Anda di halaman 1dari 27

III.

Optika Fisik
3.1 Pembiasan pada Prisma
3.2 Warna Benda
3.3 Interferensi Cahaya
3.4 Difraksi
3.5 Polarisasi

Sifat-sifat perambatan cahaya seperti pemantulan, pembiasan serta prinsip jalannya sinar-
sinar telah kita bahas dalam topic optika geometris di kelas satu. Sifat sifat interferensi,
difraksi dan polarisasi cahaya yang termasuk dalam lingkup optika fisik akan dibahas dalam
bab ini.

3.1 Pembiasan pada Prisma

Cahaya yang merambat melalui prisma


akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu
saat memasuki dan meninggalkan prisma.
Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias
yang keluar dari prisma diperpanjang,
maka keduanya akan berpotongan di D
dan membentuk sudut yang dinamakan
sudut deviasi (
Perhatikan segiempat ABCE:  + ¿ABC =
180o. Sedangkan pada sudut ABC tampak
bahwa r1 + i2 + ¿ABC =180o, sehingga
Gambar 12.1 Pembiasan cahaya pada prisma
didapat  + ¿ABC = r1 + i2 + ¿ABC, atau:

 = r1 + i 2 ……………(3.1)

Perhatikan ACD, sudut alas di A = i1 – r1 dan sudut alas di Q = r2 – i2, maka menurut sifat
sudut luar segitiga dapat dituliskan

δ =( i 1−r 1 ) + ( r 2−i 2 )=( i 1 +r 2 )− ( r 1+ i2 )

δ =( i 1 +r 2 )− β ……………(3.2)

dengan  = sudut pembias (sudut puncak) prisma; i 1 = sudut dating pertama, dan r2 = sudut
bias kedua.

Deviasi Minimum

Jika sudut datang i1 diubah, maka sudut deviasi δ dapat


juga berubah. Hasil percobaan menunjukkan hubungan
besar sudut deviasi terhadap besar sudut datang sesuai
dengan Gambar 3.2
Deviasi minimum m terjadi pada saat sudut
datang i1 sama dengan sudut bias terakhir r2. Dengan

Gambar 3.2 Grafik sudut deviasi sebagai


fungsi sudut dating i1 pada prisma
demikian, cahaya memotong prisma menjadi segitiga sama kaki. Secara matematik, syarat
deviasi minimum m adalah

I1 = r2 atau r1 = i2 ………………. (3.3)


Sehingga persamaan (3.2) dapat ditulis dengan

δ m=2 i 1−β ……………(3.4)

pada saat deviasi minimum terjadi, persamaan (3.1) dapat ditulis menjadi r 1 = ½  dan
persamaan (3.4) menjadi i1 = ½ (m). Jika indeks bias prisma adalah np , dan indeks bias
medium nm, maka dengan menggunakan Hukum Snellius akan diperoleh

1 1
n m sin ( β +δ m )=n p sin β ……………(3.5)
2 2

Khusus untuk sudut pembias (sudut puncak) prisma yang kecil ( β ≤15 o ), persamaan (3.5)
dapat ditulis menjadi

np
δ m= ( nm )
−1 β ……………(3.6)

Contoh 3.1
Sebuah prisma yang mempunyai sudut pembias o terbuat dari sejenis kaca yang tidak
diketahui indeks biasnya. Sinar datang pada salah satu sisi prisma. Dengan memutar posisi
prisma, diperoleh deviasi minimum sebesar m = 40O. (a) Berapakah indeks bias prisma? (b)
Bila prisma diletakkan didalam air dengan indeks bias n air = 4/3, berapakah besar deviasi
minimum yang terjadi?

Penyelesaian:

(a) Kita tentukan lebih dahulu sudut datang i 1 dengan menggunakan persamaan (3.4)
sebagai berikut

δ m=2 i 1−β  40o = 2 i1 – 60o  i1 = 50o

Selanjutnya berdasarkan persamaan (3.5) diperoleh

1 1
n m sin ( β +δ m )=n p sin β
2 2
1 1
1 sin ( 60+ 40 ) =n p sin 60
2 2
sin50 0,77
np= = =1.53
sin30 0,5

Indeks bias prisma adalah 1,53.

(b) Bila prisma berada didalam air (nair = 4/3), maka berdasarkan persamaan (3.5),
1 1
n m sin ( β +δ m )=n p sin β
2 2
4 1 1
sin ( 60+δ m )=1,53 sin 60
3 2 2
1 3
sin ( 60+δ m ) = × 1,53 ×sin 30
2 4
1
sin ( 60+δ m ) =0,57
2
1
2
( 60+ δ m ) =35  δ m=70−60=10

Di dalam air, deviasi minimum = 10o.

Latihan Soal
1. Sebuah prisma sama sisi yang terbuat dari kuarsa dengan indeks bias 1,46
terletak pada bidang horizontal. Berkas cahaya mengenai mengenai permukaan
bidang pembias prisma dalam arah yang parallel terhadap sisi dasarnya.
Tentukanlah (a) besar sudut bias r2 sinar yang keluar dari prisma, dan sudut
deviasi 
Jawab: (a) 69,8o, (b) 39,8o)

2. Sebuah prisma mempunyai sudut puncak 60 O dan terbuat dari kaca yang indeks
biasnya 1,50. Seberkas sinar datang pada salah satu bidang sisi dengan sudut
datang 30O. berapah besar sudut deviasinya?
(Jawab: 47,1o)

3. Pada suatu prisma sama sisi yang berada diudara datang seberkas sinar dengan
sudut datang 45O dan terjadi deviasi minimum. Tentukan besar (a) deviasi
minimum tersebut, dan (b) indeks bias prisma?
Jawab: (a) 30o, (b) 1,41)

4. Hubungan antara sudut deviasi (D) dengan


sudut datang i1 adalah seperti grafik pada
gambar. (a) Berapakah sudut pembias prisma?
(b) Jika grafik pada gambar adalah hasil
pengamatan sewaktu prisma berada dalam air
yang indeks biasnya 4/3, tentukanlah besar
indeks bias prisma?

Jawab: (a) 60o, (b)2,31 )

5. Sebuah prisma terbuat dari kaca flinta yang mempunyai indeks bias 1,66 dengan
sudut pembias 2o. Berapakah besar deviasi minimumnya?

(Jawab: 1,32o)

3.1.2 Dispersi

Dispersi merupakan istilah yang di-


berikan peristiwa terurainya cahaya
putih yang dilewatkan pada sebuah
prisma menjadi sederatan (spektrum) warna-warna. Dispersi ini terjadi karena perbedaan
indeks bias masing-masing warna cahaya yang ditemukan oleh Isaac Newton pada tahun
1660.

Pada gambar 3.3 tampak bahwa cahaya putih yang datang pada prisma diuraikan menjadi
spectrum warna, yaitu merah (622 - 780 nm), jingga ( 597 – 622 nm), kuning ( 577 – 597 nm),
hijau ( 492 – 577 nm), biru ( 455 – 492 nm), nila dan ungu 390 – 455 nm). Ini menunjukkan
bahwa sesungguhnya cahaya putih tersebut merupakan gabungan dari ketujuh warna diatas.
Cahaya yang merupakan gabungan dari beberapa jenis warna disebut polikromatik,
sedangkan sinar yang hanya terdiri dari satu warna disebut monokromatik.

Apabila spectrum warna diatas di diurutkan dari merah hingga ungu, maka beberapa sifat
yang diperoleh adalah: sudut deviasi semakin besar, indeks bias semakin besar, frekuensi
semakin besar, dan panjang gelombang semakin kecil.

Lebar spectrum yang ditimbulkan oleh prisma tergantung pada selisih deviasi warna ungu
dan warna merah. Selisih antara sudut deviasi kedua warna ini di sebut sudut disperse
sehingga

…………(3.7)
φ=δ u−δ m=( nu−1 ) β−( nm−1 ) β

……………(3.8)
φ=( nu −nm ) β

Gambar 3.4 Deviasi sinar merah dan ungu


dengan u = deviasi warna ungu, m = deviasi warna
merah, nu = indeks bias sinar ungu, nm = indeks bias
sinar merah.

