Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH KIMIA FISIKA

KESETIMBANGAN KIMIA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

KELAS : 2 KIA

ANNISA SHAFIRA 061940421998

KHAIRU WARDAH ZEBUA 061940422007

SINTIA MUHARANI 061940420275

DOSEN PEMBIMBING : MEILIANTI, S.T., M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Kimia Fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meilianti, S.T., M.T. selaku dosenmata
kuliah Kimia Fisika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 04 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul ………………………………………………………………………...1

Kata Pengantar…………………………………………………………........2

Daftar Isi…………………………………………………………………….3

Bab 1 ( Pendahuluan )……………………………………………………….4

Bab 2 ( Pembahasan )……………………………………………………......5

Bab 3 ( Penutup )……………………………………………………………20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita sebut
”keseimbangan kimia” akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan Mekanik.
Dalam keseimbangan mekanik, jika resultan gaya ( net force) pada suatu benda sama dengan
nol, sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan mekanik jika benda tersebut tidak
sedang mengalami perubahan dalam gerakannya (percepatannya sama dengan nol).

Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang mencegah masuk atau
keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka besaran-besaran (kuantitas-
kuantitas) dari komponen-komponen reaksi tersebut berubah ketika beberapa komponen
tersebut digunakan dan komponen lainnya terbentuk.

Di alam sekitar kita banyak terjadi reaksi-reaksi kimia, seperti fotosintesis.


Fotosintesis adalah proses kimia yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi
karbohidrat dan oksigen, di mana reaksi ini berkataliskan klorofil dan menggunakan sinar
matahari sebagai energi untuk reaksi.
6 CO2(g) + 6 H2O(l) --> C6H12O6(s) + 6 O2(g)
glukosa
Reaksi pembakaran bahan bakar bensin menghasilkan energi untuk menjalankan
kendaraan. Reaksi perkaratan logam (misal besi) terjadi karena reaksi antara logam dengan
oksigen di udara. Amoniak merupakan hasil industri kimia yang sangat penting. Reaksi
kesetimbangan nitrogen dan hidrogen pada kondisi standar (STP) menghasilkan amoniak
dengan kualitas yang kurang baik. Produk amoniak dikembangkan dengan menggunakan
suhu dan tekanan tinggi.
Pada dasarnya, istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita sebut
”keseimbangan kimia” akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan Mekanik.
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang mencegah masuk atau
keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka besaran-besaran (kuantitas-

4
kuantitas) dari komponen-komponen reaksi tersebut berubah ketika beberapa komponen
tersebut digunakan dan komponen lainnya terbentuk. Setelah komposisinya tetap selama
sistem tersebut tidak terganggu, sehingga sistem tersebut kemudian di katakan berada dalam
keadan kesetimbangan atau lebih sederhana ”berada dalam kesetimbangan” dengan kata lain,
sebuah reaksi kimia berada dalam kesetimbanagan ketika tidak ada kecenderungan kuantitas-
kuantitas zat-zat peraksi dan zat hasil reaksi untuk berubah.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini memperoleh hasil
yang diinginkan, maka  penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan
masalah tersebut adalah :

a. Bagaimana konsep keadaan kesetimbangan kimia ?


b. Apa perbedaaan kesetimbangan homogen dan heterogen ?
c. Bagaimana cara menghitung tetapan kesetimbangan suatu reaksi kimia?
d. Bagaimanakah penerapan kesetimbangan kimia dalam industri ?
e. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ?
f. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat dari penyusunan
makalah ini adalah :
a. Untuk menjelaskan keadaan kesetimbangan kimia
b. Untuk mengetahui perbedaan kesetimbangan homogen dan heterogen dalam suatu
reaksi kimia
c. Untuk mengetahui perhitungan tetapan kesetimbangan suatu reaksi kimia
d. Untuk mengetahui penerapan reaksi kesetimbangan di industri
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
f. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia.
g. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetmbangan kimia
h. Untuk mengetahui keadaan, pergeseran dan ketetapan Kesetimban

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati
selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan
maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang
teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-
molekul reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul
produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.

Kesetimbangan kimia adalah ilmu yang mempelajari semua proses yang dapat
berlangsung dua arah, artinya proses atau reaksi yang dapat balik. Keadaan kesetimbangan
kimia diperlihatkan pada contoh dibawah ini :
Ag+ + Fe2+ ↔ Ag + Fe3+
Tanda panah kedua arah yang berlawanan menunjukkan bahwa reaksi dapat dibalik atau
terjadi reaksi yang setimbang. Saat keadaan setimbang, tidak akan terjadi perubahan secara
makrokopis, artinya perubahan yang dapat diamati atau diukur, tetapi reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Jadi kesetimbangan kimia
bersifat dinamis, jika ion Ag+ dan Fe2+ dicampur, laju perubahan Ag+ dan Fe2+ setiap saat
selalu berubah.
Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan
dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem.
Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah
mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi
reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi
dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat
setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan
reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah

6
dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda
sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut
kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi dapat
balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat
setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan
reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah
dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda
sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut
kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini,
molekul air yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali
ke fase cair.

B. Reaksi Searah dan Reaksi dapat Balik

Menurut Konsep Stoikiometri, suatu zat yang direaksikan akan habis bereaksi jika
perbandingan mol zat itu sama dengan perbandingan koefisiennya. Contohnya adalah reaksi
berikut:

Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

Pada reaksi tersebut, jika perbandingan mol Mg dan HCl yang direaksikan adalah 1:2 maka
Mg dan HCl habis bereaksi. Reaksi yang seperti ini disebut reaksi satu arah atau irreversible.
Adakalanya pada reaksi kimia, reaktan tidak habis bereaksi, walaupun zat yang direaksikan
sama dengan perbandingan koefisiennya. Contohnya adalah pada campuran gas nitrogen dan
hidrogen jika dipanaskan menghasilkan gas amonia sesuai dengan persamaan reaksi.

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Pada reaksi tersebut, setelah campuran dibiarkan beberapa lama terdapat campuran gas N2,
gas H2, dan gas NH3. Ternyata gas NH3 yang terbentuk terurai kembali menjadi gas N2 dan
gas H2 berdasarkan reaksi berikut.

2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)

7
Dalam hal ini reaksi tidak hanya berlangsung dari kiri ke kanan tetapi juga dari kanan ke kiri.
Reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri disebut reaksi dapat
balik atau reversible. Jika laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan maka terjadi
kesetimbangan.

1. Reaksi Satu Arah (Irreversible)

Pada peristiwa reaksi satu arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk
zat pereksi. Ciri-ciri reaksi satu arah adalah sebagai berikut.

a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah.

b. Reaksi berlangsung satu arah dari kiri ke kanan

c. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula

d. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis.

Contoh :

Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)

Pada reaksi tersebut Zn habis bereaksi dengan HCl menghasilkan ZnCl2 dan gas H2. ZnCl2
dan gas H2 tidak dapat bereaksi kembali membentuk Zn dan HCl.

2. Reaksi Dapat Balik (Reversible)

Pada reaksi dua arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk zat
pereaksi. Reaksi kesetimbangan kimia dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi
dapat balik (reversible) . Ciri-ciri reaksi dapat balik adalah sebagai berikut:

· Reaksi ditulis dengan dua anak panah yang berlawanan

· Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari kiri kekanan dan dari kanan ke kiri.

