Anda di halaman 1dari 11

I.

Karakteristik Zirconium
Zirconium dioksida (ZrO2), terkadang dikenal sebagai zirconia ,adalah
kristal putih oksida dari zirconiumIts most naturally occurring form, with a crystalline structure, is the rare , ..
Zirconium adalah logam putih keabuan yang jarang dijumpai di alam
bebas. Ia memiliki lambang kimia Zr dan nomor atom 40.

Gambar 1 Unsur Zirconium dalam Tabel Periodik


Zirconium adalah elemen logam yang berkilau, keras dan ductile.
Penampilan zirconium menyerupai stainless steel. Zirconium memiliki temperatur
leleh yang tinggi yaitu sekitar 1800 . Zirconium juga memiliki sifat keras dan
ketahanan korosi yang baik. Penambahan kontaminan dan struktur kristal
berpengaruh terhadap sifat-sifatnya. Zirconium termasuk ke dalam golongan IVB
pada tabel periodik unsur dengan valensi 4 dan bilangan koordinasi maksimal 8
serta massa atom relatif 91,22 sma. Adapun sifat-sifat logam zirconium adalah
sebagai berikut :
Tabel 1 Sifat-sifat Senyawa Zirkonium
Sifat–sifat senyawa Nilai
zirconium

Radius Atom
1,6 Å
Volume Atom
14,1 cm3/mol
Massa Atom Relatif
91,224 sma
Titik Didih
4682 K
Massa Jenis
6,51 gr/cm3
Konduktivitas Listrik
2,3 x 10 6 Ω-1cm-1
Elektronegativitas 1,33
Konfigurasi Elektron [Kr] 4d25s2
Formasi Entalphi
21 kj / mol
Konduktifitas Panas
22,7 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
6,84 V
Titik Lebur
2128 K
Bilangan Oksidasi
4
Kapasitas Panas
0,278 jg-1K-1
Entalphi Penguapan
590,5 kJ / mol

Zirconia sebagai oksida murni tidak ditemukan di alam, akan tetapi


zirconia biasa ditemukan dalam baddeleyite and zircon (ZrSiO4) yang merupakan
sumber utama dari material ini. Bijih utama zirconium adalah zircon (ZrSiO4)
yang ditambang di Australia, Amerika Serikat, dan Sri Lanka, serta baddeleyite
(zirconium oksida ZrO2) yang ditambang di Brasil.
Daerah Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Kalimantan
merupakan wilayah yang memiliki kandungan deposit pasir zircon dalam jumlah
besar. Pasir zircon merupakan salah satu mineral yang cukup melimpah. Pasir
zircon ditemukan dalam bentuk mineral aksesori pada batuan baku hasil
pembekuan magma yang kaya akan silika seperti granit, pegmatte, dan nepheline
syenite. Batuan sedimen juga mengandung zircon namun dalam jumlah kecil.
Pasir zircon ditemukan terkonsentrasi dengan mineral berat lainnya seperti
ilmenit, rutil, monazite, leucoxene, dan garnet pada pasir sungai dan pantai
dengan kandungan utama besi dan titanium.
Pasir zircon atau zirconium silikat juga merupakan mineral yang bersifat tahan
korosi dan mempunyai kestabilan yang baik pada temperatur tinggi. Pasir zircon
tidak larut dalam air namun larut dalam larutan asam serta dapat mengendap pada
larutan basa. Pada temperatur di atas 1650 ℃, zirconium silikat akan terurai
menjadi ZrO2 dan SiO2. Zircon biasanya adalah hasil sampingan dari
penambangan dan pemprosesan pasir mineral berat untuk recovery mineral
10

titanium, rutil, ilmenit; dengan kata lain tidak ada penambangan yang dilakukan
khusus untuk mendapatkan zircon.
Pada umumnya pasir zircon mengandung unsur besi, titanium dioksida,
alumina, hafnia, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zircon
bervariasi, seperti putih bening, kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning
kecoklatan, dan gelap. Zircon mempunyai kekerasan 6,5-7,5 MPa, berat jenis 4,6-
5,8 gr/cm3, indeks refraksi 1,92-2,19, dan memiliki titik lebur 2500 ℃.
Zirconium dan atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen. Zircon dirumuskan
sebagai ZrSiO4 atau ZrO2.SiO2. Ion zirconium tetravalent di dalam senyawa
terkoordinasi sangat tinggi (berikatan sangat kuat). Oleh karena struktur tersebut
zircon merupakan salah satu senyawa yang sangat stabil, baik secara kimia
maupun termal.

