar di sekitar celah dan pinggiran penghalang cahaya. Akibatnya, cahaya tidak
lagi merambat pada garis lurus. Difraksi merupakan salah satu peristiwa yang terjadi
pada gelombang yaitu gelombang mengalami pembelokan saat melewati celah sempit
(Shavira, R.A., n.d.)
Menurut Christian Huygens (1629-1695), akibat dari adanya difraksi
menjadikan setiap bagian celah berfungsi menjadi sumber gelombang yang
menyebabkan Cahaya dari satu bagian celah berinteferensi dengan cahaya dari bagian
celah lainnya. Gelombang mempunyai sifat yang menarik salah satunya gelombang
dapat dibelokkan oleh medium. Sehingga secara makroskopis difraksi dapat disebut
sebagai gejala penyebaran arah yang dialami oleh gelombang Ketika menjalar melalui
suatu celah sempit (Khilifudin, 2017).
Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation atau yang biasa
disebut dengan laser adalah penguatan sinar dengan emisi radiasi yang dirangsang.
Dalam prinsip kerja laser, atom atau molekul dipancarkan sedemikian rupa sehingga
laser lebih banyak yang memiliki energi yang tinggi, keadaan ini merupakan kondisi
dimana laser disebut berada dalam populasi invertasi (pembalikan populasi). Atom
dapat dirangsang ke tingkat tertentu dalam jumlah yang cukup untuk mencapai populasi
invertasi adalah dengan kejutan suatu elektron atau disebut juga pemompaan
(Kadarisman, N., 2009).
Dalam difraksi cahaya ada yang namanya kisi difraksi, yang merupakan salah
satu alat yang memiliki kegunaan untuk mengukur panjang gelombang cahaya (λ) yang
terdiri dari banyak celah sempit yang memiliki jarak yang sama dan permukaan yang
datar (Giancoli, D. C., 1989).
Leser mempunyai sifat-sifat cahaya yang dihasilkan yang tidak tidak dimiliki
oleh sumber Cahaya lain, dimana sifat-sifat dari leser sebagai berikut intensitas Cahaya,
monokromatik Cahaya, koheransi Cahaya, dan kesearahan Cahaya. Laser He-Ne
merupakan salah satu jenis laser gas yang ditimbulkan oleh molekul dan atom netral.
Laser He-Na dapat berisolasi pada Panjang gelombang 0,633 µm,1,15 µm (laser gas
yang pertama kali berisolasi), dan 3,39 µm (Handayani, S.L., 2014).
Laser He-Ne (Helium-neon Light Amplification by Stimulated Emisson of
Radiantion). Laser He-Ne memiliki keluaran berkas Cahaya tampak (visible) yang
sejajar, monokromatis, dan sefase. Sebagian besar laser He-Ne berupa Cahaya merah
dengan Panjang gelombang 632,8 nm (Abramczyk, 2005)

Kisi difraksi terdiri atas banyak celah dengan lebar yang sama antar celah. Lebar
tiap celah pada kisi difraksi disebut sebagai konstanta kisi dan dilambangkan dengan
(d). Jika dalam sebuah kisi memiliki panjang 1 cm terdapat N celah maka konstanta k
isinya adalah: d = 1/N. Pola terang oleh kisi difraksi diperoleh jika: d sin θ = n λ, dengan
n = 0, 1, 2, 3, ... Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika: d sin θ = (n – 1⁄2)λ,
dengan n = 1,2,3, ... Dalam optika dikenal difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer.
Difraksi Fresnel terjadi jika gelombang cahaya yang melalui celah dan terdifraksi pada
daerah yang relatif dekat, menyebabkan setiap pola difraksi yang teramati berbeda-beda
bentuk dan ukurannnya yang relatif terhadap jarak. Difraksi Fresnel juga disebut
difraksi medan dekat.

Difraksi Fraunhofer terjadi ketika gelombang medan melalui celah kisi yang m
enyebabkan perubahan hanya pada ukuran pola yang teramati pada daerah yang jauh.
Gelombang-gelombang cahaya yang keluar dari celah kisi pada difraksi Fraunhofer ha
mpir sejajar. Difraksi fraunhofer juga disebut difraksi medan jauh. Untuk menentukan
panjang gelombang cahaya tampak dari matahari dapat ditentukan dengan persamaan:

𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑛𝜆

𝑝
𝑑 = 𝑛𝜆
𝑙

𝑝𝑑
𝜆=
𝑙𝑛

Keterangan:

P = jarak terang pusat ke Cahaya Nampak

l = jarak kisi terhadap Cahaya tampak

d = konstanta kisi atau d=1/N dengan N merupakan jumlah celak

n = orde Cahaya tampak (Rokhaniah, 2019).

C. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:
No Nama alat Gambar alat

1 Laser He-Na

2 Kisi dengan 3 variasi dari lear


celah
3 Layer

4 Statip

5 Penggaris
D. Skema Percobaan
Skema susunan set uo alat dalam percobaan difraksi Cahaya laser oleh kisi sebagai
berikut:

E. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Menyetting peralatan seperti pada gambar skema percobaan
2. Memilih kisi dengan jarak antar celah yang paling kecil, dan memasangkan pada
tempatnya
3. Menyalakan laser He-Ne
4. Mengamati pola gelap terang pada layer
5. Mengukur jarak titik paling terang pertama dari pusat (x)
6. Mengukur juga jarak dari kisi ke pusat terang (L)
7. Mengulangi Langkah 1 s.d. 5 untuk lebar celah kisi yang telah divariasi
8. Mengulangi Langkah 1 s.d. 7 serta dengan memvariasi jarak layer ke kisi
F. Data Percobaan
Berikut merupakan data hasil dari percobaan :
No 1 1 1
𝑑1 = 𝑚𝑚 𝑑2 = 𝑚𝑚 𝑑3 = 𝑚𝑚
100 300 600

x (cm) L (cm) x (cm) L (cm) x (cm) L (cm)

1 4,8 70 14 70 30 70

2 4,6 65 12,9 65 27,5 65

3 4,4 60 11,8 60 24,7 60


4 3,7 55 11 55 23 55

5 3,4 50 10 50 21 50

6 3,1 45 9,4 45 19 45

7 2,8 40 8,2 40 17,4 40

8 2,4 35 7,1 35 14,5 35

9 2,0 30 5,9 30 12,7 30

10 1,6 25 5 25 10,8 25

Dengan nst mistar : 0,1 cm


Variabel bebas : jarak kisi ke terang pusat (L)
Variabel control : jarak antar celah kisi (d)
Variabel terikat : jarak terang pusat ke terang pertama (x)
G. Analisis data
a. Metode analisis
Pada percobaan difraksi Cahaya laser oleh kisi ini digunakan metode grafik dan
ralat rambat untuk menganalisis data yang diperoleh dari praktikum, yaitu untuk
mengetahui hubungan antra jarak antara kisi ke terang pusat (L) terhadap jarak
antar terang pusat ke terang 1 dan mengetahui Panjang gelombang laser, dengan
menggunakan persamaan
𝑥𝑑
Panjang gelombang laser λ =
𝑚√𝑥 2 +𝐿2
𝛿 2 2 𝛿 2 2
Ralar rambat 𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 + 𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 + 𝐿2 )3
𝑆𝜆
Ralat relatif 𝑅𝑓 = × 100%
𝜆
Panjang gelombang  dengan sudut 𝜃 yang kecil berlaku rumus sebagai berikut:

𝑝𝑑
= 𝑚
𝐿
Dengan nilai:
0,001 0,001
∆𝑥 = = 0,0005 𝑚 dan ∆𝐿 = = 0,0005 𝑚
2 2

b. Sajian hasil
No 𝑑1 = 0,00001𝑚 𝑑2 = 0,0000033𝑚 𝑑3 = 𝑚

x (cm) L (cm) x (cm) L (cm) x (cm) L (cm)

1 4,8 70 14 70 30 70

2 4,6 65 12,9 65 27,5 65

3 4,4 60 11,8 60 24,7 60

4 3,7 55 11 55 23 55

5 3,4 50 10 50 21 50

6 3,1 45 9,4 45 19 45

7 2,8 40 8,2 40 17,4 40

8 2,4 35 7,1 35 14,5 35

9 2,0 30 5,9 30 12,7 30

10 1,6 25 5 25 10,8 25

• Tabel perhitungan percobaan 1 (𝒅𝟏 = 𝟏, 𝟎 × 𝟏𝟎−𝟓 𝒎)


No 𝑆𝜆 𝜆 Ralat relatif

1 1,4568 × 10−7 7,6987 × 10−7 0,18%(4𝐴𝑃)

2 1,5684 × 10−7 4,0713 × 10−7 0,38% (4 𝐴𝑃).

3 2,0549 × 10−7 2,8879 × 10−7 0,71%(4𝐴𝑃)

4 1,8542 × 10−7 2,0465 × 10−7 0,91%(4𝐴𝑃)


5 2,0391 × 10−7 1,7082 × 10−7 1,19%(4𝐴𝑃)

6 2,2702 × 10−7 1,4926 × 10−7 1,52%(3 𝐴𝑃)

7 2,5519 × 10−7 1,3527 × 10−7 1,88%(3𝐴𝑃)

8 2,9153 × 10−7 1,2124 × 10−7 2,04%(3 𝐴𝑃)

9 3,3971 × 10−7 1,1032 × 10−7 3,07%(3 𝐴𝑃)

10 4,0792 × 10−7 1,0131 × 10−7 4,02%(3 𝐴𝑃)

Tabel perhitungan percobaan 2 (𝒅𝟐 = 𝟑, 𝟑 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎)


No 𝑆𝜆 𝜆 Ralat relatif

1 4,2957 × 10−7 7,2414 × 10−7 0,59%(4𝐴𝑃)

2 4,6269 × 10−7 3,6841 × 10−7 1,25%(3 𝐴𝑃)

3 6,0232 × 10−7 2,5008 × 10−7 2,40%(3 𝐴𝑃)

4 5,4668 × 10−7 1,9618 × 10−7 2,78%(3 𝐴𝑃)

5 6,0138 × 10−7 1,6201 × 10−7 3,71%(3 𝐴𝑃)

6 6,6824 × 10−7 1,4572 × 10−7 4,58%(3 𝐴𝑃)

7 7,5183 × 10−7 1,2761 × 10−7 5,89%(3𝐴𝑃)

8 8,5915 × 10−7 1,1558 × 10−7 7,43%(3 𝐴𝑃)

9 10,0222 × 10−7 1,0502 × 10−7 9,54%(3 𝐴𝑃)

10 12,0245 × 10−7 1,0206 × 10−7 11,78%(2 𝐴𝑃)

Tabel perhitungan percobaan 3 (𝑑3 = 1,7 × 10−6 𝑚)

No 𝑆𝜆 𝜆 Ralat relatif

1 0,7771 × 10−7 7,3330 × 10−7 0,10%(4𝐴𝑃)

