MEDAN MAGNET
A. Gaya dan Medan Magnet
Satuan :
MKS : - Fluks magnet () : Weber (Wb)
- Induksi magnet (B) = Wb/m2 = Tesla (T)
CGS : - Fluks magnet () : Maxwell (M)
- Induksi magnet (B) = Gauss (1T = 104 Gauss
A.1. ARAH GAYA MAGNET
Kecepatan (m/s)
F = q.v.B
Gaya pada kawat yang dialiri arus I
r = mv / (q B)
FB = q v B atau
m/q = B r / v
Dengan :
= v/r = qB/m ω = frekuensi anguler = 2..f = 2..1/T
T = 2r/v = 2m/(qB)
Partikel bergerak dalam medan listrik dan medan magnet
F1
F2
dl = 2..r
atau
F = I.l.B.sin
Gaya Magnet pada potongan kawat :
dB = k.I.dl x ř / r2
atau
k = 10-7 Weber / Amp.m
Hukum Ampere
dB =
Besar induksi magnet pada suatu titik yang ditimbulkan oleh penghantar
berarus listrik adalah :
Sebanding dengan arus listrik
Sebanding dengan panjang elemen kawat penghantar
Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik tsb thd
elemen kawat
Sebanding dengan sinus sudut antara arus dengan garis
penghubung elemen kawat ke titik yang bersangkutan
A.4. HUKUM AMPERE
Jika kita menggenggam kawat dengan tangan kanan sedemikian, sehingga ibu
jari menunjukkan ke arah arus listrik, maka lipatan ke empat jari lainnya
menyatakan arah putaran garis-garis gaya magnet, seperti gambar berikut :
with:
B = magnetic field strength ( Wb / m 2 = tesla)
a = distance of the point of the conductor (m)
I = strong electric current (A)
μ 0 = permeability of vacuum
Values of a, I, and x is a constant, because it has the same value on each
element of the flow. So:
Since the conductor of a circle, the circumference of a circle ∫ dl = 2..a , states,
with his fingers is a, by substituting the above equation in equation (14) will be
obtained:
Or
B = o.I / 2.a
With :
B x = magnetic induction ( Wb / m 2 )
I = strong electric current (A)
a = radius of the circle (m)
N = number of windings
Solenoid Magnetic Induction on Axis
Induksi Magnet B yang melingkupi solenoida
GGL-Gerak
Terjadinya Induksi Elektromagnetik
GGL - Induksi
Faktor-Faktor yang
Menentukan Besar GGL
1) banyaknya lilitan kumparan
2) kecepatan keluar-masuk
magnet dari dan keluar
kumparan
3) kuat magnet batang yang
digunakan
Apabila sebatang penghantar
digerak-gerakkan sedemikian rupa
dalam medan magnet sehingga
memotong garis-garis gaya magnet,
maka pada penghantar tersebut
akan terbentuk GGL induksi.
(a) (b)
Faraday yang menunjukkan bahwa ini adalah fenomena alam yang
selalu terjadi akibat perubahan fluks magnetik yang menembus suatu
luas loop tertentu. Fenomena ini disebut induksi elektromagnetik.
= 2- 1
= - N
t t = t2 - t1
Dimana :
N = jumlah belitan
Metode I :
Perubahan fluksi magnetik akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL= ),
atau dinyatakan dalam E dan secara matematis dinyatakan dalam :
d
= - B cos dA
dt
Tanda negatif (-) menandakan bahwa arah Emf induksi seperti arus yang
dihasilkannya berlawanan dengan perubahhan fluksi
Persamaan berlaku pada koil yang tidak berubah dan fluksi yang
berubah thd waktu, tidak ada gerakan yang terjadi (transformator)
Metode 2
Jika panjang batang = l = L , maka GGL antara
kedua ujung batang konduktor dinyatakan dalam
= E•ds = E.ds.cos
= B.L.v
Fq = Fkond
Dimana :
Atau
Fluksi untuk Loop :
GGL yang terjadi :
(a) (b)
Jika lebar lempengan = w dan beda potensial = Vw, maka besar tegangan Hall
adalah VH dinyatakan dalam :
VH = Vw = vd x Bw
Atau :
Gaya yang diberikan oleh medan magnet kepada kawat berarus dipindahkan
ke kawat oleh gaya yang mengikat elektron pada kawat di permukaan.
Pembawa muatan juga mengalami gaya magnetik ketika sedang menyalurkan
arus berada dalam medan magnet luar, pembawa muatan dipercepat ke arah
salah satu sisi kawat. Hal ini menghasilkan pemisahan muatan dalam kawat
yang disebut Efek Hall
C. INDUKSI DIRI (SELF INDUCTANCE)
Berdasarkan Hk.Ampere dan Hk.Biot Savart, menyatakan bahwa disekitar
panghantar yang berarus listrik disekitarnya akan timbul medan magnet:
I
Karena I
Atau :
L = induksi diri = induktansi = Henry (H)
dan
C.1. Hubungan Induktor :
Seri :
L1 L2 L3
L = L1 + L2 + L3
L = Leq.