Gambar 2 Pasir Zircon


Dari dua sumber zirconia , zircon yang didapat memiliki kemurnian yang
rendah, dan harus melaliu proses-proses tertentu untk menghasilkan zirconia.
Dalam memproses zirconia dilakukan pemisahan dan penghilangan material-
material yang tidak diinginkan serta impurities yang ada, yaitu zircon –
silica.Zirconia (ZrO2) merupakan oksida logam yang memiliki sifat polimorfi
yaitu tiga macam struktur Kristal antara lain : monoklinik (m-ZrO2), Tetragonal (t-
ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).Zirconia (ZrO2) merupakan oksida logam yang memiliki
sifat polimorfi yaitu tiga macam struktur Kristal antara lain : monoklinik (m-
ZrO2), Tetragonal (t-ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).Zirconia (ZrO2) merupakan oksida
logam yang memiliki sifat polimorfi yaitu tiga macam struktur Kristal antara lain :
monoklinik (m-ZrO2), Tetragonal (t-ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).Zirconia (ZrO2)
merupakan oksida logam yang memiliki sifat polimorfi yaitu tiga macam struktur
Kristal antara lain : monoklinik (m-ZrO2), Tetragonal (t-ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).
9
Zirconia (ZrO2) merupakan oksida logam yang memiliki sifat polimorfi yaitu
tiga macam struktur Kristal antara lain : monoklinik (m-ZrO2), Tetragonal (t-
ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).

II. Aplikasi Zirconia


Zirconia memiliki beberapa aplikasi dalam bidang industri dan bidang
kesehatan. Beberapa aplikasi dalam bidang industri antara lain sebagai keramik,
pelapisan komponen listrik dan elektronika, serta sebagai komponen pada oksigen
sensor dan SOFC (Solid Oxide Fuel Cells). Selain itu, dikarenakan sifat
biokompatibel yang dimilikinya, zirconia dapat diaplikasikan dalam bidang
kesehatan, antara lain sebagai bahan implan tulang dan sebagai material gigi.
Zirconia sebagai keramik digunakan sebagai material refraktori karena mampu
bertahan pada temperatur tinggi tanpa mengalami melting ataupun
terdekomposisi. Material keramik juga sering dimanfaatkan untuk pelapis benda-
benda yang digunakan pada lingkungan korosif karena material keramik tahan
terhadap karat ataupun ketika kontak dengan bahan yang bersifat korosif.
III. Proses Ekstraksi Zircon
III.1Pra Olahan Zircon
Pasir dan kerikil yang mengandung zircon didapatkan, pasir dan
kerikil dimurnikan dengan menggunakan konsentrat spiral, dan kemudian
bahan yang tidak diinginkan dikeluarkan oleh pemisah magnetik dan
elektrostatik. Produk akhir dari zircon selanjutnya memperbaiki zircon
yang hampir murni menjadi zirconium dengan menggunakan klorin
untuk memurnikan logam dan kemudian mensintering (memanaskannya)
sampai menjadi cukup dapat dikerjakan untuk keperluan industri. Raw
material dari proses ekstraksi zircon ialah dengan menggabungkan zircon
dengan kokas, scrap, dan batu kapur dan menghasilkan zirconia atau
zirconium oksida.

