Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ALFI NUR ALBAB

KELAS/NIM : FD 2015/15030224008

GRAFEN, SEBUAH MATERIAL MASA DEPAN

1. Struktur Atom Grafen


Grafen merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis di mana setiap atom
karbon memiliki ikatan sp2 dan dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal seperti sarang lebah.
Ia dapat dilihat sebagai sebuah jaring-jaring berskala atom yang terdiri dari atom karbon
beserta ikatannya. Nama grafen berasal dari GRAPHITE + -ENE; grafit sendiri terdiri dari
banyak lembaran grafen yang ditumpuk secara bersama. Pada tahun 2010 Andre Geim dan
Konstantin Novoselov mendapat hadiah Nobel di bidang kimia karena karyanya dalam
mengembangkan grafen 2 dimensi. Ikatan karbon-karbon pada grafen adalah sekitar
0,142 nm. Grafen merupakan unsur struktur dasar dari alotrop karbon, meliputi grafit, tabung
nano karbon, dan fulerena. Grafen juga dapat dianggap sebagai molekul aromatik yang sangat
besar, yang merupakan kelompok senyawa hidrokarbon polisiklik aromatik datar.

Grafen yang sempurna secara eksklusif terdiri dari sel-sel yang berbentuk heksagonal; sel
berbentuk segi lima dan segi tujuh merupakan sel yang cacat. Jika terdapat sel bersegi lima
yang terisolasi , maka bidang akan mengkerut menjadi berbentuk kerucut; penyisipan 12 segi
lima akan membentuk fulerena. Demikian pula, penyisipan sel segi tujuh yang terisolasi
menyebabkan lembaran menjadi berbentuk pelana. Penambahan yang terkontrol dari segi
lima dan segi tujuh memungkinkan terbentuknya berbagai bentuk komplek, misalnya carbon
nanobud. Tabung nano karbon berdinding tunggal dapat dianggap sebagai silinder grafen;
yang sebagian kecil memiliki tutup berbentuk setengah bola (yang melibatkan 6 segi lima) di
setiap ujungnya.

Struktur atom grafen berlapis tunggal dikaji dengan menggunakan mikroskop elektron
transmisi (Bahasa Inggris: Transmission electron microscope) dengan lembar grafen
disuspensi di antara kisi logam. Pola=pola difraksi elektron menunjukkan kisi heksagonal
grafen, seperti yang diharapkan. Grafen yang tersuspensi juga menunjukkan adanya "riakan"
(rippling) pada lembaran datar grefena tersebut, dengan amplitudi sekitar satu nanometer.
Secara intrinsik, riakan ini diakibatkan oleh ketidakstabilan kristal dua dimensi, ataupun
secara ekstrinsik berasal dari kotoran yang terlihat pada gambar TEM grafen. Gambar
beresolusi atom dalam ruang nyata dari grafen berlapis tunggal pada substrat silikon dioksida
didapatkan dengan menggunakan mikroskop penerowongan payaran (scanning tunneling
microscope). Grafen yang diproses menggunakan teknik litografi diselimuti oleh residu
fotoresistor, yang harus dibersihkan untuk mendapatkan gambar beresolusi atomik. Residu
tersebut kemungkinan merupakan "adsorbat" yang terpantau pada gambar TEM, dan dapat
menjelaskan riakan yang terpantau pada grafen. Riakan grafen pada permukaan silikon
dioksida ditentukan oleh konformasil grafen terhadap silikon dioksida, dan bukan merupakan
efek intrinsik.

2. Sejarah penemuan grafen

Pada tahun 2004 kelompok riset dari Universitas Manchester yang dipimpin oleh Andre K.
Geim dan Kostya Novoselov menemukan suatu bahan semikonduktor yang disebut
"Graphene". Bahan yang merupakan alotrop karbon ini mempunyai ketebalan hanya satu
atom saja, yaitu karbon yang disusun menyamping pada kisi yang menyerupai sarang lebah
dan diperkirakan sebagai bahan semikonduktor tertipis di Dunia. Lapisan tunggal dari grafit
sebelumnya (sekitar tahun 1970an) ditumbuhkan secara epitaksial di atas material-material
lainnya dan biasa di sebut "grafen epitaksial". Grafen epitaksial ini mengandung lapisan
setebal satu atom berbentuk heksagonal dengan ikatan sp2 antar atom karbonnya. Pada proses
penumbuhan kristal grafen ini terjadi transfer muatan dari substrat ke grafen epitaksial, dan
dalam beberapa kasus terjadi hibridisasi orbital d dari atom substrat dengan orbital pi dari
grafen, yang secara signifikan mengubah struktur elektronik grafen.

