Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMASI FISIKA

( KONSEP KINETIKA REAKSI )

OLEH :

NAMA : RAHMATIAH

NIM : 917312906201.009

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SI FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
para sahabatnya serta kami selaku umatnya. Semoga kita mampu meneladani beliau sebagai
manusia yang berguna.
Adapun tujuan makalah ini di buat yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
farmasi fisika. Makalah ini tentu tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun, agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.

Kendari, 7 november 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian konsep reaksi dan orde reaksi................................................................
B. Pengaruh suhu terhadap tekanan kecepatan degradasi hukum Arrhenius ...........
C. Penentuan waktu kedaluwarsa obat.........................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................
2. saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia
dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk
melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme
reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah – langkah reaksi yang meliputi
perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika
kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yag lenyap dan hasil yang timbul, jadi
hanya reaksi keseluruhan yang dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi
kenyataannya dapat terdiri dari atas beberapa reaksi yang berurutan, masing – masing
reaksi merupakan suatu langkah reaksi pembentukkan hasil – hasil akhir.

Dalam membicarakan reaksi – reaksi kimia adalah penting untuk membedakan antara
suatu reaksi keseluruhan dan satu langkah reaksi dalam reaksi tersebut. Bila suatu reaksi
terjadi dalam beberapa langkah reaksi kemungkinan spesies perantara dibentuk, dan
mereka mungkin tidak dapat dideteksi karena mereka segera digunakan dalam langkah
reaksi berikutnya. Dan laju reaksi sangat berkaitan erat dengan orde reaksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud kinetika reaksi dan ordo reaksi?
2. Jelaskan pengaruh suhu terhadapa tetapan kecepatan degradasi hukum Arrhenius?
3. Jelaskan penentuan waktu kadaluwarsa obat?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kinetika reaksi dan ordo reaksi
2. Agar dapat mengetahui tentang pengaruh suhu terhadap tetapan kecepatan
degradasi hukum Arrhenius
3. Agar dapat mengetahui penentuan waktu kadaluwarsa obat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kinetika Reaksi


Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitian yang mula – mula dilakukan oleh
Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding
lurus dengan konsentrasi / tekanan zat – zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan
sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :
 Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : N2O5 → N2O4 + ½ O2
 Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : 2HI → H2 + I2
 Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi.
Contoh : 2NO + O2 → 2NO2

Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :

a. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)
b. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi

Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari
eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.

B. Definisi Laju Reaksi


Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per
satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita
ketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti, selama
reaksi kimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan
pembentukan sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi
pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut :
A B
Laju reaksi = – ∆ [A] / ∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t
Keterangan :
 Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan
 Tanda+(positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia dengan
koefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi
masingmasing spesi. Sebagai contoh, dalam reaksi 2A B, terlihat bahwa dua mol A
dikonsumsi untuk menghasilkan satu mol B. Hal ini menandakan bahwa laju konsumsi spesi
A adalah dua kali laju pembentukan spesi B. Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut :

laju reaksi = – 1 ∆ [A] / 2.∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t

Secara umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini

aA + bB cC + dD Laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :

Laju reaksi

= – 1 ∆ [A] / a.∆ t

= – 1 ∆ [B] / b.∆ t

= + 1 ∆ [C] / c.∆ t

= + 1 ∆ [D] / d.∆ t

Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yang
digunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju reaksi akan
meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai konstanta laju reaksi (k).
Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan.
Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan konsentrasi
reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis data eksperimen,
tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.

C. Definisi Orde Reaksi

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan
reaksi.Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat
ditentukan berdasarkan percobaan. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen
dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

v = k (A) (B)

dimana :

v = laju reaksi keseluruhan

k = Konstanta laju reaksi

2 Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan


merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi
orde 3. Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju. Sebagai contoh, v = k [A]m [B]n , bila
m=1 kita katakan bahwa reaksi tersebut adalah orde pertama terhadap A. Jika n=3, reaksi
tersebut orde ketiga terhadap B.

