Diajukan untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia II
Puji dan Syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah “Proses Industri
Kimia II” tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai Kesetimbangan
Homogen dan Heterogen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna baik dari
bentuk penyusunan maupun dari materi yang kami sampaikan. Maka dari itu,
kritik dan saran pembaca kami butuhkan untuk memperbaiki makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi kita dan
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................. 2
BAB. IV PENUTUP
3.1Kesimpulan ......................................................................................................... 23
3.2Saran.................................................................................................................... 23
PENDAHULUAN
1
kecenderungan kuantitas-kuantitas zat-zat peraksi dan zat hasil reaksi untuk
berubah. Dalam keseimbangan mekanik, jika resultan gaya (net force) pada suatu
benda sama dengan nol, sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan
mekanik jika benda tersebut tidak sedang mengalami perubahan dalam
gerakannya (percepatannya sama dengan nol).
TINJAUAN PUSTAKA
SSedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan
adalah reaksi dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah
pembentukan produk. Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan reaktan
produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah
sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat
bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai
reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut
kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam
peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan
jumlah molekul yang kembali ke fase cair. Keadaan kesetimbangan kimia
diperlihatkan pada contoh dibawah ini :
Tanda panah kedua arah yang berlawanan menunjukkan bahwa reaksi dapat
dibalik atau terjadi reaksi yang setimbang. Saat keadaan setimbang, tidak akan
terjadi perubahan secara makrokopis, artinya perubahan yang dapat diamati atau
diukur, tetapi reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang
sama. Jadi kesetimbangan kimia bersifat dinamis, jika ion Ag+ dan Fe2+
dicampur, laju perubahan Ag+ dan Fe2+ setiap saat selalu berubah.
Jadi, kesetimbangan reaksi disebut juga dengan kesetimbangan dinamis.
Kesetimbangan dinamis adalah pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak
diam (statis), tetapi terjadi dua reaksi berlawanan arah yang mempunyai laju
reaksi sama. Pada keadaan tidak setimbang ini tidak terjadi lagi perubahan bersih
dalam sistem reaksi. Misalnya kesetimbangan dinamis yang diasumsikan dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti pada air yang dipanaskan dalam wadah tertutup
sampai air menguap. Pada saat air menguap, uap air tertahan pada permukaan
tutup wadah. Selanjutnya, uap air tersebut akan mengalami kondensasi,yaitu uap
air menjadi cair kembali, kemudian jatuh ke dalam wadah. Pada wadah tersebut
terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses penguapan yang arahnya ke
atas dan proses kondensasi yang arahnya ke bawah. Pada saat tertentu laju proses
penguapan dan laju proses kondensasi akan sama. Hal itu dapat kita lihat volume
air dalam wadah tersebut adalah tetap. Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan
dinamis.
A+B⇄C+D
Persamaan kimia untuk reaksi kesetimbangan dinyatakan dengan dua arah
anak panah. Reaksi kesetimbangan ada dua jenis yaitu kesetimbangan homogen
dan kesetimbangan heterogen.
K = [ ][ ]
[ ][ ]
Harga K adalah tetap pada temperatur tertentu yang sama. Untuk reaksi
pada temperatur tetap, secara umum dinyatakan dengan persamaan:
mA + nB ↔ pC + qD
Kc = [C]p[D]q
[A]m[B]n
a. Hubungan Kp dan Kc
Persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis sebagai berikut :
P = n . RT
v
Karena ( n/V ) = konsentrasi (C), maka P = CRT
Untuk reaksi A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)
b. Prinsip Le Chatelier
Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, pada tahun 1884, Henri Le
Chatelier, menemukan bahwa ”jika reaksi kimia yang setimbang menerima
perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju
pada kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk mengatasi
perubahan yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap perubahan
yang diterima)”.
PV = nRT
Hal ini bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika mol
gas bertambah maka tekanan akan membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas
berkurang maka tekanan akan menjadi kecil. Dengan demikian jika tekanan
diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil
dan juga sebaliknya. Conto :
2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)
Pada temperatur tetap, apabila tekanan dinaikkan, kesetimbangan akan
bergeseer ke arah hasil reaksi sehingga volume akan berkurang dan mengurangi
kenaikan tekanan. Bila tekanan diturunkan kesetimbangan bergeser ke arah
pereaksi atau ke arah jumlah molekul yang banyak.