Paralel :
L1 L2 L3
1/L = 1/L1 + 1/L2 + 1/L3
L = Leq.
Berdasarkan Hk.Kirchoff :
E – I.R – El = 0
E – I.R – L.dI/dt = 0
Mula-mula saklar S1 pada kondisi tertutup. Setelah beberapa detik saklar S1 = open dan
saklar S2 closed, maka :
C.3. RANGKAIAN OSILASI - LC
Inti besi
Sumber tegangan AC
Kumparan selunder
1. Transformator step up :
Fungsi : penaik tegangan Np Ns
Ns > Np Vp Vs
Vs > Vp
Is < Ip
Dimana :
D. INDUKSI GANDENG (MUTUAL INDUCTANCE)
dan
M21 = N2.21 / I1
M = M21
= M12
M12 = N1.12 / I2
Induktansi bersama
(mutual inductance /
Sehingga : koefisien kopling)
Mutual induktance = induktansi bersama = induktansi gandeng = M, dalam
satuan :
Mutual terjadi diantara dua sirkit karena adanya perubahan arus (di salah satu
sirkit) , sehingga terjadi drop tegangan pada sirkit yang lain.
Dengan :
k = koefisien kopling yang
besarnya :
Total Energi (W) pada induktor L1 dan L2 dinyatakan dalam :
Mutual inductance antara dua coil kosentris yang dialiri arus I , dimana R1 >> R2
M = N1.21 / I1 = B1.A2
M=
Dot ( ) Notasi pada Koefisien Kopling (Mutual Inductance) :
The Period, (T) is the length of time in seconds that the waveform takes to repeat it
self from start to finish. This can also be called the Periodic Time of the waveform
for sine waves, or the Pulse Width for square waves.
The Frequency, (ƒ) is the number of times the waveform repeats itself within a one
second time period. Frequency is the reciprocal of the time period, ( ƒ = 1/T ) with
the unit of frequency being the Hertz, (Hz).
The Amplitude (A) is the magnitude or intensity of the signal waveform measured
in volts or amps.
V = Vm sin t
i = im sin t
Secara lengkap ditunjukkan pada gambar berikut, baik untuk tegangan maupun
arus bolak-balik untuk tiga fasa
V = 3.Vm sin t V V
i= =
i = 3.im sin t Z R 2 ( X L - X C )2
1 1
XC = - j
.C
=-j
2f .C
dan X L = j..L = j.2f .L
dimana :
P = jumlah kutub magnet
N = jumlah putaran per menit
Kc = jarak antara kumparan (pitch factor)
Kd = faktor distribusi
= jumlah fluksi per kutub
f = frekuensi (Hz)
E = tegangan / Emf / GGL dalam volt
NILAI MAKS, RMS & AVG PADA SATU FASA AC
Maks
RMS
Avg
A
T
Mins
Dalam sistem bolak balik dikenal dengan empat nilai, yaitu :
a. Nilai sesaat (Instantaneus value)
nilai sesaat ketika berputar pada lokasi tertentu dalam fungsi waktu
b. Nilai puncak (peak value)
nilai maksimum (nilai puncak), terdiri dari nilai puncak positif (+)
dan nilai puncak negatif (-) Imax = Im dan Emax = Em
c. Nilai rata-rata (averated value)
nilai rata-rata dari gelombang bolak/balik yang dihitung secara
arthimaticle dalam satu cycle ( satu periode waktu)
Iav = 2/pi.Im = 0,637.Im Imax = 1.414 X Ieff
dan
E.3. Macam-macam bentuk gelombang bolak - balik
E.4. Hubungan Rangkaian Arus bolak – balik
Tegangan saluran
Karena :
VLL ≠ Vp
VLL = 3V p
Arus fasa :
IAn = IAn = ICn = ILN = IP
Arus saluran : ILL = Ip = ILN
IA = IB = IC = ILL
4.2. Hubungan Segitiga (∆)
a
IA Tegangan saluran :
VAB = VBC = VCA = = VLL
Arus saluran :
IA = IB = IC = = ILL
Karena :
ILL ≠ Ip I LL = 3I p
4.3. Hubungan antara Sumber dan Beban
4.4. Bentuk gelombang tegangan/arus bolak – balik untuk komponen R,L dan C
ω
V,I IR
VR
V sefasa terhadap I
ωt
ωt
V,I
VL
V leading/mendahului
ωt terhadap I
ωt
V,I
IL
IC VC
V lagging/terbelakang
terhadap I
ωt
ωt
4.1. Rangkaian Resistive (R)
VR = Vm sin.ωt
q = C.Vm sin.ωt
ω = 2.pi.f
IC = ω.C.Vm cos. ωt
f = 1/T Hz
4.3. Rangkaian Inductive (L)
VL = Vm sin.ωt
di = Vm.(sin.ωt) dt (1/L)
C
VR,m
VC,m
V = Vm sin wt
I = Im sin (wt - )
V = VR + VL + VC
Vm = Im.|Z| |Z| = (R)2 + (XL – XC)2 dengan Z = R + j (XL – XC)
tg. = (XL – XC) / R = arc.tg. ( = sudut fasa)
XL = j.wL
dan w = 2.pi.f
XC = 1 / j.w.C = - j / w.C
5. Daya listrik bolak balik
Im V
5.1. Daya rata-rata (P)