2 0,8352 × 10−7 3,7198 × 10−7 0,22%(4𝐴𝑃)

3 1,1153 × 10−7 2,4917 × 10−7 0,45%(4 𝐴𝑃)


4 0,9853 × 10−7 1,9482 × 10−7 0,50%(4 𝐴𝑃)

5 1,0846 × 10−7 1,6145 × 10−7 0,67%(4 𝐴𝑃)

6 1,2061 × 10−7 1,3993 × 10−7 0,86%(4 𝐴𝑃)

7 1,3631 × 10−7 1,2773 × 10−7 1,06%(3𝐴𝑃)

8 1,5463 × 10−7 1,1240 × 10−7 1,37%(3 𝐴𝑃)

9 1,8098 × 10−7 1,0702 × 10−7 1,69%(3 𝐴𝑃)

10 2,1786 × 10−7 1,0401 × 10−7 2,09%(3 𝐴𝑃)

Berikut sajian grafik

No 𝑑1 = 0,00001𝑚 𝑑2 = 0,0000033𝑚 𝑑3 = 𝑚

x (cm) L (cm) x (cm) L (cm) x (cm) L (cm)

1 0,048 0,700 0,140 0,700 0,300 0,700

2 0,046 0,650 0,129 0,650 0,275 0,650

3 0,044 0,600 0,118 0,600 0,247 0,600

4 0,037 0,550 0,110 0,550 0,230 0,550

5 0,034 0,500 0,100 0,500 0,210 0,500

6 0,031 0,450 0,940 0,450 0,190 0,450

7 0,028 0,400 0,820 0,400 0,174 0,400

8 0,024 0,350 0,710 0,350 0,145 0,350

9 0,020 0,300 0,59 0,300 0,127 0,300

10 0,016 0,250 0,500 0,250 0,108 0,250


Hubungan L dengan X pada kisi 1/100 m
0,060

0,050
X (m)
0,040

0,030
Series1
0,020

0,010

0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L (m)

Hubungan L dengan X pada kisi 1/300


0,160
0,140
0,120
0,100
X (m)

0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L (m)

Series1

Hubungan L dengan X pada kisi 1/600


0,350
0,300
0,250
0,200
X (m)

0,150
0,100
0,050
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L (m)

Series1
1. Perhitungan Ralat
• Percobaan 1 (𝒅𝟏 = 𝟏, 𝟎 × 𝟏𝟎−𝟓 𝒎)
- Data Pengamatan 1
Untuk L= 70 cm = 7,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥1 = 4,8 × 10−2 𝑚 ; m=1

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆1 =
2 2
(1,0×10−5 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(7,0 ×10−1 )(4,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
1((4,8×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 1((4,8×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3

𝑆1 = 1,4568 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 1
𝑥𝑑 (4,8 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
1 = = 2 = 7,6987 × 10
−7
2
𝑚√𝑥 + 𝐿 2
1((4,8 × 10−2 )2 + (7,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,4568×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
7,6987×10−7
𝑆𝑓 = 0,18%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆1 = ((7,69𝑥 ± 1,46) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,18% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 2
Untuk L= 65 cm = 6,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥2 = 4,6 × 10−2 𝑚 ; m=2

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆2 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆2 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆2 =
2 2
(1,0×10−5 ) (6,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(6,5×10−1 )(4,6×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
2((4,6×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 2((4,6×10−2 )2 + (6,5×10−1 )2 )3
𝑆2 = 1,5684 × 10−7
❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 2

𝑥𝑑 (4,6 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )


2 = = 2 = 4,0713 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 2((4,6 × 10−2 )2 + (6,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,5684×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
4,0713×10−7
𝑆𝑓 = 0,38%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆2 = ((4,07𝑥 ± 1,57) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,38% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 3
Untuk L= 60 cm = 6,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥3 = 4,4 × 10−2 𝑚 ; m=3

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆3 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆3 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆3 =
2 2
(1,0×10−5 ) (6,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(6,0×10−1 )(4,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
3((4,4×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3 3((4,4×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3

𝑆3 = 2,0549 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 3
𝑥𝑑 (4,4 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
3 = = 2 = 2,8879 × 10
−7
2
𝑚√𝑥 + 𝐿 2
3((4,4 × 10−2 )2 + (6,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,0549×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,8879×10−7
𝑆𝑓 = 0,71%(4𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆3 = ((2,88𝑥 ± 2,05) ×
10−7 )m dengan persentase alat 0,71% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 4
Untuk L= 55 cm = 5,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥4 = 3,7 × 10−2 𝑚 ; m=4

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆4 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆4 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆4 =
2 2
(1,0×10−5 ) (5,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(5,5×10−1 )(3,7×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
4((3,7×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3 4((3,7×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3

𝑆4 = 1,8542 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 4
𝑥𝑑 (3,7 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
4 = = 2 = 2,0465 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 4((3,7 × 10−2 )2 + (5,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,8542×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,0465×10−7
𝑆𝑓 = 0,91%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆4 = ((2,05𝑥 ± 1,85) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,91% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 5
Untuk L= 50 cm = 5,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥5 = 3,4 × 10−2 𝑚 ; m=5

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆5 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆5 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆5 =
2 2
(1,0×10−5 ) (5,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(5,0×10−1 )(3,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
5((3,4×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3 5((3,4×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3
𝑆5 = 2,0391 × 10−7
❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 5
𝑥𝑑 (3,4 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
5 = = 2 = 1,7082 × 10
−7
2
𝑚√𝑥 + 𝐿 2
5((3,4 × 10−2 )2 + (5,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,0391×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,7082×10−7
𝑆𝑓 = 1,19%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆5 = ((1,71𝑥 ± 2,03) ×


