Anda di halaman 1dari 11

Gelombang Mekanik 7

2. GELOMBANG STASIONER

Gelombang stasioner dapat terjadi


pada gelombang transversal atau
gelombang longitudinal. Gelombang
stasioner disebut juga dengan gelombang
diam atau gelombang berdiri yang terjadi
karena interferensi dua gelombang yang
mempunyai frekuensi dan amplitudo
yang sama tetapi arahnya berlawanan.

Gelombang datang berwarna biru dan


yang berwarna merah adalah
gelombang pantul.

Salah satu perbedaan mendasar gelombang berjalan dengan gelombang


stasioner adalah pada amplitudonya dan umumnya gelombang stasioner dibentuk
oleh perpaduan dua gelombang berjalan. Pada gelombang berjalan besar amplitudo
tidak berubah sedangkan pada gelombang stasioner, besar amplitudonya berubah-
ubah. Besar amplitudo gelombang stasioner akan berubah-ubah di antara nilai
maksimum dan nilai minimumnya. Titik yang amplitudonya maksimum disebut juga
perut dan titik dengan amplitudo minimum disebut simpul.

2.1. Ciri-ciri Gelombang Stasioner

1. Terdiri atas perut (konstruktif) dan


P simpul (destruktif)
2. Satu panjang gelombang terdiri
dari dua perut + tiga simpul atau
 tiga perut + dua simpul
3. Titik-titik simpul seolah-olah tidak
 bergetar sehingga
S
simpangannya nol

Sebagai contoh gelombang stasioner adalah gelombang tali yang diikat di


salah satu ujungnya, lalu ujung yang lain kita ayunkan naik turun. Atau gelombang
yang dibentuk oleh dawai gitar ketika kita petik. Ada dua jenis gelombang stationer,
yaitu gelombang stasioner ujung bebas dan gelombang stasioner ujung terikat.
8 Gelombang Mekanik

2.2. Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas


Pada gelombang stasioner yang ujungnya bebas
maka titik pantulnya akan bergerak naik turun, dan pada
ujung ini tidak ada perubahan fase, artinya fase
gelombang datang sama dengan fase gelombang
pantul.

Persamaan Simpangan
Jika sebuah gelombang pada tali misalnya
dengan amplitudo (A) bergerak pertama kali ke atas,
merambat ke kanan dengan persamaan:

Y1 = A sin (t – kx)  gelombang datang

Maka ketika terjadi pemantulan pada ujung


bebas, gelombang itu akan bergerak pertama kali ke
bawah dan merambat ke kiri, sehingga persamaan
simpangannya adalah:
Y1 = A sin ( – kx – t)  gelombang pantul
Atau :
Y1 = – A sin (kx + t)  gelombang pantul

Maka superposisi gelombang datang Y1 dan gelombang


pantul Y2, menghasilkan gelombang stasioner y, dimana:
Y = Y1 + Y2 = A sin (kx - t) – A sin (kx + t)

Y = 2A cos kx sint (10 – 13)

Amplitudo Gelombang
Dari persamaan diatas didapatkan bahwa amplitudo gelombang stasioner
untuk ujung pantul bebas adalah:

Ap = 2 A cos kx (10 – 14)

Dimana y = simpangan gelombang stasioner pada ujung bebas


A = Ampilitudo getaran (m)
x = jarak titik B terhadap ujung pantul bebas (m)
 = panjang gelombang tali (m)
L = panjang tali (m)
t = lamanya benda bergetar (detik)
T = periode getaran (detik)
Gelombang Mekanik 9

INGAT...!
 Ap adalah amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas, sedangkan
A adalah amplitudo gelombang berjalan (gelombang asal) yang
menimbulkan gelombang stasioner.
 x pada persamaan gelombang stasioner dihitung dari titik pantul,
sedangkan pada gelombang berjalan dihitung dari titik asal getaran.