· Zat hasil reaksi dapat dikembalikan seperti zat mula-mula

· Reaksi tidak pernah berhenti karena komponen zat tidak pernah habis.

Contoh :

PbSO4(aq) + 2NaI(aq) PbI2(s) + Na2SO4(l)

8
Endapan PbI2 yang terbentuk dapat direaksikan dengan cara

menambahkan larutan Na2SO4 berlebih.

PbI2(s) + Na2SO4(l) PbSO4(aq) + 2NaI(aq)

Dalam penulisan reaksi dapat balik, kedua reaksi dapat

digabung sebagai berikut.

PbSO4(aq) + 2NaI(aq) PbI2(s) + Na2SO4(l)

Apabila pada reaksi dapat balik laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan akan
terjadi kesetimbangan kimia.

C. Keadaan Kesetimbangan

Berbagai reaksi dapat balik tidak semuanya dapat mencapai kesetimbangan. Untuk mencapai
kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya dapat balik, sistemnya tertutup,
dan bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di mana baik zat-zat yang
bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup tidak selamanya
harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas. Keadaan setimbang adalah suatu
keadaan dimana dua proses yang berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus
menerus, tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur. Cepat lambatnya suatu
reaksi mencapai kesetimbangan bergantung pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka
semakin cepat. Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.
Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka. Berbagai
proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan lain sebagainya.

1. Jenis Kesetimbangan Berdasarkan wujudnya

Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang. Kesetimbangan yang semua
komponennya satu fase disebut kesetimbangan homogen, sedangkan yang terdiri dari dua
fase atau lebih disebut kesetimbangan heterogen.

9
a. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang mengandung zat-zat yang


homogen (berada dalam satu fase).

· Kesetimbangan antara Gas dengan Gas

Contoh:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

2NO2(g) ⇌ N2O4(g)

H2(g) + Br2(g) ⇌ 2HBr(g)

· Kesetimbangan antara Larutan dengan Larutan

Contoh:

C2H5OH(aq)+CH3COOH(aq) ⇌ CH3COOC2H5(aq)+ H2O(aq)

Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen
fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
:

N2O4(g) <——> 2 NO2(g)

Kc = [NO2]2 / [N2O4]

Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk tekanan
parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal, PV=nRT). Dengan demikian, satuan
konsentrasi yang diganti dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi
Kp sebagai berikut :

Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)

PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat kesetimbangan
tercapai. Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang dinyatakan dalam satuan
tekanan (atm). Kp hanya dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.

Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya konsentrasi reaktan dan
produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas saat kesetimbangan. Dengan

10
demikian, terdapat hubungan sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis berikut :

Kp = Kc (RT)∆n

Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas

Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas

R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)

T = temperatur reaksi (K)

∆n = Σ koefisien gas produk - Σ koefisien gas reaktan

Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah kesetimbangan homogen
fasa larutan. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa larutan adalah kesetimbangan
ionisasi asam asetat (asam cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CH3COOH(aq) <——> CH3COO-(aq) + H+(aq)

Kc = [CH3COO-] [H+] / [CH3COOH]

b. Kesetimbangan Heterogen

Kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang mengandung zat-zat yang


heterogen (berada dalam beberapa fase).

· Kesetimbangan antara Zat Padat dengan Gas

Contoh:

CaCO3(g) ⇌ CaO(s) + CO2(g)

· Kesetimbangan antara Gas dengan Zat Cair

Contoh :

H2O(g) ⇌ H2O(l)

11
· Kesetimbangan antara Zat Padat dengan Larutan

Contoh :

CuSO4. 5H2O(s) ⇌ CuSO4(s) + H2O(l)

· Kesetimbangan antara gas, Zat Cair, dan Zat Padat

Contoh :

H2CO3(aq) ⇌ H2O(s) + CO2(g)

D. Pergeseran Kesetimbangan

Seorang ahli kimia prancis, Henry Louis Le Chatelier (1850-1936) berpendapat sebagai
berikut: “Jika pada kesetimbangan reaksi dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan
mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi
tersebut.” Pendapat tersebut dikenal dengan azas Le Chatelier. Aksi-aksi yang dimaksud
Chatelier adalah melakukan tindakan dengan mengubah konsentrasi, suhu, tekanan, dan
volume sistem. Selanjutnya, keempat faktor itu disebutfaktor yang mempengaruhi
kesetimbangan reaksi yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Pengaruh Konsentrasi

Secara umum reaksi kesetimbangan adalah sebagai

berikut:

A+B⇌C

Jika ada usaha untuk menambah konsentrasi dari salah satu zat pada reaksi setimbang, akan
terdapat reaksi yang mengkonsumsi zat tambahan terrsebut. Sebaliknya, jika ada usaha untuk
mengurangi konsentrasi salah satu zat pada reaksi setimbang, akan terdapat reaksi untuk
menambah zat yang dikurangi tersebut.

· Jika salah satu perekasi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperbesar maka kesetimbangan


akan bergeser ke ruas kanan/produk/hasil reaksi. Sebaliknya jika salah satu produk/hasil
reaksi/ruas kanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kiri/pereaksi/reaktan.

12
· Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperkecil maka kesetimbangan
kan bergeser ke ruas kiri/pereaksi/reaktan. Sebaliknya jika salah satu produk/hasil
ekasi/senyawa ruas kanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
anan/produk/hasil reaksi.

Hubungan antara konsentrasi – konsentrasi zat yang berada dalam keadaan seimbang
dinyatakan dengan suatu besaran yang disebut tetapan kesetimbangan. Besarnya tetapan
kesetimbangan tergantung pada suhu dan konsentrasi zat. Tetapan kesetimbangan kimia
dapat dinyatakan dalam Kc dan Kp.

Tetapan kesetimbangan yang dilambangkan dengan Kc menyatakan tetapan kesetimbangan


berdasarkan konsentrasi (C=concentration). Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi
zat ini hanya berlaku untuk zat – zat dengan fasa gas dan larutan (aqueous), sedangkan zat
yang berfasa padat (solid) dan liquid (cair) tidak disertakan dalam persamaan tetapan
kesetimbangannya.

Untuk kesetimbangan zat dalam wujud gas, tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dengan
Kp yang merupakan tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial (P=pressure). Pada
reaksi:

aA(g)+bB(g)⇌cC(g)+dD(g)

maka persamaan Kc dan Kp nya adalah :

Kc =(PC)c(Pd)d

(PA)a(PB)b

Kc =[C]c[D]d

[A]a[B]b

13
Hubungan antara Kc dan Kp dpat dirumuskan sebagai berikut untuk sistem gas.Di mana:

Kp=Kc(RT)Δn

R = Tetapan gas umum (0,082 L atm/ mol K)

T = Suhu (Kelvin = K)

𝜟n = Selisih koefisien gas produk denga reaktan

Suatu persamaan berimbang menunjukkan angka banding banyaknya mol yang ke reaksi.
Misalnya, persamaan

H2 + Cl2 → 2HCl

Menyatakan bahwa bila 1 mol H2 bereaksi, 1 mol Cl2 juga bereaksi, dan 2 mol HCl akan
terbentuk. Namun tidaklah perlu untuk mempersenyawakan perekasi-pereaksi dengan angka
banding molar yang dinyatakan oleh persaman itu agar reaksi berlangsung. Reaksi antara H 2
dan Cl2 akan juga terjadi dalam campuran-campuran keduanya dalam mana konsentrasi molar
H2 kecil dibandingkan dengan konsentrasi Cl2, ataupun dalam campuran di mana konsentrasi
itu lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi Cl2.