10−7 )m dengan persentase alat 1,19% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 6
Untuk L= 45 cm = 4,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥6 = 3,1 × 10−2 𝑚 ; m=6

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆6 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆6 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆6 =
2 2
(1,0×10−5 ) (4,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(4,5×10−1 )(3,1×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
6((3,1×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3 6((3,1×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3

𝑆6 = 2,2702 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 6
𝑥𝑑 (3,1 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
6 = = 2 = 1,4926 × 10
−7
2
𝑚√𝑥 + 𝐿 2
6((3,1 × 10−2 )2 + (4,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,2702×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,4926×10−7
𝑆𝑓 = 1,52%(3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆6 = ((1,49𝑥 ± 2,27) ×
10−7 )m dengan persentase alat 1,52% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 7
Untuk L= 40 cm = 4,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥7 = 2,8 × 10−2 𝑚 ; m=7

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆7 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆7 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆7 =
2 2
(1,0×10−5 ) (4,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(4,0×10−1 )(2,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
7((2,8×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3 7((2,8×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3

𝑆7 = 2,5519 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 7

𝑥𝑑 (2,8 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )


7 = = 2 = 1,3527 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 7((2,8 × 10−2 )2 + (4,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,5519×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,3527×10−7
𝑆𝑓 = 1,88%(3𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆7 = ((1,35𝑥 ± 2,55) ×


10−7 )m dengan persentase alat 1,88% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 8
Untuk L= 35 cm = 3,5× 10−1 𝑚
a. 𝑥8 = 2,4 × 10−2 𝑚 ; m=8

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆8 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆8 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3
𝑆8 =
2 2
(1,0×10−5 ) (3,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(3,5×10−1 )(2,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
8((2,4×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3 8((2,4×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3

𝑆8 = 2,9153 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 8
𝑥𝑑 (2,4 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
8 = = 2 = 1,2124 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 8((2,4 × 10−2 )2 + (3,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,9153×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,2124×10−7
𝑆𝑓 = 2,04%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆8 = ((1,21𝑥 ± 2,91) ×


10−7 )m dengan persentase alat 2,04% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 9
Untuk L= 30 cm = 3,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥9 = 2,0 × 10−2 𝑚 ; m=9

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆9 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆9 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆9 =
2 2
(1,0×10−5 ) (3,0×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(3,0×10−1 )(2,0×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
9((2,0×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3 9((2,0×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3

𝑆9 = 3,3971 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 9
𝑥𝑑 (2,0 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
9 = = 2 = 1,1032 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 9((2,0 × 10−2 )2 + (3,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
3,3971×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,1032×10−7
𝑆𝑓 = 3,07%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆9 = ((1,10𝑥 ± 3,39) ×


10−7 )m dengan persentase alat 3,07% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 10
Untuk L= 25 cm = 2,5× 10−1 𝑚
a. 𝑥10 = 1,6 × 10−2 𝑚 ; m=10

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆10 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆10 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆10 =
2 2
(1,0×10−5 ) (2,5×10−1 )2 2 (1,0×10−5 )(2,5×10−1 )(1,6×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
10((1,6×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3 10((1,6×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3

𝑆10 = 4,0792 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 10
𝑥𝑑 (1,6 × 10−2 )(1,0 × 10−5 )
10 = = 2
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 10((1,6 × 10−2 )2 + (2,5 × 10−1 )2 )3
= 1,0131 × 10−7

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
4,0792×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0131×10−7
𝑆𝑓 = 4,02%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆10 = ((6,86 × ±1,46) ×
10−7 )m dengan persentase alat 4,02% (3 𝐴𝑃).
• Percobaan 2 (𝒅𝟐 = 𝟑, 𝟑 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎)
- Data Pengamatan 1
Untuk L= 70 cm = 7,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥1 = 14 × 10−2 𝑚 ; m=1

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆1 =
2 2
(3,3×10−6 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(7,0 ×10−1 )(14×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
1((14×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 1((14×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3

𝑆1 = 4,2957 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 1
𝑥𝑑 (14 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
1 = = 2 = 7,2414 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 1((14 × 10−2 )2 + (7,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
4,2957×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
7,2414×10−7
𝑆𝑓 = 0,59%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆1 = ((7,24𝑥 ± 4,29) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,59% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 2
Untuk L= 65 cm = 6,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥2 = 12,9 × 10−2 𝑚 ; m=2

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆2 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆2 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆2 =
2 2
(3,3×10−6 ) (6,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(6,5×10−1 )(12,9×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
2((12,9×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3 2((12,9×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3

𝑆2 = 4,6269 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 2
𝑥𝑑 (12,9 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
2 = = 2 = 3,6841 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 2((12,9 × 10−2 )2 + (6,5 × 10−1 )2 )3
❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
4,6269×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
3,6841×10−7
𝑆𝑓 = 1,25%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆2 = ((3,68𝑥 ± 4,62) ×


10−7 )m dengan persentase alat 1,25% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 3
Untuk L= 60 cm = 6,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥3 = 11,8 × 10−2 𝑚 ; m=3

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆3 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆3 = √| 2 . . ∆𝑥 | + |− 2 . . ∆𝐿|
3 3
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆3 =
2 2
(3,3×10−6 ) (6,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(6,0×10−1 )(11,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
3((11,8×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3 3((11,8×10−2 )2 + (6,0×10−1 )2 )3