3.2 Warna Benda

Ketika kita memandang suatu benda, cahaya dari benda itu merambat langsung ke mata
kita. Warna benda adalah warna sinar yang dipantulkannya. Misalnya, sebuah benda yang
merah tampak tampak berwarna merah ketika disinari sinar putih karena semua spectrum
warna kecuali warna merah diserap oleh benda. Jadi, hanya sinar merah yang dipantulkan
oleh benda.

Pencampuran warna sinar

Warna sinar dibedakan menjadi 2 macam, yaituwarna primer dan warna sekunder. Warna
primer adalah warna yang tidak dapat diperoleh dari hasil penggabungan warna-warna
(sinar) lainnya. Yang termasuk warna primer adalah sinar warna biru, merah, dan hijau.
Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan oleh penggabungan dua warna (sinar)
primer. Yang termasuk warna sekunder adalah sinar warnakuning, sian dan magenta.
Pencampuran yang diperoleh dengan menjatuhkan sinar-sinar warna primer di tempat yang
sama pada layar putih disebut pencampuran adisi.
Warna komplementer adalah dua buah warna (sinar) yang menghasilkan warna putih bila
dijumlahkan, yaitu:

 kuning (merah + hijau) + biru = putih


 sian (hijau + biru) + merah = putih
 magenta (merah + biru)
Pencampuran pigmen-pigmen
warna
Pencampuran yang diperoleh
dengan mencampur dua pigmen
warna atau cat disebut
pencampuaran substraksi.
Warna yang didapat dari
percampuran substraksi disebut
warna substraksi, sedangkan
warna yang didapat dari
pencampuran adisi disebut warna adisi sebagai contoh adalah pigmen biru + pigmen
kuning = hijau.

Filter cahaya
Perlu anda perhatikan bahwa warna benda bening (benda tembus cahaya), misalkan filter
cahaya, tergantung dari warna cahaya yang diteruskan, sedangkan warna benda gelap
(benda tak tembus cahaya), misalkan baju, daun, tergantung pada warna cahaya yang
dipantulkan. Daftar warna sinar yang diteruskan maupun yang ditahan oleh berbagai filter
cahaya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Warna warna sinar yang diteruskan dan ditahan oleh filter cahaya.
Warna filter Meneruskan warna Menahan warna Keterangan
Merah m+j k+h+b+n+u m = merah
Hijau k+h m+h+b+n+u j = jingga
Biru b+n+u m+j+k+h k = kuning
Kuning m+j+k+h b+n+u h = hijau
Magenta m+j+b+n+u k+h b = biru
Sian k+h+b+n+u m+j n = nila
u = ungu

3.3 Interferensi Cahaya

interferensi cahaya adalah perpaduan dari dua gelombang cahaya. Agar hasil interferensinya
mempunyai pola yang teratur kedua gelombang ini harus koheren, memiliki frekuensi dan
amplitude yang sama serta selisih fase tetap. Pola hasil interferensi ini dapat di tangkap pada
layar, yaitu:
(1) Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau
konstruktif).
(2) Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau
destruktif).

3.3.1 Percobaan Fresnel dan Young untuk menghasilkan 2 cahaya koheren


Kedua peneliti ini melakukan percobaan untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya
koheren dengan prinsip dasar yang sama, yaitu sama-sama menggunakan satu asal sumber
cahaya (Gambar 3.5).
Gambar 3.5 Percobaan Fresnel dan Percobaan Young Fresnel
menggunakan dua buah cermin (I dan II) untuk menghasilkan sumber cahaya S1 dan S2
sebagai bayangan dari sumber S seperti pada Gambar 3.5 (a). Sedangkan Young
menggunakan dua celah sempit sehingga celah S1 dan S2 berfungsi sebagai sumber cahaya
koheren karena berasal dari satu sumber cahaya, yaitu S seperti pada Gambar 3.5 (b).

3.3.2 Interferensi Celah Ganda

Gambar 3.6 Skema percobaan Young untuk Interferensi Celah Ganda

Skema percobaan Young untuk Interferensi celah ganda pada gambar 3.6 akan kita gunakan
menganalisisi interferensi cahaya. Hasil interferensi pada layar berupa garis-garis terang dan
gelap tergantung pada beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2. Dengan kondisi jarak
kedua celah d jauh lebih kecil dari jarak celah ke layar l ( d << l ), maka selisih lintasan untuk
titik sembarang P adalah S2P – S1P = S2R = d sin Selanjutnya, akan kita tentukan syarat
terjadinya interferensi maksimum (terang) dan interferensi minimum (gelap).

Syarat interferensi maksimum (terang)

Seperti yang telah kita ketahui dari pembahasan gelombang sebelumnya, interferensi
maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase). Dua gelombang
memiliki fase yang sama apabila selisih lintasannya sama dengan nol atau bilang bulat kali
panjang gelombang . Secara matematik dapat dituliskan

d sin θ=mλ ; m = 0, 1, 2, 3,… ……………….. (3.9)

Bilangan m disebut orde atau nomer terang. Untuk m = 0 disebut maksium orde ke-nol
(terang pusat), untuk m = 1 disebut terang ke-1, dan seterusnya. Karenan l >> d, maka sudut
 sangat kecil. Jadi, dapat digunakan pendekatan sin = tan = p/l sehingga persamaan
(3.9) menjadi
dp
=mλ ……………….. (3.10)
l

dengan p adalah jarak terang ke-m dari terang pusat.

Syarat terjadinya minimum (gelap)

Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gelombang 180 O atau  rad. Ini berarti
beda lintasan kedua gelombang sama dengan bilangan ganjil kali setengah . Secara
matematik dapat juga dituliskan

1
(
d sin θ= m−
2)λ ; m = 1, 2, 3,… ……………….. (3.11)

Bilangan m disebut orde atau nomer gelap. Tidak ada gelap ke-nol. Untuk m = 1 disebut
minimum orde ke-1 atau gelap ke-1, dan seterusnya. Mengingat sin = tan = p/l , maka
persamaan (3.11) menjadi

dp 1
l (
= m− λ
2 ) ……………….. (3.12)

dengan p adalah jarak gelap ke-m dari terang pusat.

Jarak antara dua garis terang atau dua garis gelap yang berurutan

Pada interferensi celah ganda, jarak dua garis yang berurutan sama denga jarak dua garis
gelap yang nerurutan. Jika jarak itu kita sebut p maka dengan mudah kita peroleh

Δ pd
=λ ……………….. (3.13)
l

3.3.3 Interferensi pada Lapisan Tipis

Sering kita amati bintik-bintik embun di dedaunan atau


di rerumputan yang dikenai sinar matahari
memancarkan warna-warna cahaya tertentu.
Timbulnya warna-warna semacam ini juga dapat
dijumpai pada lapisan tipis minyak tanah yang
tumpahdiatas air atau gelembung sabun yang
mendapat sinar matahari. Peristiwa ini adalah contoh
interferensi pada lapisan tipis.
Perhatikan Gambar 3.7. Ada dua faktor yang
menyebabkan pola interferensi pada selaput tipis,
yaitu perbedaan panjang lintasan optic sinar BE
dengan BCDF serta perubahan fase sinar pantul BE.

Gambar 3.7 Interferensi pada lapisan tipis


Dengan memperhitungkan kedua faktor tersebut, syarat interferensi dapat ditentukan
sebagai berikut.