Bila suhu diubah dari 500° menjadi 1200° maka kesetimbangan ke arah
endoterm atau ke kiri.
2.3.4 Katalis
Katalis hanya berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan
kimia. Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan
reaksi maju dan reaksi balik dengan sam kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah
kuantitas relatif yang ada dalam kesetimbangan, nilai tetapan kesetimbangan
tidaklah berubah. Katalis mempengaruhi laju reaksi maju sama besar dengan
reaksi balik.
BAB III
APLIKASI DALAM INDUSTRI
B. Sulfur
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan
dalam keadaan senyawa pada bijih – bijih seperti pirit (FeS2), Sfalerit (ZnS) dan
Kalkopirit (CuFeS2). Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas bumi
(sebagai H2S). Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan asam
sulfat. Sifat-sifat kimia sulfur yaitu dengan udara membentuk sulfur dioksida
reaksinya S + O2 → SO2. Dengan asam klorida dan katalis Fe akan menghasilkan
hidrogen sulfida.
C. Udara
1. Fase : gas
2. Komposisi : 20,9% O2 ; 79,1% N2
3. Kapasitas panas : 7,035 cal/gmol °C (32°C)
4. Berat molekul : 28,84 g/gmol
5. Berat jenis : 1,5.10-3 gr/cc (25°C)
D. Air Proses (H2O)
1. Fase : cair
2. Berat molekul : 18 g/gmol
3. Berat jenis : 1 gr/cc (25°C)
4. Kekentalan : 1 cp (25°C)
10
3.1.3 Uraian Proses Pembuatan Asam Sulfat / Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan
produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Bahan yang digunakan
pada proses ini adalah belerang dan melalui proses berikut.
Kondisi
No Faktor Reaksi : N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H= -
Optimum
924 kJ
1. Reaksi bersifat eksoterm
2. Suhu rendah akan menggeser
1. Suhu 400-
kesetimbangan kekanan.
600oC
3. Kendala:Reaksi berjalan lambat
1. Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding
dengan jumlah mol produk.
b. Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas hidrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
1. Hidrogen.
2. Nitrogen.
3. Karbon Dioksida Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan
Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
H2 + RSH → RH + H2S
CO + H2O → CO2 + H2
3H2 + N2 ↔ 2NH3
yang berarti bahwa asam nitrat anhidrat sebaiknya disimpan di bawah 0 °C untuk
menghindari penguraian. Nitrogen dioksida (NO2) tetap larut dalam asam nitrat
yang membuatnya berwarna kuning, atau merah pada suhu yang lebih tinggi.
Asam nitrat memiliki tetapan disosiasi asam (pKa) 1,4: dalam larutan akuatik,
asam nitrat hampir sepenuhnya (93% pada 0.1 mol/L) terionisasi menjadi ion
nitrat NO3 dan proton terhidrasi yang dikenal sebagai ion hidronium, H3O+.
1. Udara tekan 100 psig melalui kompresor (dingin) menyerap panas dari
preheater dialirkan bersama-sama dengan NH3 gas ke dalam converter.
4. Bila HNO3 berwarna coklat berarti NO2 lebih besar, dapat direduksi dengan
udara Bentuk Konverter dan Prinsip Kerjanya
- Campuran NH3 dan udara masuk dari puncak converter, turun kebawah
melalui lapisan katalisator. Gas hasil didinginkan dengan udara dingin dan
keluar gas outlet.
a. Pemekatan HNO3
- Larutan HNO3 dengan kadar 60% merupakan campuran azeotrop,
sehingga penyulingan hanya dapat dilakukan sampai kadar 68%.
- Dalam industri dibutuhkan HNO3 pekat, maka salah satu cara ialah
dengan pemekatan menggunakan H2SO4 pekat (karena mudah menyerap air)
yang dipanaskan dengan uap secara langsung atau tidak langsung.
2. Proses Retort
Dari Chili Salpoter direaksikan dengan H2SO4 menghasilkan HNO3. Cari
ini tidak digunakan lagi karena biaya pemeliharaan dan perbaikan alat sangat
mahal dan kurang efisien meskipun investasinya kecil. Reaksi :
Bahan baku Natrium Nitrat dan Asam Sulfat masuk reaktor tangki
berpengaduk. Reaktor di panaskan secara isotermal pada suhu 150oC selama
10 jam. Konversi pembentukan asam Nitrat adalah 97%.Selama waktu itu
NO2 dan air akan teruapkan. Uap Asam Nitrat di lewatkan di kondensor
parsial, kemudian di pisahkan antara gas dan cairanya dalam separator.