Untuk menilai pengaruh mengubah-ubah konsentrasi awal terhadap kuantitas-


kuantitas yang akhirnya diperoleh pada kesetimbangan, mula-mula akan diperhatikan suatu
sistem kesetimbangan yang telah dipelajari dengan seksama. Dari data eksperimen akan
nampak bahwa suatu ungkapan matematis dapat diturunkan yang mendefinisikan
konsentrasi-konsentrasi kesetimbangan yang dihubungkan satu sama lain.

Tetapan Kesetimbangan. Sistem kesetimbangan yang akan dibahas adalah.

H2 (g) + I2 (g) ⇆ 2HI (g)

Dalam suatu perangkat eksperimen, A.H Taylor dan R.H. Crist menaruh campuran-
campuran H2 dan I2 dalam tabung kaca tertutup kedap dan menaruh tabung –tabung ini dalam
suatu penangas cairan 425,4℃. Setelah suatu kurun waktu yang sesuai agar sistem mencapai
kesetimbangan, banyaknya H2, I2 dan HI ditentukan dengan analisis. Dalam suatu perangkat
eksperimen kedua, prosedur itu diulangi, hanya saja tabung-tabung itu mula-mula diisi

14
dengan HI, bukan H2 dan I2. Tabel 15.1 menunjukan banyaknya H2, I2 dan HI dalam masing-
masing tabung kesetimbangan.

Suatu pengkajian yang cermat menunjukkan bahwa kuantitas yang terdapat pada
kesetimbangan saling berhubungan secara matematis yang sederhana: bila konsentrasi HI
dikuadratkan dan bilangan itu dibagi dengan perkalian konsentrasi H 2 dan I2, akan
diperoleh bilangan yang sama untuk kasus-kasus itu. Ini dihambarkan dengan menggunakan
konsentrasi-konsentrasi dari perangkat pertama dan terakhir dalam Tabel 15.1 :

[ H ]2 (0.01767)2 (0.008410)2
= = =54.4 ± 0.1
[ H 2 ] [I 2 ] (0.001831)(0.003129) ( 0.001141 ) ( 0.001141 )

Hubungan matematis itu dapat di ungkapkan sebagai

[ HI ]2
¿¿¿

Dalam mana KC sebagai tetapan kesetimbangan. (c menunjukkan konsentrasi yang digunakan


dalam mol per liter, seperti dinyatakan oleh penggunaan kurung siku, [ ].) K c mempunyai
harga numeris 54,4 hanya jika kesetimbangan itu ditegakkan pada 425,4℃. Jika
kesetimbangan itu ditegakkan pada suatu temperatur lain, harga numeris K c akan lain. Tetapi,

15
untuk suatu sistem kesetimbangan tertentu pada suatu temperatur yang khas, harga K c akan
tetap sama, tak peduli bagaimana konsentrasi-konsentrasi itu akan diubah.

Menulis ungkapan Kc . dari studi eksperimen sejumlah sistem kesetimbangan


diperoleh ungkapan matematis yang serupa, yang dapat ditulis untuk menghubungkan
konsentrasi-konsentrasi pada kesetimbangan. Bentuk umum persamaan bergantung semata-
mata pada persamaan berimbang untuk kesetimbangan itu. Jika kesetimbangan itu dinyatakan
oleh.

mA + nB ⇄ yC+ zD

Maka tetapan kesetimbangan umum dinyatakan sebagai

[ C y ] [D Z ]
K C=
[ A m ] [ Bn ]

Dengan m, n, y dan z adalah koefisien dalam persamaan berimbang itu, dan kuantitas dalam
tanda kurung siku menyatakan mol per liter A, B, C dan D. Perhatikan bahwa produk pada
ruas kanan persamaan muncul sebagai pembilang dan konsentrasi tiap zat dipangkatkan
dengan koefisien dalam persamaan itu. Contoh spesifik berikut ini akan menggambarkan
lebih lanjut hubungan itu :

16
Nilai Kc bergantung pada bagaimana persamaan itu ditulis. Misalnya, untuk sistem H2, I2, HI,
jika persamaan ditulis sebagai

2HI(g)⇄H2(g) + I2(g) (6)

Maka

[ H 2 ] [ I2 ]
K C=
[HI ]

Ungkapan tetapan kesetimbangan merupakan kebalikan dari ungkapan untuk Persamaan (5).

1
Kc untuk persamaan (6) =
K c untuk persamaan(5)

Dari Kc untuk persamaan (5) dari 54.5, dihitung Kc untuk persamaan (6) sebesar

1
=1.84 x 10−2
54.4

Harga-harga Kc dapat sangat beraneka antara sistem-sistem itu. Untuk suatu sistem dalam
mana konsentrasi zat-zat pada ruas kanan tinggi dibandingkan konsentrasi di ruas kiri, harga
Kc akan besar; jika konsentrasi di ruas kiri relatif tinggi, maka harga K c kecil. Untuk
menggambarkan kedua kemungkinan itu, perhatikan kesetimbangan berikut :

2H2(g) + O2(g) ⇄ 2H2O (g) pada 1,000 ℃

N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3 (g) pada 1,000 ℃

Pada 1.000 ℃ hidrogen dan oksigen mempunyai kecenderungan besar untuk bereaksi
membentuk H2O; sedangkan air berkecenderungan kecil untuk terurai menjadi H2 dan O2.
Kebanyakan campuran kesetimbangan adalah H2O: hanya akan ada runutan H2 dan O2. Kc
untuk sistem ini akan merupakan bilngan yang sangat besar.

K c =¿ ¿

Sebaliknya, pada 1.000℃ hidrogen dan nitrogen hanya mempunyai kecenderungan kecil
untuk membentuk amonia, NH3, sedangkan amonia mempunyai kecenderungan besar untuk

17
terurai menjadi N2 dan H2. Akibatnya, hanya sebagian kecil dari campuran kesetimbangan itu
berupa NH3 ; kebanyakan berbentuk N2 dan H2. Jadi Kc untuk sistem ini kecil :

K c =¿ ¿

Penentuan Tetapan Kesetimbangan. Untuk menentukan tetapan kesetimbangan dapat


dilakkan eksperimen serupa dengan yang diuraikan untuk sistem H2 + I2 ⇄ 2HI. Konsentrasi
kesetimbangan umumnya didekati dengan menaruh hanya pereaksi-pereaksi ke dalam bejana
reaksi, H2 dan I2 dalam persamaan kesetimbangan ini, atau produk-produknya saja, HI. Dapat
dimulai dengan suatu campuran H2 dan HI, atau suatu campuran I2 dan HI, dan tetap
memperoleh harga Kc yang sama, tetapi pendekatan ini jarang digunakan. Jika konsentrasi
awal pereaksi-pereaksi diketahui, perhitungan Kc dapat dicapai jika ditentukan konsentrasi
dari hanya satu dari zat-zat itu dalam campuran kesetimbangan. Contoh berikut ini
melukiskan metode memperoleh Kc ini.