(1) Syarat terjadinya interferensi maksimum (terang) adalah

1
(
2 n d cos r= m−
2 )
λ ; m = 1, 2, 3, … ……………….. (3.14)

(2) Syarat terjadinya interferensi maksimum (terang) adalah

2 n d cos r=m λ ; m = 0, 1, 2, … ……………….. (3.15)

3.3.4 Cincin Newton

Cincin Newton merupakan pola interferensi


berbentuk lingkaran-lingkaran gelapdan
terang secara berurutan. Pada Gambar 3.8
diperlihatkan system optic yang terdiri dari
sebuah lensa cembung-datar yang diletakkan
dengan bagian cembungnya menyinggung
kaca plan-paralel.
Sistem optic ini disinari dari atas dengan arah
tegak lurus oleh cahaya yang panjang
gelombangnya . Jika R adalah jari-jari
Gambar 3.8 Interferensi cincin Newton kelengkungan lensa dan r adalah jari-jari
lingkaran gelap dan terang hasil interferensi,
maka syarat terjadinya interferensi adalah sebagai berikut

(1) Syarat terjadinya interferensi maksimum (lingkaran terang)

1
(
n r t 2= m−
2)λ R ; m = 1, 2, 3, … ……………….. (3.16)

dengan rt = jari-jari lingkaran terang ke-m, dan n = indeks bias medium.

(2) Syarat terjadinya interferensi minimum (lingkaran gelap)

n r t 2=m λ R ; m = 0, 1, 2, 3, … ……………….. (3.17)

dengan rg = jari-jari lingkaran gelap ke-m

Contoh 3.2

Pada suatu percobaan Young, jarak antara dua celah d = 0,25 mm sedangkan jarak celah
dengan layar l = 1 m. Jarak garis gelap kedua ke pusat pola interferensi pada layar adalah
adalah p = 3 mm. Tentukan (a) panjang gelombang cahaya yang digunakan dan (b) jarak garis
terang ketiga dari pusat! (c) Pertanyaan (b) jika percobaan Young dicelupkan dalam air yang
indeks biasnya na = 4/3!

Penyelesaian:
(a) Untuk gelap kedua, nilai m = 2. Untuk menentukan , gunakan persamaan 3.12
dp 1 ( 0,25 ×10−3 ) ( 3 ×10−3 ) 1
l (
= m− λ 
2 ) 1 ( )
= 2− λ
2
λ=5 ×10 =5000 Å
−7

(b) Untuk terang ketiga m = 3. Jarak garis terang ketiga terhadap pusat (p) dihitung
dengan menggunakan persamaan (12.10)
dp ml λ 3 ×1 ×0,5 ×10−6
=mλ  P= =
l d 0,25 ×10−3
¿ 6 ×10−3 m=6 mm
(c) Panjang gelombang cahaya adalam air, a, dihitung beradasarkan hubungan
λ a n a=λ u nu
4 3
λ a × =λ u × 1 atau λ a= λ
3 4 u
jarak garis terang ketiga dari pusat (p) memenuhi
dp ml
l
=m λ atau p=
d ( )
λ atau p sebanding dengan 
pa λa λa 3
=  pa= × pu = × 6 mm=4,5 mm
p u λu λu 4

Jadi, jarak terang ketiga dari terang pusat didalam air menjadi pendek.

Contoh 12.3
Jarak pisah antara sepasang celah pada suatu percobaan Young d = 0,2 mm.
Seberkas cahaya dengan panjang gelombang = 600 nm mengenai celah sehingga
menghasilkan pola interferensi pada layar. Berapakah sudut pisah yang dibentuk
oleh dua garis gelap yang berdekatan?

Penyelesaian:
Jarak dua gelap yang berturutan (p) memenuhi persamaan (3.13):

Δ pd Δ p λ 600 ×10−9 −3
=λ atau = = =3 ×10
l l d 0,2×10−3

pada percobaan Young l >> p, berarti sudut sangat kecil, sehingga berlaku
∆p
sin θ=tan θ=θ=  θ=3× 10−3 rad , atau 3 mrad.
l

Latihan Soal

1. Pada percobaan Young, jarak layar ke celah 2 m dan jarak kedua celah 1,5 mm.
Panjang glombang yang digunakan 600 nm. Tentukan (a) jarak antara gelap ke-
empat dengan terang pusat, dan (b) jarak antara garis terang ke-2 dengan garis
ke-4 yang terdekat.
(Jawab: (a) 2,8 mm, (b) 1,2 mm)
2. Garis terang ordo kedua terjadi ketika cahaya denagn panjang gelombang 400
nm jatuh pada dua buah celah dengan sudut 30 O terhadap arah berkas semula.
Berapa jarak kedua celah?
(Jawab: 1,6 x 10-3 mm)
3. Untuk menentukan panjang gelombang sinar violet dilakukan percobaan Young.
Pengamatan pada layar menunjukkan bahwa jarak antara terang pusat dengan
gelap ke-3 5 mm dan jarak layar dari celah pada percobaan tersebut 1 m,
tentukan panjang gelombang violet?
(Jawab: 4000 Å )
4. Pada gambar tampak dua sumber gelombang X dan Y yang keduanya sefase.
Pada titik C terjadi interferensi maksimum. Seorang pengamat bergerak dari C
menuju N dan mendapat interferensi minimum di D.

N
X
D

7,0 cm
P C
7,0
cm Y

Jika jarak CD adalah = 7,0 cm, tentukan panjang gelombang


yang dipancarkan 30 cm oleh kedua sumber
tersebut?
(Jawab: 3,16 cm)
5. Dalam suatu percobaan Young, jarak pisah antara sepasang celah 0,4 mm. Kedua
celah disinari cahaya dengan panjang gelombang 8000 Å . Berapakah sudut
pisah yang dibentuk oleh terang ke satu dan ke dua apabila percobaan dilakukan
(a) di udara dan (b) air dengan indeks bias 4/3!
(Jawab: 2 mrad, (b) 1,5 rad
6. Dalam suatu percobaan celah ganda Young digunakan sinar monokromatik
warna hijau dengan panjang gelombang 0,50 m. Jarak dua terang berurutan
pada layar 0,8 mm. Menjadi berapakah jarak dua terang yang berurutan pada
layar apabila (setiap pertanyaan tidak berhubungan) (a) digunakan sinar merah
dengan panjang gelombang 0,65 m, (b) jarak kedua celah digandakan, (c) jarak
layar digandakan, dan (d) percobaan dilakukan didalam air yang indeks biasnya
4/3!
(Jawab: (a) 1,04 mm, (b) 0,40 mm, (c) 1,6 mm, (d) 0,6 mm)
7. Dua gelombang cahaya digunakan dalam percobaan Young. Jika panjang
gelombang yang satu adalah 480 nm, berapakah panjang gelombang yang
lainnya supaya garis terang ke empat dari yang satu bertepatan dengan garis
terang keenam yang lainnya?
(Jawab: 320 nm)
8. Selaput tipis sabun disinari dalam arah tegak lurus dengan menggunakan cahaya
natrium ( = 589,3 nm). Indeks bias air sabun 1,33.
(a) Tentukan ketebalan minimum selaput sabun yang tampak terang!
(b) Tentukan pula ketebalan minimum selaput sabun yang tampak gelap!
(Jawab: (a) 110,8 nm, (b) 221,5 nm)
9. Pada suatu percobaan interferensi cincin Newton digunakan cahaya dengan
panjang gelombang  = 5700 Å . Hasil pengamatan menunjukkan jari-jari
lingkaran gelap ke-10 adalah 6 mm. Berapakah jari-jari kelengkungan lensa?
(Jawab: 6,3 m)
10. Jari-jari kelengkungan lensa pada suatu percobaan interferensi cincin Newton
adalah 10 m. Suatu berkas sinar merah dengan panjang gelombang 8000 Å
didatangkan tegak lurus pada permukaan datar lensa. Berapa jari-jari gelap
Newton yang ke-10?
(Jawab: 0,89 cm)

3.4 Difraksi
Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil
dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan
sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di
daerah dibelakang celah tersebut. Gejala ini dikenal sebagai peristiwa difraksi.