Cairan Asam Nitrat di dinginkan dengan menggunakan Cooler dan selanjutnya
di simpan sebagai hasil Asam Nitrat. Konsentarsi hasil adalah sebesar 90%.
Gas yang tidak terembunkan diserap dengan menggunakan air pada absorber.
Hasil bawah menghasilkan kadar Asam Nitrat 43%. Hasil samping reaktor berupa
campuran ”either cake”. Bahan ini dapat di jual pada industri baja dan dapat juga
di pakai sebagai bahan baku Asam Klorida bila di reaksikan dengan garam NaCl.
Cara kerja proses retort:
Natrium nitrat (NaNO3) padat dari gudang (G-1) dengan belt conveyor
(BE–1), selanjutnya dilewatkan Screw conveyor (SC-1) dan masuk ke rotary drier
(RD) untuk mengurangi kadar air. Suhu masuk rotary drier RD = 35oC dan keluar
pada 100oC, Selanjutnya dengan belt conveyor (BC–2) dan bucket elevator
(BE–1),Natrium nitrat diumpankan ke reaktor (R–1). Asam sulfat (H2SO4) 66oBe
(93%) dari tangki penyimpan (T–1) dipompa dan dilewatkan pemanas (HE–1)
untuk pemanasan pendahuluan dari 35oC menjadi 60oC dan kemudian masuk ke
reaktor (R–1).
(B-3). Pada suhu 95oC dalam tekanan 1 atm, sebagian gas hasil reaksi akan
mengembun dan sebagian lagi tidak. Gas dan cairan ini selanjutnya dimasukan ke
sparator (S–1), dipisahkan antara gas dan cairan. Cairan dari sparator (S–1)
selanjutnya didinginkan dengan (HE-2) sampai suhu 40oC, kemudian masuk
dalam accumulator (AC–1), konentrasi asam nitrat hasil 76%. Gas yang tidak
terembun pada kondensor (CD–1) didinginkan dengan pendingin (HE–2)
menjadi 40oC dan di serap dengan air (H2O) pada 40oC dalam absorber (AB–1).
Pada absorber 1 terjadi absorbsi gas dengan reaksi kimia. Menara absorber
(AB–1) er pa menara “B le p” an erkerja pa a tekanan 1 Atm. Hasil arbsorbsi
berupa asam nitrat dengan kadar 65% yang selanjutnya dimasukan ke
accumulator (AC–1). Pada accumulator (AC–2) yang ditambahkan asam nitrat
dari hasil (AC–1) dengan kosentrasi 68% untuk menaikan konsentrasi hasil.
Selanjutnaya asam nitrat dipompakan ke tangki penyimpan T – 2. Hasil
samping berupa campuran antara NaHSO4, Na2SO4, NaCl yang berbentuk
slurry encer dipompa dan disimpan pada tangki T – 3.
20
Gambar 3.3.1 Diagram Alir Kuantitatif
21
Gambar 3.3.2 Diagram Alir Kuantitatif
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang terbentuk bila laju reaksi sama
besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring
berjalannya waktu. Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan setimbang,
kesetimbangan kimia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu, Kesetimbangan
homogeny dan Kesetimbangan heterogen
a. Pengaruh konsentrasi
b. Pengaruh suhu
c. Pengaruh tekanan
d. Pengaruh volume
e. Pengaruh katalis
4.2 Saran
23
keilmuan kita. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah kami ini bisa selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Budhijanto, Bahan Kuliah 1 Proses Industri Kimia. - Kobe, K.A., 1957, Inorganic
2014/11/pembuatanamonia-dengan-proses-haber-bosch.html.
Sriwijaya.
http://andellaforester.blogspot.com
Proses Kontak, diakses tanggal 4 September 2015, pukul 13.01 WIB - www.
petrokimia- gresik.com, Produksi Asam Sulfat, diakses tanggal 20
Februari 2020, pukul 11.54 WIB
http://velahumaira.blogspot.com