3. Pembuatan Grafen

Telah diperhitungkan bahwa fragmen-fragmen kecil lembaran grafen dihasilkan (bersamaan


dengan serpihan lainnya) ketika grafit dikikis, misalnya ketika menggambar garis dengan
pensil. Namun, fisikawan dari Universitas Manchester dan Institute for Microelectronics
Technology, Chernogolovka, Russia yang pertama kali mengisolasi dan mempelajari grafen
(daripada hidrokarbon aromatik polisiklik) pada tahun 2004. Selain itu pada publikasi dalam
jurnal ilmiah Science[2], mereka juga mendefinisikan grafen sebagai:

Graphene is the name given to a single layer of carbon atoms densely packed into a benzene-
ring structure, and is widely used to describe properties of many carbon-based materials,
including graphite, large fullerenes, nanotubes, etc. (e.g., carbon nanotubes are usually
thought of as graphene sheets rolled up into nanometer-sized cylinder (geometry)|cylinders).
Planar graphene itself has been presumed not to exist in the free state, being unstable with
respect to the formation of curved structures such as soot, fullerenes, and nanotubes.
Grafen sampai saat ini merupakan bahan paling mahal di Bumi, dengan sebuah sampel yang
dapat diletakkan di potongan rambut manusia memakan biaya lebih dari $1.000 (April 2008).
[3]
Harga grafen dapat menurun secara dramatis apabila metode produksi komersial
dikembangkan pada masa depan.

a. Pertumbuhan epitaksial

Metode ini pada prinsipnya menggunakan suatu substrat sebagai bibit pertumbuhan grafen.
Hal ini dikenal sebagai pertumbuhan epitaksial. Metode ini mempunyai kelemahan
diantaranya tidak menghasilkan lembaran-lembaran grafen dengan ketebalan yang seragam.
Selain itu ikatan antara lembaran grafen bagian bawah dengan substrat dapat memengaruhi
sifat-sifat lapisan karbon.[4]

b. Reduksi Silikon Karbida

Sintesis grafen dapat juga dilakukan dengan metode reduksi silikon karbida, yaitu dengan
cara memanaskan silikon karbida pada temperatur tinggi (1100 C) untuk mereduksinya
menjadi grafen. Proses ini menghasilkan sampel berukuran kecil yang tidak
memungkinkannya digunakan pada teknik fabrikasi kebanyakan aplikasi elektronik.

c. Reduksi Hidrazina

Para peneliti telah mengembangkan suatu metode meletakkan kertas grafen oksida dalam
larutan hidrazin murni (suatu senyawa kimia yang mengandung nitrogen dan hidrogen) yang
akan mereduksi kertas grafit oksida menjadi grafen berlapis tunggal.[5]

d. Reduksi etanol

Publikasi baru-baru ini telah menjelaskan proses sintesis grafen dalam jumlah gram, yaitu
dengan mereduksi etanol oleh logam natrium, diikuti dengan pirolisis produk etoksida,
kemudian mencucinya dengan air untuk menghilangkan garam-garam natrium.

e. Modifikasi Kimia

Larutan fragmen-fragmen dari grafen dapat dipreparasi di laboratorium melalui modifikasi


kimia dari grafit. Pertama, mikrokristalin grafit diperlakukan dengan campuran asam kuat,
yaitu asam sulfat dan asam nitrat. Serangkaian tahap-tahap meliputi oksidasi, hasil
pengelupasannya berupa plat kecil dari grafen dengan gugus karboksil pada bagian tepinya.
Kemudian, berubah menjadi gugus asam klorida dengan penambahan tionyl klorida,
kemudian dikonversi menjadi grafen amida yang sesuai dengan cara mentreatment dengan
oktadecylamine. Ahirnya menghasilkan meterial berupa lembaran grafen berbentuk lingkaran
dengan ketebalan 5,3 Angstrom yang larut dalam tetrahidrofuran, tetraklorometana, dan
dikloroetana.