3.4.1 Difraksi Celah Tunggal


Dalam topic ini akan kita bahas difraksi Fraunhofer yang dihasilkan yang
dihasilkan oleh celah tunggal. Difraksi Fraunhofer dapt diterangkan dengan
menggunakan prinsip Huygens, yaitu tiap bagian dari celah berperan sebagai
sebuah gelombang. Dengan demikian, cahaya dari satu bagian celah dapat
berinterferensi dengan cahaya dari bagian lainnya, dan intensitas resultannya
pada layar tergantung pada sudut 
Perhatikan gambar 3.9! Kita bagi
celah tunggal menjadi dua bagian
dengan lebar masing-masing ½ d.
Gelombang 1 dan 3 berbeda
lintasan (½ d) sin demikian juga 2
dan 4. Interferensi minimum terjadi
bila beda lintasan sama dengan
setengah panjang gelombang sehingga
(½ d) sin ½  atau d sin 
Jika celah dibagi menjadi empat
bagian, dengan menggunakan cara
1
yang sama diperoleh ( d) sin ½  atau d sin Kemudian jika celah
4
di bagi menjadi enam bagian, layar
Gambar 3.9 Difraksi cahaya pada celah tunggal 1
juga gelap ketika ( d) sin ½ 
6
atau d sin , dan seterusnya. Secara umumdapat kita nyatakan bahwa
garis gelap ke-m terjadi jika

d sin θ=mλm = 1, 2, 3, … ……………….. (3.18)

p
Untuk sudut = yang kecil sin θ ≈ tan θ= , sehingga berlaku
l

dp
=m λ ……………….. (3.19)
l
dengan penalaran yang sama, syarat terjadinya garis terang ke-m adalah

( 12 ) λm = 0, 1, 2, …
d sin θ= m+ ……………….. (3.20)

Untuk sudut yang sangat kecil (3.20) diatas menjadi

dp 1
l ( )
= m+ λ
2
……………….. (3.21)

3.4.2 Difraksi pada Celah Majemuk

Pola interferensi yang dihasilkan oleh percobaan celah ganda Young dan pola
yang dihasilkan oleh difraksi celah tunggal terlalu menyebar (kurang tajam)
untuk memberikan hasil yang teliti. Ternyata dengan membuat banyak celah,
garis-garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi jauh lebih tajam
seperti tampak pada gambar 3.10.
Peralatan dengan celah majemuk ini
dinamakan kisi.
Sebuah kisi dapat terdiri dapat terdiri
dari ribuan celah berupa garis
(goresan) per sentimeter. Misalkan
sebuah kisi terdiri dari 5000 garis/cm,
maka dikatakan tetapan kisi (jarak
1
antar-celah), d = ( 5000 ) cm = 2 x 10 -4

cm. Bila banyaknya garis (celah)


Gambar 3.10 Pola difraksi cahaya pada kisi
persatuan panjang, misalkan cm,
adalah N maka tetapan kisi d adalah
1
d= cm ……………….. (3.22)
N

Pola difraksi maksimum


Dengan penalaran yang sama dengan celah ganda, diperoleh bahwa syarat agar
terjadi difraksi maksimum adalah
d sin θ=mλm = 0, 1, 2, … ……………….. (3.23)

Pola difraksi minimum


Seperti pada celah ganda, syarat terjadinya minimum adalah
1
(
d sin θ= m−
2)λm = 1, 2, 3, … ……………….. (3.24)

dengan d adalah tetapan kisi.


Dengan perkataan lain, rumus-rumus interferensi celah ganda percobaan Young,
dapat diterapkan pada kisi difraksi.

3.4.3 Pengaruh Difraksi Terhadap Perbesaran Maksimum Alat Optik


Peristiwa difraksi tidak hanya terjadi pada celah
berbentuk garis. Hal sama juga terjadi apabila cahaya
dilewatkan melalui lubang sempit berbentuk lingkaran.

Gambar 3.11 Pola


difraksi yang
disebabkan lubang
berbentuk lingkaran.
Pola difraksi yang dihasilkan oleh lubang sempit berbentuk lingkaran tampak
pada Gambar 3.11. Jika diameter lubang D, panjang gelombang dan sudut
yang dibentuk garis yang menghubungkan lubang sempit dengan pusat lingkaran
pola difraksi dengan garis yang menghubungkan lubang sempit dengan lingkaran
gelap pertama pada pola difraksi maka menurut Sir George Airy (1801 – 1892)
berlaku hubungan
λ
sin θ1=1,22  ……………….. (3.25)
D

Pada umumnya alat optik mempunya bukaan cahaya yang bentuknya bulat.
Akibatnya, difraksi karena lubang sempit berbentuk lingkaran ini mengurangi
kemampuan pemisahan bayangan dari dari suatu alat optik. Perhatikan
bayangan dari dua benda yang dihasilkan oleh sebuah lensa melalui bukaan
cahaya berbentuk lingkaran (diafragma) pada Gambar 3.12 berikut

Gambar 3.12 Bayangan dari dua benda yang terletak berdekatan, karena difraksi dapat
menjadi (a) saling menindih, (b) beririsan, dan (c) terpisah dengan baik.

Jika diafragmanya (bukaan cahaya) sangat kecil, kedua bayangannya saling


menumpuk (Gambar 3.12a), daya urai alat optik sangat kecil. Jika diafragma
sedang, kedua bayangan beririsan (Gambar 3.12b), daya urai alat optic sedang.
Jika diafragma paling besar, daya urai alat optik sangat besar, kedua
bayangannya terpisah (Gambar 3.12c).

Daya Urai suatu Lensa


Apabila kita memperhatikan lampu belakang sebuah mobil yang bergerak
menjauhi kita pada malam hari, semakin jauh kedua lampu belakang mobil
tersebut tampak semakin berdekatan hingga akhirnya menyatu. Bagaimana jika
kejadian ini kita amati dengan teropong? Ternyata kedua lampu belakang mobil
itu tampak terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa daya urai teropong lebih baik
daripada mata telankang. Jadi, daya urai suatu alat optic adalah kemampuan
alat optic untuk menghasilkan bayangan yang terpisah dari dua benda yang
berdekatan.
Suatu kriteria yang menyatakan bagaimana bayangan dari dua benda titik masih
dapat dipisahkan dengan baik oleh suatu lensa, pertama kali diusulkan oleh Lord
Rayleigh (1887 – 1905), di sebut kriteria Rayleigh yang berbunyi

Dua benda titik tepat dapat dipisahkan jika pusat dari pola difraksi benda
pertama berimpit dengan minimum pertama dari difraksi benda kedua.

MmTampak bahwa difraksi


membatasi perbesaran suatu lensa
(alat optik). Sudut pemisahan (sudut
resolusi minimum) θm , agar dua
benda titik masih adapat dipisahkan
secara tepat, (lihat Gambar 3.13)
berdasarkan kriteria Rayleigh adalah
λ ……………….. (3.26)
sin θm =1,22
D
Gambar 12.13 Daya urai suatu lensa karena θm sangat kecil maka
sin θm =¿ θm ¿, sehingga berlaku
λ
θm ¿ 1,22 ……………….. (3.27)
D

dengan θm dalam radian dan D adalah diameter bukaan alat optic.

dm
Untuk θm yang sangat terkecil berlaku juga θm =tan θm = , sehingga persamaan
l
(3.27) menjadi

1,22 λl
d m =θm l¿ ……………….. (3.28)
D

dengan d m adalah daya urai (batas resolusi) dalam meter dan l adalah jarak benda
dari lensa.

Contoh 3.4

Sinar laser dengan panjang gelombang = 650 nm mengenai sebuah celah tunggal
yang lebarnya d = 0,13 mm. Sebuah lensa cembung digunakan untuk memfokuskan
sinar pada layar yang terletak di fokus lensa. Dalam pola difraksi yang terjadi pada
layar, jarak antara pita gelap ke dua sebelah kiri dan pita gelap ke dua sebelah kanan
terang pusat adalah 6,0 mm. (a) Gambarkan diagram percobaan tersebut lengkap
dengan sketsa intensitas sinar pada layar. Tentukan (b) jarak fokud lensa dan (c)
lebar pita terang pusat!
Penyelesaian:
(a) Gambar pola difraksi celah tunggal

(b) Syarat terjadinya gelap pada difraksi celah tunggal (m = 2) untuk yang sangat
kecil.

dp pd
=m λ atau l=
l mλ

3 ×10−3 m ( 0,13 ×10−3 m )


l= =0,3 m=30 cm
2 ( 650× 10−9 ) m

(c) Lebar pita terang pusat adalah 2p untuk m = 1


dp mlλ
=m λ atau p= , sehingga
l d
−2 −9
2 ml λ 2 ×1 ( 30 ×10 m ) 650 ×10 m
2 p= =
d 0,13 ×10−3
¿ 3 ×10−3 m=3 mm

Sebuah kisi difraksi dengan jumlah garis (celah) per cm adalah N = 5000/cm dikenai
sinar dengan panjang gelombang = 495 nm secara tegak lurus. Berapa jumlah garis
terang yang masih teramati pada pola difraksi di layar?