Misal tegangan dan arus pada terminal beban dinyatakan
dalam :
I Re
W = P.T
5.3. Daya semu (S)
Daya semu merupakan daya komplek dengan menggunakan fasor rms (efektip) dan
dinyatakan dalam :
V = tegangan (V)
I* = arus konjuget (A)
Daya semu merupakan perkalian fasor tegangan dan konjuget fasor dari arus,
sehingga :
P Q
S = P + j.Q
6. Segitiga Daya Listrik
S=P+jQ
|S| = Vrms. Irms
Dengan :
ZB = RB + j XB
B B B B
Dimana :
o = permitivitas ruang hampa = 8.85. 10-12 C2/Nm2
o = perbeabilitas ruang hampa = 12.56. 10-7 Wb/A.m
C = cepat rambat cahaya = 3. 108 m/s
= panjang gelombang (m)
f = frekwensi (Hz)
F.5. Dasar Persamaan Maxwell
Dimana :
E = vektor medan listrik
B = vektor medan magnet
o = permitivitas listrik di udara = 8,85.10-12 C2/N.m2
o = permeabilitas magnet di udara = 4..10-7 T.m/A
Dengan operasi Curl, maka dari persamaan berikut akan mendapatkan nilai
medan listrik E dan medan magnet B
atau
atau
Hubungan amplitudo persamaan E
dan B :
2. GEM pada medium non-konduktor:
Dengan :
D = medan listrik pergeseran
H = kuat medan dalam medium
r = konstanta permitivitas dalam mdium
= permeabilitas (tidak mengalami variasi srtiap
titik dalam medium)
:
Sehingga persamaan menjadi
atau
Dengan :
=konstanta konduktansi
Dari persamaan diatas akan diperoleh medan listrik E dan medan magnet B
seperti berikut :
maka :
3.4. Spektrum GEM
Spektrum adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin dan yang
dapat diukur dari frekuensi, panjang gelombang dan energi photon yang
terkandung, seperti yang ditunjuk pada tabel berikut :
Tabel : Panjang gelombang dan sinar tampak
No Spektrum warna Panjang gelombang (m) Frek
(Hz)ensi
4.2. Gelombang mikro Digunakan untuk alat-alat elektronik, alat komunikasi, alat
memasak (oven) dan radar.
4.3. Sinar Infra Merah Dihasilkan oleh molekul dan benda panas, digunakan di bidang
industri, medis dan astronomi (pemotretan bumi & satelit)
4.4. Sinar tampak (cahaya) Adalah sinar yang dapat membantu penglihatan kita.
Perbedaan frekuensi cahaya menimbulkan spektrum warna cahaya
4.5. Sinar ultraviolet Dihasilkan dalam atom-atom dan molekul-2 dalam ion listrik
matahari adalah sumber utama sinar ini. Dibidang industri digunakan
untuk proses sterilisasi
4.6. Sinar X disebut juga sinar Rontgen, sesuai penemunya. Sinar ini dihasilkan
akibat tumbukan elektron berkecepatan tinggi di pemukaan logam.
Dibidang kedokteran digunakan untuk diagnosa dan terapi medis,
sedangkan di bidang industri, siner x digunakan untuk analisis struktur
bahan.
7. Sinar gamma Merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
terpendek dan frekuensi tertinggi, dihasilkan dari inti atom yang tidak stabil
ataupun sinar kosmis. Daya tembus sangat besar, mampu menembus
pelat timbal.
Intensitas GEM atau laju energi yg dipindahkan melalui GEM disebut pointing (S).
S =
1 EB Em Bm cos 2 (kx - t )
ExB
0 S= =
0 0
Em Bm
S= Intensitas GEM rata-rata
20
8. HUBUNGAN INTENSITAS GELOMBANG DENGAN ENERGI RATA-RATA
Em Bm
u=
20c
9.3. Proses radiasi dari matahari ke bumi
9.4. Proses GEM terhadap telephone
V. DASAR PERSAMAAN MAXWELL
JC.Maxwell merupakan penemu pertama yang menggabungkan medan listrik
dan medan magnet secara matematis, yang dikenal dengan persamaan Maxwell.
Persamaan Maxwell merupakan pengembangan Orsted, Hukum Biot Savart,
Hk.Faraday , Hk.Ampere,Hukum Gauss. Berikut persamaan dasar kemagnetan :
1. Bentuk Persamaan Maxwell:
Jika ada rapat gaya magnet B yang berubah thd waktu dan menenmbus
suatu bidang yang dikelilingi luasan tertutup, maka akan menghasilkan
medan listrik E yang arahnya sesuai dengan arah lintasan tsb (dS)
Keterangan satuan :
Komunikasi Satelit
Komunikasi Bergerak
Komunikasi Serat Optik
RADAR
Penginderaan jarak jauh
Permasalahan kompatibilitas EM (EMC Electromagentic Pulse)
Astronomi