III.2Proses Hidrometalurgi pada Zirkonia


10

Secara harfiah hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara


pengolahan logam dari batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut
berair (aqueous solution) atau proses hidrometalurgi adalah suatu proses
pemakaian suatu zat kimia untuk dapat melarutkan suatu partikel tertentu.
Reaksi kimia yang dipilih selektif, artinya hanya metal yang diinginkan
saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material
yang tidak diinginkan. Pelarut yang digunakan dalam pengolahan
hidrometalurgi dapat berupa asam atau senyawa pengompleks. Metode
hidrometalurgi memiliki beberapa keuntungan, yaitu biaya pengolahan
yang rendah, proses pengolahan relatif mudah, investasi alat yang rendah
sehingga memungkinkan percepatan proses produksi, dan proses
pengolahan yang relatif lebih singkat. Secara garis besar, proses
hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu pengikisan logam dari batuan
dengan bantuan reagen, pemekatan larutan hasil pengikisan dan
pemurniannya, recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil
pengikisan. Pengikisan adalah proses pelarutan selektif, hanya logam-
logam tertentu yang dapat larut. Pelarut adalah cairan yang dari sudut
pandang teknik harus murah, mampu regenerasi, dan mampu melarutkan
mineral yang diinginkan dengan cepat, sehingga dapat memisahkan
mineral dari bahan gangue (pengotor). Pelarut akan melarutkan sebagian
bahan padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh.
Pemilihan metode pencucian (pelindian) tergantung pada kandungan
logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah
tidaknya bijih dicuci oleh reagen kimia tertentu.
Salah satu pelarut yang sering digunakan yaitu asam sulfat
(H2SO4). Pada temperatur kamar asam sulfat tidak berwarna dan dapat
bercampur baik dengan air. Asam sulfat bereaksi dengan semua logam dan
memiliki titik didih 340℃. Asam sulfat bersifat sangat korosif dan reaksi
hidrasi dengan air yang sangat eksotermis. Sifat korosif dari asam sulfat
dapat merusak benda-benda dari logam. Pada proses ekstraksi zirkonia dari
pasir zirkon didahului dengan proses pemisahan antara ikatan ZrO2 dan
SiO2. Metode yang paling mudah untuk memisahkan ikatan kedua oksida
tersebut yaitu dengan proses fusi. Proses fusi yaitu proses dekomposisi
dengan menggunakan logam alkali, baik natrium hidroksida (NaOH)
maupun kalium hidroksida (KOH) sebagai pereaksi. Logam alkali (NaOH,
KOH) berfungsi untuk mendekomposisikan zirkon pada temperatur
tertentu sehingga terbentuk senyawa zirkonat, seperti natrium zirkonat, dan
natrium silikat. Adapun reaksi yang terjadi ketika proses fusi ini seperti
pada persamaan sebagai berikut :
ZrSiO4 + 4 NaOH → Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2 H2O
Reaksi ini terjadi untuk memisahkan antara zirkon silikat dengan
mineral-mineral ikutan lainnya seperti ilmenite, monozite, xenotine,
tourmaline dan lain lain. Selanjutnya terhadap ZrSiO4 yang diperoleh
dilakukan pemisahan antara ZrO2 dan SiO2 nya. Metode yang dipakai
dalam pemisahan ini adalah metode peleburan, dimana serbuk Zircon
(ZrSiO4) dilebur dengan penambahan Na2CO3 menurut perbandingan
stoikhiometrinya, kemudian dibakar dengan variasi temperatur tertentu
serta soaking time tertentu sehingga terbentuk senyawa Natrium Zirconat
(Na2ZrO3) dan Natrium Silikat (Na2SiO3).
Proses terjadinya reaksi tersebut diawali dengan mendidihkan air
(1000C) sampai Na2SiO3 nya larut semua, sehingga terbentuk Hydrated
Sodium Zirkonia Hydroxide complek dan Sodium Silikat. Hydrated
Sodium Zirkonia Hydroxide dididihkan dengan H2SO4 98% selama 20
menit dan diencerkan dengan air. Selanjutnya tambahkan Ammonium
solution berlebihan, sehingga terbentuk Basic Zirkonium Sulfat
( Zr5O8(SO4)2.xH2O atau Zr(OH)2 (OH)(SO4)0.5.xH2O. Basic Zirkonium
Sulfat dikalsinasi dengan variasi temperatur ( 500., 600 dan 700 0C) dan
holding time 6 jam, sehingga terbentuk Zirkonia (ZrO 2). Zirkonia (ZrO2)
yang terbentuk diperiksa dan dianalisa dengan menggunakan X-Ray
difraktometer (XRD) dan Atomic Absorbtion Spektrophotometer (AAS),
untuk mengetahui jumlah atau kadar Zirkonia yang terbentuk secara
kualitatif dan kuantitatif.
10

Proses pemisahan antara zirconia dengan pengotornya melalui


beberapa tahapan. Penjelasan tentang proses pemisahan zircon dapat diihat
pada gambar 3.