Penyelesaian:

Sudut maksimum yang mungkin terjadi adalah = 90O. Tetapan kisi adalah
1 1
d= = cm=2× 10−4 cm=2 ×10−6 m. Dengan menggunakan Persamaan
N 5000
(3.23) di peroleh

d sin θ d sin 90 o d
d sin θ=m λ atau m= = =
λ λ λ

Dengan perkataan lain, untuk menentukan orde maksimum yang mungkin terjadi
gunakan cara cepat dengan rumus
d 2 ×10−6 m
m maks= atau m maks= =4,04
λ 496 × 10−9 m

Orde terang m harus bilangan bulat (selalu dibulatkan ke bawah), terang yang terjadi
sampai orde ke-4. Berarti ada 4 garis terang di atas pusat, 1 garis terang di bawah
pusat sehingga total garis terang pada layar ada 9.

Cahaya natrium dengan panjang gelombang 589 nm digunakan untuk memandang


suatu benda di bawah mikroskop. Jika bukaan (diafragma) lensa objektif memiliki
diameter 0,9 cm. (a) tentukan sudut resolusi minimum! (b) Jika digunakan cahaya
tampak violet dengan panjang gelombang 400 nm, berapa sudut resolusi minimum
mikroskop ini? (c) Misalkan air dengan indeks bias 4/3 mengisi ruang antara benda
dan lensa objekti. Bagaimana pengaruhnya terhadap daya urai mikroskop?

Penyelesaian:

(a) Diameter D = 0,9 cm = 9 x 10-3. Panjang gelombang = 589 nm = 589 x 10-9 m.
Gunakan persamaan (3.27) untuk menentukan sudut resolusi minimum.
λ 589 ×10−9 −5
θm =1,22 =1,22× =7,89 ×10 rad
D 9× 10−3

(b) Untuk = 400 nm = 4 x 10-7 m sudut resolusi minimum adalah


λ 4 ×10−7 −5
θm =1,22 =1,22× =5,42× 10 rad
D 9 ×10−3

(c) Pengaruh indeks bias terhadap panjang gelombang memenuhi

3
λ a n a=λ u nu atau λ a ( 43 )=λ ( 1) atau
u λ a= λu
4

λ
Dari hubungan θm =1,22 diperoleh θm ≈ λ , sehingga
D

3
λ
θm di air λ a 4 u atau θm di air= 3 θm diudara
= = 4
θm diudara λ u λu

3
Jadi, daya urai mikroskop di air sama dengan kali daya urainya di udara.
4

Latihan Soal
1. Celah tunggal selebar 0,12 mm disinari cahaya monokromatik sehingga
menghasilkan jarak antara gelap ke dua dengan terang pusat 15 mm. Jika
jarak layar dengan celah adalah 2 m, berapa panjang gelombang cahaya
yang digunakan? (Untuk sudut  kecil, sin = tan ).
(Jawab: 4,5 x 10-3 mm)
2. Cahaya dengan panjang
gelombang 750 nm lewat
melalui sebuah celah yang
lebarnya 1 x 10-3 mm.
Tentukan (a) sudut deviasi
garis gelap ke satu ( dan (b)
lebar pita terang pada pusat layar pada layar yang jauhnya l = 20 cm.
(Catatan lebar pita terang pusat = 2y, yaitu jarak antara dua garis gelap ke
satu yang bersebrangan; disini tidak kecil)
(Jawab: 48,6O (b) 45,36O)
3. Celah tunggal selebar 0,2 mm disinari berkas cahaya yang panjang
gelombangnya 8000 Å . Pola difraksi pada layar yang jaraknya50 cm dari
celah. Tentukan jarak antara garis gelap ke tiga dengan garis terang pusat
(untuk sudut yang sangat kecil sin = tan ).
(Jawab: 6 mm)
4. Berapa lebar celah tunggal yang diperlukan supaya dapat terjadi interferensi
maksimum orde ke tiga dengan sudut difraksi 30 O dari seberkas sinar
monokromatik yang mempunyai panjang gelombang 6400 Å ?
5. Seberkas sinar monokromatis dengan panjang gelombang 600 nm mengenai
sebuah kisi difraksi secara tegak lurus. Kisi tersebut terdiri dari 5000
garis/cm. Tentukan (a) orde maksimum yang mungkin terjadi, (b) sudut bias
garis-garis terang lengkap dengan sketsa diagramnya, dan (c) jumlah garis
terang yang masih teramati pada pola difraksi di layar!
(Jawab: (a) orde 3, (b)= 17,5O, = 36,9O, 3 = 64,2O, (c) 7)
6. Dua berkas sinar X dan Y menyinari tegak lurus sebuah kisi. Berapa nilai
perbandingan antara panjang gelombang sinar X dan Y jika sudut deviasi
orde ke dua sinar X sama dengan sudut deviasi orde ke tiga sinar Y?
(Jawab: 3 : 2)
7. Warna merah dengan panjang gelombang 6750 Å orde ke-4 berimpit
dengan warna ungu orde ke-6 dari suatu pola difraksi yang menggunakan
kisi. Tentukan panjang gelombang sinar warna ungu!
(Jawab: 4500 Å )
8. Jika mata diperbesar sampai diameter 5 mm, berapa jarak minimum antara
dua sumber titik yang masih dapat dibedakan oleh mata pada jarak 40 cm
dari mata? Panjang gelombang cahaya di udara 500 nm dan indeks bias
mata 1,33.
(Jawab: 3,67 x 10-5 m)
9. Teleskop Hale di Mount Palomar memiliki diameter 5,0 m. tentukan sudut
resolusi minimum ketika menerima cahaya dengan panjang gelombang 600
nm?
(Jawab: 1,46 x 10-7 rad)
10. Cahaya dengan panjang gelombang 589 nm digunakan untuk mengamati
objek di bawah mikroskop. Jika diameter bukaan (aperture) lensa objektif
0,9 cm (a) tentukanlah sudut resolusi minimum. (b) Apabila pengamatan
dilakukan didalam air yang indeks biasnya 4/3, beapa sudut resolusi
minimumnya?
(Jawab: 7,98 x 10-5 rad, (b) 6 x 10-5 rad)

3.5 Polarisasi

Baik gelombang transversal maupun


longitudinal menunjukan gejala
interferensi dan difraksi. Akan tetapi, efek
polarisasi hanya dapat dialami oleh
gelombang transversal saja. Polarisasi
tidak tidak terjadi pada gelombang
longitudinal seperti bunyi. Polarisasi
dapat divisualisasikan dengan

Gambar 3.14 Polarisasi pada gelombang tali


membayangkan gelombang transversal ada pada sutas tali. Ada banyak gelombang dengan
berbagai arah getar. Gelombang dengan berbagai arah getar disebut sebagai gelombang tak
terpolarisasi.

Misalkan sekarang tali yang memiliki banyak arah getar (dalam hal ini disederhanakan
menjadi 2 arah getar) melewati sebuah celah vertikal (polarisator) seperti Gambar 3.14.
Celah tersebut hanya melewatkan gelombang yang arahnya vertikal. Gelombang yang hanya
memiliki satu arah getar seperti itu disebut gelombang terpolarisasi. Jadi, polarisasi adalah
terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga gelombang hanya memiiki satu arah
getar.