𝑆3 = 6,0232 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 3

𝑥𝑑 (11,8 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )


3 = = 2 = 2,5008 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 3((11,8 × 10−2 )2 + (6,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
6,0232×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,5008×10−7
𝑆𝑓 = 2,40%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆3 = ((2,50𝑥 ± 6,02) ×


10−7 )m dengan persentase alat 2,40% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 4
Untuk L= 55 cm = 5,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥4 = 11 × 10−2 𝑚 ; m=4
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆4 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆4 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆4 =
2 2
(3,3×10−6 ) (5,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(5,5×10−1 )(11×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
4((11×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3 4((11×10−2 )2 + (5,5×10−1 )2 )3

𝑆4 = 5,4668 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 4

𝑥𝑑 (11 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )


4 = = 2 = 1,9618 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 4((11 × 10−2 )2 + (5,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
5,4668×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,9618×10−7
𝑆𝑓 = 2,78%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆4 = ((1,96𝑥 ± 5,46) ×


10−7 )m dengan persentase alat 2,78% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 5
Untuk L= 50 cm = 5,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥5 = 10 × 10−2 𝑚 ; m=5

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆5 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆5 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆5 =
2 2
(3,3×10−6 ) (5,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(5,0×10−1 )(10×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
5((10×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3 5((10×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3

𝑆5 = 6,0138 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 5
𝑥𝑑 (10 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
5 = = 2 = 1,6201 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 5((10 × 10−2 )2 + (5,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
6,0138×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,6201×10−7
𝑆𝑓 = 3,71%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆5 = ((1,62𝑥 ± 6,01) ×


10−7 )m dengan persentase alat 3,71%(3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 6
Untuk L= 45 cm = 4,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥6 = 9,4 × 10−2 𝑚 ; m=6

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆6 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆6 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆6 =
2 2
(3,3×10−6 ) (4,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(4,5×10−1 )(9,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
6((9,4×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3 6((9,4×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3

𝑆6 = 6,6824 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 6
𝑥𝑑 (9,4 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
6 = = 2 = 1,4572 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 6((9,4 × 10−2 )2 + (4,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
6,6824×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,4572×10−7
𝑆𝑓 = 4,58%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆6 = ((1,45𝑥 ± 6,68) ×


10−7 )m dengan persentase alat 4,58%(3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 7
Untuk L= 40 cm = 4,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥7 = 8,2 × 10−2 𝑚 ; m=7
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆7 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆7 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆7 =
2 2
(3,3×10−6 ) (4,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(4,0×10−1 )(8,2×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
7((8,2×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3 7((8,2×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3

𝑆7 = 7,5183 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 7
𝑥𝑑 (8,2 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
7 = = 2 = 1,2761 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 7((8,2 × 10−2 )2 + (4,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
7,5183×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,2761×10−7
𝑆𝑓 = 5,89%(3𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆7 = ((1,27𝑥 ± 7,51) ×


10−7 )m dengan persentase alat 5,89%(3𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 8
Untuk L= 35 cm = 3,5× 10−1 𝑚
a. 𝑥8 = 7,1 × 10−2 𝑚 ; m=8

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆8 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆8 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆8 =
2 2
(3,3×10−6 ) (3,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(3,5×10−1 )(7,1×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
8((7,1×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3 8((7,1×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3

𝑆8 = 8,5915 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 8
𝑥𝑑 (8,2 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
8 = = 2 = 1,1558 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 8((7,1 × 10−2 )2 + (3,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
8,5915×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,1558×10−7
𝑆𝑓 = 7,43%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆8 = ((1,15𝑥 ± 8,59) ×


10−7 )m dengan persentase alat 7,43%(3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 9
Untuk L= 30 cm = 3,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥9 = 5,9 × 10−2 𝑚 ; m=9

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆9 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆9 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆9 =
2 2
(3,3×10−6 ) (3,0×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(3,0×10−1 )(5,9×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
9((5,9×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3 9((5,9×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3

𝑆9 = 10,0222 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 9
𝑥𝑑 (5,9 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
9 = = 2 = 1,0502 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 9((5,9 × 10−2 )2 + (3,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
10,0222×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0502×10−7
𝑆𝑓 = 9,54%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆9 = ((1,05𝑥 ± 10,02) ×


10−7 )m dengan persentase alat 9,54% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 10
Untuk L= 25 cm = 2,5× 10−1 𝑚
a. 𝑥10 = 5 × 10−2 𝑚 ; m=10
𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆10 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆10 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆10 =
2 2
(3,3×10−6 ) (2,5×10−1 )2 2 (3,3×10−6 )(2,5×10−1 )(5,0×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
10((5,0×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3 10((5,0×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3

𝑆10 = 12,0245 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 10
𝑥𝑑 (5,0 × 10−2 )(3,3 × 10−6 )
10 = = 2
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 10((5,0 × 10−2 )2 + (2,5 × 10−1 )2 )3
= 1,0206 × 10−7

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
12,0245×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0206×10−7
𝑆𝑓 = 11,78%(2 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆10 = ((1,02𝑥 ± 12,02) ×
10−7 )m dengan persentase alat 11,78% (2 𝐴𝑃).
• Percobaan 3 (𝒅𝟑 = 𝟏, 𝟕 × 𝟏𝟎−𝟔 𝒎)
- Data Pengamatan 1
Untuk L= 70 cm = 7,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥1 = 30 × 10−2 𝑚 ; m=1