Contoh ;

Perhatikan sistem kesetimbangan A(g) + B(g) ⇄ C(g) + D (G). Konsentrasi awal A dan B
masing-masing adalah 1,00 M dan 2,00 M. Setelah kesetimbangan tercapai, konsentrasi B
ternyata 1,50 M. Hitunglah Kc

Jawaban. Ungkapan Kc untuk persamaan kesetimbangan adalah

[ C ] [ D]
K c=
[ A ] [B]

Diperlukan mengetahui konsentrasi-konsentrasi dalam mol per liter dari semua zat pada
kesetimbangan untuk mencari harga numeris Kc. Karena konsentrasi kesetimbangan yang
diketahui hanya dari B, haruslah digunakan perubahan konsentrasi B untuk menghitung
konsentrasi kesetimbangan yang lain.

Karena tak dikatakan apa-apa mengenai konsentrasi C dan D, dapatlah diandaikan


bahwa keduanya pada awalnya tidak ada. Dari persamaan reaksi diketahui bahwa untuk

18
hilangnya tiap satu mol B, akan terbentuk 1 mol C dan 1 mol D. Pada permulaannya,
konsentrasi B adalah 2,00M ; pada kesetimbangan konsentrasi B yang menghilang, yakni
0,50M. Persamaan kimia juga menunjukkan bahwa untuk tiap satu mol B menghilang, 1 mol
A juga menghilang. Jika konsentrasi A pada kesetimbangan adalah 1,00-0,50 = 0,50M.
Jawaban dapat diatur sebagai berikut :

19
20
21
2. Pengaruh Volume

Secara umum reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut:

A+B⇌C

Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah volume sistem, maka
akan ada reaksi ke arah jumlah mol zat yang lebih besar atau jumlah mol yang lebih kecil.
Usaha untuk menaikkan volume sistem sama dengan

memperkecil konsentrasi zat secara menyeluruh. Hal ini mengakibatkan kesetimbangan


bergeser ke jumlah mol terbesar. Sebaliknya jika ada usaha untuk menurunkan volume
sistem, hal itu sama dengan memperbesar konsentrasi zat secara menyeluruh yang
mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke jumlah mol terkecil.

· Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terbanyak atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terbanyak.

· Jika volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terkecil.

· Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan atau
pengurangan volume tidak akan menggeser kesetimbangan.

Contoh :

BiCl3(aq) + H2O(l) . BiOCl(s) + 2HCl(aq)

Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu tetap:

· Ditambah BiCl3

· Ditambah air

· Ditambah BiOCl

Penyelesaian:

22
· Penambahan BiCl3 akan menggeser kesetimbangan ke kanan.

· Memperbesar volume (penambahan air) akan menggeser kestimbangan ke kanan kareena


koefisien ruas kanan lebih besar daripada koefisien ruas kiri. Koefisien ruas kiri = 1, yaitu
koefisien BiCl3 sedangkan koefisien H2O tidak dihitung karena zat cair murni (l)\. Jumlah
koefisien di ruas kanan = 2 yaitu koefisien dari HCl, sedangkan BiOCl tidak diperhitungkan
karena bentuknya padat (s).

· Penambahan BiOCl merupakan omponen padat tidak dapat menggeser kesetimbangan

3. Pengaruh Tekanan

Secara umum reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut:

A+B C

Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah tekanan
sistem, maka ada reaksi ke arah jumlah mol gas yang lebih besar atau jumlah gas yang lebih
kecil. Jika usaha yang dilakukan adalah menaikkan tekanan sistem, kesetimbangan akan
bergeser ke jumlah mol terkecil. Sebaliknya, jika usaha yang dilakukan adalah menurunkkan
tekanan sistem, kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol terbesar. engaruh tekanan
berlawanan dengan pengaruh volume:

· Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terkecil.

23
· Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terbesar atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terbesar.

· Jika jumlah angka koefisien ruas kiri dan ruas kanan sama maka penambahan atau
pengurangan tekanan tidak akan menggeser kesetimbangan.

Perubahan tekanan mempengaruhi proporsi relatif pada kesetimbangan hanya sejauh


perubahan tekanan itu mengubah konsentrasi. Menaikkan tekanan pada suatu cairan atau zat
padat tidak banyak meningkatkan konsentrasi dengan cara menjejalkan molekul-molekul agar
lebih mampat dan karena itu, efeknya kecil terhadap konsentrasi-konsentrasi kesetimbangan
dalam reaksi yang berlangsung dalam cairan maupu zat padat. Tetapi menaikkan tekanan
pada sistem kesetimbangan gas memang menaikkan konsentrasi spesi-spesi yang bereaksi,
dan dapat mengkibatkan perubahan dalam jumlah relatif yang terdapat dalam campuran
kesetimbangan.

Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada sistem gas, berdasarkan hukum boyle bila
tekanan gas diperbesar maka volumenya diperkecil, sedangkan bila tekanan gas
diperkecilmaka volume gas diperbesar, berdasarkan persamaan gas ideal PV = nRT bahwa
tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika mol gas bertambah maka tekanan akan
membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas berkurang maka tekanan akan menjadi kecil.
Dengan demikian jika tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas
yang lebih kecil dan juga sebaliknya. Pengaruh Suhu
Jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm, sedangkan jika suhu
diturunkan maka reaksi akan bergeser ke arah eksoterm. Contoh : N2(g) + 3H2(g)<-->
2NH3(g) H= - 92 kJ, bila suhu diubah dari 500° menjadi 1200° maka kesetimbangan ke arah
endoterm atau ke kiri.
Katalis

Perubahan tekanan mempengaruhi proposi relative pada kesetimbangan hanya sejauh


perubahan tekanan itu mengubah konsentrasi. Menaikkan tekanan pada suatu cairan atau zat
padat tidak banyak meningkatkan konsetrasi dengan cara menjejalkan molekul-molekul agar
lebih mampat dan, karena itu, efeknya kecil terhadap konsentrasi-konsentrasi kesetimbangan
dalam reaksi yang berlangsung dalam cairan maupun zat padat. Tetapi menaikkan tekanan
pada system kesetimbangan gas memang menaikkan konsentrasi sepsis-spesis yang bereaksi,

24
dan dapat mengakibatkan perubahan dalam jumlah relative yang terdapat dalam campuran
kesetimbangan.

Kasus I, Banyaknya Relatif Pereaksi dan Produk Tidak Berubah. Dalam suatu system
gas pada kesetimbangan, jika banyaknya stoikiometrik molekul-molekul pereaksi di ruas kiri
sama dengan di ruas kanan, seperti dalam.

Maka banyaknya relative zat-zat tak diubah oleh perubahan tekanan. Untuk system ini,
konsentrasi dan kuantitas relative pereaksi dan produk pada tekanan yang berlainan di
tunjukkan dalam gambar 15.2 kiri. Kuantitas relatif H2 + I2 dan HI dintujukkan oleh garis-
garis fraksi mol. Fraksi mol tetap konstan pada sekitar 0,21 untuk H 2 dan I2 serta pada 0,79
untuk H2, I2 dan HI memang naik dengan kenaikan tekanan, seperti ditunjukkan oleh garis
konsentrasi. Naiknya konsentrasi ini disebabkan oleh fakta bahwa lebih banyak molekul
dijejalkan ke dalam suatu satuan volume pada tekanan yang lebih tinggi.

Ambilah data pada


10,0 atm dan 30,0 atm untuk melukiskan pernyataan ini. Pada 10,0 atm, konsentrasi
kesetimbangan H2 dan I2 masing-masing adalah 0,0185M dan konsentrasi kesetimbangan HI
adalah 0,137M. pemasukan konsentrasi-konsentrasi ini ke dalam rumus Kc menghasilkan

( 0.137)2
K c= =54.8
( 0.0185)(0.0185)

25
Sekarang perhatikan suatu kenaikan tekanan dari 10,0 atm ke 30,0 atm, suatu factor sebesar
3. Kenaikan ini dapat dicapai dengan mengurangi volume menjadi sepertiga volume pada
10,0 atm. Konsentrasi masing-masing zat akan menjadi tiga kali konsentrasi pada 10,0 atm,
artinya [HI] = 3 x 0,137M dan [H 2] = [I2] = 3 x 0,0185M. pemasukan konsentrasi-konsentrasi
ini ke dalam rumus Kc, akan menghasilkan harga Kc yang sama, karena factor 3 saling
meniadakan :

( 3 x 0.137 ) (3 x 0.137)
K c= =54.8
( 3 x 0.0185 ) (3 x 0.0185)

Dalam hal ini, konsentrasi semua zat dinaikkan dengan factor 3 karena kenaikan tekanan,
tetapi jumlah relative zat-zat ini tak berubah.

Kasus II, Banyaknya Relatif Pereaksi dan Produk Berubah. Jika jumlah stoikiometrik
molekul pereaksi dalam persamaan kesetimbangan tidak sama dengan jumlah molekul
produk, seperti dalam.

Maka banyaknya relative zat-zat harus berubah bila terjadi perubahan tekanan. Untuk system
ini konsentrasi dan banyaknya relative pereaksi dan produk pada tekanan yang berlainan
dintujukkan dalam gambar 15.2 kanan. Dalam kasus ini, Nampak bahwa banyaknya relative
NH3 dan N2 + H2 berubah menurut perubahan tekanan, seperti tertera secara grafik dengan
naiknya kurva fraksi mol untuk NH3 dan turunnya kurva untuk N2 + H2. Namun, fakta yang
merangsang mengenai konsentrasi N2 + H2 nampak pada grafik itu. Meskipun banyaknya N2 +
H2 total dalam campuran kesetimbangan adalah lebih rendah pada tekanan tinggi, namun
konsentrasi yang sebenarnya adalah lebih tinggi.

Pengamatan umum ini dapat dilukiskan dengan memperhatikan data pada 10,0 atm
dan 30,0 atm. Pada 10,0 atm, konsentrasi kesetimbangan N 2 dan H2 masing-masing adalah
0,0317M dan 0,0953M. konsentrasi NH3 adalah 0,131M. Pemasukan konsentrasi-konsentrasi
ini ke dalam rumus Kc menghasilkan.

26
(0.131)2
K c= =625
(0.0317)( 0.0953)3

Jika tekanan mendedak dinaikkan ke 30,0 atm dengan mengurangi volume menjadi sepertiga
dari volume pada 10 atm, konsentrasi tiap zat secara sekejap menjadi tiga kali konsentrasi
pada 10,0 atm. Bila konsentrasi-konsentrasi ini dimasukkan ke dalam rumus Kc diperoleh Kc
yang hanya sepersembilan harga yang dihitung untuk 10,10 atm :

(3 x 0.131)(3 x 0.131)
K c= =69.4
( 3 x 0.0317 ) (3 x 0.0953)(3 x 0.0953)(3 x 0.0953)

Seperti ditekankan dalam seksi 15.3.3, harga K c harus sama pada temperature tertentu tanpa
memperhatikan perubahan konsentrasi. Bila dibandingkan dengan harga 625, harga K c kecil
sebesar 69,4 itu menunjukkan bahwa system itu bukanlah system kesetimbangan segera
setelah teknan dinaikkan menjadi 30 atm. Agar Kc kembali ke sekitar 625, kedua reaksi itu
haruslah berlangsung sedemikian sehingga konesentrasi NH3 naik dan konsentrasi N2 serta H2
berkurang. Pada waktunya banyaknya NH3 cukup bertambah dan banyaknya N2 serta H2
cukup berkurang sehingga laju reaksi-reaksi yang berlawanan ini sama lagi. Diperoleh suatu
kesetimbangan baru. Konsentrasi N2, H2 dan NH3 dalam system kesetimbangan baru telah
ditentukan secara eksperimen masing-masing sebesar 0,0626M , 0,188M, dan 0,522M. data
ini diringkaskan sebagai berikut :

Pemasukan konsentrasi kesetimbangan pada 30,0 atm ke dalam rumus Kc menghasilkan

27
(0.522)2
K c= =655
( 0.0626)( 0.188)3

Harga ini lebih dekat ke harga 625 yang dihitung untuk 10,0 atm1

Untuk dua reaksi yang berlawanan dalam suatu system kesetimbangan, reaksi yang
menghasilkan jumlah molekul yang lebih rendah lebih disukai pada kenaikan tekanan. Dalam
system N2 + 3H2 ⇄ 2NH3 reaksi yang lebih disukai pada tekanan tinggi adalah

Pengaruh Tekanan dan asas Le Chatelier. Pengaruh kuantitatif dari perubahan tekanan pada
kuantitas-kuantitas dalam campuran kesetimbangan gas dapat diramalkan dari pemahan asas
Le Chatelier (lihat seksi 10.4. 1) menurut asa ini, jika tekanan pada suatu system yang ada
dalam kesetimbangan itu diubah, reaksi yang cenderung mengurangi perubahan tekanan akan
lebih menang angin. Reaksi yang menghasilkan lebih sedikit molekul cenderung mengurangi
tekanan, jadi reaksi inilah yang menang angin pada tekanan yang lebih tinggi. Dalam system
kesetimbangan.

28
Rekasi maju mengakibatkan pengurangan jumlah total molekul dalam wadah. Jadi, pada
tekanan lebih tinggi reaksi ini lebih disukai. Data eksperimen yang ditabelkan dalam Tabel
15.2 menunjukkan dengan bagusnya efek perubahan tekanan terhadap konsentrasi

untuk system kesetimbangan ini. Juga, efek itu ditunjukkan secara bagan dalam Gambar 15.3

29
Suatu perubahan tekanan tak mempunyai pengaruh pada kuantitas relative dalam campuran
kesetimbangan. Ini karena baik reaksi maju maupun reaksi balik tidak cenderung mengurangi
perubahan tekanan. Artinya, reaksi-reaksi tidak mengubah jumlah total molekul.

Tetapan Kesetimbangan Kp. tetepan kesetimbangan Kc diberi harga dalam konsentrasi-


konsentrasi yang dinyatakan dalam mol per liter. Untuk suatu system kesetimbangan yang
melibatkan gas, pengukuran biasanya dilakukan terhadap tekanan bukannya konsentrasi.
Dalam hal-hal ini, tetapan kesetimbangan dapat dihitung dari tekanan parsial gas-gas.
Tetapan yang dihitung dengan cara ini disebut Kp. untuk system kesetimbangan.

30
31
System Kesetimbangan Heterogen. Sampai di sini semua kesetimbangan yang dibahas
adalah kesetimbangan homogeny, yakni kesetimbangan dengan suatu fase homogeny
tunggal. Kesetimbangan yang melibatkan dua fase atau lebih di kenal sebagai kesetimbangan
heterogen. Misalnya, system kesetimbangan berikut melibatkan baik fase gas maupun padat :

Dalam kesetimbangan heterogen, jika zat-zat padat murni atau cairan-cairan murni yang tak
dapat campur adalah pereaksi dalam suatu system dengan satu gas atau lebih, maka tetapan
kesetimbangan dapat ditulis dalam hanya tekanan-tekanan parsial gas. Karena konsentrasi zat
padat murni atau zat cair murni praktis konstan meskipun tekanannya berubah, dapatlah
ditulis

32
33
34
35
4. Pengaruh Suhu

Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi kesetimbangan, tetapi
tidak mengubah nilai konstanta `kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah konstanta kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan, terdapat reaksi endotermik
(menyerap kalor) dan reaksi eksotermik (melepas kalor). Jadi peningkatan suhu
menghasilkan reaksi endotermik dan penurunan suhu menghasilkan reaksi eksotermik.
Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume akan menyebabkan pergeseran reaksi tetapi
tidak akan merubah nilai tetapan kesetimbangan. Hanya perubahan temperatur yang dapat
menyebabkan perubahan tetapan kesetimbangan.

· Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu dengan
cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (endoterm).

· Jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka reaksi sistem menaikkan suhu dengan
cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang melepas kalor (eksoterm).

Perubahan konsentrasi atau tekanan dapat mengubah kuantitasrelatif pereaksidan


produk,tetapi tidak dapat mengubah tetapan kesetimbangan. Namun perubahan
temperature sangat lain pengaruhnya. Dalam suatu reaksi reversible, laju salah satu reaksi
yang berlawanan umumnya bertambah lebih banyak dibandingkan laju reaksi yang lain, bila
temperature dinaikkan. Perbedaan dalam kecenderungan reaksi ini disebabkan oleh sifat

36
individu molekul-molekul produk dan pereaksi. Karena kenaikan temperature mempengaruhi
kestabilan relative pereaksi dan produk, maka kenaikan temperature mengubah harga tetapan
kesetimbangan itu sendiri.

Bagaiman dapat diramalkan reaksi mana dari pasangan yang berlawanan itu yang
dimenangkan sebagai akibat perubahan temperature? salah satu cara ialah dengan
menerapkan asas Le Chatelier. “Jika suatu system berada dalam kesetimbangan, suatu
kenaikan temperature akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser kearah yang menyerap
kalor”. Untuk system kesetimbangan,

N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)

Persenyawaan N2 dan H2 membentuk NH3 adalah eksoterm, ∆Hr◦ = -92,22 kj.


Penguraian NH3 menjadi N2 dan H2 bersifat endoterm, ∆Hr◦ = +92,22 kj. Jadi system
kesetimbangan digeser kekiri oleh suatu kenaikan temperature. Perhatikan table 15.2 bahwa
banyaknya NH3 dalam campuran-campuran kesetimbangan paling kecil pada temperature
tertingginya. Karena kecenderungan molekul ammonia untuk terurai begitu jauh lebih tinggi
padatemperatur-temperatur tinggi dibanding dengan kecenderungan molekul nitrogen dan
hydrogen untuk bersenyawa, maka sangat sedikit ammonia untuk berada dalam campuran
kesetimbangan itu.

Sekarang perhatikan seistem kesetimbangan berikut,yang penting dalam pencemaran


udara(lihat seksi 9.3.4)

N2(g) + O2(g) = 2NO(g)

Untuk system ini persenyawaan N2 dengan O2 untuk membentuk NO bersifat


endoterm, ∆Hr◦ = +180,50 kj pada 25◦c. Oleh karena itu system kesetimbangan ini bergeser
kekanan dengan naiknya temperature. Namun, temperature haruslah dinaikkan sampai 2.000
K sebelum persentase volume NO pada kesetimbangan mencapai 1 %.

Meskipun kp untuk pembentukan NO memang terus bertambah dengan naiknya


temperatur yang sangat tinggi (diatas 3.000 K), reaksi-reaksi disosiasi menjadi penting:

O2(g) → 2O(g)

N2(g) → 2N(g)

NO(g) → N(g) + O(g)

37
Persentase maksimum NO yang diperoleh dengan memanaskan udara (78% N 2 dan
21% O2, menurut volume) tercapa pada sekitar 3500k.

Sebenarnya semua senyawa cenderung terurai jika temperature cukup tinggi.


Senyawa dapat terurai menjadi molekul unsure, yang berdisosiasi menjadi atom-atom, atau
molekul-molekul itu sendiri dapat terurai menjadi atom-atom. Dalam hal penguraian air,

2H2O(g) → 2H2(g) + O2(g) ∆Hr◦ = +483,64 KJ pada 25◦c

Reaksi penguraian makin disukai dengan kenaikan temperature. Pada temperature


yang sangat tinggi, diatas 5000◦c, reaksidisosiasi berikut ini menjadi penting:

H2(g) → 2H(g)

O2(g) → 2O(g)

H2O(g) → H(g) + OH(g)

OH(g) → H(g) + O(g)

5. Pengaruh Katalis

Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju
dan reaksi balik dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas realtif yang
ada dalam kesetimbangan; nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang
mengubah waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan
waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat
mencapainya dalam beberapa menit dengan hadirnya katalis.

Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi. Katalis mempengaruhi laju reaksi maju
sama besar dengan reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis tidak mengubah konstanta
kesetimbangan, dan tidak mengeser posisi sistem kesetimbangan. Penambahan katalis pada
campuran reaksi yang tidak berada pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi maju
dan reaksi balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat. Campuran
kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi kita mungkin harus menunggu
lama agar kesetimbangan terjadi.

38
Katalis mempengaruhi laju reaksi ke kanan maupun kekiri dan pengaruhnya sama. Keadaan
setimbang tidak berubah (tidak dipengaruhi katalis), tetapi hanya mempercepat tercapainya
kesetimbangan.

Lagi pula, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya pada temperatur yang
sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih rendah bila
digunakan katalis. Ini terutama penting jika temepratur mengurangi rendemen dari produk-
produk yang dingiinkan. Satu kasus di sini adalah sintesis amonia. Tanpa adanya katalis,
reaksi antara hidrogen dan nitrogen begitu perlahan bahkan pada temperatur di atas 100 oC,
sehingga mungkin tahunan kesetimbangan itu baru tercapai.

Dalam suatu system kesetimbangan, suatu katalis menaikan kecepatan reaksi maju
dan reaksi balik dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relative yang
ada dalam kesetimbangan; nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang
mengubah waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan
waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat
mencapainya dalam beberapa menit dengan hadirnya katalis.

Lagi pula, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya pada temperature
yang sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperature yang jauh lebih rendah bila
digunakan katalis. Ini terutama penting jika temperature tinggi mengurangi rendemen dari
produk-produk yang diinginkan. Suatu kasus disini adalah sintesis amonia. Tanpa adanya
katalis, reaksi antara hydrogen dan nitrogen begitu perlahan bahkan pada temperature diatas
100◦c, sehingga mungkin tahunan kesetimbangan itu baru tercapai.

39
E. Ketetapan Kesetimbangan

1. Tetapan Kesetimbangan (Kc)

Secara umum persamaan reaksi kesetimbangan atau reaksi dapat balik dapat dinyatakan
dengan persamaan reaksi

aA + bB → cC + dD

dimana a, b, c, dan d adalah koefisien stokiometri dari A, B, C, dan D. Pada saat terjadi
kesetimbangan maka harga tetapan kesetimbangan (K) dapat ditentukan. Nilainya ditentukan
dengan menggunakan perbandingan konsentrasi zat-zatnya saat tercapai kesetimbangan.

Tetapan kesetimbangan (K) untuk reaksi tersebut pada suhu tertentu dapat dinyatakan dengan
persamaan.

K =(〖[C]〗^(c ) 〖[D]〗^d)/(〖[A]〗^a 〖[B]〗^b )

a) Untuk Reaksi Kesetimbangan Homogen

Berdasarkan hukum kesetimbangan, perbandingan konsentrasi zat produk dengan konsentrasi


zat pereaksi, masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan tetapan kesetimbangan dapat ditentukan dari
ersamaan reaksi kesetimbangannya. Perhatikan contoh berikut:

Reaksi kesetimbangan: N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

Kc =〖[NH3]〗^(2 )/(〖[N2]〗^ 〖[H2]〗^3 )

b) Untuk reaksi Kesetimbangan Heterogen

Reaksi kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang terdiri dari zat-zat yang
berbeda wujudnya. Reaksi kesetimbangan heterogen ada yang terdiri dari wujud padat, gas,
dan cair. Beberapa contoh kesetimbangan heterogen dan harga Kc nya yaitu:

Reaksi kesetimbangan: CaCO3(g) ⇌ CaO(s) + CO2(g)

Kc =([CO2])/([CaCO3])

Contoh Soal:

40
Diketahui reaksi kesetimbangan: 2HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g). Jika 1 mol gas HI dimasukkan ke
dalam wadah sebesar satu Liter dan dipanaskan pada suhu tertentu terbentuk 0,2 mol gas I2,
maka harga tetapan kesetimbangan Kc adalah ....

c) Hubungan Kc dari persamaan Reaksi yang sama

Persamaan reaksi setara yang dimaksud adalah beberapa persamaan reaksi yang berasal dari
satu persamaan reaksi kesetimbangan. Beberapa persamaan reaksi kesetimbangan

tersebut diperoleh dengan membalikkan persamaan reaksi kesetimbangan tertentu atau


mengalikan persamaan reaksi kesetimbangan tertentu dengan suatu bilangan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh berikut ini:

· Secara umum reaksi kesetimbangan: A + B ⇌ C + D

Kc = K1

· Reaksi kesetimbangan di atas dibalik sehingga diperoleh reaksi kesetimbangan: C + D


⇌A+B

Kc = K2

· Persamaan reaksi kesetimbangan pada (a) dikali dua sehingga diperoleh reaksi
kesetimbangan 2A + 2B ⇌ 2C + 2D

Kc = K3

41
2. Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial

Untuk suatu sistem kesetimbangan yang melibatkan gas, pengukuran dilakukan terhadap
tekanan, bukan terhadap konsentrasi. Tetapan kesetimbangan Kc diberi harga dalam
konsentrasi yang dinyatakan dalam mol per liter atau molar, sedangkan tetapan
kesetimbangan gas Kp diberi harga dalam tekanan parsial gas. Untuk menentukan persamaan
tetapan kesetimbangan gas Kp, sama seperti menentukan persamaan tetapan kesetimbangan
Kc, hanya saja satuan konsentrasi pada Kc diganti dengan tekanan parsial gas pada Kp.

mA + nB ⇌ pC + qD

Kc = Pc PD PA PB

Kc = (〖[Pc ]〗^(P ) 〖[PD]〗^q)/(〖[PA ]〗^m 〖[PB ]〗^n )

P = tekanan parsial senyawa gas

Perbandingan tekanan parsial = perbandingan mol saat setimbang

Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya dapat
ditentukan :

Tekanan Parsial Zat =(Mol zat setimbang)/(mol total saat setimbang ) x tekanan total

Dalam ruang 1 liter sebanyak 0,6 mol gas PCl5 dipanaskan menurut reaksi

PCl5 (g) → PCl3 (g) + Cl2 (g) Dalam kesetimbangan dihasilkan 0,2 mol gas Cl2, jika
temperatur pada ruangan 300 K dan harga R= 0,082 atm L atm

mol-1K-1 harga Kp….

Penyelesaian:

42
c. Hubungan Kc dan Kp

43
d. Kesetimbangan Disosiasi

Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam disosiasi juga
terdapat kesetimbangan (baik homogen maupun heterogen). Untuk menyatakan perbandingan
antara banyaknya zat-zat yang terurai dengan banyaknya zat mula-mula, dipakai istilah
derajat disosiasi yang diberi lambang ( )

Harga

Contoh :

Reaksi penguraian

2 SO3(g) ⇌ 2 SO2(g) + O2(g)

Memiliki tetapan kesetimbangan K = 0,025 mol/L pada suhu tertentu. Untuk dapat
membatasi penguraian 2 mol/L SO3 sampai 20 % saja, pada suhu tersebut berapa
konstentrasi gas O2 yang ditambahkan?

Penyelesaiian :

44
45
Penerapan Reaksi Kesetimbangan di Industri
1. Pembentukan Amonia dengan proses Haber-Bosch
Proses Haber Bosch dalam bidang industri contohnya pada pembuatan amonia
(NH3) merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting bagi kehidupan, teutama
sebagai bahan pembuatan pupuk dan sebagai pelarut yang baik untuk berbagai
senyawa ionik dan senyawa polar. Amonia dibuat berdasarkan reaksi antara gas
nitrogen dengan hidrogen.
2. Pembentukan Belerang Trioksida (SO3) pada proses kontak
2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g) + 42.000 kal

Reaksi ini menyerupai sintesis amonia karena reaksi yang terjadi adalah eksoterm dan
terjadi penurunan volume. Untuk mengatasi SO3 yang optimum operasi/reaksi
dilakukan pada temperatur rendah, tekanan tinggi, dan gas oksigen atau SO2
berlebihan, tetapi proses tidak ekonomis karena laju reaksinya rendah.
3. Pembentukan Nitrogen Oksida ( Proses Birkland-Eyde )
N2 + O2(g) ↔ 2NO – 43.250 kal

Reaksi pembentukan NO merupakan reaksi eksoterm, maka jika temperatur


dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah penyerapan kalor atau ke arah reaksi
endoterm. Dengan demikian, pembentukan NO akan bertambah pada kenaikan
temperatur. Selain itu, hasil NO semakin bertambah bila gas N2 dan O2 berlebihan.
4. Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak
Asam sulfat digunakan pada industri baja untuk menghilangkan karat besi
sebelum baja dilapisi timah atau seng. Pada pembuatan zat warna, obat-obatan; pada
proses pemurnian logam dengan cara elektrolisis; pada industri tekstil, cat, plastik,
akumulator, bahan peledak, dan lain-lain. Pendeknya, banyaknya pemakaian asam
sulfat di suatu negara telah dipakai sebagai ukuran kemakmuran negara tersebut.

46
Kesetimbangan Dinamis dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal di alam yang mengalami


kesetimbangan dinamis. Contoh beberapa proses yang termasuk ke dalam proses
kesetimbangan dinamis yaitu sebagai berikut :

 Proses pemanasan air dalam wadah tertutup


 Proses pelarutan zat padat dalam air, misalnya garam AgCl dilarutkan dalam air
sehingga padatan AgCl sebagian melarut ke dalam air. Pada waktu AgCl sudah
melarut, terjadi lagi reaksi pembentukan padatan AgCl yang disebut proses
pengendapan. Hal itu berarti dalam sistem terjadi dua proses yang berlawanan arah,
yaitu proses pelarutan AgCl yang arahnya kekanan dan proses pengendapan AgCl
yang arahnya kekiri. Pada saat tertentu laju proses pelarutan (V 1) akan sama dengan
laju proses pengendapan (V2). Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan dinamis.
Pada keadaan setimbang V1=V2. Hal itu dapat dituliskan sebgai berikut.
AgCl (g) ⇋ Ag+ + Cl-
 Proes penguapan air dari permukaan bumi dengan proses turunnya hujan merupakan
kesetimbangan dinamis. Jika dalam kurun waktu tertentu jumlah air yang menguap
dari permukaan bumi sama dengan jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi melalui
turunnya hujan, maka kesetimbangan air di alam dapat dipertahankan. Akan tetapi,
kenyataan yang dihadapi oleh manusia pada masa sekarang ini sangat berbeda
dengan kesetimbangan dinamis yang kita bicarakan sebelumnya musim kemarau
berkepanjangan mengakibatkan banyak tanaman mengalami kekeringan, lalu mati
sehingga manusia menderita kelaparan. Sebaliknya hujan yang terus menerus
menyebabkan bencana banjir yang mengakibatkan banyak manusia meninggal dan
banyak rumah yang hanyut terbawa arus banjir.

47
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Satu mol A dan B direaksikan sampai mencapai kesetimangan
A(g) + B(g) <-> C(g) + D(g). Pada saat setimbang, didapat zat A = 0.33mol. Hitung
tetapan kesetimbangannya (Kc)!
Jawab : 
             A(g) + B(g) <-> C(g) + D(g)
Mula-mula : 1    1
Bereaksi   : 0.67   0.67     0.67   0.67
            __________________________ _
Seimbang   : 0.33   0.33     0.67   0.67
[ C] [ D]
K=
[ A ][ B ]
[ 0,67 ][ 0 , 67 ]
=
[ 0,33 ][ 0,33 ]
= 4,122

2. Pemanasan gas SO3 dalam ruang tertutup pada temperatur tertentu menghasilkan


O2 sebanyak 20% volume. tentukan derajat disosiasi SO3
Jawab :
             SO3 ↔ SO2 + ½ O2
Mula-mula : 80        -       -
Bereaksi   : 40       40     20
          ——————————-
Setimbang : 40       40     20

mol zat terlarut


α = mol mula−mula
40
α = 80

α = 0,5

3. Pada Pemanasan 1 mol gas SO3 dalam ruang yang volumenya 5 liter diperoleh gas o2
sebanyak 0.25 mol. Pada keadaan tersebut tetapan kesetimbangan Kc adalah…

48
Jawab :

2SO3       ⇌     2SO2   +  O2

M :         1                    –            -

B :         0.5               0.5        0.25__

S :          0.5               0.5        0.25

[SO3] =  0.5 / 5 = 0.1 M

[SO2] =  0.5 / 5 = 0.1 M

[O2]    =  0.25 / 5 = 0.05 M

[SO 2]2. [O 2]
Kc = [SO3 ]2
[0.1]2. [0,1]
Kc = [0.05]2
Kc = 0,05

4. Pada Suatu reaksi kesetimbangan 2Al(s) + 3H2O    ⇌      Al2O3(s) + 3H2

Mula-mula terdapat 1 mol Al dan 1 mol uap air. Setelah kesetimbangan tercapai
terdapat 0.6 mol hz. Harga tetapan kesetimbangan adalah…

2Al(s)      +   3H2O     ⇌        Al2O3(s)      +     3H2

M :     1                 1                        –                    -

B :       0.4             0.6                     0.2               0.6 

S :       0.6             0.4                     0.2               0.6

[ H 2]3
Kc = [ H 2 O]3

[0,6]3
Kc = [0,4]3

49
= 3,375

5. Sebanyak 0,4 mol HI di masukan ke dalam bejana 1 liter, sehingga terjadi


kesetimbangan menurut persamaan berikut: 2HI ⇋ H2 + I2 .
Jika derajat dissosiasi HI diketahui sama dengan 0,25. Hitung harga Kc ?
Jawab :
2HI ⇋ H2 + I2 .

M :        0,4            -          -

B :         0.1          0.05     0.05__

S :          0.3          0.05     0.05

mol zat terlarut


α = mol mula−mula
mol zat terlarut
0,25 = 0,4
Mol terlarut = 0,1 mol

[ H 2] [ I 2 ]
Kc = [ H I ]2

[ 0,05 ][ 0,05 ]
Kc = [0,3 ]2

Kc = 0,028

BAB III

PENUTUP

50
A. Kesimpulan

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati
selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan
maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang
teramati dalam sistem.

Untuk mencapai kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya dapat balik,
sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di mana
baik zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup
tidak selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas. Keadaan
setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang berlawanan arah berlangsung secara
simultan dan terus menerus, tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.

Kp atau Kc merupakan tetapan pada temperatur tertentu yang tetap dan hanya berlaku
untuk gas. Dengan demikian, kesetimbangan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, tekanan,
volume, dan temperatur. Pengaruh konsentrasi, tekanan, volume, dan temperatur pada
kesetimbangan dijelaskan menurut Le Chatelier, maka pada sistem akan timbul reaksi yang
berusaha untuk menetralkan aksi tersebut, sehingga harga tetapan kesetmbangan tetap.
Pada kesetimbangan heterogen, apabila fas azat adalah padat dan gas, maka harga Kp
hanya tergantung pada fasa gas, karena harga aktivitas zat padat adalah : Pengaruh
konsentrasi, tekanan, dan temperatur pada kesetimbangan heterogen adalah sama dengan
pengaruhnya kesetimbangan homogen.
Penerapan sistem kesetimbangan dalam proses industri pada kondisi-kondisi tertentu
(konsentrasi, tekanan, katalis, dan temperatur) dilakukan agar proses dapat dilakukan secara
ekonomis. Salah satu proses yang mengguanakan prinsip sistem kesetimbangan dalam reaksi
adalah proses Haber-Bosch dalam pembentukan amonia.

B. Saran

51
Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan kritikan dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Sekian materi dari
pemakalah, apabila terdapat kesalahan pemakalah memohon maaf dengan sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

52
Keenan, dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Mulyani, Sri. 2005. Kimia Fisika 2. Surabaya : Universitas Negeri Malang.

53

Anda mungkin juga menyukai