Sinar alami, misalnya sinar matahari pada umumnya bukan sinar terpolarisasi. Simbol untuk
sinar yang tidak terpolarisasi

sedangkan sinar yang


terpolarisasi atau

Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukan bahwa cahaya


merupakan gelombang transversal. Cahaya dapat terpolarisasi karena peristiwa
pemantulan, pembiasan dan pemantulan, peristiwa bias kembar, peristiwa absorbs selektif,
dan peristiwa hamburan.

Polarisasi karena pemantulan

Bila sinar dating pada cermin datar dengan sudut


datang 57O, maka sinar terpolarisasi seperti pada
Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Polarisasi karena pemantulan.

Polarisasi karena pembiasan dan pemantulan

Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari pembiasan


dan pemantulan. Hasil percobaan para ahli fisika
menunjukkan bahwa cahaya pantul terpolarisasi
sempurna jika sudut datang iP mengakibatkan sudut
bias dengan sinar pantul saling tegak lurus. Sudut
datang seperti ini disebut sebagai sudut polarisasi atau
sudut Brewster.

Pada Gambar 12.16 tampak bahwa sinar yang datang


pada bidang batas sebagian dibiaskan dan sebagian
dipantulkan. Sesuai dengan Hukum Pemantulan, sudut
pantul sama dengan sudut datang yaitu r. Karena sinar
pantul tegak lurus dengan sinar bias, maka berlaku i P + r
= 90O atau r = 90O – iP. Dengan menggunakan Hukum
pembiasan Snellius, maka
n1 sin i P=n2 sin r atau n1 sin i P=n2 sin ( 90o−i P ) =n2 cos i p

n2
tani P= ……………….. (3.29)
n1

Persamaan (3.29) di sebut sebagai Hukum Brewster.

Polarisasi karena pembiasan ganda (bias kembar)

Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan yang sama ke segalaarah. Ini
disebabkan karena kaca hanya memilki satu indeks bias. Tetapi bahan-bahan kristal tertentu
seperti kalsit dan kuarsa memiliki dua indeks bias sehingga kelajuan cahaya tidak sama untuk
segala arah. Jadi, cahaya yang melalui bahan ini akan mengalami pembiasan ganda.

Gambar 3.17 memperlihatkan sebuah


berkas cahaya yang tak terpolarisasi jatuh
pada kristal kalsit. Sinar yang keluar dari
Kristal terpisah menjadi dua bagian, yakni
sinar biasa (tidak dibelokkan) dan sinar
istimewa (dibelokkan). Sinar biasa tak
terpolarisasi, tetapi sinar istimewa
terpolarisasi.
Gambar 3.17 Pembiasan ganda pada kristal tertentu
menghasilkan berkas istimewa yang terpolarisasi.

Polarisasi karena absorbs selektif

Polarisasi dapat juga karena suatu bahan misalnya polaroid menyerap berbagai arah getar
sinar yang melaluinya dan mentransmisikan satu arah tertentu. Arah ini disebut sebagai
sumbu mudah dari polaroid. Polaroid sering digunakan pada kaca mata pelindung sinar
matahari (sun-glasses) dan pada filter polarisasi lensa kamera.

Untuk menganalisa arah polarisasi


dan intensitas cahaya yang
ditransmisikan digunakan dua buah
polaroid seperti Gambar 3.18.
Polaroid pertama P1 disebut
sebagai polarisator (pengutub) dan
polaroid kedua P2 disebut
analisator (penganalis). Polarisator
melewatkan sinar terpolarisasi
Gambar 12.18 Absorbsi selektif pada bahan polaroid. dengan arah getar sesuai dengan
sumbu mudah P1. Intensitas sinar
terpolarisasi ini (I1) setengah dari intensitas sinar tak terpolarisasi (IO), sehingga

1
I 1= I O ……………….. (3.30)
2

Analisator berfungsi menganalisisi sinar yang dilewatkan oleh polarisator. Apabila analisator
diputar, maka pada saat sumbu mudahnya sejajar dengan sumbu mudah polarisator, mata
akan melihat sinar paling terang. Selanjutnya sinar meredup dan pada ssat sumbu mudah
polarisator dan analisator saling tegak lurus maka temapak gelap. Menurut Eteine Louis
Malus (1775 – 1812), bila sudut antara sumbu P1 dengan P2 adalah , intensitas cahaya yang
dilewatkan analisator adalah

1
I 2=I 1 cos 2 θ= I O cos 2 θ ……………….. (3.31)
2

Persamaan ini dikenal sebagai Hukum Malus.

Polarisasi karena hamburan

Hamburan adalah peristiwa penyerapan dan pemancaran


kembali cahaya oleh suatu system partikel (misalnya gas).
Jika cahaya tidak terpolarisasi datang pada suatu gas,
maka cahaya yang dihamburkan ke samping dapat
terpolarisasi sebagian atau seluruhnya. Arah polarisasi
sedemikian rupa sehingga tegak lurus terhadap bidang
yang dibentuk oleh garis sinar datang dengan garis
penglihatan (Gambar 3.19).

Contoh yang menarik adalah hamburan cahaya matahari


oleh atmosfir bumi. Jika bumi tidak mempunyai atmosfir,
langit akan kelihatan gelap (hitam) seperti bulan kecuali
jika kita memandang langsung ke matahari. Tetapi,
kenyataannya bumi mempunyai atmosfir sehingga pada
hari yang cerah langit akan tampak berwarna biru.
Birunya langit ini terjadi karena cahaya warna biru
dihamburkan paling efektif dibandingkan dengan cahaya-
Gambar 3.19 Polarisasi cahaya
cahaya warna lainnya.
karena hamburan.

Pemutaran bidang polarisasi

Jika cahaya terpolarisasi melewati suatu zat,


maka arah polarisasi dapat berputar. Zat seperti
ini disebut zat optic aktif, misalnya larutan gula
pasir dan Kristal kuarsa. Eksperimen pemutaran
bidang polarisasi ini dapat dilihat pada Gambar
Gambar 12.20 Pemutaran bidang polarisasi 3.20.
cahaya.
Besarnya sudut perubahan arah polarisasi cahaya
bergantung pada panjang larutan l, konsentrasi
larutan c, maupun panjang gelombang cahaya yang digunakan. Secara matematik hubungan
ini dapt ditulis sebagai

θ=c l α ……………….. (3.32)

dengan adalah sudut putar jenis larutan.

Dari eksperimen didapatkan bahwa makin kecil panjang gelombang yang dipakai, maka
sudut putar semakin membesar.

Contoh 3.7
Suatu zat terletak didalam air dengan indeks bias n1 = 4/3. Seberkas sinar yang
mengalami polarisai jika sinar datang denagn sudut iP =
60O. (a) Berapa besar indeks bias zat n2? (b) Tentukan air
besar sudut kritis k jika sinar datang dari zat menuju air? n1

Penyelesaian: zat
n2
(a) Gunakan persamaan (3.29) untuk menentukan indeks
bias zat n2!
n2 o 4 4
tani P= atau n2 =n1 tan 60 = × √ 3= √ 3
n1 3 3

(b) Untuk sudut kritis, sudut bias r = 90O. Gunakan Hukum Snellius untuk menentukan
sudut kritis (Ik)!
4 4
n zat sini k =nair sin r atau √ 3 sinik = sin 90o
3 3
1
sin i k = =0,6 sehingga = 37O.
√3