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆1 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆1 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆1 =
2 2
(1,7×10−6 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(7,0 ×10−1 )(30×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
1((30×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3 1((30×10−2 )2 + (7,0 ×10−1 )2 )3

𝑆1 = 0,7771 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 1
𝑥𝑑 (30 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )
1 = = 2 = 7,3330 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 1((30 × 10−2 )2 + (7,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
0,7771×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
7,3330×10−7
𝑆𝑓 = 0,10%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆1 = ((7,33𝑥 ± 0,77) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,10% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 2
Untuk L= 65 cm = 6,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥2 = 27,5 × 10−2 𝑚 ; m=2

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆2 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆2 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆2 =
2 2
(1,7×10−6 ) (7,0 ×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(6,5×10−1 )(27,5×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
2((27,5×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3 2((27,5×10−2 )2 + (6,5 ×10−1 )2 )3

𝑆2 = 0,8352 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 2
𝑥𝑑 (27,5 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )
2 = = 2 = 3,7198 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 2((27,5 × 10−2 )2 + (6,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
0,8352×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
3,7198×10−7
𝑆𝑓 = 0,22%(4𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆2 = ((0,83𝑥 ± 3,72) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,22% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 3
Untuk L= 60 cm = 6,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥3 = 24,7 × 10−2 𝑚 ; m=3

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆3 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆3 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆3 =
2 2
(1,7×10−6 ) (6,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(6,0×10−1 )(24,7×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
3((24,7×10−2 )2 + (6,0 ×10−1 )2 )3 3((24,7×10−2 )2 + (6,0 ×10−1 )2 )3

𝑆3 = 1,1153 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 3

𝑥𝑑 (24,7 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )


3 = = 2 = 2,4917 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 3((24,7 × 10−2 )2 + (6,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,1153×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
2,4917×10−7
𝑆𝑓 = 0,45%(4 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆3 = ((2,49𝑥 ± 1,11) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,45% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 4
Untuk L= 55 cm = 5,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥4 = 11 × 10−2 𝑚 ; m=4

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆4 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆4 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆4 =
2 2
(1,7×10−6 ) (5,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(5,5×10−1 )(23×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
4((23×10−2 )2 + (5,5 ×10−1 )2 )3 4((23×10−2 )2 + (5,5 ×10−1 )2 )3

𝑆4 = 0,9853 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 4
𝑥𝑑 (23 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )
4 = = 2 = 1,9482 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 4((23 × 10−2 )2 + (5,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
0,9853×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,9482×10−7
𝑆𝑓 = 0,50%(4 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆4 = ((1,95𝑥 ± 0,98) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,50% (4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 5
Untuk L= 50 cm = 5,0 × 10−1 𝑚
a. 𝑥5 = 21 × 10−2 𝑚 ; m=5

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆5 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆5 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆5 =
2 2
(1,7×10−6 ) (5,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(5,0×10−1 )(21×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
5((21×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3 5((21×10−2 )2 + (5,0×10−1 )2 )3

𝑆5 = 1,0846 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 5

𝑥𝑑 (21 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )


5 = = 2 = 1,6145 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 5((21 × 10−2 )2 + (5,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,0846×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,6145×10−7
𝑆𝑓 = 0,67%(4 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆5 = ((1,61𝑥 ± 1,08) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,67%(4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 6
Untuk L= 45 cm = 4,5 × 10−1 𝑚
a. 𝑥6 = 19 × 10−2 𝑚 ; m=6

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆6 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆6 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆6 =
2 2
(1,7×10−6 ) (4,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(4,5×10−1 )(19×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
6((19×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3 6((19×10−2 )2 + (4,5×10−1 )2 )3

𝑆6 = 1,2061 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 6
𝑥𝑑 (19 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )
6 = = 2 = 1,3993 × 10
−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 6((19 × 10−2 )2 + (4,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,2061×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,3993×10−7
𝑆𝑓 = 0,86%(4 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆6 = ((1,39𝑥 ± 1,21) ×


10−7 )m dengan persentase alat 0,86%(4 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 7
Untuk L= 40 cm = 4,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥7 = 8,2 × 10−2 𝑚 ; m=7

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆7 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆7 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆7 =
2 2
(1,7×10−6 ) (4,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(4,0×10−1 )(17,4×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
7((17,4×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3 7((17,4×10−2 )2 + (4,0×10−1 )2 )3

𝑆7 = 1,3631 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 7

𝑥𝑑 (17,4 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )


1 = = 2 = 1,2773 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 7((17,4 × 10−2 )2 + (4,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,3631×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,2773×10−7
𝑆𝑓 = 1,06%(3𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆7 = ((1,27𝑥 ± 1,36) ×


10−7 )m dengan persentase alat 1,06%(3𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 8
Untuk L= 35 cm = 3,5× 10−1 𝑚
a. 𝑥8 = 14,5 × 10−2 𝑚 ; m=8

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆8 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆8 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆8 =
2 2
(1,7×10−6 ) (3,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(3,5×10−1 )(14,5×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
8((14,5×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3 8((14,5×10−2 )2 + (3,5×10−1 )2 )3

𝑆8 = 1,5463 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 8

𝑥𝑑 (14,5 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )


1 = = 2 = 1,1240 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 8((14,5 × 10−2 )2 + (3,5 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,5463×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,1240×10−7
𝑆𝑓 = 1,37%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆8 = ((1,12𝑥 ± 1,54) ×


