SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Proses produksi menggunakan peralatan industri dan bahan pengemas kaleng
sehingga memungkinkan terjadinya cemaran logam berat pada produk makanan
dalam kaleng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya logam
timah beserta kadarnya pada beberapa kaleng makanan, sehingga dapat
diketahui kadar tersebut tidak melebihi batas maksimum. Hasil penelitian
menunjukkan semua sampel kaleng makanan mengandung timah. Kadar timah
sampel A : (1,6149 0,3491) mg/kg ; sampel B : (1,1115 0,3634) mg/kg ;
sampel C : (1,9185 0,6417) mg/kg ; sampel D : (23,8427 1,4977) mg/kg ;
sampel E : (1,2747 0,9295) mg/kg. Menurut Direktur Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan nomor : 03725/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum
cemaran logam dalam makanan untuk timah adalah 250 mg/kg, Seluruh sampel
mengandung Sn dengan kadar tidak melebihi batas yang ditetapka
PENDAHULUAN
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbul Sn (bahasa latin: Stanum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan
logam miskin keperakan, dapat ditempa (melleable) tidak mudah teroksidasi
dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak alloy dan
digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh
terutama dari mineral cassiterit yang terbentuk sebagai oksida. Sejumlah kecil
timah dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Senyawa timah
trialkil dan triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara hati-
hati (Anonim, 2007).
Pengawasan terhadap adanya cemaran timah pada kaleng makanan,
maka diperlukan suatu metode yang baik dan dapat dipakai dalam mendeteksi
kaleng ada tidaknya cemaran logam serta berapa besar kadar cemaran yang
ada.
Penelitian ini untuk menganalisis cemaran logam berat timah. yang
terkandung dalam kaleng makanan yang dianalisis secara spektrofotometri
serapan atom dan mengetahui apakah sesuai dengan peraturan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan nomor : 03537/B/SK/VII/89.
METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah beberapa sediaan kaleng makanan yang
beredar di daerah Surakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sediaan kaleng makanan yang diproduksi oleh pabrik A, B, C, D, dan E yang
beredar di beberapa toko di daerah Surakarta.
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah 5 merk sediaan kaleng
makanan yang diambil secara acak dari beberapa toko di Surakarta.
Pereaksi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi larutan standar Timah
dengan konsentrasi 1000 ppm, aquaregia, aquabidestilata, gas yang digunakan
untuk logam timah AA (udara asetilen).
No Sampel Timah
1. Sampel
A1 0,0025
A2 0,0025
A3 0,0028
A4 0,0027
A5 0,0026
2. Sampel
B1 0,0022
B2 0,0025
B3 0,0025
B4 0,0023
B5 0,0024
3. Sampel
C1 0,0032
C2 0,0027
C3 0,0024
C4 0,0028
C5 0,0027
4. Sampel
D1 0,0091
D2 0,0083
D3 0,0074
D4 0,0083
D5 0,0083
5. Sampel
E1 0,0025
E2 0,0022
E3 0,0030
E4 0,0028
E5 0,0024
Untuk selanjutnya semua hasil perhitungan Creg untuk timah dapat dilihat
pada tabel berikut:
1. Sampel
A1 0,3947
A2 0,3947
A3 0,7166
A4 0,6093
A5 0,5020
2. Sampel
B1 0,0728
B2 0,3947
B3 0,3947
B4 0,1801
B5 0,2874
3. Sampel
C1 1,1459
C2 0,6093
C3 0,2874
C4 0,7166
C5 0,6093
4. Sampel
D1 7,4773
D2 6,6188
D3 0,6530
D4 6,6188
D5 6,6188
5. Sampel
E1 0,3947
E2 0,0728
E3 0,9312
E4 0,7166
E5 0,2874
Analisis logam berat seperti Timah (Sn) pada sampel dengan alat
spektrofotometri serapan atom maka diperoleh data absorbansi, kemudian
diinterpolasikan pada kurva kalibrasi larutan standart, untuk menentukan kadar
unsur dalam sampel. Kadar sampel dapat ditentukan dengan rumus regresi linier,
jika terdapat penyimpangan pada hasil perhitungan maka kadar dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus standart deviasi.
Kadar yang diperoleh hasilnya dibandingkan dengan batas maksimum
cemaran logam berat menurut peraturan Direktur Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan nomor : 03537/B/SK/VII/89 untuk timah adalah 250 mg/kg
(Darmono, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel
mengandung timah. Kadar timah untuk masing-masing sampel yaitu kadar
purata sampel A adalah (1,6149 0,3491) mg/kg, kadar purata sampel B adalah
(1,1115 0,3634) mg/kg, kadar purata sampel C adalah (1,9185 0,6417)
mg/kg, kadar purata sampel D adalah (23,8427 1,4977) mg/kg, kadar purata
sampel E adalah (1,2747 0,9295) mg/kg. Kadar timah yang diperoleh hasilnya
tidak melebihi batas yang ditetapkan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Wilkipedia Indonesia, (online), http: www.timah.com /ensiklopedia
bebas berbahasa Indonesia htm? Diakses tgl 12 Agustus 2007.
Berlian V.A, N., Rahayu, E., 1994, Budidaya Polong Pucuk dan Baby Kapri,
Penebar Swadaya, Jakarta, 3-5, 12, 33-34. Budavari, S., 1996, The
Merck Index, Twelfth Edition an Encyclopedia of Chemicals, Drugs and
Biologicals, Merck Research Laboratories Division of Merck & Co., Inc.,
Whitehouse Station,
NJ. Cahyono, B., 2001, Kacang Buncis Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha
Tani, Kanisius, Bogor, 9-11, 13-15. Darmono, 1995, Logam Dalam
Sistem Biologi Makhluk Hidup, Universitas Indonesia, Jakarta, 96-97.
Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam, Universitas Indonesia, Jakarta, 142-147.
Narsito, 1990, Dasar-Dasar Spektrofotometri Serapan Atom, Laboratorium
Analisis Kimia dan Fisika Pusat, Yogyakarta, 16-31, 42. Olson, Kent R.,
Poisoning And Drug Overdose, University of California, San Francisco,
166-168.
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta,
Jakarta, 21-25, 61-93.
Sartono, 2002, Racun dan Keracunan, Widya Medika, Jakarta, 209-213.
Sjamsudin, U., 1995, Logam Berat dan Antagonis, Farmakologi dan Terapi, Edisi
4, Gaya Baru, Jakarta, 782-786.
Suksmadji, B., 1987, Pengalengan Bahan Makanan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 7-9, 13-19, 25, 41, 47,.
Sunu, P., 2001, Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001,
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 169-185.