Latihan
1. Berapakah sudut Brewster untuk sebuah gelas (n = 1,56) yang berada di dalam air (n
= 1,33) bila sinar dari air menuju gelas?
(Jawab: 50O)
O O
2. Sudut kritis cahaya dalam suatu zat 37 (sin 37 = 0,6). Berapa sudut polarisasi untuk
zat tersebut jika sinar dari udara menuju zat?
(Jawab: 59O)
3. Cahaya matahari dalam keadaan tidak terpolarisasi jatuh pada permukaan air
4
(n air =
3). Cahaya pantul terpolarisasi linear. (a) Berapa besar sudut polarisasi? (b)
Tentukan besar sudut bias?
(Jawab: (a) 53O, (b) 37O)
4. Dua buah polaroid seperti pada Gambar 12.18 menghasilkan intensitas cahaya yang
1
diamati mata I 2= I . Jika I1 adalah intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator
4 1
P1, tentukanlah sudut yang dibentuk sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu
mudah polarisator P2?
(Jawab: 60O)
5. Sebuah sakarimeter mempunyai tabung yang diisi larutan gula, panjangnya 20 cm.
konsentrasi gula yang digunakan 10% dan sudut putar jenis larutan = 66,5 /% per 10
cm. Apabila digunakan sinar natrium, tentukanlah pemutaran bidang polarisasi
cahaya oleh larutan!
(Jawab: 13,3O)

Evaluasi Bab 12

1. Pada suatu prisma sama kaki dengan minimum. Tentukan indeks bias bias
sudut puncak 30O ysng berada di prisma (anggap sin 15O = 0,25)!
udara datang seberka sinar dengan
sudut datang 45O dan terjadi deviai
A. √ 2 D. 2 √ 3
B. √ 3 E. 2 √ 3
C. 2 √2

A.
2. Hubungan antara sudut deviasi (D) A.
dengan sudut datang (i) adalah 60O D. 10O
seperti gambar di samping. Jika di B. 35O E. 5O
ketahui D = 14O, i1 = 37O dan indeks C. 15O
bias udara (n = 1), indeks bias prisma
= … (sin 37O = ¾) 5. Sebuah prisma kaca flinta mempunyai
sudut puncak 10O. Dalam keadaan
A. 1,2 D. 1,5 deviasi minimum, berapakah
B. 1,3 E. 1,6 besarnya sudut disperse antara sinar
C. 1,4 merah dengan sinar biru jika diketahui
indeks bias kaca flinta untuk kedua
3. Suatu prisma memilki penampang sinar tersebut adalah nm = 1,644 dan
berupa segitiga sama sisi dengan nb = 1,664?
indeks bias 1,5. Suatu sinar A. 0,1O D. 0,4O
monokromatik (satu warna) B. 0,2O E. 0,5O
O
dijatuhkan pada salah satu bidang C. 0,3
pembiasnya hingga jatuh tegak lurus
bidang. Setelah sinar keluar dari 6. Berapa sudut disperse yang terjadi
prisma ini, sudut penyimpngan sinar antara spektrum merah dan ungu
terhadap arah semula ialah… prisma kaca kerona yang memilki
A. 30O D. 75O sudut pembias 15O jika diketahui
B. 45 O
E. 90O untuk kaca kerona nm = 1,52 dan nu =
C. 60 O 1,54?
A. 0,1O D. 0,4O
O
4. Berikut ini adalah grafik hubungan B. 0,2 E. 0,5O
sudut deviasi () terhadap sudut C. 0,3O
datang (i) pada percobaan cahaya 7. Yang termasuk pasangan warna
dengan prisma. Prisma yang komplementer ialah…
digunakan mempunyai sudut A. kuning dan hijau
pembias… B. kuning dan biru
C. hijau dan jingga
D. merah dan biru
E. magenta dan biru

8.

35O
layar

35O

filter filter
(kuning (merah)
)
B.  E. 
C. 1,5 
Suatu berkas sinar berwarna magneta
melewati filter kuning dan merah 11. Dua celah dengan jarak 0,2 mm
seperti pada gambar, maka pada layar disinari tegak lurus. Garis terang
warna yang tampak adalah… (Anggap ketiga terletak 7,5 mm dari garis
ruangan gelap, dan hanya ada satu terang ke nol pada layar yang jaraknya
sinar magenta tadi). 1 m dari celah. Panjang gelombang
A. merah D. ungu sinar yang dipakai…
B. kuning E. hitam A. 5,0 x 10-3 mm D. 5,0 x 10-4 mm
C. biru B. 2,5 x 10-3 mm E. 2,5 x 10-4 mm
C. 1,5 x 10-3 mm
9.
12. Pada percobaan Young digunakan dua
Cahaya dari suatu sumber koheren , celah sempit yang berjarak 0,3 mm
panjang gelombang , menyinari dua satu dengan yang lainnya. Jika jarak
celah s1 dan s2 seperti ditunjukkan layar dengan celah 1 m dan jarak garis
pada diagram. Jika m adalah bilangan terang pertama dari terang pusat 1,5
cacah maka syarat untuk terjadinya mm, maka panjang gelombang cahaya
interferensi destruktif di P adalah… adalah…
A. 4,5 x 10-3 m D. 4,5 x 10-6 m
1 B. 4,5 x 10-4 m E. 4,5 x 10-3 m
( )
A. l 2−l 4 = m+
2
λ -5
C. 4,5 x 10 m
B. l 2−l 4 =m λ
1 13. Pada percobaan Young (celah ganda)
( )
C. l 2 +l 4= m+
2
λ jika jarak antara dua celahnya
dijadikan dua kali semula maka jarak
( 12 ) λ
D. l 1 +l 2−( l 3 +l 4 ) = m+ antara dua garis gelap yang berurutan
menjadi…
E. l 1 +l 2−( l 3 +l 4 ) =m λ A. 4 kali semula
B. 2 kali semula
¼ kali semula
C. ½ kali semula
10. D. tetap

14. Cahaya suatu sumber melalui dua


celah sempit yang terpisah 0,1 mm.
L Jika jarak antara dua celah sempit
terhadap layar 100 cm dan jarak
P
S antara garis gelap pertama dengan
terang
Q gelap garis terang pertama 2,95 mm,
panjang gelombang cahaya yang
digunakan adalah… (dalam nm).
R
A. 2100 D. 440
terang
B. 1080 E. 480
Hasil M percobaan
C. 590
Young dengan sinar monokromatik
dilukiskan seperti diatas. Garis terang 15. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus
pada P terjadi ketika PM – PL sama mengenai dua celah yang berjarak 0,4
dengan… mm. Garis tingkat ke-3 yang
A. ½  D.  dihasilkan pada layar berjarak 0,5 mm
dari terang pusat. Bila jarak layar
dengan celah adalah 40 cm, maka
panjang gelombang cahaya tersebut
R
adalah… P
A. 1,0 x 10-7 m D. 2,0 x 10-7 m
-7
B. 1,2 x 10 m E. 4,0 x 10-7 m Q
-7
C. 1,7 x 10 m
sinar
16. Untuk menentukan panjang monokromatik
gelombang sinar monokromatik pola
digunakan percobaan Young yang difraksi
data-datanya sebagai berikut: jarak
antar kedua celahnya = 0,3 mm, jarak
celah ke layar 50 cm dan jarak antara
garis gelap ke-2 dengan garis gelap
ke-3 pada layar = 1 mm. Panjang
gelombang sinar monokromatik
tersebut adalah…
A. 400 nm D. 580 nm
B. 480 nm E. 600 nm
C. 500 nm

17. Cahaya dengan panjang gelombang A B C D E


5000 Å datang pada celah kembar
Young yang jaraknya 0,2 mm. pola PR – QR λ λ λ  
yang terjadi ditangkap pada layar 2 2 2
yang jaraknya 1 m dari celah kembar.
Jarak dari terang pusat ke terang yang sin  λ λ λ 2λ λ
paling pinggir pada layar 2,5 cm. 2a a 2 a a
banyaknya garis terang pada layar
adalah…. Garis. 20. Dengan menggunakan kisi difraksi,
A. 5 D. 20 kita ingin mempelajari suatu
B. 10 E. 21 spektrum cahaya matahari. Yang
C. 11 mana diantara warna-warna cahay
berikut yang paling kuat dilenturkan?
18. Pada cincin Newton, jari-jari cincin A. Biru D. kuning
terang pertama 1 mm. Jari-jari lensa B. Violet E. merah
plan-konveks 4 m. Jika medium adalah C. hijau
udara (n = 1), panjang gelombang
cahaya yang digunakan… 21.
A. 500 Å D. 5500 Å
B. 4500 Å E. 6000 Å
C. 5000 Å