Letak Perut dan Simpul dari Titik Pantul


Perhatikan gambar bentuk gelombang stasioner yang dibentuk pada ujung bebas berikut ini!

Gelombang datang
P1
P5 P4 P3 P2

S4 S3 S2
Titik S1
asal Titik
pantul

P5 P4 P3 P2
P1
Gelombang pantul

Letak perut dihitung dari titik pantul (xp)

Jika kita perhatikan, letak perut pertama berada di titik pantul, sehingga
letaknya (x) bernilai nol. xp = 0.
Letak perut kedua berada pada jarak setengah gelombang dihitung dari titik
pantul sehingga jaraknya xp2 = ½ 
Letak perut ketiga berada pada jarak satu gelombang dihitung dari titik pantul
sehingga jaraknya xp3 = 
Letak perut keempat berada pada jarak satu setengah gelombang dihitung dari
titik pantul sehingga jaraknya xp4 = 1½ 
Dan seterusnya.

Letak Simpul dihitung dari titik pantul (xs)

Jika kita perhatikan, letak simpul pertama berada pada jarak ¼ panjang
gelombang dari titik pantul, sehingga. xs1 = ¼ .
Letak simpul kedua berada pada jarak tiga perempat gelombang dihitung dari
titik pantul sehingga jaraknya xs2 = ¾ 
Letak simpul ketiga berada pada jarak satu seperempat gelombang dihitung
dari titik pantul sehingga jaraknya xs3 = 5/4 
10 Gelombang Mekanik

Letak simpul keempat berada pada jarak satu tiga perempat gelombang
dihitung dari titik pantul sehingga jaraknya xs4 = 7/4 
Dan seterusnya.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa letak perut dan simpul untuk gelombang
stasioner pada ujung bebas adalah

 Jarak perut dari titik pantul  xp = 2n (¼ )


 Jarak simpul dari titik pantul  xs = (2n + 1) (¼ )
Di mana n = 0, 1, 2, 3, ...
artinya, simpul pertama nilai n = 0, simpul kedua n = 1, simpul ketiga n = 2
juga perut pertama n = 0, perut kedua n = 1 perut ketiga n = 2 dan seterusnya.

Misalkan simpul ke lima, n = 5, maka xs5 = (2(5) + 1) (¼ ) = 11/4 

2.3. Gelombang Stasioner Pada Ujung Terikat


Pada ujung terikat, terjadi pembalikan fase sebesar ½, sehingga terjadi
perbedaan fase gelombang sebesar  rad antara gelombang datang dengan
gelombang pantul.

Persamaan Simpangan
Jika sebuah gelombang pada
tali misalnya dengan amplitudo (A),
maka ketika terjadi pemantulan pada
ujung terikat, persamaan
simpangannnya adalah:
Jika sebuah gelombang pada
tali misalnya dengan amplitudo (A),
merambat ke kanan dengan
persamaan

Y1 = A sin (kx – t)  gelombang datang

maka ketika terjadi pemantulan pada ujung terikat, persamaan


simpangannya adalah:
Y1 = A sin (kx + t)  gelombang pantul

Maka superposisi gelombang datang Y1 dan gelombang


pantul Y2, menghasilkan gelombang stasioner y, dimana:
Y = Y1 + Y2 = A sin (kx - t) + A sin (kx + t)

Y = 2 A sin kx cos t (10 – 15)


Gelombang Mekanik 11

Amplitudo Gelombang
Dari persamaan diatas didapatkan bahwa amplitudo gelombang stasioner untuk ujung
terikat adalah:
Ap = 2 A sin kx ( 10 – 16)

Letak Perut dan Simpul dari Titik Pantul


Perhatikan gambar bentuk gelombang stasioner yang dibentuk pada ujung bebas berikut ini!