Pasir Zirkon

Pemisah Magni t

Partikel Magnetik Partikel Non Magnetik


Monozite zircon
Xenotite cassiterite
Ilmenite quartz
Tourmaline

High Tension Separator

Non conductor Conductor


Zirkon Cassiterite
Quartz Rutile

Shaking Table

Zirkon Quartz
(ZrSiO 4)

Gambar 3 Diagram alir pemisahan pasir zirkon

3.3 Proses Pirometalurgi pada Zirkonia


Proses kroll merupakan proses reduksi ZrCl4 dengan menggunakan
Magnesium sehingga didapatkan hasil berupa Zr ingot dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Dalam proses pirometalurgi pada zirconia ini
terdiri dari dua bagian yaitu reduksi ZrCl4 dan proses pemisahan MgCl2
dari zirconium sponge yang terjadi pada vacuum destilation. Alat yang
digunakan untuk mereduksi ZrCl4 menjadi logam Zirkonium adalah kroll
reactor yang ditunjukan pada gambar berikut ini:
Gambar 4 Zirconium Reduction Furnace- Kroll Process

3.3.1 Reduction ZrCl4


Tungku di isi dengan magnesium dengan kadar 10-15 % untuk
mereduksi ZrCl4. Reaksi yang terjadi didalam tungku adalah
sebagai berikut:
ZrCl4 + 2Mg Zr + 2MgCl2
Reaksi ini beroperasi pada suhu hingga 875 0C. Diawali pada
suhu 3000C kemudian 4500C hingga 8750C. tekanan internal ZrCl4
dikendalikan oleh gas helium yang ditambahkan pada proses ini.
Waktu pemrosesan sekitar 40 jam, 18 jam dari total proses
digunakan untuk reaksi reduksi tersebut dan dihasilkan adalah
lower layer dari sponge zirconium metal yang bercampur dengan
MgCl2 yang tercover oleh lapisan beku MgCl2.

3.3.2 Vacuum distillation


Vacuum ini digunakan untuk mengurangi serta memisahkan
MgCl2 dari zirconium sponge. Destilasi vakum merupakan proses
10

pemisahkan dua kompenen yang titikdidihnya sangat tinggi,


metode yang digunakan adalah dengan menurunkan
tekananpermukaan lebih rendah dari 1 atm dengan tujuan untuk,
mengindari terjadinya reaksioksidasi pada komponen yang akan
dipisahkan agar ikatan rangkap pada senyawa tidakputus. Water
leaching tidak bisa digunakan karena Zirkonium dapat
terkontaminasi dengan air membentuk oksida (karat). Vacuum ini
beroperasi hingga suhu 9000C.

Gambar 5 Reaksi Keseluruhan Ekstraksi Zr dari Zirkon ‘Proses kroll’

3.4 Contoh Industri


Proses pengolahan zircon dilakukan juga oleh beberapa
perusahaan. Salah satu perusahaan yang melakukan proses pengolahan
zircon adalah PT. Monokem Surya. Pada perusahaan ini zircon diolah
menjadi frits yaitu salah satu bahan yang digunakan untuk bahan baku
pembuatan keramik dan kaca.
10

DAFTAR PUSTAKA

[1] Poernomo, Henry. Informasi Umum Zirkonium Yogyakarta: Badan Tenaga


Nuklir Nasional Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. 2012.

[2] Setiawan, A.N. Ekstraksi dan Karakterisasi Pasir Zirkon Ke Zirkonia dengan
Proses Alkali Fusion. Tugas akhir. Bandung: Jurusan S1 Teknik Material Institut
Teknologi Bandung. 2007.

[3] http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/zirconium/zircmyb02.pdf
[Diakses pada 2 November 2017]

[4] http://upetd.up.ac.za/thesis/submitted/unrestricted/03chapter3.pdf [Diakses


pada 4 November 2017 pukul 14.00 WIB]

[5] http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/ [Diakses pada 4 November


2017 pukul 16.32 WIB]

Anda mungkin juga menyukai