19. Seberkas sinar monokromatik dengan


panjang gelombang mengenai
sebuah celah sempit PQ yang
lebarnya a. Gelap pertama terjadi Seberkas cahaya lewat celah sempit
dengan sudut difraksi seperti dan menghasilkan interferensi
tampak pada gambar. Manakah yang minimum orde kedua. Apabila lebar
benar untuk nilai (PR – QR) dan sin ? celah 2,4 x 10-4 cm maka
panjanggelombang cahaya yang B. 3 400 Å E. 10
digunakan adalah… 000 Å
A. 4 800 Å D. 19 200 C. 5 000 Å

B. 6 000 Å E. 20 26. Bila seberkas cahaya monokromatik
000 Å dengan panjang gelombang 5,0 x 10 -7
C. 9 600 Å m dilewatkan pada kisi difraksi, garis
terang kedua terjadi dengan sudut
22. Sebuah celah yang lebarnya d disinari deviasi 30O terhadap garis normal.
dengan cahaya putih. Kemudian celah Berapa jumlah garis permilimeter kisi
ini menghasilakan difraksi pada tersebut?
sebuah layar yang berupa spectrum A. 250 D. 2 000
cahaya. Berapakah d minimum untuk B. 500 E. 4 000
cahaya merah yang mempunyai C. 1000
panjang gelombang 650 nm dan sudut
jatuhnya 30O? 27. Dua buah gelombang cahaya masing-
A. 325 nm D. 1300 nm masing dengan panjang gelombang
B. 650 nm E. 1500 nm 600 nm dan 580 nm diewatkan secara
C. 975 nm tegak lurus pada sebuah kisi dengan
jumlah garis 500 per mm. Layar
23. Suatu berkas sinar sejajar mengenai terletak pada jarak 3,0 m dari kisi.
tegak lurus suatu celahyang lebarnya Jarak antara terang pertama kedua
0,4 mm. Dibelakang celah diberi lensa gelombang cahaya tersebut pada
positif dengan jarak titik api 40 cm. layar adalah…
Garis terang pusat (ordo nol) dengan A. 1 cm D. 4 cm
garis gelap pertama pada layar B. 2 cm E. 5 cm
dibidang titik api lensa berjarak 0,56 C. 3 cm
mm, panjang gelombang sinar
adalah… 28. Warna merah (panjang gelombang
A. 0,4 x 10-7 m D. 5,6 x 10-7 m 6900 Å ) orde ke-2 berimpit dengan
-7
B. 1,6 x 10 m E. 6,4 x 10-7 m warna ungu orde ke-3 dari suatu
C. 4,0 x 10-7 m peristiwa difraksi yang menggunakan
kisi. Panjang gelombang sinar ungu
24. Jika cahaya putih dilewatkan pada adalah…
sebuah kisi difraksi, akan dihasilkan A. 10 350 Å D. 1 725 Å
tiga orde pertama spectrum pada B. 4 600 Å E. 3
layar. Warna spectrum pusat tersebut 066,8 Å
adalah… C. 15 525 Å
A. putih D. merah
B. ungu E. hijau 29. Untuk mengukur panjang gelombang
C. merah dan violet sinar merah dilakukan percobaan
sebagai berikut: sinar kuning ( = 5
25. Bila seberkas cahaya dilewatkan pada 800 ) dijatuhkan tegak lurus pada
kisi difraksi dengan 5000 celah/cm suatu kisi. Pola difraksi diterima di
akan dihasilkan garis terang kedua layar yang jaraknya 4 m dari kisi. Garis
dengan sudut deviasi 30O ( √ 3=1,7 ) terang orde pertama berjarak 58 cm
terhadap garis normal, berarti dari garis terang pusat. Sesudah itu
panjang gelombang yang digunakan sinar merah dijatuhkan tegak lurus
adalah… pada kisi. Ternyata garis terang orde
A. 2 500 Å D. 8 500 pertama berjarak 65 cm dari garis

terang pusat. Panjang gelombang panjang gelombang cahay ayng
sinar merah tersebtu… diterima mata 500 nm, maka jarak
A. 6 200 Å D. 6 500 mobil itu paling jauh supaya masih
Å dapat dibedakan dengan dualampu
B. 6 300 Å E. 6 600 yang terpisah adalah…
Å A. 4 500 m D. 7 377 m
C. 6 400 Å B. 5 000 m E. 8 250 m
C. 6 000 m
30. Seberkas cahaya dengan panjang
gelombang 620 nm dilewatkan pada 35. Seberkas sinar datang pada
sebuah kisi difrksi dengan tetapan kisi permukaan benzene yang indeks
3,8 x 105 garis/m. Tentukanlah orde biasnya 1,33. Jika sinar yang
maksimum yang masih teramati oleh dipantulkan terpolarisasi linear,
layar! tentukan sudut pembiasan…
A. 2 D. 7 A. 37O D. 60O
B. 3 E. 8 B. 45O E. 90O
O
C. 4 C. 53

31. Terang ketiga dari pola difraksi yang 36. Seberkas sinar merambat dari suatu
dihasilkan oleh sebuah kisi terjadi zat menuju udara. Sudut kritis yang
dengan sudut deviasi 45O terhadap terjadi adalah 30O. Jika sinar
normal. Berapa orde maksimum yang merambat dari zat itu menuju udara,
dihasilkan oleh ksi tersebut? berapa sinus sudut polarisasinya?
A. 4 D. 7 A. 0,1 √ 5 D.

A
B. 5 E. 8 0 , 4 √5

n
C. 6 B. 0 , 2 √ 5 E.
0,5 √ 5
2

n
C
32. Seberkas cahaya monokromatis C. 0 , 3 √ 5
dengan panjang gelombang 6 x 10 -7 m
S
R

dilewatkan pada kisi difraksi dengan 37.


tetapan 5 000 garis/cm. Jumlah garis
3

n
2

terang yang mungkin terjadi pada


D

layar adalah…
A. 3 D. 6
Q
1

B. 4 E. 7
C. 5

33. Seseorang bermata normal (titik AB menyatakan batas antara


B

dekatnya 25 cm) mengamati benda 4


dengan mata berakomodas
udara dan air n 2= ( 3). CD
maksimum. Diameter pupil matanya 2 menyatakan permukaan keeping kaca
mm dan mata peka terhadap cahaya
550 x 10-6 mm.Batas daya urai mata
orang itu adalah…
(n = 32 )
3 yang berada dalam air.

Semua indekas bias dinyatakan


A. 0,01 mm D. 1 mm
terhadap udara. Jika sudut datang
B. 0,08 mm E. 2 mm
sinar PQ tepat mengalami
C. 0,2 mm
pemantulan sempurna pada sudut
datang 1, kemudian sinar pantu RS
34. Jarak antara dua lampu depan sebuah
ternyata terpolarisasi linear
mobil 122 cm, diamati oleh mata yang
sedangkan sinar PQ tidak
memiliki diameter pupil 3 mm. Jika
terpolarisasi, maka dalam keadaan
demikian…
3 9
A. sin θ1= dan tanθ 2=
4 8
3 2
B. sin θ1= dan tanθ 2=
4 3
3 2
C. sin θ1= dan sin θ2=
4 3
3 8
D. ta nθ 1= dan sin θ2 =
4 9
o
E. θ1 +θ2=90
38. Warna langit yang biru terjadi karena
cahaya matahari mengalami…
A. difraksi
B. hamburan
C. interferensi
D. pemantulan
E. pembiasan

39. Dua buah Kristal tourmaline, satu


sama lain bersilangan dengan sudut
30O. Intensitas cahaya mula-mula
yang mengenai Kristal pertama 10
watt/m2. Intensitas cahaya yang dapat
dilewatkan oleh kedua Kristal tadi
adalah…
A. 5 watt/m2
B. 2,5 √ 3 watt/m2
C. 5 √ 3 watt/m2
D. 1,75 watt/m2
E. 3,75 watt/m2

Anda mungkin juga menyukai