Orde total adalah jumlah orde semua komponen dalam persamaan laju: n+m+
….Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya kecil dan tidak
selalu sama dengan koefisien a dan b. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara jumlah
pereaksi dan koefisien reaksi dengan orde reaksi. Orde reaksi berkaitan erat bahkan orde
reaksi dapat diperoleh dari laju reaksi. Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan
konsntrasi pereaksi atau produk persatuan waktu. Artinya terjadi pengurangan konsentrasi
pereaksi atau pertambahan konsentrasi produk tiap satuan waktu

D. Jenis-jenis Orde Reaksi


1. Reaksi Orde Nol
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi
tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun
peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju
reaksi. Secara grafik, reaksi yang mempunyai orde nol dapat dilihat pada
gambar di bawah.
2. Reaksi Orde Satu
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju
reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan
meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga. Secara grafik,
reaksi orde satu dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar di bawah.

3. Reaksi Orde Dua


Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya,
jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan
meningkat sebesar (2)2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi
dinaikkan 3 kali semula, maka laju reaksi akan menjadi (3)2 atau 9 kali
semula. Secara grafik, reaksi orde dua dapat digambarkan pada gambar di
bawah.
E. Faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan
flour  bereaksi secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan
molekul hidrogen fluorida. H2(g) + F2(g) à 2HF(g) (sangat cepat pada
temperatur kamar) Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen
bereaksi begitu lambat, sehingga tak nampak sesuatu perubahan kimia.
2H2(g) + O2(g) à 2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)
2. Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya
kenaikan sebesar 100C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara
molekul-molekul. Molekul harus bertumbukan dengan energi yang cukup
untuk bereaksi. Makin tinggi suhu, maka energi kinetik molekul makin tinggi
sehingga tumbukan makin sering, laju reaksi makin tinggi.
3. Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum
yang diperlukan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan
katalis akan mempercepat reaksi.
4. Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi
suatu  pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin
banyak tumbukan efektif yang menghasilkan  perubahan.
F. Pengaruh Suhu Terhadap Tetapan Kecepatan Degradasi Hukum Arrhenius
Peningkatan kecepatan reaksi selain dengan memperbesar konsentrasi zat-zat
yang bereaksi, dapat pula dengan menaikkan suhu reaksi. Hal ini dikarenakan dengan
adanya kenaikan suhu, energi kinetik dari molekul-molekul yang bereaksi akan
bertambah. Dengan demikian molekulmolekul tersebut akan bergerak dengan
kecepatan lebih tinggi, sehingga akan memperbesar jumlah tabrakan tiap satuan
waktu yang mengakibatkan reaksi berjalan lebih cepat.
Suhu akan mempengaruhi volume campuran zat yang bereaksi dengan tetapan
kecepatan reaksi (k). Pengaruh terhadap tetapan kecepatan reaksi rclatif cukup besar.
Secara matematik pengaruh suhu terhadap tetapan kecepatan reaksi diberikan oleh
suatu ungkapan empirik yang dikenal sebagai
persamaan Arhenius :
K = Ae-E*IRT
Dengan: k = tetapan kecepatan reaksi
A = suatu tetapan
E*= energi pengaktifan reaksi
R = tetapan gas
T = suhu mutlak (K)

Untuk dapat memahami persamaan Arrhenius, kita lupakan dulu nilai A dan fokus
pada fungsi eksponensial. Eksponensial adalah fungsi peluruhan, dalam persamaan tersebut
yang meluruh adalah rasio energi aktivasi (Ea) terhadap energi kinetic rata-rata reaksi (RT).
Dilansir dari Chemguide, energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan agar reaksi
dapat terjadi. Jika suhu tinggi, maka rasio perbandingan Ea:RT akan semakin kecil sehingga
memberikan nilai konstanta laju reaksi yang lebih besar.

Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi suhu, maka nilai eksponensialnya akan
mendekati satu yang berarti semua partikel memiliki energi yang cukup untuk bereaksi.
Namun jika suhunnya diturunkan, nilai energi aktivasi akan tetap besar sehingga nilai
eksponensialnya mendekati nol. Hal ini berarti partikel-partikel tidak memiliki energi yang
cukup untuk bereaksi dan reaksi tidak terjadi.

