Pada pertemuan ini kita membahas mengenai Korosi dan Degradasi material. Tuliskan hasil
belajar mengenai topik ini dengan mengacu pada lembar pembelajaran ini.
1. Jelaskan perbedaan reaksi reduksi dan oksidasi beserta rumus umum dan contohnya!
2. Jelaskan mengenai galvanic couple, standard half-cell, dan standard hydrogen electrode!
N i 2+¿+2 e ¿
0
−¿V 2=−0.403 ¿
Cd → C d 2+¿+2 e ¿
0
2 +¿+ ¿∆V =+ 0.153 ¿
Cd+ N i 2+¿ →C d ¿
Beda potensial yang dihasilkan oleh reaksi spontan yaitu +0.153 volt.
C d 2 +¿+¿→Cd +N i ¿
0.0592
∆ V =( V 02 −V 01 )− log ¿ ¿ ¿
n
0.0592 10−3
∆ V =(−0.403+0. 250 )− log )
2 0.5
0.0592 10−3
∆ V =(−0.403+ 0.250)− log
2 0.5
∆ V =−0.153−0.0 296 (−2.699 )
∆ V =−0.153+0.0799∆ V =−0.073 volt
Reaksi spontan dengan reaksi spontan standar memiliki arah yang berlawanan, artinya
kadmium mengalami oksidasi dan nikel tereduksi.
4. Zinc (Zn) mengalami korosi dalam larutan asam melalui raksi sebagai berikut
Zn + 2H+ Zn2+ + H2
Laju setengah reaksi oksidasi dan reduksi terkendali oleh aktivasi polarisasi.
(a) Hitunglah laju oksidasi Zn dalam satuan mol/(cm 2.s) berdasarkan data aktivasi
polarisasi yang diberikan pada tabel berikut
Jawab :
Reduksi hidrogen Oksidasi Zn
V H =V ¿¿ V Zn =V ¿¿ V H =V Zn
V ¿¿
1 1
log i C = ( ) [
β Zn −β Zn
¿¿ ¿
0.09− (−0.08 )]¿ ¿−3.924
1.19 ×10−4
¿ 0+ (−0.08V ) log ( )=−0.486 V
10−10
5. Jelaskan mengenai dua tipe polarisasi dan jelaskan kondisi bagaimana kedua tipe
polarisasi tersebut mempengaruhi laju korosi.
Jawab :
- Polarisasi aktivasi merupakan proses elektrokimia yang dikendalikan oleh urutan
reaksi pada antarmuka logam - elektrolit. Karena tahap lambat tertentu pada proses
elektrode yang memerlukan energi aktivasi untuk dapat melewati halangan reaksi.
- Konsentrasi polarisasi merupakan reaksi elektrokimia yang dikendalikan oleh difusi
dalam elektrolit. Polarisasi konsentrasi hanya terjadi pada reaksi reduksi, karena pada
reaksi oksidasi pada hakikatnya terdapat suplai atom logam yang tidak terbatas pada
permukaan elektroda nya.
- Meningkatnya kecepatan dari medium korosif akan meningkatkan laju hanya jika
proses katodik dikendalikan oleh polarisasi konsentrasi.
- Jika kedua reaksi anoda dan katoda dikendalikan oleh polarisasi aktivasi, peningkatan
kecepatan tidak akan berpengaruh terhadap laju korosi.
6. Jelaskan mengenai proses deteoratif pada masing-masing bentuk korosi (8 bentuk korosi)
beserta penyebabnya!
Jawab :
a. Uniform attack – perkaratan terjadi secara homogen keseluruh bagian material yang
terbuka. Terjadi akibat reaksi elektrokimia karena pH air yang rendah dan udara yang
lembab.
b. Korosi galvanik – perkaratan yang terjadi proses elektrokimia dua logam yang
berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama.
Berdasarkan tabel galvanic yang menyatakan tingkat kereaktifan, saat 2 campuran
berpasangan bersama maka satu yang memiliki kereaktifan lebih tinggi atau berada di
bagian lebih rendah pada tabel akan mengalami korosi.
c. Korosi celah – korosi yang sering terjadi pada celah atau bagian tertutup lainnya pada
logam yang terletak pada media korosif.
Setelah oksigen terkuras didalam celah, oksidasi logam terjadi pada posisi ini.