4. Fakta-Fakta tentang Grafen

1. Grafen merupakan material paling tipis bahkan berjuta-juta kali lebih tipis daripada
rambut manusia.

2. Grafen merupakan bahan yang paling kuat yang diketahui oleh manusia.
Menurut penelitian yang dikeluarkan oleh Universitas Columbia pada Augustus 2008.
Namun, proses pemisahan grafen dari grafit masih memerlukan pengembangan
teknologi lainnya sebelum ia cukup ekonomis untuk digunakan pada proses
industri.Dengan menggunakan mikroskop gaya atom, penelitian terkini tentang grafen
telah dapat mengukur tetapan pegas lembaran-lembaran grafen yang disuspensi.
Lembaran grafen yang diikat oleh gaya van der Waals disuspensi pada rongga-rongga
silikon dioksida di mana digunakan AFM untuk menguji sifat mekanik dari grafen.
Tetapan pegas yang terukur berkisar antara 1-5 N/m dengan Modulus Young sebesar
0,5 TPa, berbeda dari grafit yang meruah. Nilai-nilai yang tinggi ini, membuat grafen
sangat kuat dan kaku. Sifat inilah yang memungkinkan grafen dimanfaatkan untuk
aplikasi NEMS, seperti sensor tekanan, dan resonator. Sebagaimana dengan bahan
material lainnya, daerah-daerah tertentu pada grafen mengalami fluktuasi kuantum
dan termal pada pergeseran relatifnya. Walaupun amplitudo fluktuasi ini terbatas pada
struktur 3D-nya (bahkan untuk ukuran tak terhingga), teorema Mermin-Wagner
menunjukkan bahwa amplitudo fulktuasi berpanjang gelombang panjang akan
meningkat secara logaritmik terhadap struktur 2D-nya, sehingga ia akan menjadi tidak
terbatas pada struktur yang berukuran tak terhingga. Deformasi tempatan dan
regangan elastik dipengaruhi oleh divergensi yang berkisaran panjang pada pergeseran
relatif ini. Dipercayai bahwa dengan struktur 2D yang cukup besar, ia akan melentuk
dan mengusut membentuk struktur 3D yang berfluktuasi jika tidak terdapat tegangan
lateral yang diberikan. Para peneliti telah memantau riakan pada lapisan-lapisan
grafen yang disuspensi dan diajukan bahwa riakan-riakan ini diakibatkan oleh
fluktuasi termal pada bahan. Oleh karena deformasi dinamis ini, terdapat perdebatan
apakah grafen benar-benar berstruktur 2D.
3. Tidak ada celah antara energi elektron ketika elektron mengelilingi inti atom. Inilah
yang menyebabkan Grafen dapat menyerap foton dengan frequensi energi yang
bermacam-macam. Massa efektif elektronnya bernilai nol dengan pita celah energi
(band gap) juga nol. Elektron-elektron di dalamnya pun bersifat relativistik, yang
berarti kecepatannya tinggi. Oleh karena itu Grafen sangat berguna pada photovoltaic
cells dan pengeras suara pada radio.
4. Grafen sangat transparan. Material ini menyerap 2,3% cahaya yang melewatinya yang
merupakan kali tetapan struktur halus. Tapi, kita bisa melihat dengan jelas atom-
atom Grafen tanpa menggunakan mikroskop apabila Grafen diletakkan di lembaran
kosong. Sifat-sifat elektronik grafen yang unik menyebabkannya memiliki opasitas
yang tinggi untuk sebuah bahan ekalapis atomik. Ia menyerap 2,3% cahaya
putih, dengan adalah tetapan struktur halus. Hal ini telah dikonfirmasikan secara
eksperimen, tetapi pengukurannya tidak cukup akurat untuk mengizinkan kemajuan
yang berarti pada teknik penentuan tetapan struktur halus lainnya. Berkenaan dengan
ini, maka Grafen dapat dijadikan metrial pada gadget touchcsreen karena
transparansinya yan sangat tinggi. Grafen mengalirkan arus listrik dengan elektron
yang terbatas sehingga dapat mengalirkan arus dengan sangat presisi dan dalam waktu
tercepat
5. Grafen merupakan konduktor listrik terbaik.