Nilai A adalah faktor pra-eksponensial yang menunjukkan frekuensi tumbukan antar


molekul dalam menghasilkan energi yang cukup untuk memulai reaksi kimia. Namun faktor
A dapat dilhilangkan dengan mengubah persamaan ke bentuk logaritmik sebagai berikut:

G. Penentuan Kadaluwarsa Obat

Waktu kadaluarsa adalah waktu di mana konsentrasi obat menjadi 90% dari
konsentrasi semula dan menunjukkan 10% dari obat yang terurai. Waktu kadaluarsa suatu
sediaan obat biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Waktu paruh adalah waktu
yang dibutuhkan suatu obat untuk terurai menjadi setengah dari konsentrasi semula.

Pemeriksaan stabilitas dilakukan untuk menjamin kualitas produk obatED, untuk


mengetahui waktu kadaluarsa obat, serta untuk menentukan shelf life produk periode
waktu penyimpanan pada kondisi yang spesifik sampai produkmasih memenuhi
spesifikasi. Uji stabilitas produk dilakukan pada kondisi penyimpanan sebenarnya (real
time) maupun dalam kondisi suhu yangditingkatkan (accelerated test)

Ada 3 jenis uji stabilitas, yaitu :

a. Uji stabilitas produk pada kondisi penyimpanan 250 C pada bulan ke 3,6, 12,
24, 36, 48.
b. Uji stabilitas produk dalam kondisi penyimpanan 30 0C (suhu kamar) pada
bulan ke 3, 6, 12, 18, 24, 36, 48.
c. Uji stabilitas yang dipercepat dengan kondisi penyimpanan produkdalam suhu
400C 75% RH pada bulan ke 0, 1, 2, 3, dan 6

Kadaluarsa obat adalah berakhirnya batas aktif dari obat yangmemungkinkan menjadi
kurang aktif atau menjadi toksik (beracun). Kadaluarsaobat juga diartikan sebagai batas
waktu di mana produsen obat menyatakan bahwasuatu produk dijamin stabil dan
mengandung kadar zat sesuai dengan yangtercantum dalam kemasannya pada penyimpanan
sesuai anjuran. Dalam penggunaan obat dikenal istilah ‘medication error’, yaitu pemakaian
obat yangtidak tepat dan menimbulkan kerugian pada pasien, walaupun pengobatan tersebut
berada dalam pengawasan profesional keseharan, pasien, dan konsumen. Salahsatu
komponen penting dalam‘medication error’ dan‘deteriorated drug error’ yaitu penggunaan
obat yang telah kadaluarsa atau integritas secara fisik dan kimiatelah menurun.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi.
 Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk
per satuan waktu
 Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan
dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan
 Suhu akan mempengaruhi volume campuran zat yang bereaksi dengan tetapan
kecepatan reaksi (k). Pengaruh terhadap tetapan kecepatan reaksi rclatif cukup
besar.
 Kadaluarsa obat adalah berakhirnya batas aktif dari obat yangmemungkinkan
menjadi kurang aktif atau menjadi toksik (beracun).
B. Saran
Berdasarkan makalah ini, diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat
memahami mengenai konsep kinetika reaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Wiguna, Prayoga. 2012. Makalah Kinetika Kimia. http://www.chayoy.com. Diakses :


19 Desember 2014
Ngatin, Agustinus., Nancy., Mentik., Hulupi.1996. Kimia Fisika. Bandung: Pusat
Idha Silviyati., Husaini., Meilianti. 2017. Bahan Ajar Kimia Fisika. Kinetika Reaksi
Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang
Anonim, Orde Reaksi pada laju reaksi [online] tersedia:http//:chem-is-
try.org/materikimia/kimia- induk/orde reaksi dan-kesimpulan. Di akses [28 oktober
2012]. Anonim, laju reaksi [online] tersedia:http//:id.wikipedia.org/wiki/laju-reaksi
diakses [28 oktober 2012]
Sastrohamidjojo, Harjdono. Kimia Dasar, 2010. Yogjakerta: gajah mada university
press.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H., 1980, General College Chemistry,
Harper and Row, Publisher, Inc. Suharto, dkk., 2000, Diktat Kimia Dasar II, F.MIP ~
Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai