DAN TERMOKIMIA
Disusunoleh :
Amran Fadila
Nia Silviana
SheillaAnggraini
Dosenpembimbing :
1
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkatnya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul kesetimbangan kimia dan termokimia.
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk melengkapi tugas kimia dasar
di Institut Teknologi Medan pada semester pertama. Kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada dosen Ir. Ramayana, M.Si yang telah memberikan banyak
ilmu tentang pelajaran kimia dasar.
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................. 2
Daftar isi.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat.......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Termokimia.................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 27
3.1 Saran.............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas
suatu zatyang menyertai suatu reaksiatau proses kimia dan fisikadisebut
termokimia.Secaraoperasionaltermokimiaberkaitandenganpengukurandanpernafsir
anperubahankaloryangmenyertaireaksikimia,perubahankeadaan,danpembentukan
larutan.
4
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
kesetimbangan kimia dan termokimia. Memaparkan dan menjelaskan
kesetimbangan kimia dan termokimia dan sebagai penambahan pengetahuan dan
wawasan akan kesetimbangan kimia dan termokimia. Agar setiap orang dapat
mengerti dan dapat memahaminya
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia dan
termokimia
2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia dan dapat menghitung tetapan kesetimbangan
kimia
3. Dapat mengetahui jenis-jenis perubahan entalpi dan dapat menghitung
penentuan perubahan entalpi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kecepatan suatu reaksi kimia pada suhu konstan adalah sebanding dengan
hasil kali konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Mari kita tinijau dulu suatu reaksi
reversibel yang sederhana pada suhu tetap :
A + B C + D
6
Dimana k1adalah tetapan yang disebut,tetapan laju,dan kurung siku
menunjukkan konsentrasi molar zat yang ada didalam kurung . sama
halnya,kecepatan dengan mana proses kebalikannya berlangsung dinyatakan oleh
V2 = 2 k x [C] x [D]
V1 = V2
Atau
[C] x [D] k1
= =K
[A] x [B] k2
mA + nB pC + qD
[C]p x [D]q
Kc =
[A]m x [B]n
7
Karena satuan konsentrasi adalah M , satuan
Kc = M (p+q) – (m+n)
Contoh :
Pembahasan
Perhatikan rumus untuk kesetimbangan kimia berikut ini:
mA + nB pC + Qd
[C]p x [D]q
Kc =
[A]m x [B]n
Sehingga
[H2S]2[O2]3
Kc =
[H2O]2[SO2]2
(PCc x PDd)
Kp =
(PAa x PBb)
8
Contoh :
Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap
Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang
berlawanan
Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada
Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati
1. Pengaruh konsentrasi
Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka reaksi bergeser
dari arah zat tersebut, sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan
bergeser ke arah zat tersebut.
9
2. Pengaruh tekanan
3. pengaruh suhu
Reaksi pada proses Haber adalah reaksi eksotermis. Reaksi tersebut dapat
dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :
10
2.1.4 Jenis- Jenis Kesetimbangan Kimia
1) Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh
kesetimbangan homogen fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
N2O4(g) 2NO2(g)
[NO2]2
Kc =
[N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam
bentuk tekanan parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal,
PV=nRT). Dengan demikian, satuan konsentrasi yang diganti dengan tekanan
parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai berikut :
(PNO2)2
Kp =
(PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat
kesetimbangan tercapai. Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang
dinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kp hanya dimiliki oleh sistem
kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.
Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya
konsentrasi reaktan dan produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing
gas saat kesetimbangan. Dengan demikian, terdapat hubungan sederhana antara
Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam persamaan matematis berikut :
Kp = Kc (RT)∆n
11
Keterangan :
Contoh :
Jawab :
R = 0,0821 L atm/mol.k
T = (191 oC + 273) =464 K
∆n = ( 1 + 1 ) – 1 = 1
Kp = Kc (RT)∆n
= 3,26 x 10 -2 (0,0821.464)1 atm
= 3,26 x 10 -2 . 38,0944
= 1,24 atm
CH3COOH(aq)CH3COO-(aq) + H+(aq)
12
[CH3COO-] [H+]
Kc =
[CH3COOH]
2) Kesetimbangan Heterogen
CaCO3(s)CaO(s) + CO2(g)
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang
berbeda, yaitu padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon
dioksida. Dalam kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif
konstan, sehingga tidak disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan
kimia. Dengan demikian, persamaan konstanta kesetimbangan reaksi penguraian
padatan kalsium karbonat menjadi sebagai berikut :
Kc = [CO2]
Kp = PCO2
Baik nilai Kcmaupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO (jumlah
padatan). Beberapa aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta
kesetimbangan kimia saat reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah) antara
lain :
1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dua atau lebih reaksi,
nilai konstanta kesetimbangan reaksi keseluruhan adalah hasil perkalian
konstanta kesetimbangan masing-masing reaksi.
A + B C + D Kc’
C + D E + F Kc’’
A + B E + F Kc = Kc’ x Kc’’
13
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi kebalikan dari nilai konstanta kesetimbangan semula.
1. Qc < Kc
2. Qc = Kc
14
3. Qc > Kc
15
2.2 Termokimia
1
Raymond Chang, Kimia dasar:konsep-konsep inti jilid 1, (Jakarta: Erlangga,2005),hlm 162-164.
16
1. Sistem terbuka
2. Sistem tertutup
3. Sistem terisolasi
kondisi dimana tidak mungkin terjadi pertukaran massa dan energi dari
sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.contoh: Ketika kamu menyimpan air
panas di dalam termos yang tertutup rapat,sehingga pada kondisi ini massa dan
energi di dalam termos tidak akan dapat berkurang maupun bertambah. Seperti
yang kalian ketahui bahwa panas di dalam termos tidak akan berkurang walaupun
lingkungannya dingin pun, tidak akan bertambah ketika temperatur di luar tinggi.2
2
Ibid, hlm 161.
17
2.2.3 Jenis-jenis Reaksi Termokimia
1. Reaksi eksoterm
contoh:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆H = - 26,78 kj
2. Reaksi endoterm
Contoh:
2NH3(g) N2 (g) + 3H2 (g) ∆H = + 26,78 kj
3
Ralph H.petrucci, Kimia dasar: prinsip dan terapan modern jilid 1, (Jakarta:erlangga,1992),
hlm 182-183.
4
Raymond Chang, Kimia dasar:konsep-konsep inti jilid 1, op.cit, hlm 169-170.
18
- fasa padat (solid) (s)
RUMUS:
∆H = Hp – Hr
19
Keterangan: ∆H : Perubahan Entalpi
Hp : Entalpi zat produk
Hr : Entalpi zat reaktan
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses penguraian satu mol senyawa
menjadi unsur-unsur pembentuknya.
Contoh :
CO2(g) C(g) + O2(g) ∆H= + 393,5 kJ
Senyawa → Unsur + Unsur
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses pembakaran satu mol unsur
atau satu mol senyawa dengan oksigen.
Contoh :
C(g) + O2(g) CO2(g)
20
Merupakan kalor yang terlibat dalam proses reaksi 1 mol senyawa asam
(H+) dengan 1 mol senyawa basa (OH–).5
Contoh:
HCl(aq)+ NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
1. Kalorimetri
5
Ralph H.petrucci, Kimia dasar: prinsip dan terapan modern jilid 1, op.cit, hlm 180-181.
21
Meskipun sistem diusahakan terisolasi, tetapi ada kemungkinan sistem
masih dapat menyerap atau melepaskan kalor ke lingkungan, dalam hal ini
lingkungan nya adalah kalorimeter sendiri. Jika kalorimeter juga terlibat dalam
pertukaran kalor, maka besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter
(kapasitas kalorimeter, C) harus diperhitungkan.
Jumlah kalor yang dilepas atau diserap sebanding dengan massa, kalor jenis
zat, dan perubahan suhu. Hubungannya adalah sebagai berikut:
q = m × c × ∆T
Contoh Soal:
Pada suatu percobaan direaksikan 50 cm3 larutan HCl 1 M dengan 50
cm3 larutan NaOH 1 M dalam gelas plastik yang kedap panas, ternyata suhunya
naik dari 29oC menjadi 35,5oC. Kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor
jenis air yaitu 4,18 Jg–1K–1 dan massa jenis larutan dianggap 1 g/cm3. Tentukan
perubahan entalpi dari reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
22
Jawab :
massa larutan = volume larutan × massa jenis air
= 100 cm3 × 1 g/cm3
= 100 g
∆T = (35,5 + 273)K – (29 + 273)K
= 6,5 K
q(larutan) = massa larutan × kalor jenis larutan × ∆T
= 100 g × 4,18 J g–1K–1 × 6,5 K
= 2717 Joule
= 2,72 kJ
mol NaOH = mol HCl
= 0,05 L × 1 mol L–1
= 0,05 mol
Jadi, pada reaksi antara 0,05 mol NaOH dan 0,05 mol HCl terjadi perubahan
kalor sebesar 2,72 kJ. Maka untuk setiap 1 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol HCl
akan terjadi perubahan kalor :
= 2, 72 kJ : 0,05 mol
= 54,4 kJ/mol
Oleh karena pada saat reaksi suhu sistem naik berarti reaksi berlangsung
eksoterm, perubahan entalpinya berharga negatif.
Persamaan termokimianya:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = – 54,4 kJ
2. Hukum Hess
Pada tahun 1840 Henry Hess dari Jerman menyatakan, perubahan
entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak
bergantung pada jalannya reaksi.6
6
Keenan, Kimia untuk universitas, (Jakarta: erlangga,1990), hlm 478-482
23
1. Posisi pereaksi dan hasil reaksi yang diketahui harus sama dengan posisi
yang ditanyakan. Jika tidak sama maka posisi yang diketahui harus diubah.
2. Koefisien reaksi (mol zat) yang diketahui harus sama dengan yang
ditanyakan.
Contoh :
Diketahui reaksi : 1. H2 (g) + F2 (g) 2Hf (g) ∆H = - 537 KJ
2. Cs(s) + 2F2(g) Cf4(g) ∆H = - 680 KJ
3. 2C(s) + 2H2 (g) C2H4 (g) ∆H = + 52,3 KJ
Ditanya,tentukan entalpi reaksi: C2H4 (g) + 6F2 (g) 2Cf4 (g) + 4Hf ∆H = ..... ?
Jawab:
1. H2 (g) + F2 (g) 2Hf (g) ∆H = - 537 KJ
x2
2H2 (g) + 2F2 (g) 4Hf (g) ∆H = - 1074 KJ
24
C2H4(g) 2C(s) + 2H2(g) ∆H = -52,3 KJ
+
C2H4 (g) + 6F2 (g) 2Cf4 (g) + 4Hf ∆H = - 2486,3 KJ
Contoh soal:
Tentukan entalpi reaksi pembakaran etanol, jika diketahui :
∆Hf0 C2H5OH = –266 kJ
∆Hf0 CO2 = –394 kJ
∆Hf0 H2O = –286 kJ
Jawab:
Reaksi pembakaran etanol :
C2H5OH + O2(g) → 2CO2 + 3H2O
∆H reaksi = [2 ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O] – [1 ∆Hf0 C2H5OH + 1 ∆Hf0 O2]
= [2 (–394) + 3 (–286)] kJ – [1 (–266) + 1 (0)] kJ
= [–1646 + 266] kJ
= –1380 kJ
4. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
oleh satu molekul gas menjadi atom-atom dalam keadaan gas. Harga energi ikatan
7
Ibid, hlm 483-485
25
selalu positif, dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada kondisi zat-zat
berwujud gas.8
Energi ikatan rata-rata dari beberapa ikatan (kJ/mol)
Contoh Soal:
Dengan menggunakan tabel energi ikatan, tentukan ∆H yang dibebaskan
pada pembakaran gas metana.
Jawab:
Reaksi pembakaran gas metana :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
BAB III
8
Ibid, hlm 485-489
26
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesetimbangan kimia terjadi pada saat kita memiliki reaksi timbal balik di
sebuah sistem tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari
sistem itu selain energi. Pada kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada
di dalam campuran tetap sama walaupun reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan
karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama.Apabila kita mengubah
keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi ke kanan
dan ke kiri, kita akan mengubah posisi kesetimbangan, karena kita telah
mengubah faktor dari sistem itu sendiri.
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
27
Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar: konsep-konsep inti jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
H.Petrucci, Ralph. 1992. Kimia dasar: prinsip dan terapan modern jilid 1.
Jakarta: Erlangga
28