Anda di halaman 1dari 28

KESETIMBANGAN KIMIA

DAN TERMOKIMIA

Disusunoleh :

Amran Fadila

Angel Cintya Sirait

Nia Silviana

SheillaAnggraini

Vanduyn Hoven Sibarani

Dosenpembimbing :

Ir. Ramayana, M.Si

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


TEKNIK KIMIA
2018

1
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkatnya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul kesetimbangan kimia dan termokimia.

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk melengkapi tugas kimia dasar
di Institut Teknologi Medan pada semester pertama. Kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada dosen Ir. Ramayana, M.Si yang telah memberikan banyak
ilmu tentang pelajaran kimia dasar.

Kami mengharapkan makalah ini dapat dipandang sebagai sumber


referensi dan untuk memperluas wawasan mahasiswanya dan memahami tentang
makalah yang berjudul kesetimbangan kimia dan termokimia sehingga dapat
mengamalkannya.

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................. 2

Daftar isi.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5

1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................... 5

1.4 Manfaat.......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kesetimbangan kimia...................................................................... 6

2.1.1 Definisi kesetimbangan kimia.......................................... 6

2.1.2 Ciri-ciri kesetimbangan kimia.......................................... 9

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia........... 9

2.1.4 Jenis-jenis kesetimbangan kimia..................................... 11

2.2 Termokimia.................................................................................... 16

2.2.1 Pengertian Termokimia................................................... 16

2.2.2 Sistem dan Lingkungan................................................... 16

2.2.3 Jenis-jenis Reaksi Termokimia....................................... 18

2.2.4 Persamaan Termokimia................................................... 19

2.2.5 Entalpi dan Perubahan Entalpi........................................ 20

2.2.6 Penentuan Perubahan Entalpi.......................................... 21

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 27

3.1 Saran.............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dalam makalah ini, kami mengambil tema mengenai kesetimbangan kimia
dan termokimia.Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang terbentuk bila laju
reaksi sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring
berjalannya waktuReaksi kearah kananadalah reaksi pembentukan , sedangkan
reaksi kearah kiri adalah reaksi penguraian . Kedua reaksi ini disebut reaksi dapat
balik atau reaksi reversibel. Artinya, reaksi dapat berlangsung dari pereaksi
membentuk produk dan dari produk kearah pereaksi kembali ( reaksi bolak-balik).
Reaksi bolak-balik biasanya berlangsung dalam sisitem tertutup dimana
tidak ada perpindahan materi dari lingkungan kesisitem dan sebaliknya, dengan
kecepatan reaksi sama. Suatu reaksi kimia yang berlangsung kekanan dan kekiri
dengan kecepatan reaksi sama ini disebut berada dalam keadaan setimbang atau
reaksi kesetimbangan.
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas
danenergi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang
dikandungsetiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu
zat adalahsemacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang
terkandungdalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan
dengan simbolΔH.Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi
disebut perubahanentalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas
suatu zatyang menyertai suatu reaksiatau proses kimia dan fisikadisebut
termokimia.Secaraoperasionaltermokimiaberkaitandenganpengukurandanpernafsir
anperubahankaloryangmenyertaireaksikimia,perubahankeadaan,danpembentukan
larutan.

4
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
kesetimbangan kimia dan termokimia. Memaparkan dan menjelaskan
kesetimbangan kimia dan termokimia dan sebagai penambahan pengetahuan dan
wawasan akan kesetimbangan kimia dan termokimia. Agar setiap orang dapat
mengerti dan dapat memahaminya

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia dan termokimia ?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
danpenentuan tetapan kesetimbangan kimia ?
3. Apa saja jenis-jenis jenis-jenis perubahan entalpi dan penentuan
perubahan entalpi ?

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia dan

termokimia
2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia dan dapat menghitung tetapan kesetimbangan
kimia
3. Dapat mengetahui jenis-jenis perubahan entalpi dan dapat menghitung
penentuan perubahan entalpi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesetimbangan kimia

2.1.1 Definisi Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan


yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai
keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan
sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian,
aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk
secara terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan
kembali dengan kecepatan yang sama.