Gelombang datang

P4 P3 P2 P1

S4 S3 S2
Titik S1
asal Titik
pantul

P4 P3 P2 P1

Gelombang pantul

Letak Perut dihitung dari titik pantul (xp)

Jika kita perhatikan, letak perut pertama berada pada jarak ¼ panjang
gelombang dari titik pantul, sehingga. xp1 = ¼ .
Letak perut kedua berada pada jarak tiga perempat gelombang dihitung dari
titik pantul sehingga jaraknya xp2 = ¾ 
Letak perut ketiga berada pada jarak satu seperempat gelombang dihitung dari
titik pantul sehingga jaraknya xp3 = 5/4 
Letak perut keempat berada pada jarak satu tiga perempat gelombang dihitung
dari titik pantul sehingga jaraknya xp4 = 7/4 
Dan seterusnya.

Letak Simpul dihitung dari titik pantul (xs)

Jika kita perhatikan, letak simpul pertama berada di titik pantul, sehingga
letaknya (x) bernilai nol. Xs = 0.
Letak simpul kedua berada pada jarak setengah gelombang dihitung dari titik
pantul sehingga jaraknya x s2 = ½ 
Letak simpul ketiga berada pada jarak satu gelombang dihitung dari titik pantul
sehingga jaraknya xs3 = 
Letak simpul keempat berada pada jarak satu setengah gelombang dihitung
dari titik pantul sehingga jaraknya xs4 = 1½ 
12 Gelombang Mekanik

Dan seterusnya.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa letak perut dan simpul untuk gelombang
stasioner pada ujung bebas adalah

 Jarak Simpul dari titik pantul  xs = 2n (¼ )


 Jarak perut dari titik pantul  xp = (2n + 1) (¼ )
Di mana n = 0, 1, 2, 3, ...
artinya, simpul pertama nilai n = 0, simpul kedua n = 1, simpul ketiga n = 2
juga perut pertama n = 0, perut kedua n = 1 perut ketiga n = 2 dan seterusnya.

Misalkan simpul ke lima, n = 5, maka xs5 = 2(5) (¼ ) = 2 ½ 


. Letak simpul dari ujung tetap merupakan kelipatan genap dari seperempat
gelombang sedangkan letak perut dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil dari
seperempat panjang gelombang

INGAT...! Titik pantul Pada ujung Bebas berupa perut, sedangkan titik pantul
pada ujung terikat adalah simpul
Karena itu letak simpul pertama (n = 0) pada ujung terikat adalah nol,
sedangkan letak perut pertama (n = 0) pada ujung bebas adalah nol.

P Contoh Soal 2
¼
S 

Seutas tali panjangnya 5 m dengan ujung ikatannya dapat bergerak bebas dan ujung
lainnya digetarkan dengan frekuensi 8 Hz sehingga gelombang merambat dengan
kelauan 3 m/s. Jika amplitudo gelombang 10 cm, tentukanlah:
a. Persamaan simpangan gelombang yang berjarak x dari titik pemantulan
b. Amplitudo superposisi gelombang pada titik P yang berjarak 4 m dihitung dari titik
asal getaran
c. Letak perut gelombang dihitung dari titik pantul
d. Jumlah simpul yang terbentuk pada tali tersebut

a. Pada soal telah ditentukan bahwa gelombang pada tali adalah gelombang
stasioner pada ujung bebas, sehingga persamaan yang digunakan adalah
persamaan (10 – 13)

Y = 2A cos kx sint
Masukkan nilai Amplitudo (A = 10 cm = 0,1 m), nilai k dihitung dengan persamaan
(10 – 4) , yaitu

k=
λ
Gelombang Mekanik 13

Nilai  dapat dihitung dengan v = f 


Dimana nilai v = 3 m/s dan f = 8 Hz, maka diperoleh nilai  = 3/8 m
Sehingga nilai
2π 16π
k= = m-1
3/8 3
sedangkan nilai  menggunakan persamaan  = 2 f , maka diperoleh nilai
 = 2 (8) = 16 rad/s

Dengan memasukkan nilai k dan  ke dalam persamaan (10 – 13), maka


diperoleh persamaan gelombang stasionernya adalah:

Y = 2A cos kx sint
16π x
Y = 2(0,1) cos sin16 t
3
16π x
Y = 0,2 cos sin16 t (jawaban a)
3

b. Amplitudo superposisi gelombang pada titik P yang berjarak 4 m dihitung dari titik
asal getaran!
Dari jawaban (a) kita dapatkan bahwa amplitudo superposisinya adalah:
16π x
Ap = 0,2 cos 3
Karena x dihitung dari titik pemantulan, maka nilai x = 5 – 4 = 1 m (panjang tali
pada soal adalah 5 m)
Sehingga:
16π (1)
Ap = 0,2 cos 3

Ap = 0,2 cos 𝟒 3

(ingat fungsi trigonometri dimana nilai berulang secara periodik dengan kelipatan
2, maka:

Ap = 0,2 cos 3
Ap = 0,2 cos 2400
Ap = 0,2 cos (180 + 60)0
Ap = – 0,2 cos 600
Ap = – 0,2 (½) = – 0,1 m (jawaban b)

c. Letak perut gelombang dihitung dari titik pantul!


Untuk menentukan letak perut pada gelombang stasioner ujung bebas dapat
digunakan persamaan xp = 2n (¼ ), dimana n = 0, 1, 2, 3 ,...
1 3
Untuk perut ke 1  xp1 = 2(0) ( ) = 0. Titik pantul berupa perut
4 8
1 3
Untuk perut ke 2  xp2 = 2(1) ( ) = 3/16 m dari Titik pantul
4 8
1 3
Untuk perut ke 3  xp3 = 2(2) ( ) = 6/16 = 3/8 m dari Titik pantul
4 8
14 Gelombang Mekanik

1 3
Untuk perut ke 4  xp = 2(3) ( ) = 9/16 m dari Titik pantul
4 8
1 3
Untuk perut ke 5  xp = 2(4) ( ) = 12/16 = ¾ m dari Titik pantul
4 8
Dan seterusnya sampai berakhir ketika x mendekati atau sama dengan panjang
tali

d. Jumlah simpul yang terbentuk pada tali tersebut


Untuk menentukan jumlah simpul persamaan yang digunakan sama dengan
persamaan untuk menentukan letak simpul pada tali.
Untuk ujung bebas, persamaan yang digunakan adalah : xs = (2n + 1) (¼ )
Masukkan nilai panjang tali yaitu 5 m sebagai x s sehingga
xs = (2n + 1) (¼ )
1 3
5 = (2n + 1) (4 (8))
160
= 2n + 1  diperoleh nilai n = 26,167
3
Nilai n ini kita bulatkan ke bawah, sehingga n = 26, artinya pada tali terbentuk
sebanyak 27 buah simpul

P Contoh Soal 3
¼
S 

Suatu gelombang mempunyai persamaan y = 0,2 cos (4x) sin (5t). Jika y dan x
dalam m serta t dalam sekon, tentukanlah jarak antara perut dan titk simpul yang
berdekatan.

Jika kita perhatikan bentuk gelombang stasioner (baik untuk ujung terikat ataupun
ujung bebas) jarak antara perut dan simpul yang berdekatan adalah seperempat dari
panjang gelombangnya.

¼
P P P P

S S S

P P P P

1
Gelombang Mekanik 15

Persamaan yang diberikan pada soal yaitu y = 0,2 cos (4x) sin (5t) merupakan
persamaan gelombang stasioner untuk ujung bebas, yaitu: Y = 2A cos kx sint
Dengan membandingkan kedua persamaan ini, akan kita peroleh nilai k = 4 m-
1
, sehingga nilai panjang gelombangnya adalah


k=
λ

4=
λ

Maka  = 0,5 m

Sehingga jarak antara perut dengan simpul yang berdekatan adalah


r=¼
r=¼
r = ¼ (0,5)
r = 0,125 m

P Soal Latihan 10.2.