Elektron pada reaksi elektrokimia dikonduksi melalui logam pada daerah perbatasan
eksternal, dimana mereka dipakai pada reaksi reduksi.
d. Korosi sumuran – terjadi pada sistem anoda pada logam yang mengandung
konsentrasi Cl- yang tinggi. Korosi celah dimana oksidasi terjadi pada lubangnya,
sementara itu reduksi terjadi pada permukaannya.
e. Korosi batas butir - korosi yang terjadi pada batas butir dan merupakan tempat
mengumpulnya impurity dan prospitat dan lebih tegang (tegangan tarik). Terdapat
karbon dan kromium yang menyebar dan membentuk lapisan endapan sehingga area
kromium terkuras pada perbatasan dengan batas butir menjadi mudah terkorosi.
f. Korosi tegangan - terjadi akibat adanya retakan karena adanya tegangan tarik dan
media korosif secara bersamaan. Tegangan yang dihasilkan oleh retakan korsi
tegangan tidak perlu secara eksternal diperlihatkan. Ini mungkin bisa berupa sisa yang
dihasilkan karena perubahan suhu secara cepat dan terjadinya kontraksi yang tidak
seimbang
g. Selective leaching – terjadi pada paduan, salah satu komponen pada suatu paduan
larut dan mengakibatkan paduan yang tersisa menjadi berpori dan ketahanannya
terhadap korosi berkurang.
h. Korosi erosi – terjadi karena gerakan relatif antara fluida korosi yang deras dengan
permukaan logam. Akibatnya menimbulkan bagian-bagian tajam dan kasar sehingga
dapat mengikis film pelindung pada logam.
10. Jelaskan dua proses degradasi yang terjadi pada polimer ketika dikenai pelarut cair!
Jawab :
a. Sweeling - pembengkakan, larutan didifusikan ke dalam cairan atau zat terlarut dan
diserap dalam polimer; molekul zat terlarut kecil masuk ke dalam dan menempati
posisi di antara polimer molekul. Dengan demikian makromolekul dipaksa terpisah
sedemikian rupa sehingga spesimen mengembang atau membengkak yang
menyebabkan pengurangan kekuatan ikatan antarmolekul sekunder, akibatnya
material menjadi lebih lembut atau dan cairan lebih kaku.
b. Dissolution - Pelarutan, yang terjadi ketika polimer benar-benar larut, dapat dianggap
hanya sebagai kelanjutan dari pembengkakan. Sebagai aturan praktis, semakin besar
kesamaan struktur kimia antara pelarut dan polimer, semakin besar kemungkinan
terjadinya pembengkakan atau pembubaran.
11. Jelaskan penyebab putusnya ikatan rantai molekular (bond rapture) pada polimer beserta
konsekuensi!
Jawab :
a. Radiasi Efek - memiliki energi yang cukup untuk menembus spesimen polimer dan
berinteraksi dengan konstituen atom atau elektron nya. Salah satu reaksi tersebut
adalah ionisasi, di mana radiasi menghilangkan elektron orbital dari atom tertentu,
mengubah atom yang menjadi ion bermuatan positif.
Dalam penggunaan sehari-hari, kerusakan radiasi terbesar untuk polimer disebabkan
oleh UV radiasi. Setelah kontak yang terlalu lama, lapisan tipis polimer menjadi
rapuh, menghitamkan, retak, dan gagal. Misalnya,pada tenda kemah,diawali tenda
berkemah mulai sobek, mengembangkan retak, dan jendela plastik menjadi berawan.
Pada polimer yang digunakan dalam reaktor nuklir maka harus tahan terhadap tingkat
radiasi nuklir yang tinggi.
b. Efek reaksi kimia – Oksigen, ozon, dan zat lainnnya mempercepat pemotongan rantai
sebagai hasil reaksi kimia. Efek ini terutama terjadi di karet divulkanisir yang terikat
ganda pada atom karbon sepanjang rantai tulang punggung molekul dan yang terkena
ozon (O3), suatu polutan atmosfer.
Namun, ketika bahan-bahan ini mengalami tegangan tarik, celah dan retakan
membentuk dan tumbuh dalam arah tegak lurus terhadap stres, pada akhirnya,
pecahnya bahan mungkin terjadi. ini adalah mengapa dinding samping pada karet ban
sepeda mengembangkan retak dengan bertambahnya usia mereka. Rupanya retak ini
akibat sejumlah besar ozon yang disebabkan yang diinduksikan.
Konsekuensinya masalah tertentu untuk polimer yang digunakan di daerah-daerah
dengan tingkat polusi udara yang tinggi seperti asap dan elastomer ozone.
c. Efek termal – pemotongan rantai molekul pada suhu tinggi. Sehingga polimer
mengalami reaksi dari jenis gas yang dihasilkan. Dibuktikan dengan penurunan berat
material. Stabilitas termal polimer merupakan ukuran ketahanan terhadap
dekomposisi ini. Stabilitas termal yang terkait terutama dengan besarnya energi ikatan
antara konstituen atom berbagai polimer.