Secara dasar, Grafen mempunyai kerapatan arus yang paling tinggi. Faktanya,
ilmuwan menegaskan bahwa Grafen sejuta kali lebih baik berkonduktor listrik
daripada tembaga saat di suhu kamar. Grafen sangat berbeda dari kebanyakan bahan
tiga dimensi konvensional. Secara intrinsik, grafen merupakan semilogam atau
semikonduktor bersela energi nol.

6. Grafen mempunyai mobilitas (pergerakan) maksimum yang mana seratus kali lebih
baik daripada silikon. Tiap atom karbon dalam grafen mempunyai satu orbital s dan
tiga orbital p. Satu orbital s dan dua orbital p digunakan untuk membentuk ikatan
kovalen yang kuat dan tidak berkontribusi dalam konduktivitas sedangkan satu
elektron bebas yang berada pada subkulit p membentuk orbital phi yang tegak lurus
dengan lembaran grafen yang akhirnya akan menentukan sifat-sifat elektrik dari
grafen. Elektron-elektron ini seperti tidak memiliki massa, seperti partikel-partikel
tanpa massa yang digambarkan dalam teori relativitas,e=mc2. Hasil percobaan dari
pengukuran transpor elektron menunjukkan bahwa grafen memiliki mobilitas elektron
yang tinggi pada suhu ruang dengan nilai lebih dari 15.000cm2 V-1 s-1.

7. Grafen sangat tidak mudah ditembus.

Seperti atom helium tidak bisa menembusnya. Oleh karena itu Grafen dapat
digunakan pendeteksi gas yang sensitif karena Grafen akan memerangkap molekul-
molekul partikel gas terkecil sekalipun. Sebagai konsekwensi, Grafen dapat dapat
mengubah sifat listrik partikel gas.

8. Grafen mempunyai daya konduksi termal terbaik. Penelitin membuktikan bahwa


konduktivitas kalor Grafen lebih baik daripada Intan.

9. Dengan mengoksidasi secara kimiawi grafen dan kemudian merendamnya di air,


lapisan-lapisan grafen akan membentuk lembaran single dengan ikatan yang sangat
kuat. Lembaran-lembaran ini disebut Graphene Oxida Paper dengan keteraturan
tensile modulus sebesar 32 GPa.

10. Aplikasi Grafen


a. Pendeteksi molekul gas tunggal

Grafen dapat digunakan sebagai sensor yang sangat baik untuk menentukan struktur
2D di mana keseluruhan isi grafen memiliki permukaan yang besar, membuat grafen
sangat efisien untuk mendeteksi molekul yang diadsorpsi.Lokasi dari adsorpsi
mengalami perubahan dalam tahanan listrik. Saat efek ini terjadi dalam material lain,
grafen memiliki keunggulan karena mempunyai konduktivitas listrik yang tinggi dan
rendahnya gangguan, yang membuat grafen ini tidak mengalami perubahan dalam
mendeteksi.

b. Ultrakapasitor

Menurut Prof.Rod Ruoff grafen memiliki luas permukaan 2630 M2/gram dapat
membentuk lapisan-lapisan dan menghasilkan ruang-ruang yang dapat menyimpan
energi sehingga bisa digunakan sebagai ultrakapasitor. Ultrakapasitor dari grafen ini
mempunyai rapat massa yang tinggi dibandingkan dengan kapasitor-kapasitor
dielektrik konvensional. Selain itu ultrakapasitor dari grafen memiliki range yang
besar dalam menangkap energi dan menyimpan energi tersebut sehingga dapat pula
dijadikan sebagai sumber daya primer bila dikombinasikan dengan aki atau sel bahan
bakar. Ultrakapasitor dari grafen dapat menangkap kembali energi yang terbuang
dengan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial sehingga akan mengurangi
kalor yang terbuang. Industri dapat mengurangi energi yang terbuang dengan
memasang ultrakapasitor dalam mesin-mesin produksi dan dapat pula diterapkan pada
bus,truk dan kereta api.