            Persamaan tersebut adalah suatu bentuk matematika hukum aksi massa


yang diusulkan oleh Cato Gulberg dan Peter Wage pada tahun 1864 menyatakan
bahwa Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali
konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi
yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya adalah tetap.dalambentuk berikut ,

Kecepatan suatu reaksi kimia pada suhu konstan adalah sebanding dengan
hasil kali konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Mari kita tinijau dulu suatu reaksi
reversibel yang sederhana pada suhu tetap :

A + B C + D

Kecepatan dengan mana A dan B bereaksi,adalah sebanding dengan


konsentrasi mereka,atau

V1 =k1 x [A] x [B]

6
Dimana k1adalah tetapan yang disebut,tetapan laju,dan kurung siku
menunjukkan konsentrasi molar zat yang ada didalam kurung . sama
halnya,kecepatan dengan mana proses kebalikannya berlangsung dinyatakan oleh

V2 = 2 k x [C] x [D]

Pada keadaan setimbang,kecepatan reaksi yang balik dan yang


maju,adalah sama (kesetimbangan ini adalah kesetimbangan dinamis dan bukan
kesetimbangan statis),dan karena itu

V1 = V2

Atau

k1 x [A] x [B] = k2 x [C] x [D]

dengan mengubah-ubah persamaan,diperoleh

[C] x [D] k1
= =K
[A] x [B] k2

K adalah tetapan kesetimbangan dari reaksi. Nilainya tak bergantung pada


konsentrasi-konsentrasi zat yang terlibat,tetapi berubah sedikit dengan suhu dan
tekanan.

Secara umum,untuk reaksi :

mA + nB pC + qD

persamaan tetapan kesetimbangannya adalah :

[C]p x [D]q
Kc =
[A]m x [B]n

7
Karena satuan konsentrasi adalah M , satuan

Kc = M (p+q) – (m+n)

Contoh :

Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) dari sistem kesetimbangan


berikut ini: 

Pembahasan
Perhatikan rumus untuk kesetimbangan kimia berikut ini: 
mA + nB pC + Qd

[C]p x [D]q
Kc =
[A]m x [B]n

Sehingga 

[H2S]2[O2]3
Kc =
[H2O]2[SO2]2

Persamaan tetapan kesetimbangan tekanan parsial (Kp)

(PCc x PDd)
Kp =
(PAa x PBb)

8
Contoh :

Jika diketahui reaksi kesetimbangan:


CO2(g) + C(s)     2CO(g)
Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total
dalaun ruang 5 atm!
Jawab:
Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2 = (5 – x)
atm.
Kp = (PCO)2 / (PCO2) 
= x2 / (5 – x) = 16 
x2 = 16
x = √16
x=4
Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 – x) =(5 – 4) = 1 atm

2.1.2 Ciri-Ciri Kesetimbangan kimia

 Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap
  Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang
berlawanan
 Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
 Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada
 Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati

2.1.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia

1. Pengaruh konsentrasi

Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka reaksi bergeser
dari arah zat tersebut, sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan
bergeser ke arah zat tersebut.

9
2. Pengaruh tekanan

Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada sistem gas, berdasarkan


hukum boyle bila tekanan gas diperbesar maka volumenya diperkecil, sedangkan
bila tekanan gas diperkecil maka volume gas diperbesar, berdasarkan persamaan
gas ideal PV = nRT bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika
mol gas bertambah maka tekanan akan membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas
berkurang maka tekanan akan menjadi kecil. Dengan demikian jika tekanan
diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil dan
juga sebaliknya.

3. pengaruh suhu

Reaksi pada proses Haber adalah reaksi eksotermis. Reaksi tersebut dapat
dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :

N2(g) + 3 H2(g) 2NH3(g) + Kalor

Jika campuran reaksi tersebut dipanaskan, akan terjadi peningkatan jumlah


kalor dalam sistem kesetimbangan. Untuk mengembalikan reaksi ke kondisi
setimbang, reaksi akan bergeser dari arah kanan ke kiri.

Akibatnya, jumlah reaktan akan meningkat disertai penurunan jumlah


produk. Tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan. Agar jumlah amonia
yang terbentuk meningkat, campuran reaksi harus didinginkan. Dengan demikian,
jumlah kalor di sisi kanan akan berkurang sehingga reaksi akan bergeser ke arah
kanan.

Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut


bergeser ke sisi endotermis. Sebaliknya, mendinginkan campuran reaksi
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke sisi eksotermis.

10
2.1.4 Jenis- Jenis Kesetimbangan Kimia

1) Kesetimbangan Homogen

Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh
kesetimbangan homogen fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :

N2O4(g) 2NO2(g)

[NO2]2
Kc =
[N2O4]

Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam
bentuk tekanan parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal,
PV=nRT). Dengan demikian, satuan konsentrasi yang diganti dengan tekanan
parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai berikut :

(PNO2)2
Kp =
(PN2O4)

PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat
kesetimbangan tercapai. Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang
dinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kp hanya dimiliki oleh sistem
kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.

Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya
konsentrasi reaktan dan produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing
gas saat kesetimbangan. Dengan demikian, terdapat hubungan sederhana antara
Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam persamaan matematis berikut :

Kp = Kc (RT)∆n

11
Keterangan :

Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas

Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas

R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)

T = temperatur reaksi (K)

∆n= Σ koefisien gas produk - Σ koefisien gas reaktan

Contoh :

Untuk reaksi kesetimbangan berikut ;


PCL5(g) PCl3 (g) + Cl2(g)
harag Kc pada 191 oC = 3,26 x 10 -2 M. Tentukan harga Kp pada suhu tersebut.

Jawab :

R = 0,0821 L atm/mol.k
T = (191 oC + 273) =464 K
∆n = ( 1 + 1 ) – 1 = 1

Kp = Kc (RT)∆n
= 3,26 x 10 -2 (0,0821.464)1 atm
= 3,26 x 10 -2 . 38,0944
= 1,24 atm

Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah


kesetimbangan homogen fasa larutan. Salah satu contoh kesetimbangan homogen
fasa larutan adalah kesetimbangan ionisasi asam asetat (asam cuka) dalam air.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CH3COOH(aq)CH3COO-(aq) + H+(aq)

12
[CH3COO-] [H+]
Kc =
[CH3COOH]

2) Kesetimbangan Heterogen

Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang


berbeda. Sebagai contoh, saat padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah
tertutup, akan terjadi reaksi berikut :

CaCO3(s)CaO(s) + CO2(g)

Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang
berbeda, yaitu padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon
dioksida. Dalam kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif
konstan, sehingga tidak disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan
kimia. Dengan demikian, persamaan konstanta kesetimbangan reaksi penguraian
padatan kalsium karbonat menjadi sebagai berikut :

Kc = [CO2]

Kp = PCO2

Baik nilai Kcmaupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO (jumlah
padatan). Beberapa aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta
kesetimbangan kimia saat reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah) antara
lain :

1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dua atau lebih reaksi,
nilai konstanta kesetimbangan reaksi keseluruhan adalah hasil perkalian
konstanta kesetimbangan masing-masing reaksi.

A + B C + D Kc’

C + D E + F Kc’’

A + B E + F Kc = Kc’ x Kc’’

13
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi kebalikan dari nilai konstanta kesetimbangan semula.

A + B C + D Kc’ = [C] [D] / [A] [B]

C + D A + B Kc = [A] [B] / [C] [D] = 1 / Kc’

3. Jika suatu reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n, nilai konstanta


kesetimbangan menjadi nilai konstanta kesetimbangan semula dipangkatkan
dengan faktor n.

A + B C + D Kc’ = [C] [D] / [A] [B]

2 A + 2 B D 2 C + 2 D Kc = [C]2 [D]2 / [A]2 [B]2

= { [C] [D] / [A] [B] }2 = (Kc’)2

Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi


arah reaksi. Untuk mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran
Qc, yaitu hasil perkalian konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian
konsentrasi awal reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya. Jika nilai Qc dibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga kemungkinan
hubungan yang terjadi, antara lain :

1. Qc < Kc

Sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk


mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya,
reaksi cenderung ke arah produk (ke kanan).

2. Qc = Kc

Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah


reaktan maupun produk, sama.

14
3. Qc > Kc

Sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk


mencapai kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya,
reaksi cenderung ke arah reaktan (ke kiri).

Kesetimbangan kimia dapat diganggu oleh beberapa faktor eksternal.


Sebagai contoh, pada pembahasan proses Haber sebelumnya, telah diketahui
bahwa nilai Kc pada proses Haber adalah 3,5.108 pada suhu kamar. Nilai yang
besar ini menunjukkan bahwa pada kesetimbangan, terdapat banyak gas amonia
yang dihasilkan dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Akan tetapi, masih ada gas
nitrogen dan gas hidrogen yang tersisa pada kesetimbangan. Dengan menerapkan
prinsip ekonomi dalam dunia industri, diharapkan sebanyak mungkin reaktan
diubah menjadi produk dan reaksi tersebut berlangsung sempurna. Untuk
mendapatkan produk dalam jumlah yang lebih banyak, kesetimbangan dapat
dimanipulasi dengan menggunakan prinsip Le Chatelier.

Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier,


menemukan bahwa jika reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan
keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju pada
kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk mengatasi perubahan
yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap perubahan yang
diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier.

15
2.2 Termokimia

2.2.1 Pengertian termokimia

Termokimia yang merupakan bagian dari Termodinamika yang membahas


hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan
dengan reaksi kimia. Dalam termodinamika, kita mempelajari keadaan sistem,
yaitu sifat makroskopis yang dimiliki materi, seperti energi, temperatur, tekanan,
dan volume. Keempat sifat tersebut merupakan fungsi keadaan, yaitu sifat materi
yang hanya bergantung pada keadaan sistem, tidak memperhitungkan bagaimana
cara mencapai keadaan tersebut.  Artinya, pada saat keadaan sistem mengalami
perubahan, besarnya perubahan hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir
sistem, tidak bergantung pada cara mencapai keadaan tersebut.

- Hukum kekekalan energi

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika atau hukum


kekekalan energi terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang
menyertai reaksi kimia.,pendirinya ialah Wilard Gibs .Hukum termodinamika
pertama (first law of thermodynamics) “menyatakan bahwa energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain,tetapi tidak dapat diciptakan atau di
musnahkan”.1

2.2.2 sistem dan lingkungan

Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang


menyangkut perpindahan energi, Yaitu Sistem dan Lingkungan. Sistem
merupakan Pusat fokus perhatian yang diamati dalam suatu percobaan.
Lingkungan merupakan hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem. Contoh ialah pada saat mengamati air yang direbus hingga
mendidih, maka isi air di dalam panci merupakan sistem sedangkan udara di
bagian permukaan air dan dinding panci merupakan lingkungan.Sistem terbagi
menjadi 3,yaitu:

1
Raymond Chang, Kimia dasar:konsep-konsep inti jilid 1, (Jakarta: Erlangga,2005),hlm 162-164.

16
1. Sistem terbuka

Sistem yang Dapat mempertukarkan massa dan energi dengan


lingkunganya. Contoh: Ketika kamu memasak air dengan bagian atas panci
terbuka, yang direbus hingga mendidih,air akan menguap. Sehingga Energi yang
ada di dalam panci juga dapat bertambah dan berkurang dengan bebas, baik itu
hilangya panas karena radiasi maupun karena terserap udara di permukaan panci.

2. Sistem tertutup

Sistem yang memungkinkan adanya pertukaran energi dengan


lingkungannya,namun tidak terjadi pertukaran massa.Contoh: Ketika kamu
memasak air dengan bagian atas tertutup rapat, maka ini termasuk dalam sistem
tertutup. Sebab massa di dalam panci tidak dapat bertambah ataupun berkurang.
Sementara itu energi dapat bertambah ataupun berkurang melalui radiasi maupun
induksi panas.

3. Sistem terisolasi

kondisi dimana tidak mungkin terjadi pertukaran massa dan energi dari
sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.contoh: Ketika kamu menyimpan air
panas di dalam termos yang tertutup rapat,sehingga pada kondisi ini massa dan
energi di dalam termos tidak akan dapat berkurang maupun bertambah. Seperti
yang kalian ketahui bahwa panas di dalam termos tidak akan berkurang walaupun
lingkungannya dingin pun, tidak akan bertambah ketika temperatur di luar tinggi.2

2
Ibid, hlm 161.

17
2.2.3 Jenis-jenis Reaksi Termokimia

1. Reaksi eksoterm

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor  dari Sistem


ke Lingkungan. Dalam kata lain reaksi eksoterm Melepaskan kalor atau
menghasilkan energi. Saat terjadi reaksi ini suhu sistem naik.Sistem melepaskan
kalor ke lingkungan karena adanya kenaikan suhu. (∆H= -)

contoh:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆H = - 26,78 kj

2. Reaksi endoterm

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan


kalor  dariLingkungan ke Sistem. Dalam kata lain reaksi endoterm menyerap
kalor atau memerlukan energi. Saat terjadi reaksi ini suhu sistem turun.Sistem
menyerap kalor oleh sistem karena adanya penurunan suhu.3 (∆H = +)

Contoh:
2NH3(g) N2 (g) + 3H2 (g) ∆H = + 26,78 kj

2.2.4 Persamaan Termokimia

Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang dilengkapi dengan


harga perubahan entalpi (Perubahan entralpi standar (∆H)) yang menyertakan
kalor reaksi (entalpi reaksi) yang menunjukkan hubungan antara massa dan
energi.cara menentukan persamaan termokimia.4

1. Persamaan termokimia harus mencantumkan koefisien dan fasa zat,yaitu :

3
Ralph H.petrucci, Kimia dasar: prinsip dan terapan modern jilid 1, (Jakarta:erlangga,1992),
hlm 182-183.
4
Raymond Chang, Kimia dasar:konsep-konsep inti jilid 1, op.cit, hlm 169-170.

18
- fasa padat (solid) (s)

- fasa cair (liquid) (l)

- fasa larutan (aques) (aq)

- fasa gas (g)

2. Persamaan termokimia harus mencantumkan ∆H disebelah kanan persamaan


reaksi.
∆H = (-) Reaksi Eksoterm

∆H = (+) Reaksi Endoterm

3. Jika persamaan termokimia di kalikan dengan suatu bilangan maka ∆H nya


juga di kalikan dengan bilangan tersebut.

contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆H = - 200 kj


x2
2N2 (g) + 6H2 (g)4NH3(g) ∆H = - 400 kj

4. jika persamaan termokimia di balikkan arahnya,maka ∆H juga berubah tanda.


contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆H = - 200 kj

2NH3(g) N2 (g) + 3H2 (g) ∆H = + 200 kj

2.2.5 entalpi dan perubahan entalpi

Entapi adalah perpindahan energi dalam bentuk kalor yang tersimpan di


dalam suatu sistem.yang dapat diukur apabila suatu sistem mengalami perubahan.
perubahan entalpi adalah perubahan panas dari reaksi pada suhu dan tekanan yang
tetap, yaitu selisih antara entalpi zat-zat hasil dikurangi entalpi zat-zatreaktan.

RUMUS:
∆H = Hp – Hr

19
Keterangan: ∆H : Perubahan Entalpi
Hp : Entalpi zat produk
Hr : Entalpi zat reaktan

Jenis-jenis perubahan entalpi :


1. Perubahan Entalpi Pembentukan (∆Hf)
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses pembentukan satu mol
senyawa melalui unsur-unsurnya.
Contoh :
C(g)  +   O2(g)   CO2(g)  ∆H = - 393,5 kJ

Unsur + Unsur  →  Senyawa

∆H0f  = ∑ n∆H0 f (produk) - ∑ n∆H0 f (reaktan)

2. Perubahan Entalpi Penguraian (∆Hd)

Merupakan kalor yang terlibat dalam proses penguraian satu mol senyawa
menjadi unsur-unsur pembentuknya.

Contoh :
CO2(g) C(g)  + O2(g)  ∆H= + 393,5 kJ
Senyawa → Unsur + Unsur

3. Perubahan Entalpi Pembakaran (∆Hc)

Merupakan kalor yang terlibat dalam proses pembakaran satu mol unsur
atau satu mol senyawa dengan oksigen.
Contoh :
C(g)  +    O2(g)   CO2(g) 

4. Perubahan Entalpi Netralisasi (ΔH°n)

20
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses reaksi 1 mol senyawa asam
(H+) dengan 1 mol senyawa basa (OH–).5

Contoh:
HCl(aq)+ NaOH(aq)   NaCl(aq) + H2O(l)

2.2.6 Penentuan Perubahan Entalpi

1. Kalorimetri

Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap


atau dibebaskan sistem. Perubahan entalpi dapat diukur menggunakan kalorimeter
sederhana dan kalorimeter bom.

- Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah yang bersifat isolator


(tidak menyerap kalor) misalnya gelas dari styrofom atau plastik yang
bersifat isolator.Sehingga wadah dianggap tidak menyerap kalor pada saat
reaksi berlangsung.

- Kalorimeter Bom merupakan suatu kalorimeter yang dirancang khusus


sehingga benar-benar terisolasi. Pada umumnya sering digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang
melibatkan gas.

5
Ralph H.petrucci, Kimia dasar: prinsip dan terapan modern jilid 1, op.cit, hlm 180-181.

21
Meskipun sistem diusahakan terisolasi, tetapi ada kemungkinan sistem
masih dapat menyerap atau melepaskan kalor ke lingkungan, dalam hal ini
lingkungan nya adalah kalorimeter sendiri. Jika kalorimeter juga terlibat dalam
pertukaran kalor, maka besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter
(kapasitas kalorimeter, C) harus diperhitungkan.
Jumlah kalor yang dilepas atau diserap sebanding dengan massa, kalor jenis
zat, dan perubahan suhu. Hubungannya adalah sebagai berikut:

q = m × c × ∆T

Keterangan : q          = perubahan kalor (J)


m         = massa zat (g)
c          = kalor jenis zat (J/g.K)
∆T       = perubahan suhu (K)

Contoh Soal:
Pada suatu percobaan direaksikan 50 cm3 larutan HCl 1 M dengan 50
cm3 larutan NaOH 1 M dalam gelas plastik yang kedap panas, ternyata suhunya
naik dari 29oC menjadi 35,5oC. Kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor
jenis air yaitu 4,18 Jg–1K–1 dan massa jenis larutan dianggap 1 g/cm3. Tentukan
perubahan entalpi dari reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

22
Jawab :
massa larutan = volume larutan × massa jenis air
                        = 100 cm3 × 1 g/cm3
                        = 100 g
∆T     = (35,5 + 273)K – (29 + 273)K
       = 6,5 K
q(larutan)           = massa larutan × kalor jenis larutan × ∆T
                        = 100 g × 4,18 J g–1K–1 × 6,5 K
                        = 2717 Joule
                        = 2,72 kJ
mol NaOH      = mol HCl
                        = 0,05 L × 1 mol L–1
                        = 0,05 mol
Jadi, pada reaksi antara 0,05 mol NaOH dan 0,05 mol HCl terjadi perubahan
kalor sebesar 2,72 kJ. Maka untuk setiap 1 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol HCl
akan terjadi perubahan kalor :
= 2, 72 kJ  : 0,05 mol
= 54,4 kJ/mol
Oleh karena pada saat reaksi suhu sistem naik berarti reaksi berlangsung
eksoterm, perubahan entalpinya berharga negatif.
Persamaan termokimianya:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)  ∆H = – 54,4 kJ

2. Hukum Hess
 Pada tahun 1840 Henry Hess dari Jerman menyatakan, perubahan
entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak
bergantung pada jalannya reaksi.6

Aturan yang harus diperhatikan adalah :

6
Keenan, Kimia untuk universitas, (Jakarta: erlangga,1990), hlm 478-482

23
1. Posisi pereaksi dan hasil reaksi yang diketahui harus sama dengan posisi
yang ditanyakan. Jika tidak sama maka posisi yang diketahui harus diubah.
2. Koefisien reaksi (mol zat) yang diketahui harus sama dengan yang
ditanyakan.

Cara mencari ∆H : 1. Menyusun : - Mengkalikan


- Merubah arah reaksi (produk Reaktan )
2. - Bersebrangan ruas = (-)
Sama-sama ruas = (+)
- Menjumlahkan

Contoh :
Diketahui reaksi : 1. H2 (g) + F2 (g) 2Hf (g) ∆H = - 537 KJ
2. Cs(s) + 2F2(g) Cf4(g) ∆H = - 680 KJ
3. 2C(s) + 2H2 (g) C2H4 (g) ∆H = + 52,3 KJ

Ditanya,tentukan entalpi reaksi: C2H4 (g) + 6F2 (g) 2Cf4 (g) + 4Hf ∆H = ..... ?
Jawab:
1. H2 (g) + F2 (g) 2Hf (g) ∆H = - 537 KJ
x2
2H2 (g) + 2F2 (g) 4Hf (g) ∆H = - 1074 KJ

2. Cs(s) + 2F2(g) Cf4(g) ∆H = - 680 KJ


x2
2Cs(s) + 4F2(g) 2Cf4(g) ∆H = - 1360 KJ

3. 2C(s) + 2H2 (g) C2H4 (g) ∆H = + 52,3 KJ

C2H4 (g) 2C(s) + 2H2 (g) ∆H = - 52,3 KJ

Menjumlahkan : 2H2 (g) + 2F2 (g)4Hf (g) ∆H = - 1074 KJ


2C(s) + 4F2(g) 2Cf4(g) ∆H = - 1360 KJ

24
C2H4(g) 2C(s) + 2H2(g) ∆H = -52,3 KJ
+
C2H4 (g) + 6F2 (g) 2Cf4 (g) + 4Hf ∆H = - 2486,3 KJ

3. Menggunakan Entalpi Pembentukan


Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data pembentukan zat pereaksi
dan produknya.7
Secara umum untuk reaksi:
a PQ + b RS → c PS + d QR
reaktan            produk
maka,∆H reaksi = [ c. ∆Hf0 PS + d. ∆Hf0 QR] – [ a. ∆Hf0 PQ + b. ∆Hf0 RS]

∆H reaksi = ∆Hf0 (produk) - ∆Hf0 (reaktan)

Contoh soal:
Tentukan entalpi reaksi pembakaran etanol, jika diketahui :
∆Hf0 C2H5OH = –266 kJ
∆Hf0 CO2 = –394 kJ
∆Hf0 H2O = –286 kJ
Jawab:
Reaksi pembakaran etanol :
C2H5OH + O2(g) → 2CO2 + 3H2O
∆H reaksi = [2 ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O] – [1 ∆Hf0 C2H5OH + 1 ∆Hf0 O2]
                 = [2 (–394) + 3 (–286)] kJ – [1 (–266) + 1 (0)] kJ
                 = [–1646 + 266] kJ
= –1380 kJ
4. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
oleh satu molekul gas menjadi atom-atom dalam keadaan gas. Harga energi ikatan

7
Ibid, hlm 483-485

25
selalu positif, dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada kondisi zat-zat
berwujud gas.8
Energi ikatan rata-rata dari beberapa ikatan (kJ/mol)

Menghitung ∆H reaksi berdasarkan energi ikatan:


∆H = ∑ Energi ikatan yang diputuskan – ∑ Energi ikatan yang terbentuk

Contoh Soal:
Dengan menggunakan tabel energi ikatan, tentukan ∆H yang dibebaskan
pada pembakaran gas metana.
Jawab:
Reaksi pembakaran gas metana :
CH4(g) + 2O2(g)  → CO2(g) + 2H2O(g)

Pemutusan Ikatan:                      Pembentukan ikatan:


4 mol C – H = 4 x 413 = 1652 kJ                2 mol C = O = 2 x 799 = 1598 Kj
2 mol O = O = 2 x 495 = 990 kJ +              4 mol O – H = 4 x 463 = 1852 kJ   +
                     = 2642 kJ                                    = 3450 Kj

∆H    = ∑ Energi ikatan yang diputuskan – ∑ Energi ikatan yang terbentuk

          = (2642 – 3450) kJ = – 808 kJ

BAB III
8
Ibid, hlm 485-489

26
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kesetimbangan kimia terjadi pada saat kita memiliki reaksi timbal balik di
sebuah sistem tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari
sistem itu selain energi. Pada kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada
di dalam campuran tetap sama walaupun reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan
karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama.Apabila kita mengubah
keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi ke kanan
dan ke kiri, kita akan mengubah posisi kesetimbangan, karena kita telah
mengubah faktor dari sistem itu sendiri.

Termokimia membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu


reaksi kimia yang di manifestasikan sebagai kalor reaksi.Perubahan yang terjadi
dapat berupa pelepasan energi (eksoterm) atau penyerapan kalor (endoterm).
Perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi
(∆H).Besarnya kalor yang diserap kalorimetri untuk menekan suhu satu derajat
dinamakan tetapan kalorimetri.

3.2 saran

Dengan adanya makalah ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca


dapat memahami materi kesetimbangan kimia dan termokimia ini dengan mudah.
Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam
makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan contoh soal yang sesuai
dengan materi yang berhubungan, agar semakin menguasai materi.

DAFTAR PUSTAKA

27
Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar: konsep-konsep inti jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

H.Petrucci, Ralph. 1992. Kimia dasar: prinsip dan terapan modern jilid 1.
Jakarta: Erlangga

Keenan. 1990. Kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga

28

Anda mungkin juga menyukai