¼
S 
7. Getaran dari sebuah pegas yang panjangnya 60 cm ditampilkan oleh persamaan:
y = 4 cos 𝜋𝑥
15
sin 100t
a. Tentukan simpangan maksimum suatu partikel pada x = 5 cm
b. Tentukan letak simpul-simpul sepanjang pegas
c. Berapa kelajuan partikel pada x = 5 cm dan t = 1/6 s
d. Tulislah persamaan dari gelombang-gelombang komponen yang super-
posisinya memberikan gelombang stasioner di atas

8. Dua gelombang sinus berjalan dalam arah yang berlawanan. Keduanya


berinterferensi menghasilkan suatu gelombang stasioner yang dinyatakan oleh :
y = 2,5 sin 0,6x cos 300t, dengan t dalam sekon dan y dan x dalam meter.
Tentukanlah:
a. Tentukan simpangan maksimum suatu partikel pada x = 5 cm
b. Tentukan letak simpul-simpul sepanjang pegas, jika panjang pegas adalah
25 cm
c. Berapa kelajuan partikel pada x = 5 cm dan t = 1/6 s
d. Tulislah persamaan dari gelambang-gelombang komponen yang
superposisinya memberikan gelombang stasioner di atas

9. Seutas kawat yang panjangnya 100 cm direntangkan horizontal. Salah satu


ujungnya digetarkan harmonik naik turun dengan frekuensi 1/8 Hz dan amplitudo
16 cm, sedangkan ujung lainnya terikat. Getaran harmonik tersebut merambat ke
kanan sepanjang kawat dengan cepat rambat 4,5 cm/s. Tentukanlah:
a. amplitudo gelombang hasil interferensi di titik yang berjarak 61 cm dari titik
asal getaran
b. letak simpul ke –5 dan perut ke –4 dari titik adal getaran
16 Gelombang Mekanik

10. Seutas tali horizontal memiliki panjang 255 cm. Salah satu ujungnya digetarkan
harmonik naik turun dengan frekuensi ¼ Hz dan amplitudo 10 cm, sedang ujung
lainnya dibiarkan bebas bergerak. Getaran tersebut merambat sepanjang tali
dengan cepat rambat 9 cm. Tentukanlah:
a. amplitudo gelombang stasioner di titik yang berjarak 225 cm dari titik asal
getaran
b. letak simpul ke –5 dan perut ke –7 dari titik asal getaran

11. Salah satu ujung dari seutas tali yang panjangnya 115 cm digetarkan harmonik
naik turun, sedang ujung lainnya dibiarkan bebas bergerak.
c. Berapa panjang gelombang yang merambat pada tali jika perut ke-3 berjarak
15 cm dari titik asal getaran
d. Dimana letak simpul ke-2 diukur dari titik asal getaran

12. Seutas tali horizontal panjangnya 2 m. Salah satu ujungnya digetarkan harmonik
naik turun, sedangkan ujung lainnya terikat. Jika perut ke – 7 berjarak 1,35 m
dari titik asal getaran, berapa panjang gelombang yang merambat pada tali?

13. Dua gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan dan menghasilkan suatu
gelombang stasioner. Fungsi kedua gelombang masing-masing dinyatakan:
y1 = 4 sin (𝜋6 𝑥 − 2t)cm dan
y2 = 4 sin (𝜋6 𝑥 + 2t)cm
dengan x dan y dalam cm.
Tentukanlah:
e. simpangan maksimum getaran pada x = 23 cm
f. letak perut dan simpul
g. letak perut dan simpul ke – 4

14. Suatu gelombang stasioner dibentuk oleh interferensi dua buah gelombang,
masing-masing memiliki amplitudo = cm dan bilangan gelombang k = ½ cm-1
dan frekuensi sudut 10  rad/s.
a. Hitunglah jarak antara dua perut yang berurutan
b. Berapa amplitudo gelombang stasoner pada x = 0,25 cm
Gelombang Mekanik 17

Anda mungkin juga menyukai