10−7 )m dengan persentase alat 1,37%(3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 9
Untuk L= 30 cm = 3,0× 10−1 𝑚
a. 𝑥9 = 12,7 × 10−2 𝑚 ; m=9

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆9 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆9 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆9 =
2 2
(1,7×10−6 ) (3,0×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(3,0×10−1 )(12,7×10−2 ) 2
√| 2 . . 0,0005 | + |− 2 . . 0,0005|
3 3
9((12,7×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3 9((12,7×10−2 )2 + (3,0×10−1 )2 )3

𝑆9 = 1,8098 × 10−7


❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 9

𝑥𝑑 (12,7 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )


9 = = 2 = 1,0702 × 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 9((12,7 × 10−2 )2 + (3,0 × 10−1 )2 )3

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
1,8098×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0702×10−7
𝑆𝑓 = 1,69%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆9 = ((1,07𝑥 ± 1,81) ×


10−7 )m dengan persentase alat 1,69% (3 𝐴𝑃).
- Data Pengamatan 10
Untuk L= 25 cm = 2,5× 10−1 𝑚
a. 𝑥10 = 10,8 × 10−2 𝑚 ; m=10

𝛿 2 2 𝛿 2 2
𝑆10 = √|δx . 3 . ∆𝑥 | + |δL . 3 . ∆𝐿|
2 2
𝑑𝐿2 2 𝑑𝐿𝑥 2
𝑆10 = √| 2 . 3 . ∆𝑥 | + |− 2 . 3 . ∆𝐿|
𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3 𝑚(𝑥 2 +𝐿2 )3

𝑆10 =
2 2
(1,7×10−6 ) (2,5×10−1 )2 2 (1,7×10−6 )(2,5×10−1 )(10,8×10−2 ) 2
√| 2 . 3 . 0,0005 | + |− 2 . 3 . 0,0005|
10((10,8×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3 10((10,8×10−2 )2 + (2,5×10−1 )2 )3
𝑆10 = 2,1786 × 10−7
❖ Panjang Gelombang
Dengan nilai 𝑚 = 10
𝑥𝑑 (10,8 × 10−2 )(1,7 × 10−6 )
1 = = 2
𝑚√𝑥 2 + 𝐿2 10((10,8 × 10−2 )2 + (2,5 × 10−1 )2 )3
= 1,0401 × 10−7

❖ Ralat Relatif
𝑆 1
𝑆𝑓 = × 100%
1
2,1786×10−7
𝑆𝑓 = × 100%
1,0401×10−7
𝑆𝑓 = 2,09%(3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai gelombang pada percobaan ini adalah 𝜆10 = ((1,04𝑥 ± 2,17) ×
10−7 )m dengan persentase alat 2,09% (3 𝐴𝑃).
H. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan difraksi Cahaya laser oleh kisi ini dapat
diketahui bahwa difraksi Cahaya atau pelenturan Cahaya terjadi jika lebar kisi lebih
kecil daripada Panjang gelombang Cahaya laser yang digunakan, maka Batasan celah
sempit agar Cahaya dapat terdifraksi yaitu harus lebih kecil dari Panjang gelombang
Cahaya yang digunakan, di praktikum ini menggunakan Cahaya laser He-Ne.
berdasarkan teori dari Panjang gelombang Cahaya laser He-Ne yaitu sebesar 0,633𝜇𝑚
yang dimana dalam melakukan percobaan ini juga ditentukan Panjang gelombang
Cahaya laser berdasarkan precobaan

Pada percobaan ini dilakukan pengambilan data sebanyak 10 kali setiap kisinya.
Dengan percobaan untuk pengambilan nilai (L) yang dimana akan dilakukan variasi
sebanyak 10 kali dengan setiap kisi yang berbeda. Dimana nilai kisi yaitu 𝑑1 , 𝑑2 , 𝑑3
yang dimana grafik hubungan jarak antara terang pusat ke kisi terhadap jarak antara
terang pusat ke pola terang pertama untuk masing-masing kisi tersebut diperoleh grafik
yang linier, sehingga hal ini sesuai dengan teori dimana hubungan antara (l) terhadap
(x) adalah brebanding lurus.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada perhitungan Panjang gelombang dengan


menggunakan persamaan Panjang gelombang dapat diketahui bahwa besar Panjang
gelombang sangat mendekati Panjang gelombang laser He-Ne yakni sebesar 0,633𝜇𝑚
yang dimana hasil perhitungan terbukti pada table perhitungan Panjang gelombang
Cahaya laser

I. Kesimpulan

Berdasar praktikum difraksi Cahaya laser oleh kisi telah dilakukan


mendapatkan kesimpulan bahwa difraksi Cahaya merupakan sebuah pelenturan
gelombang Cahaya, yang mana lebar celah kisi harus lebih kecil dari Panjang
gelombang Cahaya sehingga akan mengakibatkan adanya pola titik-titik gelap terang.
Gelombang Cahaya mendapatkan pelenturan Cahaya menggunakan kisi yang meliputi
bidang datar yang lebih luas daripada geometri celah. Akibatnya menjadikan Cahaya
dari tiap-tiap celah akan tumpeng tindih pada layer, sehingga Cahaya akan terdifraksi.
Pada percobaan ini menghasilkan grafik yang linier dimana grafik ini
mempresentasikan hubungan antara jarak dari terang pusat dengan kisi terhadap jarak
antar terang pusat dengan terang pertama.

Berdasarkan percobaan mendapatkan panjang gelombang laser yang


memperoleh Panjang gelombang laser tiap percobaan yang tercantumkan pada hasil
perhitungan Panjang gelombang laser dan hasilnya mendekati nilai Panjang gelombang
laser He-Ne yaitu sebesar 0,633𝜇𝑚

J. Daftar Pustaka

Abramczyk, H., 2005. Lasers, in: Introduction to Laser Spectroscopy. Elsevier, pp.
59–106. https://doi.org/10.1016/B978-044451662-6/50005-8

Giancoli, D. C. (1989). Physics for Scientists and Engineers 2’nd ed, Prentice Hall

Limited. Jakarta: Erlangga.

Handayani, S.L.,. (2014). Analisis Pola Interferensi Celah Banyak Untuk Menentukan

Panjang Gelombang Laser He-Ne Dan Laser Dioda. Univ. Negeri Semarang 4.

Kadarisman, N.,. (2009). Rancang Bangun Instrumentasi Temperatur Tinggi

Menggunakan Prinsip Defleksi Laser He-Ne Sebagai Bagian Dari Sistem Kendali

Operasi Di Bidang Indusrti. Univ. Negeri Yogyak. 8.

Rokhaniah. (2019). Alat Praktikum Fisika Untuk Menentukan Panjang Gelombang

Dan Frekuensi Spektrum Matahari. Orbith 15, 9.


Shavira, R.A. (n.d.). , Fisika, D., n.d. Kisi difraksi.

K. Lampiran
• Soal dan Pembahasan
1. Turunkan persamaan (1)
Jawab:
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝜙
𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
=𝜙

𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
2𝜋 = 𝜙2𝜋

𝑘𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝛽
𝛽 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑓𝑎𝑠𝑒
2𝜋
𝑘=

Ketika 𝛽 = 2𝜋
2𝜋
2𝜋 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃

 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
Ketika 𝛽 = 4𝜋
2𝜋
4𝜋 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃

2 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
Ketika 𝛽 = 6𝜋
2𝜋
6𝜋 =𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃

3 = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃
Maka dapat disimpulkan pada pola gelap dapat dirumuskan: m = 𝑑𝑠𝑖𝑛𝜃

2. Dari data yang Saudara peroleh, tentukan panjang gelombang cahaya laser yang
digunakan!
Jawab:
a. Percobaan 1
• 𝜆1 = ((7,69𝑥 ± 1,46) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,18% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆2 = ((4,07𝑥 ± 1,57) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,38% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆3 = ((2,88𝑥 ± 2,05) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,71% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆4 = ((2,05𝑥 ± 1,85) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,91% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆5 = ((1,71𝑥 ± 2,03) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,19% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆6 = ((1,49𝑥 ± 2,27) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,52% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆7 = ((1,35𝑥 ± 2,55) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,88% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆8 = ((1,21𝑥 ± 2,91) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,04% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆9 = ((1,10𝑥 ± 3,39) × 10−7 )m dengan persentase alat 3,07% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆10 = ((6,86 × ±1,46) × 10−7 )m dengan persentase alat 4,02% (3 𝐴𝑃).
b. Percobaan 2
• 𝜆1 = ((7,24𝑥 ± 4,29) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,59% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆2 = ((3,68𝑥 ± 4,62) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,25% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆3 = ((2,50𝑥 ± 6,02) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,40% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆4 = ((1,96𝑥 ± 5,46) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,78% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆5 = ((1,62𝑥 ± 6,01) × 10−7 )m dengan persentase alat 3,71%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆6 = ((1,45𝑥 ± 6,68) × 10−7 )m dengan persentase alat 4,58%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆7 = ((1,27𝑥 ± 7,51) × 10−7 )m dengan persentase alat 5,89%(3𝐴𝑃).
• 𝜆8 = ((1,15𝑥 ± 8,59) × 10−7 )m dengan persentase alat 7,43%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆9 = ((1,05𝑥 ± 10,02) × 10−7 )m dengan persentase alat 9,54% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆10 = ((1,02𝑥 ± 12,02) × 10−7 )m dengan persentase alat
11,78% (2 𝐴𝑃).

c. Percobaan 3
• 𝜆1 = ((7,33𝑥 ± 0,77) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,10% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆2 = ((0,83𝑥 ± 3,72) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,22% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆3 = ((2,49𝑥 ± 1,11) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,45% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆4 = ((1,95𝑥 ± 0,98) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,50% (4 𝐴𝑃).
• 𝜆5 = ((1,61𝑥 ± 1,08) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,67%(4 𝐴𝑃).
• 𝜆6 = ((1,39𝑥 ± 1,21) × 10−7 )m dengan persentase alat 0,86%(4 𝐴𝑃).
• 𝜆7 = ((1,27𝑥 ± 1,36) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,06%(3𝐴𝑃).
• 𝜆8 = ((1,12𝑥 ± 1,54) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,37%(3 𝐴𝑃).
• 𝜆9 = ((1,07𝑥 ± 1,81) × 10−7 )m dengan persentase alat 1,69% (3 𝐴𝑃).
• 𝜆10 = ((1,04𝑥 ± 2,17) × 10−7 )m dengan persentase alat 2,09% (3 𝐴𝑃).

3. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang Saudara peroleh!


Jawab:
Difraksi merupakan penyimpangan atau disebut juga deviasi dari arah
perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat cahaya itu sendiri. Panjang
𝑥𝑑
gelombang cahaya laser dapat diperoleh dengan persamaan 1 = .
𝑚√𝑥 2 +𝐿2
Lampiran cek plagiasi
Lampiran dokumentasi
Lampiran laporan semestara

Anda mungkin juga menyukai