c. Graphene Nanoribbons

Graphene Nanoribbons (GNRs) adalah lapisan tunggal yang esensial dari grafen yang
dipotong dengan pola tertentu untuk menghasilkan sifat-sifat listrik tergantung dari
tepi lembaran tersebut, dapat berbentuk Z atau armchair. Berdasarkan perhitungan
prediksi tigh binding bahwa GNR yang zigzag bersifat logam, sedangkan armchair
dapat bersifat logam ataupun semilogam tergantung lebarnya. GNR dapat mempunyai
sifat logam hingga semikonduktor tergantung chiralitynya. GNR bertepi zigzag
bersifat logam dengan bentuk khas pada kedua sisinya tanpa memperhatikan lebarnya.
Sementara GNR bertepi armchair dapat bersifat logam ataupun semikonduktor
tergantung pada lebar NA. GNR armchair akan bersifat logam jika NA = 3k + 2 ( k
adalah bilangan bulat ) dan jika tidak maka bersifat semikonduktor. Akhir-akhir ini
bermacam-macam junction seperti bentuk L, bentuk T dan bentuk Z di dasarkan pada
dua jenis GNR yang telah diusulkan tersebut. Walaupun junction-junction ini
memiliki bentuk geometri yang sama dengan junction Quasi satu dimensi yang lain,
keadaan elektronnya sangat berbeda dari junction yang lain karena pada GNR
elektron-elektronnya mempunyai sifat yang khas.

Perhitungan DFT akhir-akhir ini memperlihatkan nanoribbons armchair bersifat


semikonduktor dengan skala energi GAP nya berbanding terbalik dengan lebarnya.
Hasil eksperimen memperlihatkan bahwa energi GAP benar-benar meningkat dengan
menurunnya lebar GNR. Meskipun demikian tidak ada data eksperimen yang
mengukur energi GAP dari suatu GNR dan mengidentifikasi dengan tepat struktur
tepinya.

Nanoribbons zigzag juga bersifat semikonduktor dan memiliki spin tepi yang
terpolarisasi. Struktur 2Dnya memiliki daya hantar listrik dan termal yang tinggi
dengan ganguan yang kecil memungkinkan GNR digunakan sebagai alternatif
pengganti tembaga untuk sambungan-sambungan sirkuit tembaga. Beberapa
penelitian juga dilakukan untuk membuat Quantum dots dengan mengubah lebar
GNR pada titik tertentu disepanjang pita untuk membuat quantum confinement.[31]

d. Transistor Grafen

Transistor grafen sudah ditemukan sejak 2 tahun yang lalu, namun transistor tersebut
masih mengalami kebocoran dan memengaruhi penampilan atau performa jika
digunakan pada chip komputer, akan tetapi setelah dua tahun berikutnya kebocoran
dari graphene dapat ditutupi dan telah diciptakan transistor grafen yang benar-benar
stabil. Transistor grafen memiliki kelebihan dibandingkan dengan material lain seperti
silikon,diantaranya tidak cepat membusuk dan tidak cepat teroksidasi.

e. Senjata Grafen

Grafen merupakan material tertipis di dunia saat ini yang mana material tersebut
diperkirakan akan menjadi material senjata yang lebih baik daripada meterial senjata
saat ini misalnya pisau Grafen. Pisau ini akan lebih efektif daripada pisau biasa. Pisau
Grafen akan sangat ringan dan mudah dipegang, diletakkan dalam saku, dan
dieletakkan diantara dua jari sekalipun tanpa merasakan suatu beban (massa dari
Grafen). Oleh karena itu Grafen sangat efektif digunakan sebagai senjata. Pisau Grafen
atau pedang Grafen merupakan senjata transparan sehingga sulit untuk dilihat musuh
ketika berperang. Pedang Grafen juga tidak mudah rusak ataupun mudah tumpul. Ini
dikarenakan pedang Grafen tidak dapat mudah dipengaruhi oleh panas maupun arus
listrik. Baru-baru ini ilmuwan menyatakan bahwa negara berkekuatan besar akan
menggunakan Grafen sebagai supremasi kemiliteran mereka ketika perang.

f. Energi Alternatif

Aplikasi Grafen pada sel surya dan sumber energi lainnya baru-baru ini dikembangan.
Pada studi yang lalu, Grafen telah diklasifikasikan sebagai salah satu energi alternatif
pengganti paltinum di sel surya.

Anda mungkin juga menyukai